LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISDAS 2 AMPEREMETER DAN VOLTMETER (Belum Fix) - Dikonversi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

AMPEREMETER DAN VOLTMETER

Kelompok 1
Offering B
Nama Anggota :
1. Anasya Astiananda Isdayantia (200321614836)
2. Angelly Dwinanda Saputri (200321614812)
3. Anggita Meilina Putri (200321614878)
4. Annisa Zahra Ayu Lestari (200321614859)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
Maret 2021
A. TUJUAN
1. Menentukan hambatan dalam amperemeter
2. Menentukan hambatan dalam voltmeter.

B. DASAR TEORI
Dua alat ukur listrik yang cukup penting peranannya yaitu alat ukur arus listrik yang
biasa disebut amperemeter dan alat ukur tegangan listrik yang disebut voltmeter. Terdapat
pembedaaan yang mencolok dalam penggunaan kedua alat ukur ini. Amperemeter dipasang
seri terhadap sumber tegangan, sedangkan voltmeter dipasang paralel terhadap sumber
tegangan.
Jika suatu kawat penghantar diberi beda tegangan pada ujung - ujungnya dan
diukur arus yang melewati penghantar tersebut, maka menurut Hukum Ohm akan
dipenuhi persamaan :
V = I.R (1)
Dengan V merupakan beda tegangan, I adalah arus yang lewat pada
Penghantar dan R hambatan dari penghantar. Persamaan (1) menunjukkan bahwa
Hukum Ohm berlaku jika hubungan antara V dan I adalah linier. Arus listrik dapat diukur
dengan menggunakan Ampermeter. Rangkaian dasar pada Amperemeter DC seperti pada
gambar (1)

Gambar 1
Beda tegangan listrik diukur dengan menggunakan Voltmeter DC yang
mempunyai rangkaian dasar pada gambar 2
Gambar 2
Hambatan dalam sebuah amperemeter dapat diukur atau dicari nilainya dengan dua
cara. Cara pertama adalah dengan menganggap dan memperlakukan amperemeter sebagai
sebuah hambatan beban yang kemudian diberi arus dari sebuah ggl dan kemudian diukur
tegangannya. Cara kedua serupa dengan cara pertama, tetapi volmeter pada cara pertama
yaitu diganti dengan sebuah hambatan yang sudah diketahui nilainya.
Untuk cara yang pertama nilai hambatan dapat dicari dengan :
𝑉
𝑅𝐴 =
𝐼
Untuk cara yang kedua nilai hambatan dapat dicari dengan :
𝐼1 − 𝐼2
𝑅𝐴 = 𝑅
𝐼2
Hambatan dalam sebuah voltmeter dapat diukur dengan dua cara. Cara pertama
adalah dengan menganggap atau memperlakukan voltmeter sebagai sebuah hambatan beban
yang kemudian diberi arus dari sebuah ggl dan kemudian diukur kuat arusnya. Cara kedua
serupa dengan cara pertama, tetapi amperemeter pada cara pertama itu diganti dengan sebuah
hambatan yang sudah diketahui nilainya.
Untuk cara yang pertama nilai hambatan dapat dicari dengan persamaan :
𝑉
𝑅𝑉 =
𝐼
Untuk cara yang kedua nilai hambatan dapat dicari dengan persamaan :
𝑉1 − 𝑉2
𝑅𝑉 = 𝑅
𝑉2

C. ALAT DAN BAHAN


1. Amperemeter
2. Voltmeter
3. Mini amperemeter
4. Mini voltmeter
5. Hambatan geser
6. Potensiometer
7. Sumber tegangan (baterai)
8. RB kecil dan besar
9. Kabel penghubung

D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Menentukan hambatan dalam Amperemeter secara langsung
1. Merangkai Amperemeter dengan hambatan geser, lalu hambatan geser dengan
baterai, kemudian dari baterai dihubungkan ke Amperemeter. Lalu sambungkan
Amperemeter dengan Voltmeter
2. Ubah hambatan gesernya
3. Catat perubahan V dan I
b. Menentukan hambatan dalam Voltmeter secara langsung
1. Memasang Amperemeter dan Voltmeter secara seri, kemudian pasang
potensiometer, kemudian sambungkan dengan Amperemeter
2. Variasi dengan merubah skala di potensiometer
3. Catat data V dan I

E. DATA PENGAMATAN
• PENGUKURAN HAMBATAN DALAM AMPEREMETER (SECARA
LANGSUNG)
No. I (A) V (V)
1. 0,25 0,03
2. 0,21 0,026
3. 0,18 0,022
4. 0,14 0,02
5. 0,11 0,014
• PENGUKURAN HAMBATAN DALAM AMPEREMETER (SECARA TIDAK
LANGSUNG)
Rb = 0,5 𝛺
No. I1 (A) I2 (A)
1. 0,3 0,27
2. 0,25 0,24
3. 0,211 0,210
4. 0,165 0,16
5. 0,12 0,11

• PENGUKURAN HAMBATAN DALAM VOLTMETER (SECARA LANGSUNG)


