Anda di halaman 1dari 4

PERIODESAI PENDIDIKAN ISLAM

Pedidikan merupakan suatu prosess pembentukan karakter manusia. Sebagai suatu proses,
pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Akan tetapi, proses pendidikan
harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah pebdidikan
sepanjang hayat(life long education), dan ada juga yang menyebutnya pendidikan terus
menerus.
Melihat uraian diatas, tampak jelas bahwa islam mengakui adanya oendidikan
sepanjang hayat. Karena perjalanan manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, maka
pembahasan tentang pendidikannya harus di fokuskan pada tahapan-tahapan tersebut, yang
biasanya disebut dengan periodesasi pendidikan islam.
A. Pendidikan pranatal (tarbiyah qobl al-wiladah)
Pendidikan pra natal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini
ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan dan kehamilan.
1. Fase pemilihan jodoh
Fase ini adalah fase persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk
menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu pendidika yang harus
dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu adalah masalah pemilihan jodoh
yang tepat. Sebab masalah ini sangat mempengaruhi terhadap kebahagiaan rumah
tangga nantinya.
Menurut R.I. Suhartin, memilih jodoh harus ada syarat dan kriterianya.
Kriteria ini dibagi menjadi dua golongan yakni: kriteria umu dan kriteria khusus
(subjektif). Syarat umum adalah bahwa seyogianyan jodoh yang dipilih sudah
dewasa agar tidak mengalami kesulitan dalam berkeluarga dan syarat khusu
tentunya sesuai dengan selera masing-masing, namun syarat yang teroenting
adalah saling mencintai.
2. Fase perkawinan/pernikahan
Menurut Abdullah nasih ulwan, masalah perkawinan terdiri dari dua aspek
yakni perkawinan sebagai fitrah insani, perkawinan sebagai kemaslahatan sosial.
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syariat Islam yang berhubungan
dengan anjuran pernikahan atau perkawinan diantaranya:
a. Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah
Hal ini dijelaskan oleh Nabi dalam hadis beliau sebagai berikut
Artinya: “siapa saja yang mampu untuk menikah, namun ia tidak menikah
maka tidak lah ia termasuk golonganku.” (H.R. Thabrani dan Baihaki)
b. Perkawinan untuk ketentraman untuk kasih sayang penjelasan ini terdapat
dalam firman Allah SWT.
Artinya: “dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah, Dia untuk mu istri-
istri dari jenis mu sendiri supaya cenderung merasa tentram kepadanya,
dan dijadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir” (Q.S. Ar-rum:21)
c. Perkawinan untuk mendapatkan keturunan
Keterangan ini dijelaskan Allah SWT.
Artinya: “ Allah telah menjadikan bagi kamu istri-istri dari sejenis kamu
sendiri dan menjadikan bagimu dan istri-istri kamu itu anak-anak dan
cucu-cucu.” (Q.S. An-nahal:72)
d. Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan dan
kemaksiatan
Rasulullah telah bersabda artinya: “ Wahai para pemuda, siapa saja
diantara kalian yang sudah mampu kawin, maka kawinlah sebab
perkawinan itu akan dapat lebih memelihara pandangan dan lebih dapat
menjaga kemaluan. Dan siapa saja yang belum mampu untuk kawin maka
hendaklah ia berpuasa karena sesungguhnya puasa itu akan menahan
nafsu.” (H.R Jama’ah)
3. Fase kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalahuntuk mendapatkan
keturunan, karena itu seoran istri sangat mengaharapkan ia dapat melahirkan
seorang anak. Agar dapat memperoleh anak, Islam mengajarkan agar selalu
bermohon kepada Allah dengan membaca doa seperti Nabi Ibrahim,
sebagaimana firman Allah SWT : artinya: “ya tuhanku berilah aku anak yang
saleh” (Q.S. As-shafat:100)
Kemudian setelah terjadi masa konsepsi, maka proses pendidikan
