Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NYERI
DI RUANG DAHLIA 2 RS TUGUREJO SEMARANG
Dosen Pembimbing : Menik Kustriyani S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh :
Sri Dwi Lestari 2007106

PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri
merupakan pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai
oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri sering dilukiskan
sebagai suatu yang berbahaya (noksius, protofatik) atau yang tidak berbahaya
(non noksius, epikritik) misalnya: sentuhan ringan, kehangatan, tekanan ringan,
sehingga didefinisikan bahwa nyeri adalah hasil kerusakan struktural, bukan saja
tanggapan sensorik dari suatu proses nosisepsi, tetapi juga merupakan tanggapan
emosional (psikologik) yang didasari atas pengalaman termasuk pengalaman nyeri
sebelumnya.
McCaffery (1980), menyatakan bahwa nyeri adalah segala sesuatu yang
dikatakan seseorang tantang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja saat seseorang
mengatakan merasakan nyeri. Definisi ini menempatkan seseorang sebagai expert
(ahli) di bidang nyeri, karena hanya pasienlah yang tahu tentang nyeri yang ia
rasakan. Bahkan nyeri adalah sesuatu yang sangat subjektif, tidak ada ukuran yang
objektif padanya, sehingga hanyalah orang yang merasakannya yang paling akurat
dan tepat dalam mendefinisikan nyeri (Prasetyo, 2010).
Rasa nyeri merupakan peringatan bagi individu bahwa ada suatu kelainan
yang sedang terjadi dalam tubuh. Rasa nyeri merupakan rasa yang tidak
menyenangkan yang hanya dapat diungkapkan kepada diri sendiri, melibatkan
emosi serta keadaan afektif seseorang dan persepsinya berbeda dari satu orang ke
orang lain, berbeda dari waktu ke waktu pada satu orang yang sama. Nyeri sering
disertai komponen psikofisiologik berupa kegiatan sistem saraf otonom misalnya
perubahan tekanan darah, frekuensi denyut jantung atau berkeringat. Nyeri
merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan perawatan
kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik dan
proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan kondisi seseorang.
Hal ini dikarenakan nyeri dapat mengganggu kenyamanan seseorang, selain itu
dapat mempengaruhi aktivitas seseorang yang sedang mengalami nyeri.
Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien
karena nyeri bersifat subyektif (antara satu individu dengan individu lainnya
berbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat memberi asuhan keperawatan kepada
klien di berbagai situasi dan keadaan dengan memberikan intervensi untuk
meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan
adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan
keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba (2007) yang
mengatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia.
B. ETIOLOGI
a. gen cedera fisik : penyebab nyeri karena trauma fisik
b. Agen cedera biologi : penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau
jaringan tubuh
c. Agen cedera psikologi : penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti
kelainan organik, neurosis traumatik, skizofrenia
d. Agen cedera kimia : penyebab nyeri karena
Trauma bahan/zat kimia.
C. PATOFISIOLOGI
Konduksi impuls nosiseptif pada prinsipnya ada dua tahap yaitu :
a. Melalui sistem nosiseptif
Reseptor di perifer berjalan lewat serabut aferen, masuk medulla spinalis
menuju ke batang otak oleh mesenfalon / midbrain.
b. Melalui tingkat pusat
Impuls nosiseptif mesenfalon ke korteks serebri di korteks asosiasinya
menjadi sensasi nyeri dapat dikenal karakteristiknya. Impuls - impuls nyeri
disalurkan ke sumsum tulang belakang oleh 2 jenis serabut bermielin rapat A
delta dan C dari syaraf aferen menuju ke spinal dan sel raat dan dan sel horn
sehingga SG melepas P (penyalur utama impuls nyeri ) ke Impuls nyeri
menyeberangi sumsum belakang pada interneuron – interneuron bersambung
dengan jalur spinalis asenden. Paling sedikit ada 6 jalur ascenden untuk
impuls-impuls nosireseptor yang letak pada belahan vencral dari sumsum
belakang yang paling utama : SST (spinathamic tract) menjadi jalur
spinareticuler trace) menuju impuls-impuls ke batang otak dan sebagian ke
thalamus mengaktifkan respon automic dan limbic (pada kulit otak ) sehingga
afektif dimotivasi.

D. PATWAY

Truma

Peradangan

Penekanan pada syaraf nyeri

Perasaan tidak nyaman : Nyeri

Nyeri Akut
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Gangguan tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Nadi meningkat
8. Pernafasan meningkat
9. Depresi, frustasi
F. KOMPLIKASI
Berdasarkan Ni Putu Wardani (2014), komplikasi nyeri ada 2 yaitu :
1. Gangguan pola istirahat tidur
2. Syok neurogonik

Anda mungkin juga menyukai