Makalah ini disusun sebagai salah satu penilaian tugas kelompok pada Mata Ajar
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS BINAWAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat- Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah- Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Penolakan Keluarga Terhadap Pemulasaran Menggunakan SOP Covid-19 pada
Jenazah Yang terpapar Covid-19 Di Salah Satu Rumah Sakit Batam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan baik dari
segi isi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan dan
menerima segala saran serta kritik dari pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah ini dapat bermanfaat untuk
penulis dan pembaca.
Hormat Kami
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
ii
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................15
ANALISA KASUS.................................................................................................................15
BAB IV....................................................................................................................................17
iii
PENUTUP...............................................................................................................................17
4.1. KESIMPULAN.........................................................................................................17
4.2. SARAN......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Covid- 19 ini sekarang menadi sebuah pandemic yang terjadi di banyak Negara di
seluruh dunia (WHO, 2019).
Per-tanggal 27 November 2020 tercatat 60,7 juta kasus Covid-19 yang
terkonfirmasi, dengan 38,9 juta jiwa sembuh, 1,43 juta kematian, yang dilaporkan ke
WHO. Total kasus di Indonesia sendiri per-tanggal 27 November 2020 mencapai
517.000 kasus, 434.00 sembuh, dan 16.352 meninggal dunia (WHO, 2020).
Kasus pengambilan paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19
terjadi di beberapa daerah di Indonesia, tragisnya tak sedikit jenazah PDP yang akhirnya
dinyatakan positif Covid-19 setelah hasil tes swabnya keluar. Sementara pihak keluarga
tidak memakamkan jenazah tersebut sesuai protocol kesehatan pencegahan Covid-19.
Diantaranya terjadi di Makassar, pihak keluarga tidak terima jenazah kerabatnya
dinyatakan positif Covid-19 dan mendesak rumah sakit memperlihatkan bukti hasil tes.
Bahkan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan sudah menetapkan lebih dari 35 orang
tersangka dalam kasus pengambilan paksa jenazah corona. Kemudian, kasus serupa juga
terjadi di salah satu Rumah Sakit (RS) rujukan corona di Bekasi Timur, yang dijemput
paksa oleh keluarganya. Lalu, di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, terjadi
peristiwa jantuhnya jenazah hingga keluar dari peti pada proses pemakaman
menggunakan protokol Covid-19. Kejadian tersebut menyebabkan protes dari pihak
keluarga. Apalagi, pihak keluarga juga keberatan dengan proses pemakaman yang
menggunakan protokol Covid-19 sebab belum dilakukan tes swab terhadap pasien.
Daerah lain yang juga terdapat kasus pengambilan paksa jenazah pasien Covid-19 yaitu
Surabaya, Mataram, Manado, Pamekasan, hingga Ambon.
Angka kematian Covid-19 yang cukup tinggi di Indonesia, menyebabkan tidak
sedikit kendala yang dihadapi dalam proses penanganan jenazah terutama penolakan
keluarga apabila jenazah status Pasien Dengan Pengawasan (PDP) yang belum
terverifikasi positif dari hasil pemeriksaan laboratorium. Konflik yang sering terjadi
1
adalah keluarga menolak pemulasaran jenazah dengan menggunakan standar operasional
prosedur sama seperti pada jenazah pasien yang positif Covid-19.
Protokol Penanganan Jenazah Pasien Covid-19 yang ditetapkan oleh WHO
maupun dalam Surat Edaran Menteri Agama No 069-08/2020 Tentang Protokol
Penanganan Covid-19 pada area public di lingkungan Kementrian Agaman dan Fatwa
Majelis Ulama Indonesia Nomor : 18 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pengurusan Jenazah
(Tajhiz Al-Jana’iz) Muslim Yang Terinfeksi Covid-19 serta pemerintahan di tingkat
wilayah pun telah mengeluarkan panduan-panduan resmi mengenai pemulasaran jenazah
penderita Covid-19, namun hal ini masih menjadi pro dan kontra sehingga sering terjadi
keributan pada saat proses pemulasaran jenazah di Indonesia.
