Nim : 2007081
Prodi : S1 Keperawatan/semester 4
Matkul : keperawatan HIV-AIDS
Pengertian Napza
Napza merupakan akronim dari narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan
kejiwaan. Napza secara umum adalah zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan kedalam
tubuh baik oral maupun di suntik dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan
dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan keadaan social yang di
tandai dengan indikasi negative, waktu pemakain yang panjang dan pemakaian yang
berlabihan (lumbantobing,2007)
3. Alkohol
a. Saat mengunakan : mata merah, cadel, jalan sempoyongan, dan banyak bicara
b. Saat ketagihan : mual, munta, jantug berdebar, tangan/lidah/kelopak mata berebar.
Dalam menentukan diagnosis gangguan pengguna narkotika ada dua langkah yang bisa
dilakukan, yang pertama adalah skrining dengan menggunakan instrrumen tertentu. Tujuan
skrining ini hanya untuk mendapatkan informasi adakah suatu faktor resiko atau masalah yang
terkait dengan pengguna narkotika. Berbagai instrument skrining dan asessmen yang dapat
digunakan dalam menggali permasalahan terkait gangguan penggunaan narkotika telah
dikembangkan secara global,baik yang diinisiasi oleh lembaga-lembaga penelitian di Negara
maju, maupun badan-badan dunia khususnya WHO.
Ada beberapa alat yang umumnya digunakan untuk dapat mengenali keterlibatan seseorang
pada narkotika :
- Instrumen Skrining seperti ASSIST
-Urin analisis.
Kajian resep/ obat-obatan yang diminum klien sebelumnya
Tes skrining cara biologi mempunyai jangka waktu skrining brbeda-beda. Sebagai contoh:
Suatu tes skrining urin atau air liur yang positif untuk kokain dan atau heroin cenderung untuk
mengindiksikan pengunaan yang baru-baru saja terjadi (beberapa hari atau satu minggu
kebelakang). Sedangkan hasil yang positif untuk marijuana (ganja) dapat mendeteksi
pengunaan marijuana pada satu bulan sampai beberapa bulan kebelakang.
Hampir tidak mungkin untuk menentukan waktu peggunaan bila sampel didapat dari rambut.
Tidak ada satu tes skrining narkotika secara biologi dapat mendeteksi obat-obatan yang sering
disalah gunakan, contohnya MDMA, metadon, pentanil, dan opoid sintetik lainnya tidak
termasuk kedalam banyak tes skrining narkotika, dan tes-tes ini harus diminta secara terpisah.
Bila dikawatirkan terjadi usaha pengelabuhan hasil, sampel harus dimonitor untuk temperature
atau bahan-bahan campuran serta rogram harus ditetapkan dan diikuti prosedur
pendokumentasian secara kronologi yang akurat. (Badan Narkotika Nasional.2012
2. Assesmen
3. Rehabilitasi
Rehabilitasi berarti pemulihan kapasitas fisik dan mental kepada kondisi atau keadaan
sebelumnya. Bagi penyalahguna dan / atau pecandu narkoba, rehabilitasi merupakan sebuah
proses yang harus dijalani dalam rangka pemulihan sepenuhnya (full recovery) untuk hidup
normal, mandiri, dan produktif di masyarakat. ( Edi Heryadi)
Tahap-tahap Rehabilitas
a. Tahap rehabilitas media (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperriksa seluruh kesehatannya
baik dari fisik dan mental oleh doker terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu
perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita.
Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringannya gejala putus zat. Dalam hal
ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahian guna mendeteksi gejala kecanduan
narkoba tersebut.
b. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecanddu iku dalam program rehabilitasi. Di
indonesia sudah dibangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh dibawah BNN adalah
tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kamus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda.
Ditempat Rehabiltas ini pecandu menjalani berbagai program diantaranya program theurapetic
communites (TC), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan keagamaan, dll,
c. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan
bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja
namun tetap berada dibawah pengawasan.