PENDIDIKAKAN PANCASILA
PANCASILA SEBAGAI INDENTITAS BANGSA DALAM
KEBERAGAMAN BUDAYA
Kelompok :
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Identitas Bangsa dalam Keberagaman Budaya”. Adapun tujuan penulisan makalah ini
Dengan tulisan ini kami harapkan kita semua mampu untuk memahami makna
dari Identitas Bangsa dalam Keberagaman Budaya di Indonesia. Kami sadar materi
kuliah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih
baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, supaya kelak menjadi pribadi yang beridentitas nasional dan berbudaya
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 2
BAB II
PEMBAHASAN 3
BAB III
KESIMPULAN 13
SARAN 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan
memahami arti serta tujuan dan apa yang terkandung dalam identitas Bangsa. Identitas
Bangsa merupakan suatu jati diri yang tidak hanya mengacu pada individu tertentu, namun
mempertahankan apa yang telah ada serta memperbaiki kekeliruan dan kesalahan di dalam
Namun tak sedikit orang acuh dan tidak peduli seolah-olah tidak mempermasalahkan
kesalahan yang terjadi di negaranya. Dan yang lebih memprihatinkan adalah ketika
masyarakat seolah-olah telah melupakan kebudayaan bangsa nya sendiri, yang nyatanya itu
Sosial dan budaya adalah suatu unsur terkecil dalam tatanan hidup bersama. Dalam
tatanan hidup bersama sosial dan budaya berkaitan dengan nilainilai pancasila.
Pemahaman dan kesadaran akan sosial dan budaya yang berpancasila diharapkan dapat
dikembangkan kembali.
Maka dari itu identitas nasional sangatlah penting untuk dipelajari sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan pribadi. Agar masyarakat dapat mengubah dan memperbaiki
segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan negara ini lebih baik dari pada sebelumnya.
Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya semakin dibutuhkan peranannya dalam
pencapaian kesejahteraan bersama, maka berbagai karakter sosial dan budaya yang ada
1
dalam pancasila harus diterapkan kepada warga negara untuk menciptakan kesadaran dan
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal
dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian : ciri, tanda atau jati diri yang
melekat pada seseorang, kelompok atau diri sendiri. Kata “nasional” merujuk pada
konsep kebangsaan. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara
termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia. Atau juga istilah
Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam
Merah Putih, Bahasa Nasional yakni Bahasa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, serta
UUD 1945. Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai Bangsa dan Negara
Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa
dan negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan
sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas nasional negara Indonesia adalah:
Sebagai mana kita ketahui, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda – berbeda
sebagai ciri khas yang di miliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia,
3
Indonesia memiliki beragam bahasa hampir setiap wilayah atau daerah memiliki
bahasa tersendiri, seperti Jawa, Madura, Papua, Batak, Sunda, Ambon, Aceh, dan
lain – lain.
Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat di
kenali saat melihat warna serta motif gambar di dalamnya. Warna Merah dan
Putih yang menjadi warna pilihan yang di pilih untuk melambangkan Negara
Indonesia. Merah artinya Berani sedangkan Putih artinya Suci, yang diharapkan
masyarakat Indonesia bisa memikili jiwa Berani dan Suci seperti lambang
Bendera Indonesia.
oleh Wage Rudolf Soepratman diciptakan tahun 1924. Pada tahun 1928 Wage
menjadi atau ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul
“Indonesia Raya”
Seperti pada Undang – Undang Dasar 1945 yang telah di tetapkan bahwa
4
B. Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (sila
ke-2).
ke-4).
kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat
sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.
yang dapat di artikan dari segi global atau sekala besar. Dalam hal ini Pancasila
digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila sebagai kesatuan
5
kesatuan bangsa, sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang menjadi tujuan
Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup
dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah
atau dari bahasa Belanda “Constitutie”. Terjemahan dari istilah tersebuh adalah
Undang – undang dasar, dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang
belanda dan jerman, yang dalam percakapan sehari – hari memakai kata
mempunyai arti:
berkedaulatan rakyat adalah Status Negara Indonesia yang Bentuk Negara adalah
6
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena
pengaruh kekuatan internasional. Oleh karena itu, agar Bangsa Indonesia tetap eksis
dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri identitas nasional
budaya globalisasi. Sebagaimana yang terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam
Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial adalah faktor bawaan yang bersifat
alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan demografi.
yang beriklim tropis dan terletak dipersimpangan jalan komunikasi antar wilayah di
7
faktor kondisional adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya identitas nasional,
meliputi: faktor historis, social, politi dan kebudayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia.