Selain itu kurangnya pemahaman sebagian masyarakat terhadap tata cara
pemulasaran jenazah Covid-19 sehingga berdampak pada penolakan pemakaman jenazah
pasien Covid-19 karena dianggap masih bisa menularkan walaupun proses pemulasaran
sesuai dengan standar badan kesehatan dunia. Hal ini menyebabkan munculnya konflik
dalam masyarakat terhadap penanganan jenazah yang semakin marak terjadi saat ini.
Di Italia, misalnya, otoritas kesehatan mengatakan meskipun virus ini masih
dapat ditularkan dari orang yang sudah meninggal, virus itu masih dapat bertahan hidup
pada pakaian jadi mayat disana segera disegel dan dilarang bagikeluarga untuk
mendekati jenazah orang yang mereka cintai.
Sedangkan di daerah Timur Tengah, tepatnya di Iran, di sejumlah kamar mayat,
tugas memandikan jenazah yang sejalan dengan tradisi Islam kini dilakukan para
relawan, biasanya adalah para santri dari sebuah sekolah agama. Dikenal sebagai Corona
Ladies, mereka adalah sekelompok relawan perempuan yang menjalankan aktivitas di
Qom. Mereka digambarkan sebagai para perempuan pemberani yang berkomitmen
mendedikasikan hidupnya untuk mengurusi jenazah-jenazah korban virus corona sesuai
hokum Islam, walaupun berisiko tertular virus.
Dalam beberapa kasus di Iran, sebagian besar jenazah, bukannya dikubur dalam
satu liang lahat, tapi ditempatkan berdampingan di situs pemakaman seperti parit yang
panjang, praktik yang tidak pernah terjadi di Iran. Sementara itu, sejumlah keluarga
2
mengatakan mereka tidak memiliki informasi tentang keberadaan jenazah orang yang
mereka cintai.
Mereka diberitahu bahwa hal itu akan dikomunikasikan setelah krisis berakhir
sehingga mereka dapat mengunjungi makam keluarganya. Sementara, para tokoh agama
berusaha menyakinkan bahwa kerabat mereka yang meninggal telah diperlakukan
dengan semestinya dan dimakamkan sesuai dengan hokum Islam.
Hal ini tentu saja menjadi dilemma etik bagi petugas kesehatan ataupun petugas
lain yang bertugas membantu perawatan jenazah dan pemakaman. Salah satunya perawat
yang merawat pasien sejak awal hingga menjemput ajal. Sebagaipetugas kesehatan tentu
saja mereka harus mengikuti peraturan, tetapi dari perspektif kemanusiaan timbul rasa
iba da sedih karena sejatinya, kita memahami bahwa keluarga yang ditinggalkan pasti
ingin memberikan pelayanan yang layak dan yang terbaik untuk pasien.
3
1.2.2.5 Untuk mengetahui cara-cara yang bisa dilakukan perawat dalam
mengubah persepsi dan stigma masyarakat terhadap SOP
penatalaksanaan Jenazah Covid.
Melalui penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kami selaku
penyusun makalah dan bagi setiap pembaca mengenai kasus penolakan keluarga
terhadap SOP penatalaksanaan jenazah Covid.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tanda dan-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering,
dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa
pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivis,
dakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit,
atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya
bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi
tetapi hanya memiliki gejala ringan. Penting diketahui, gejala umum infeksi covid-
5
19 antara lain adalah gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan
sesak napas. Sementara, masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari. Akan tetapi, gejala dan masa inkubasi pada setiap orang bisa
jadi berbeda.
Lanjutan dari tanda dan gejala yaitu anosmia. Anosmia umumnya terjadi pada
orang-orang yang mengalami flu biasa akibat hidung tersumbat, di mana terjadi
pembengkakan di area tersebut. Tapi, pada penderita Covid-19, gejalanya akan
jauh lebih parah. Menurut Science Focus, penyebab mengapa kehilangan
penciuman bisa terjadi pada pasien covid-19 adalah karena terdapat protein di
permukaan beberapa sel manusia yang dapat dengan mudah “mengikat” protein
luar dari virus corona.
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin.
Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada
orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut,
lalu orang itu menyentuh mata, hidung, atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu
dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika
tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita
penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.
Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan
sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi
yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.
