I. RANAH PENGETAHUAN
Namun, satu hal yang sama-sama menjadi perhatian adalah memajukan mutu pendidikan
secara nasional.
Meski lulus dengan persentase tinggi, dari kawasan Indonesia timur masih timbul kerisauan
tentang bagaimana bersaing dengan lulusan asal Jawa. Ini kerisauan yang harus kita pikirkan
upaya mengatasinya. Sejumlah putra Indonesia timur, seperti dari Papua atau NTT, berhasil
menunjukkan intelegensia tinggi, seperti unggul dalam olimpiade fisika. Tugas kita
berikutnya, bagaimana kita menjadikan itu sebagai pola, bukan kasus.
Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%.
Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan,
ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke,
Sabtu (26/5). Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan,
khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Di
wilayah barat, pendidikan relatif maju. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di
kancah perguruan tinggi terkenal. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN
terkenal, harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa.
Halaman 1 dari 5
4. Bacalah paragraf dibawah!
Bagaimana caranya, Indonesia harus meningkatkan kualitas guru. Namun, satu hal yang
sama-sama menjadi perhatian adalah memajukan mutu pendidikan secara nasional. Hal ini
kita garis bawahi mengingat pendidikan menjadi salah satu faktor penting, kalau bukan
kunci, dalam upaya memajukan bangsa. Untuk kita sendiri, peluang pemerataan pendidikan
terbuka dengan pemanfaatan kemajuan teknologi. Program Palapa Ring yang bertujuan
menyetarakan kemajuan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi antara Indonesia
barat dan timur adalah salah satu bentuknya.
(1) Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya
saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. (2) Di wilayah barat,
pendidikan relatif maju. (3) Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah
perguruan tinggi terkenal. (4) Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN
terkenal, (5) harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari
Jawa.
Penulisan daftar pustaka dari data buku tersebut di atas adalah ...
A. Heidjrachman Ranupandoyo dan Saud Husnan. 1989. Manajemen Personalia.
Yogyakarta: BPFE.
B. Ranupandoyo, Heidjrachman dan Husnan, Suad. 1989. Manajemen Personalia.
Yogyakarta: BPFE.
C. Ranupandoyo, Heidjrachman dan Suad Husnan. 1989. Manajemen Personalia.
Yogyakarta: BPFE.
D. Ranupandoyo, Heidjrachman dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, (Yogyakarta:
BPFE), 1989.
E. Heidjrachman Ranupandoyo dan Suad Husnan, Manajemen Personalia (Yogyakarta:
BPFE), 1989.
Halaman 2 dari 5
7. Perhatikan data berikut ini!
Penulisan daftar pustaka yang tepat untuk buku berjudul Komposisi, karangan Gorys Keraf,
diterbitkan oleh Nusa Indah, di Ende, Flores, tahun 1985 adalah ...
A. Keraf, Gorys. 1985. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.
B. Keraf, Gorys. 1985. Komposisi. (Ende, Flores: Nusa Indah)
C. Gorys Keraf. 1985. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.
D. Gorys Keraf. 1985. Komposisi. (Ende, Flores: Nusa Indah)
E. Keraf, Gorys, Komposisi, (Ende, Flores: Nusa Indah), 1985.
Siapa yang tidak ingin bekerja? Orang tua membiayai anaknya sekolah sampai tingkat
tinggi, bahkan kalau mampu, hingga bertitel profesor doktor. Tujuannya agar dapat bekerja
dan mencari nafkah. Akan tetapi, jika si anak sekolahnya gagal, orang tua pasti marah dan
kecewa. Bukankah orang tua rela membiayai pendidikan agar anaknya hidup bahagia?
Apa yang diharapkan warga dari sebuah sistem pendidikan? Bagi orang awam sekalipun
pasti tahu bahwa yang dibutuhkan adalah setidaknya kurikulum yang baik, pengajar yang
enak, fasilitas memadai, dan biaya murah jika bisa. Lalu selebihnya mungkin adalah
lingkungan yang kondusif, daya saing yang tinggi, serta segala aspek lain yang ada di luar
ruang sekolah.
Kerusakan hutan di Indonesia selama lima tahun (2000-2005) adalah dua persen per tahun,
sementara di Brazil 0, 6 persen. Perusakan itu sama dengan 1,87 juta hektare setiap tahun.
Sama dengan 51 kilometer setiap hari atau sama dengan luas 300 lapangan sepak bola setiap
jam. Data itu dikemukakan oleh Hapsoro, juru kampaye hutan regional Greenpeace Asia
Tenggara di Tugu Proklamasi. Dengan angka-angka itu, Indonesia bisa masuk “The
Guinness Book of World Record” sebagai negara penghancur hutan tercepat di dunia.