Selain itu, agama dan ideologi juga merupakan factor sakral yang
Pancasila. Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan (unity in diversity)
kesediaan warga negara untuk setia negara dan pemerintahannya tanpa menghilangkan
keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras dan agamanya. Sesungguhnya warga negara
memiliki kesetiaan ganda. Warga setia pada identitasnya dan setia kepada pemerintah
dan negaranya. Mereka sepakat untuk hidup bersama dibawah satu b angsa meskipun
berbeda latar belakang. Oleh karena itu, setiap warga negara perlu memiliki kesadaran
akan pentingnya kesadaran terhadap suatu identitas bersama yang tujuannya adalah
Faktor yang tak kalah penting adalah sejarah. Persepsi yang sama diantara
masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi
yang sama tentang masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak
hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar
pekerjaan sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Setiap orang akan saling
tradisi, atau persamaan agama. Akan tetapi tidak ada satupun diantara faktor-faktor ini
yang bersifat hakiki untuk menentukan ada tidaknya atau merumuskan bahwa mereka
8
2.3 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
1. Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat ada sejak lahir, yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai
agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah
3. Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak sesuai dengan
4. Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami
sebagai system perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan
Identitas Nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Di era
globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan dengan tantangan dari
kekuatan internasional dari berbagai bidang yaitu bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunya atau tidak mampu mempertahankan
identitas nasionalnya, maka bangsa itu akan mudah goyah dan terombang-ambing oleh
tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan identitas nasionalnya akan
9
menjadi kacau dan sulit dalam mencapai tujuan bersama. Kondisi bangsa yang seperti itu
sudah tentu memudahkan bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai bahkan
menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena itu, identitas nasio nal sangat
mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dalam hal
Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia. Sebagai indentitas dan
berprilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan demikian segala ide, pola aktifitas,
prilaku, serta hasil prilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila. Pancasila
memiliki pengertia sebagai moral, jiwa, dan kepribadian Bangsa Indonesia. Hal ini
diwujudkan dalam sikap mental dan tingakah laku serta amal perbuatan yang mempunyai
ciri khas, sehingga menjadi identitas bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud
a. Etika Kebaikan
Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam
sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah Pancasila
sebagai suatu sistem etika. Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila
yaitu gotong royong atau cinta kasih dimana sila tersebut melekat pada setiap insan,
maka nilai-nilai Pancasila identik dengan kodrat manusia, oleh sebab itu
dengan harkat dan martabat manusia, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah
Indonesia. Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
10
pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
b. Cita-cita Moral
karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Sekalipun
Pancasila memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah
diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-
nilai secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi
sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa. Dalam arti bahwa Pancasila
adalah milik khas Bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat
moral dan budaya Bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam
c. Solusi Problematis
memegang kunci penting dalam mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu
dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Indikator
kemajuan bangsa tidak cukup diukur hanya dari kepandaian warga negaranya, tidak
juga dari kekayaan alam yang dimiliki, namun hal yang lebih mendasar adalah
Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan suatu bangsa.
Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu moralitas individu, moralitas sosial dan
moralitas mondial. Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik
yang bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara
berpikir dan bertindak. Moralitas sosial juga tercermin dari moralitas individu dalam
11
melihat kenyataan sosial. Bisa jadi seorang yang moral individunya baik tapi moral
sosialnya kurang, hal ini terutama terlihat pada bagaimana mereka berinteraksi dengan
yang bersifat universal, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Moralitas, saat ini menjadi barang yang sangat mahal karena semakin langka
orang yang masih betul-betul memegang moralitas tersebut. Namun dapat juga
dikatakan sebagai barang murah karena banyak orang menggadaikan moralitas hanya
dengan beberapa lembar uang. Ada putusan (missing link) antara alinea I, II, III dengan
alinea IV. Nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar sekaligus tujuan negara ini telah
digadaikan dengan nafsu berkuasa dan kemewahan harta. Egoisme telah mengalahkan
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat
Pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling
tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan
Bangsa dan Negara Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya
hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan
internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga sebagai pandangan
dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup yang dapat diartikan dari segi
global atau sekala. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai
pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup
santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah
SARAN
berpedoman terhadap Pancasila karena Pancasila merupakan identitas negara kita maka
dari itu kita harus menjunjung tinggi Pancasila. Hendaknya kita menjaga nama baik
negara kita.
13