No. V (V) I (A)
1. 1,29 52.10-6
2. 1,10 46.10-6
3. 0,9 36.10-6
4. 0,7 30.10-6
5. 0,5 22.10-6

• PENGUKURAN HAMBATAN DALAM VOLTMETER (SECARA TIDAK


LANGSUNG)
Rb = 27,3 k𝛺
No. V1 (V) V2 (V)
1. 1,29 0,7
2. 1,04 0,6
3. 0,8 0,56
4. 0,6 0,4
5. 0,39 0,3
F. ANALISIS DATA

TABEL PERCOBAAN AMPEREMETER

Dengan I1 sebagai x dan I2 sebagai y


No. x y x2 y2 xy
1. 0,3 0,27 0,09 0,0729 0,081
2. 0,25 0,24 0,0625 0,0576 0,06
3. 0,211 0,210 0,044521 0,0441 0,04431
4. 0,165 0,16 0,027225 0,0256 0,0264
5. 0,12 0,11 0,0144 0,0121 0,0132
∑ 1,046 0,99 0,238646 0,2123 0,22491

(∑𝑦1 )(∑𝑥1 2 ) − (∑𝑥1 )(∑𝑥1 𝑦1 )


➢ Rata-rata a = 𝑛 (∑𝑥1 2 )− (∑𝑥1 )2
(0,99)(0,238646) − (1,046)(0,22491)
= 5 (0,238646)−(1,046)2

= 0,01012652
𝑛 . ∑(𝑥𝑦)− ∑𝑥 .∑𝑦
➢ b= 𝑛 .∑𝑥 2 −(∑𝑥1 )2
5 . (0,22491)−(1,046 . 0,99)
b= 5 (0,238646)−(1,046)2

b = 0,8981
𝑅𝑏 (1−𝑏)
➢ RA = 𝑏
0,5 (1 − 0,8981)
RA = 0,8981

RA = 0,0567
1 ∑𝑥 2 .(∑𝑦)2 − 2.∑𝑥 .∑𝑦 .∑𝑥𝑦 .+ 𝑛 .(∑𝑥𝑦)2
➢ Sy = √𝑛−2 |∑𝑦 2 − |
𝑛. ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

1 0,238646.(0,99)2 − 2. 1,046 .0,99 .0,22491 .+ 5 .(0,22491)2


Sy = √5−2 |0,2123 − |
5. 0,238646− (1,046)2

Sy = √0,000097731
= 0,00988635
= 0,01
𝑛
➢ Sb = Sy√𝑛. ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
5
Sb = 0,00988635 √5. 0,238646− (1,046)2

= 0,49873630
= 0,5

𝑅𝑏 (1−𝑏) 2
➢ SRA = √| 𝑆𝑏|
𝑏2

0,5 (1−0,8981) 2
SRA = √| 0,49873630|
0,89812

SRA = 0,0315040055
SRA = 0,03
𝑆𝑅𝐴
➢ Ralat relatif = × 100 %
𝑅𝐴
0,0315040055
= × 100 %
0,0567

= 0,5556262 %
= 0,55 %
Jadi besar RA = (0,05 ± 0,03 ) Ω, dengan ralat relatif sebesar 0,55 %

TABEL PERCOBAAN VOLTMETER

No. x y x2 y2 xy
1. 1,29 0,7 1,6641 0,49 0,903
2. 1,04 0,6 1,0816 0,36 0,624
3. 0,8 0,56 0,64 0,3136 0,448
4. 0,6 0,4 0,36 0,16 0,24
5. 0,39 0,3 0,1521 0,09 0,117
∑ 4,12 2,56 3,8978 1,4136 2,332

(∑𝑦1 )(∑𝑥1 2 ) − (∑𝑥1 )(∑𝑥1 𝑦1 )


➢ Rata-rata a = 𝑛 (∑𝑥1 2 )− (∑𝑥1 )2
(2,56)(3,8978) − (4,12)(2,332)
= 5 (3,8978)−(4,12)2

= 0,14735067
𝑛 . ∑(𝑥𝑦)− ∑𝑥 .∑𝑦
➢ b= 𝑛 .∑𝑥 2 −(∑𝑥1 )2
5 . (2,332)−(4,12 . 2,56)
b= 5 (3,8978)−(4,12)2
b = 0,44253559
𝑅
➢ Rv = (1−𝑏)
𝑏

27300
Rv = (1 − 0,44253559)

Rv = 48.971,73615
Rv = 48971
1 ∑𝑥 2 .(∑𝑦)2 − 2.∑𝑥 .∑𝑦 .∑𝑥𝑦 .+ 𝑛 .(∑𝑥𝑦)2
➢ Sy = √𝑛−2 |∑𝑦 2 − |
𝑛. ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

Sy = 0,02
𝑛
Sb = Sy√𝑛. ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

Sb = 0,05
𝑅 2
𝑏
SRv = √|𝑏 (1−𝑏) 𝑆𝑏|

27300 2
SRv = √| 0,05|
0,44253559 (1− 0,44253559)

