Disusun oleh :
1. Arfian Eri Armanda (2007111)
2. Agnes Kusuma Ardani (2007110)
3. Cindy Fitria Herawanti (2007109)
4. Devi Novitasari (2007112)
5. Rini Dwi Yanti (2007105)
6. Sri Dwi Lestari (2007106)
BAB 1
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Keperawatan transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan
yang berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub
budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan
keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang sehat sakit, serta pola-pola tingkah
laku yang bertujuan mengembangkan body of knowladge yang ilmiah dan
humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu
dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan
transkultural ini menekankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami
budaya klien.
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap
memperhatikan tiga perinsip asuhan keperawatan, yaitu :
A. Definisi Budaya
Budaya bisa diartikan dari berbagai sudut pandang. Berdasarkan wujudnya
misalnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama yaitu kebudayaan
material dan nonmaterial. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Misalnya ditemukan hasil suatu penggalian arkeologi
yaitu : mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata. Sedangkan kebudayaan nonmaterial
adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya
berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Purwasito (2003) menjelaskan bahwa kata budaya diambil dari bahasa sansekerta
buddayah yang berarti akal budi. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata budaya
bersinonim dengan kata ‘cuture’. Kata culture berasal dari bahasa latin ‘cultura’. Kata
kultur atau kebudayaan adalah hasil kegiatan intelektual manusia, suatu konsep
mencangkup berbagai komponen yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan dan kepentingan hidupnya sehari-hari.
B. Karateristik Budaya
Ada perilaku manusia, cara interaksi yang dipengaruhi kesehatan dan penyakit
yang terkait dengan budaya, diantaranya adalah perilaku keluarga dalam menghadapi
kematian, menurut Crist (1961) yang ditulis oleh Koentjaraningrat (1990), dari hasil
studi komaratifnya. Menyimpulkan bahwa ada perbedaan sikap manusia dengan
berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dalam menghadapi maut.
1. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya
bervariasi diantara culture satu tempat dengan tempat yang lainnya.
2. Caring act dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada
individu secara utuh.
3. Caring adalah esensi dari keperawatan dan membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan.
4. Identifikasi universal dan nonuniversal kultur dan perilaku caring profesional, kepercayaan
dan praktek adalah esensi untuk menemukan epistemology dan ontology sebagai dasar dari
ilmu keperawatan.
5. Culture adalah berkenaan dengan mempelajari, membagi dan transmisi nilai, kepercayaan
norma dan praktek kehidupan dari sebuah kelompok yang dapat terjadi tuntunan dalam
berfikir, mengambil keputusan, bertindak dan berbahasa.
6. Cultural care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan
dan pola ekspresi yang mana membimbing, mendukung atau memberi kesempatan
individu lain atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, meningkatkan kondisi
kehidupan atau kematian serta keterbatasan.
F. Paradigma Transkultural Nursing
1. Manusia
Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga
dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-
hari.
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya
G. Proses Keperawatan Transkultural Nursing
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,
1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yaitu:
a. Faktor teknologi
b. Faktor agama dan falsafah hidup
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
f. Faktor ekonomi
g. Faktor pendidikan
2. Diagnosa Keperawatan
Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,
gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan
dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
jahat yang bersemayam dalam tubuh Tn. Heri. Klien dan keluarga percaya bahwa sakit
yang didapat dan tidak bisa sembuh merupakan hukuman para dewa. Keluarga Tn. Heri juga
membaca mantra tiap pagi kepada Tn. Heri dan meletakkan beberapa sesajen di dekat
tempat tidur Tn. Heri seperti kemenyam, minyak ikan, mayang pinang, beras kuning, kelapa
tua, kelapa muda, banyu gula, serta piduduk (beras, gula merah, telur ayam, dan kelapa).