Halaman 3 dari 5
D. Berapa persen kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia per tahun selama lima tahun?
E. Apa yang harus diperbuat dengan data-data yang dikemukakan Hapsoro?
Bila Lina hendak mencantumkan identitas buku tempat ia mengutip pada daftar pustaka,
penulisan daftar pustaka yang benar adalah …
A. Fransisca Wungu Prasasti. 2008. Sayuran Hidroponik di Halaman Rumah. Jakarta:
Gramedia.
B. Fransisca Wungu Prasasti. 2008. Sayuran Hidroponik di Halaman Rumah. Jakarta:
Gramedia.
C. Prasasti, Fransisca Wungu. 2008. Sayuran Hidroponik di Halaman Rumah. Jakarta:
Gramedia.
D. Prasasti, Fransisca Wungu. 2008. Sayuran Hidroponik di Halaman Rumah. Jakarta:
Gramedia.
E. Prasasti, Fransisca Wungu. 2008. “Sayuran Hidroponik di Halaman Rumah.” Jakarta:
Gramedia.
13. Yang bukan merupakan yang termasuk dalam verba material adalah ....
A. membaca
B. menyidang
C. mendatangi
D. mengecek
E. menolak
14. Verba yang mengacu pada sikap yang dinyatakan dengan ungkapan disebut verba ....
a. verba tingkah laku kognisi
b. verba material
c. verba relasional
d. verba tingkah laku afeksi
e. verba tingkah laku persepsi
15. Yang bukan yang termasuk ke dalam verba tingkah laku, yaitu ....
a. menolak
b. menerima
c. merasa
d. memikirkan
e. mengecek
Halaman 4 dari 5
D. verba tingkah laku afeksi
E. verba relasional
17. Kakak menolak permintaan Ibu. Kata yang digaris bawahi termasuk ke dalam verba ....
A. verba tingkah laku kognisi
B. verba tingkah laku afeksi
C. verba material
D. verba tingkah laku afeksi
E. verba relasional
Bacalah kutipan teks editorial berikut untuk menjawab soal nomor 18 s.d 20!
Kedua lembaga tinggi negara itu sedang berebut kewenangan dan juga eksistensi. DPR
maupun DPD mempunyai hak untuk mendengarkan pidato kenegaraan dan penyampaian
nota keuangan yang disampaikan Presiden pada tanggal 15 Agustus mendatang. Suka tidak
suka, sesuai dengan aturan perundangan inisiatif, penataan hubungan antarlembaga negara
yang baru harus dilakukan DPR. Merekalah yang berhak untuk membuat undang-undang
yang mengatur semua itu agar bisa berjalan dengan baik. Memang muncul pertanyaan,
apakah DPR memiliki tokoh-tokoh yang memiliki sikap kenegarawanan? Mereka mau
berbesar hati untuk kemungkinan kehilangan wewenangnya, demi terciptanya sebuah
Indonesia yang baru, dengan format dan lembaganya yang baru? Tentunya kita harus
mendesakkan hal itu. Sekali lagi, karena kita tidak mungkin berlama-lama berada
dalam ketegangan dan ketidakpastian. Masukan dari para ahli hukum tata negara yang
mempunyai jarak dan bersikap netral sangat dibutuhkan. Sekali lagi, persoalan ini adalah
persoalan kita bersama sebagai bangsa. Hanya kita sendirilah yang bisa menyelesaikan.
Namun, syaratnya ada kemauan dari kita semua untuk melakukan itu.
18. Masalah yang disoroti dalam kutipan teks editorial tersebut adalah ….
A. pembagian tugas DPR dan DPD secara tegas
B. DPR dan DPD saling berebut kewenangan
C. cara menciptakan sebuah negara yang baru
D. kondisi berada dalam ketegangan dan ketidakpastian
E. persoalan-persoalan yang terjadi dalam pemerintahan
19. Simpulan yang sesuai dengan isi kutipan teks editorial di atas adalah ....
A. Persengketaan DPR dan DPD tentang kewenangan merupakan persoalan kita bersama
yang harus segera diatasi dan tidak boleh dibiarkan berlama-lama.
B. DPR dan DPD memiliki kewenangan yang sama dan seharusnya tidak boleh
dipersengketakan.
C. Sikap kewarganegaraan anggota DPR sangat diperlukan untuk menciptakan sebuah
Indonesia baru dengan format dan lembaganya yang baru.
D. DPR adalah lembaga legislatif yang berhak membuat undang-undang agar semua
berjalan dengan baik.
E. Munculnya pertanyaan tentang sikap kenegaraan yang dimiliki anggota DPR dan
kewenangannya.
20. Kata yang bercetak tebal dalam paragraph tersebut termasuk ke dalam verba ...
A. verba tingkah laku kognisi
B. verba tingkah laku afeksi
C. verba material
D. verba tingkah laku afeksi
E. verba relasional
===0o0o0===
Halaman 5 dari 5