Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MK Pembelajaran PKn Kelas Rendah (PGSD-UM 6027)


Dosen Pembina : Drs. Imam Nawawi, M.Si

Nama : Riko Donni Setiawan

NIM : 190151602714

Offer : A9

1. Ketrampilan dasar mengajar adalah ketrampilan yang harus dimiliki setiap guru agar
proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan bermanfaat. Salah satunya adalah
ketrampilan membuka dan menutup pelajaran. Ketrampilan ini bukanlah hal yang mudah
dan juga bukan hal yang sulis sebenarnya, tapi terkadang guru lupa akan pentingnya
ketrampilan ini. Karena guru sering berpikir hal yang terpenting hanya memberikan
materi kepada siswa itu sudah cukup. Apabila seorang guru memiliki keterampilan dasar
mengajar yang baik, maka dalam penyusunan RPP guru tidak akan merasa kesulitan
untuk mencari strategi mengajar serta penguasaan kelas yang baik. Maka perencanaan
pembelajaran menjadikan guru dapat mempersiapkan dan menentukan tindakan apa yang
akan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.

2. Ya, dalam menyusun RPP untuk kelas rendah dan tinggi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan tidak dapat disamakan karena karakteristik dan kemampuan siswanya
berbeda. Untuk kelas rendah, alokasi waktu yang dibuat disarankan untuk tidak lebih dari
34 jam per minggu sedangkan kelas tinggi 36 jam per minggu sehingga durasi belajar bagi
siswa kelas rendah dibuat lebih pendek daripada kelas tinggi. Selain itu, metode
pembelajaran yang diterapkan juga dapat berbeda. Untuk kelas rendah biasanya lebih
menekankan pada metode ceramah, tanya jawab, atau bernyanyi karena pada usia tersebut
anak masih suka bersenang-senang, fokus konsentrasinya masih kurang, dan
membutuhkan lebih banyak perhatian sehingga pembelajaran dibuat menyenangkan untuk
menarik perhatian dan minat siswa sedangkan di kelas tinggi biasanya menggunakan
metode demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab untuk melatih kemampuan dan keberanian
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Media belajar yang digunakan bagi siswa kelas
rendah juga disarankan menggunakan benda-benda konkret untuk membantu proses
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
3. Perbedaan karakteristik evaluasi pembelajaran muatan PKn dengan IPS, IPA,serta
Matematika dapat dilihat dari PKn yang selama ini cenderung kurang diminati siswa
dibanding pelajaran matematika, IPA dan IPS.
Hal ini terjadi karena :
a. Pertama, kurikulum yang terlalu berat. Hal ini terjadi Karena konten kurikulum PKn
untuk tingkat SD terlalu tinggi dibandingkan kemampuan anak usia SD. Misalnya,
untuk materi kelas VI SD semester II. Ambil contoh Standar Kompetensi (SK) 2
Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia.

Materi-materi itu selain terlalu tinggi bagi siswa, juga belum mempunyai urgensi dan
kegunaan bagi kehidupan siswa. Jikapun materi itu dipelajari siswa, akhirnya
sasarannya cuma pada aspek kognitif, tidak menyentuh kehidupan riil siswa.
b. Kedua, mengajar berdasarkan buku teks (textbook centre). Buku teks selama ini
menjadi pegangan wajib. Jika kita mengajar cuma mengandalkan buku teks (tanpa
menggunakan RPP), arah dan sasaran pembelajaran menjadi tidak fokus.
c. Ketiga, praktek mengajar PKn selama ini lebih banyak berlangsung dengan
pendekatan konvensional. Selama mengajar, guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Siswa cuma menjadi pendengar di dalam kelas, kemudian
menjawab soal. Pembelajaran berlangsung monoton, dan guru menjadi satu-satunya
sumber informasi. Selain itu, mengajar PKn jarang menggunakan media yang
menunjang. Pembelajaran seperti ini jelas amat membosankan.
d. Keempat, evaluasi cenderung mengarah pada aspek kognitif. Sebagai dampak dari
kesalahan menangkap esensi SK dan KD serta penggunaan metode ceramah yang
menjadi andalan, hasil belajar akhirnya cuma bermuara pada pengetahuan. Padahal,
hasil belajar semestinya meliputi semua domain: kognitif, afektif dan psikomotor.

4. Dalam merancang perencanaan PAIKEM pada mata pelajaran muatan lokal batik adalah
pembelajaran yang harus disesuaikan dengan perangkat pembelajaran yang telah disusun
dalam bentuk RPP disesuaikan dengan kondisi sekolah maupun siswa dan sintak
PAIKEM. Didalam RPP tersebut guru juga menggunakan sintak PAIKEM. Dimana
adanya keterlibatan guru dalam pembuatan RPP itu sendiri. Dalam mengkoordinir
implementasi pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran muatan lokal batik adalah
penggunaan alat bantu dan sumber belajar yang beragam sudah guru terapkan dalam
pembelajaran muatan lokal batik. Guru telah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan terampilan berupa percobaan, mengolah jawaban, menarik
kesimpulan, memberikan waktu untuk percobaan , mengaitkan informasi. Hal ini sesuai
dengan sintak PAIKEM pada bagian mengembangkan keterampilan. Dalam pemberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan
maupun tertulis guru menggunakan diskusi dan interaksi dalam proses pembelajaran. Hal
ini mampu meberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan baik
secara lisan maupun tertulis.Guru dalam proses pembelajaran untuk mengaitkan dengan
pengalaman sehari-hari siswa. Hal ini diharapkan siswa tidak mengalami kesulitan
pembelajaran karena guru mengaitkan dengan pengalaman sehari-hari. Dalam
mengevaluasi PAIKEM pada mata pelajaran muatan lokal batik Keterlibatan guru dalam
memberikan umpan balik kepada siswa pada saat pembelajaran dan guru menilai
pembelajaran sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Adapun
guru memberikan tindak lanjut kepada siswa yang sekiranya kurang dalam nilai yang
tidak memenuhi KKM maka guru akan memberikan remidi sampai siswa tersebut
nilainnya memenuhi KKM.

5. Perlu, karena mata pelajaran sebagai pendidikan moral harus diterapkan kepada siswa
sejak dini, agar pkn dapat menarik minat dan perhatian siswa kelas rendah maka harus
disampaikan dengan menarik pula. Maka pembelajaran harus dilaksanakan secara
kontektual. Yaitu mengaitkan materi dengan kehidupan nyata peserta didik.
Pengembangan strategi pembelajaran HOTS pada mata pelajaran PPKn akan mendorong
penguasaan kecakapan abad 21 atau 4C. yakni komunikasi, kolaborasi, critikal thinking
and problem solving dan creative and innovative. Berdasarkan hal tersebut, guru perlu
mengubah paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran HOTS tidak ujug-ujug.
Tetapi harus disusun dulu. Desain pembelajaran dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)..

Anda mungkin juga menyukai