7
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat
Ditempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Menteri Kesehatan Indonesia,
menimbang :
a. Bahwa dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat
yang produktif dan aman terhadap Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) , diperlukan penataan penyelenggaraan berbagai kegiatan dengan
prioritas kesehatan masyarakat.
b. Bahwa tempat dan fasilitas umum merupakan salah satu lokus masyarakat
beraktivitas yang akan mendukung keberlangsungan perekonomian, namun
berpotensi menjadi lokus penyebaran COVID-19 sehingga diperlukan
protokol kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan ditempat dan fasilitas
umum.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam
Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19 ).
11
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman sebagian masyarakat
terhadap tetacara pemulasaran jenazah Covid-19 menimbulkan berbagai
persepsi yang salah dan stigma yang negative sehingga berdampak pada
penolakan.
d. Faktor emosional
Keluarga akan memilih tindakan berdasarkan kepercayaan, nilai,
dan proses yang dianut. Rasa emosional inilah yang akan mempengaruhi
tindakan, perilaku dan komunikasi keluarga pasien.
Kita sebagai perawat khawatir akan perilaku nekat dari keluarga melanggar
peraturan dan melakukan pemakaman sesuai keyakinan keluarga tersebut karena
dampaknya adalah dapat terjadi penyebaran Virus Corona. Contohnya, sudah banyak
kasus dimana keluarga pasien yang meninggal akibat Covid-19 menjemput paksa atau
bahkan menculik jenazah dari rumah sakit untuk dilakukan pemakaman sesuai dengan
keinginan keluarga tersebut.
Semakin banyak isu tentang prosedur pemakaman yang tidak benar.
Memunculkan tindakan keluarga yang memaksa membawa pulang jenazah dan
memakamkannya sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Dan menjadikan dilemma
etik bagi profesi keperawatan, karena harus menerima paksaan keluarga untuk membawa
pulang jenazah atau memberi pengertian kepada keluarga yang memaksa membawa
pulang jenazah.
Meningkatnya kasus pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia akan
menimbulkan rasa takut akan tertular dan dapat membuat perawat cemas ketika bekerja.
Hal ini membuat dilemma etik, apakah akan tetap bekerja dengan menjunjung
profesionalisme, ataukah lebih baik mementingkan keselamatan dan keamanan diri dan
keluarga? Jika kita dapat melihat lebih dekat, perawat telah menjalankan nilai – nlai
profesionalisme dalam memberikan pelayanan terbaik kepada seuruh masyarakat.
America Nursing Association (2015) menyatakan ada lima nilai profesionalisme yang
12
utama yaitu Autonomy, Human Diginty, Sosial Justice, Integrity, dan Altruism.
Penerapannya pada penanganan pandemic Covid-19 sebagai berikut :
a. Perawat menerapkan nilai Autonomy (otonomi) dengan menunjukkan sikap
menghargai hak pasien, namun hak ini dapat dibatasi saat pasien Covid-19
menolak perawatan. Tenaga kesehatan berhak untuk membatasi hak pasien, agar
tidak semakin menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat lain yaitu
memperpanjang rantai penyebaran.
b. Selanjutnya adalah Human Diginty (Martabat Manusia) yaitu penghormatan
terhadap nilai yang melekat pada individu atau populasi. Perawat melindungi hak
individu atau privasi pasien, memperlakukan pasien sesuai dengan keinginan
mereka untuk diperlakukan, serta menjaga kerahasiaan pasien.
c. Nilai Social Justice (Keadilan Sosial), yaitu nilai sseorang perawat yang berlaku
adil tanpa melihat strata social, suku, ras, agama dan perbedaan lainnya. Perawat
memperlakukan setiap pasien secara adil tanpa membeda-bedakan.
d. Dua nilai berikutnya yaitu Integrity dan Altruism. Kedua nilai perawat yang
seringkali dilupakan oleh masyarakat. Nilai Integrity (Intergritas), yaitu
bertindak sesuai dengan kode etik dan standar praktik yang diterima. Perawat,
tenaga kesehtan, dan tim pendukung lain dalam menangani pasien terindikasi
covid-19 menggunakan APD yang sesuai dengan pedoman pemakaian APD.
Selain itu selalu memastikan kondisi badan dalam keadaan sehat saat melayani
pasien atau klien, agar tidak mudah tertular dari pasien.
e. Selanjutnya nilai Altruism (Altruisme), yaitu memperhatikan dan mengutamakan
kepentingan orang lain. Dapat kita lihat saat perawat rela berkorban untuk tetap
bekerja dalam melayani pasien-pasien terinfeksi Covid-19, meskipun akhirnya
mereka tidak dapat bertemu dengan keluarganya. Beban kerja yang semakin
meningkat, kebutuhan akan APD yang kurang memadai, dan tekanan fisik serta
psikologis membuat resiko terpapar virus Covid-19 kepada perawat semakin
meningkat.