sudah bisa dimulai, walau masi bersifat tidak langsung. Tahap ini sudah
selangkah lebih maju dibandingkan yang pertama. Masa pasca konsepsi
disebutjuga dengan masa kehamilan. Secara umum, masa kehamilan ini
berlangsung kurang lebih 9 bulan 10 hari, ada juga yang kurang atau lebih dari
itu. Walau masa itu relatif lebih pendek dari pada masa selainnya, namun
periode ini memberikan makna sangat penting bagi proses pembentukan
keperibadian manusia berikutnya.1
B. Pendidikan pascanatal (tarbiyah ba’da al-wiladah)
1. Fase bayi
Masa bayi disebut juga masa mulut (oral phase). Disebut demikain karena bayi
dapat mencapai pemuasan kebutuhan hidupnya dengan menggunakan mulutanya.
Apabila pemuasan kurang terpenuhi anak dapat menjadi pengisap ibu jari.
Fase bayi ialah fase kehidupan manusia terhitung dan saat kelahiran sampai
kira-kira berumur dua tahun. Selama rentang waktu itu, kehidupan bayi biasanya
sangat tergantung pada bantuan dan pemeliharaan pihak lain, terutama is ibu. Dalam
periode ini, peranan ibu besar sekali sejak dari memberi makan, membersihkan
tempat san pakaian, memandikan, mnidurkan, menimang-nimang, menggendong, dan
menyusui semuanya hampir dilakukan oleh ibu.
2. Fase kanak-kanak
Masa kanak-lanal adalah masa selepas dua tahun sehingga anak berusia 6 tahun. Jadi
batasnya sejak lepas panggilan bayi sampai dia masuk sekolah. Masa kanak-kanak
sering disebut sebagai masa estetika dan masa indra. Disebut masa estetika karena
pada masa itu merupakan saat terciptanya perasaan keindahan. Disebut masa indera
karena pada masa ini indera anak sangat berkembang pesat dan merupakan kelanjutan
dari perkembangan selanjutnya.
3. Fase anak-anak (6-12 tahun)
Periode anak-anak dimulai sejak anak berusia6 tahun sampai tiba saatnya
individu menjadi matang. Pada masa ini pada diri anak banyak terdapat
perkembangan lanjut yang sifatnya merupakan penyempurnaan fase sebelumnya.
Oleh karena itu sejak dini telah diupayakan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan
yang baik sehingga anak akan lebih mudah bergaul dengan orang lain. Untuk itu
orang tua harus berusaha mencari guru yang berakhlak baik dan beriman kepada
Allah Swt. Mengingat kemampuan anak utuk membedakan berbagai pengaruh dari
lingkungannya masi sangat terbatas demikian pula pada anak-anak usia ini, sebaiknya
pergaulan dengan teman-taman sebaya seagama karena pengaruh pergaulan inpun
sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwa keagamaan.
4. Fase remaja
1
Ramayulis, ilmu pendidikan isalm,(Jakarta:kalam mulia, 20013) hal432-445
Setelah anak maelalui masa kanak-kanak dan masa nak-anak, seterusnya ia akan
memasuki masa remaja. Masa ini berlangsung dari umur 12-21 tahun. Karena masa
remaja ini ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang menyangkut genre, maka
para ahli ilmu jiwa menyebut peralihan dan aseksual menjadi seksual seperti perubahan
fisik.
Setelah awal masa remaja berlalu anak memasuki masa pubertas. Pada mas ini
tampak kecenderungan anak remaja kembali kepada sikap introveerts. Karena anak
mengira dirinya sudah dewasa, hal ini sering mempersulit upaya memberikan bimbingan
dan petunjuk.
5. Fase dewasa
Usia dewasa dimulai sejak berakhirnya kegoncangan-kegoncangan kejiwaan yang
menimpa masa remaja. Dengan demikian, usia dewasa bisa dikatakan masa ketenangan
jiwa, ketetapan hati dan keimanan yang tegas. Namun terkadang juga dijumpai orang-
orang dewasa yang masi merasakan kegoncangan jiwa. Tentunya tidak sehebat yang
terjadi pada masa remaja. Hal itu wajar terjadi, mengingat persoalan hidup tetap saj
timbul sekalipun mereka telah mencapai usia dewasa.2

2
Haidar putra daulay, pendidikan islam dalam lintasan sejarah,(medan:kencana,2016) hal 78-83

Anda mungkin juga menyukai