SRv = 2203
𝑆𝑅𝑣
➢ Ralat relatif = × 100 %
𝑅𝑣
2203
= 48971 × 100 %

= 0,5556262 %
= 0,04498 %
= 0,045 %
Jadi besar Rv = (4,8971 ± 2,203 ) × 104 Ω, dengan ralat relatif sebesar 0,045 %

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini adalah praktikum Amperemeter dan Voltmeter DC yang
bertujuan untuk menentukan hambatan dalam Amperemeter dan Voltmeter. Dengan
praktikum yang telah dilakukan ini telah didapatkan data dan dianalisis datanya untuk bisa
menemukan hambatan dari praktikum.
Pada data praktikum dan analisis data telah didapatkan hasil bahwa hambatan pada
Amperemeter sebesar (0,05 ± 0,03 ) Ω, dengan ralat relatif sebesar 0,55 %. Sedangkan pada
data praktikum dan analisis data telah didapatkan hasil bahwa hambatan pada Voltmeter
sebesar (4,8971 ± 2,203 ) × 104 Ω, dengan ralat relatif sebesar 0,045 %. Dapat dilihat
bahwa hambatan pada Voltmeter lebih besar dibandingkan dengan hambatan pada
Amperemeter.
Pada praktikum ini bisa dikatakan bahwa hambatan pada Amperemeter adalah
berbanding lurus dengan dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan kuat arus. Juga
hambatan pada Amperemeter bergantung pada kuat arus dan hambatan yang diberikan. Sama
halnya pada Volmeter bahwa hambatan pada Voltmeter adalah berbanding lurus dengan
dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan kuat arus. Juga hambatan pada Voltmeter
bergantung pada kuat arus dan hambatan yang diberikan.

H. KESIMPULAN
Dalam praktikum ini didapatkan kesimpulan yaitu
1. Hambatan pada Voltmeter lebih besar dibandingkan dengan hambatan pada
Amperemeter.
2. Kuat arus berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar tegangan, maka kuat
arus benda akan semakin besar.
3. Hambatan pada Amperemeter adalah berbanding lurus dengan dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan kuat arus.
4. Sama halnya hambatan pada Voltmeter adalah berbanding lurus dengan dengan
tegangan dan berbanding terbalik dengan kuat arus.

I. TUGAS
1. Dengan melihat letak dari amperemeter pada Gambar 1a dan voltmeter pada Gambar
1b masing-masing sebagai alar ukur arus melalui R dan tegangan ujung-ujung R,
maka bagaimana sebaiknya hambatan masing-masing pada kedua alat tersebut
JAWAB :
Pada gambar 1a sebaiknya diberikan pasangan seri antara hambatan
dengana m p e r m e t e r , sehingga r totalnya dapat dihitung
m e n g g u n a k a n r u m u s Rtotal= R1+R2 yai t u arus yang m engal i r k e
ham bat an dan am pe rm et er. Sedangkan,pada gambar 1b, hambatan dengan
voltmeter dipasangkan secarapararel sehingga sumber tegangan akan
menyalurkan tegangan ke hambatan danvoltmeter.
2. Dapatkah amperemeter berfungsi sebagai voltmeter. Jika dapat, bagaimana
rangkaiannya dan apakah syarat-syaratnya.?
JAWAB :
Dapat, Amperemeter dapat berfungsi sebagai voltmeter dengan pengukuran
arusdan tegangan secara bersamaan. Voltmeter akan mengukur tegangan pada
ujung-ujung R dan disusun secara paralel, sedangkan amperemeter disusun secara
seri.S yar at nya ad al ah am per em et er b erada dal am r ang kai an dan
berhubungan langsung dengan R.
3. Turunkah Persamaan (2) dan (4), sertakan juga syarat-syarat yang diperlukan
serta koreksi yang mungkin diberikan.
JAWAB :

𝐼1 − 𝐼2
𝑅= 𝑅𝐵
𝐼2
𝑅𝐴 𝐼2 = 𝑅𝐵 𝐼1 − 𝑅𝐵 𝐼2
𝑅𝐴 𝐼2 + 𝑅𝐵 𝐼2 = 𝑅𝐵 𝐼1
(𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 )𝐼2 = 𝑅𝐵 𝐼1
𝑅𝐵 𝐼1
𝐼2 =
𝑅𝐴 +𝑅𝐵
𝑉1
𝑅𝑉 = 𝑅
𝑉1 − 𝑉2 𝐵
𝑅𝑉 𝑉1 − 𝑅𝑉 𝑉2 = 𝑅𝐵 𝑉1
𝑅𝑉 𝑉1 − 𝑅𝐵 𝑉1 = 𝑅𝑉 𝑉2
(𝑅𝑉 − 𝑅𝐵 )𝑉1 = 𝑅𝑉 𝑉2
𝑅𝑉 𝑉2
𝑉1 =
(𝑅𝑉 − 𝑅𝐵 )

DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/kincun/hambatan-dalamamperemeterdanvoltmeter
https://www.academia.edu/43209262/MENENTUKAN_HAMBATAN_DALAM_PA
DA_AMPEREMETER_DAN_VOLTMETER_DC

Anda mungkin juga menyukai