13
2.4. USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN PERAWAT UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN DAN KEPERCAYAAN KELUARGA DAN TERHADAP
STANDAR PROSEDUR PENATALAKSANAAN JENAZAH COVID-19
14
BAB III
ANALISA KASUS
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
17
Berbagai upaya harus dilakukan agar fenomena seperti ini tidak berlanjut.
Misalnya adalah penyuluhan kesehatan sangat penting untuk dilakukan di era teknologi
yang sudah sangat canggih ini
4.2. SARAN
Menurut diskusi kelompok kami, saran untuk kasus ini adalah dengan melakukan
kegiatan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat mengenai SOP pemulasaran
jenazah yang tepat dan resmi sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
1. memperbaiki proses komunikasi publik dan melakukan pendekatan
kepada tokoh-tokoh masyarakat seperti Rt/Rw setempat melalui kerja
sama yang dilakukan Pemerintah, LSM, komunitas atau kader dan
organisasi-organisasi yang ada dimasyarakat dengan menggunakan
metode pendekatan tradisi, budaya dan keagamaan sehingga pesan dapat
lebih cepat diterima oleh masyarakat. Hal ini diharapkan agar terciptanya
kepercayaan antara masyarakat dengan petugas yang akan memberikan
penyuluhan
2. Setelah membangun kepercayaan, komunitas dapat melakukan kegiatan
kampanye atau pendidikan kesehatan yang sesuai dan terarah. Dari
kegiatan penyuluhan atau sosialisasi ini diharapkan dapat membantu
mengurangi penyebaran Covid-19.
3. Setiap kegiatan yang dilakukan memastikan kesehatan dan keselamatan
semua petugas dengan cara memberi APD yang sesuai dan menggunakan
protocol Covid-19 sehingga dapat menjalankan ttugas dengan baik dan
penyelenggara kegiatan diharapkan dapat melindungi terhadap kekerasan
dan gangguan, serta memberikan dukungan psikososial.
4. Kelompok kami sangat menyarankan untuk melakukan kegiatan
sosialisasi ini dengan memanfaatkan era digital seperti menggunakan
poster, video animasi, film pendek, dan lain sebagainya yang dapat
dilakukan secara online ataupun offline. Metode ini diharapkan dapat
18
lebih menarik dan lebih mudah dipahami sehingga tujuan kegiatan ini
dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Guide Book Pedoman Dan Penguburan Jenazah Akibat Covid-19 Di Masyarakat Menurut
Kemenkes RI 2020.
Suparti, S., & Sutaryono, S. (2021). Training and Simulation" Pemulasaran Jenazah Covid-
19". Urecol Journal. Part F: Community Development, 1(1), 23-29.
Fadli, K., & Novita, P. (2021). ANALISIS FRAMING MEDIA ONLINE TENTANG
PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Covid-19 Pada Media Online Tribun News. com
dan Kepri. co. id Edisi Bulan Maret s/d Juni 2020). JURNAL PURNAMA
BERAZAM, 2(2), 172-200.
Hadi Maulana, A. G. (2020). Kasus Jemput Paksa Jenazah Pasien Corona dari RS Terjadi
Lagi di Batam. Www.Regional.Kompas.Com.
19
https://regional.kompas.com/read/2020/08/20/07034501/kasus-jemput-paksa-jenazah-
pasien-corona-dari-rs-terjadi-lagi-di-batam?page=all
Rehia Sebayang. (2020). Kenali Anosmia, Gejala Paling Khas Saat Terinfeksi Corona!
Www.Cnbcindonesia.Com. https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20200921110140-
33-188159/kenali-anosmia-gejala-paling-khas-saat-terinfeksi-corona
https://www.persi.or.id/images/2020/data/sop_pemulasaran_jenazah.pdf
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/protokol-kesehatan-bagi-masyarakat-di-
tempat-dan-fasilitas-umum-dalam-rangka-pencegahan-covid-19/#.X5KMitYzbIU
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html
20