Mereka percaya sesajen ini di sukai oleh dewa kemudian mempercepat penyembuhaN.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital maka di dapat hasil TD : 90/50 mmHg,
N:72x/menit, P : 20 x/menit, dan S : 38,50C.
Dari penampilan klien Warna kulit: sawo matang (turgor kulit baik), Rambut: ikal,
Struktur tubuh: kurus, dan Bentuk wajah: bulat
2. Pengkajian
•FAKTOR TEKNOLOGI
Keluarga Tn. Heri menggunakan fasilitas perahu kayu untuk menyeberangi desa
kemudian menggunakan transportasi darat untuk sampai ke RS.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah setempat dan kadang juga
Masyarakat suku bakumpai-dayak dibariton apabila ada keluarga yang sakit dan
tidak dapat disembuhkan menurut keluarga klien mangatakan bahwa sakit tersebut
merupakan hukuman dari dewa. Sehingga biasanya dilakukan upacara badewa
yang dilakukan secara alternative pengobatan sebagaimana lazimnya para penganut
animism dalam melakukan pemujaan para dewa dengan membuat sesajen untuk
dipersembahkan kepada dewa yang dimaksud. Untuk mempercepat datangnya roh
gaib, diperlukan sarana penunjang berupa seperangkat gamelan. Upacara ini
biasanya dilakukan oleh seorang dalang atau pembaca mantra.
• FAKTOR KEBIJAKAN DAN PERATURAN YANG BERLAKU
Tn.Heri biasanya di tunggu dengan kedua orang tua atau keluarga yang lain.
•FAKTOR EKONOMI
Tn.Heri berkerja serabutan( tidak tentu), biaya pengobatan dari tabungan keluarga dan bantuan dar
pemerintahan atau bantuan dari tempat Tn.Heri tinggal, Tn.Heri tidak memeliki asuransi Kesehatan.
•FAKTOR PENDIDIKAN
Klien hanya sampai pada tingkat sekolah menengah, sementara orang tua klien tidak sekolah.
Sehat menurut klien dan keluarga jika seseorang mampu bekerja dan beraktivitas seperti biasa tanpa
hambatan.
Sakit menurut klien dan keluarga jika mendapat hukuman dari yang maha kuasa sehingga tidak mampu
melakukan aktivitas seperti biasa.
Jenis penyakit yang sering diderita oleh keluarga klien adalah nyeri pada ulu hati.
Pemahaman sakit menurut klien dan keluarga adalah klien sedang mendapat hukuman dari dewa sehingga
klien perlu memberikan sesajen dan didalam tubuh klien terdapat roh jahat yang hanya mampu diusir dengan
mengusap daun sawang pada tubuh klien.
Klien dan keluarga berharap agar petugas kesehatan mampu memberikan pertolongan dalam membantu
penyembuhan klien.
3. Analisa Data
4) Klien mengeluh sakit ulu hati, mual, demam, 5) Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas,
mual, kurang nafsu makan. daerah di bawah processus xifoideus
6) Tanda-tanda vital :
v T : 90/50 mmHg
v N : 72 x/menit
v P : 20 x/menit
v S : 38,50C
4. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri ber-hubungan dengan adanya perada-ngan pada lambung.
Ditandai dengan :
• DO : Gelisah
• DS : Mengeluh tidak nyaman
Nutrisi kurang untuk kebutuhan Metabolisme dikarenakan tidak nafsu makan.ditandai
dengan :
• DO : berat badan menurun minimal 10% dibawah ideal
• DS : Nafsu makan menurun
Distres spiritual/gangguan spiritual berhubungan dengan batasan atau pencegahan praktik
ritual keagamaan atau budaya di RS.ditandai dengan
• DO : Merasa menderita/tidak berdaya
• DS : Tidak berminat pada alam / literature spiritual
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kepercayaan tentang efektifitas perilaku promosi
Kesehatan.ditandai dengan
• DO : menyatakan masalah yang dihadapi
• DS : menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
5. Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Kesimpulan