BAB II - 1
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Buol
Menurut Kecamatan, Tahun 2015
Ibukota Luas Persentase
No. Kecamatan
Kecamatan (Km) (Persen)
1 Paleleh Paleleh
2 Paleleh Barat Timbulon
3 Gadung Bulagidun
4 Bunobogu Bunobogu
5 Bokat Bokat
6 Bukal Unone
7 Tiloan Air Terang
8 Momunu Lamadong
9 Biau Biau
10 Karamat Busak
11 Lakea Lakea
Sumber : Profil Kabupaten Buol, 2016
[[[[[
BAB II - 2
(01) (02) (03) (04) (01) (02) (03) (04)
02.05 Uewajo 3,71 0,15 02.17 Ueruru 15,08 0,63
02.06 Baturube 78,95 3,28 02.18 Lemo 42,35 1,76
02.07 Woomparigi 22,38 0,93 02.19 Boba 31,59 1,31
02.08 Tambarabone 7,86 0,33 02.20 Salubiro 117,94 4,90
02.09 Taronggo 580,51 24,12 02.21 Pokeang 17,00 0,71
02.10 Uemasi 116,34 4,83 02.22 Uempanapa 21,00 0,87
02.11 Tirongan Atas 59,00 2,45 02.23 Lemowaliya 30,00 1,25
03. SOYOJAYA 605,51 100,00
03.01 Tamainusi 127,75 21,10 03.06 Bau 68,53 11,32
03.02 Tambayoli 114,42 18,90 03.07 Malino Jaya 15,00 2,48
03.03 Lembah Sumara 50,00 8,26 03.08 Malino 121,45 20,06
03.04 Tandayondo 66,36 10,96 03.09 Sumara Jaya 25,00 4,13
Toddopuli
03.05 Panca Makmur 17,00 2,81 03.10 ….. …..
Uebangke (G)
04. PETASIA 646,34 100,00
04.01. Koromatantu 69,00 10,68 04.06 Kel. Buol 30,57 4,73
04.02 Korololama 45,28 7,01 04.07 Kel. Bahontula 68,69 10,63
04.03 Korolaki 35,48 5,49 04.08 Kel. Bahoue 45,46 7,03
04.04 Gililana 107,40 16,62 04.09 Ganda-Ganda 161,18 24,94
04.05 Koya 65,28 10,10 04.10 Tanuge 18,00 2,78
05. PETASIA BARAT 465,29 100,00
05.01 Onepute 55,00 11,82 05.06 Tiu 41,30 8,88
05.02 Sampalowo 65,57 14,09 05.07 Togomulya 8,00 1,72
05.03 Moleono 65,31 14,04 05.08 Tontowea 101,06 21,72
05.04 Mondowe 40,51 8,71 05.09 Tadaku Jaya 15,02 3,23
05.05 Maralee 45,52 9,78 05.10 Ululaa 28,00 50,91
06. PETASIA TIMUR 523,61 100,00
06.01 Masara 3,40 0,65 06.07 Tompira 65,00 12,41
06.02 Molores 60,00 11,46 06.08 Bunta 69,14 13,20
06.03 Mohoni 68,54 13,09 06.09 Keuno 27,00 5,16
06.04 Molino 24,00 4,58 06.10 Polewali 6,35 1,21
06.05 Towara 104,60 19,98 06.11 Towara Pantai (G) ….. …..
06.06 Bungintimbe 95,58 18,25 06.12 Peboa (G) ….. …..
BAB II - 3
(01) (02) (03) (4) (01) (02) (03) (4)
07.04 Waraa 12,13 1,80 07.11 Kumpi 16,29 2,41
07.05 Tingkeao 40,23 5,96 07.12 Korompeli 72,40 10,72
07.06 Mora 34,48 5,11 07.13 Lemboroma 88,11 13,05
07.07 Uluanso 31,29 4,63 07.14 Korowou 99,61 14,75
08. LEMBO RAYA 657,61 100,00
08.01 Dolupo Karya 169,90 25,84 08.06 Pontangoa 43,00 6,54
08.02 Poona 40,00 6,08 08.07 Bintangor Mukti 73,04 11,11
08.03 Mandula 60,00 9,12 08.08 Jamor Jaya 60,29 9,17
08.04 Petumbea 48,00 7,30 08.09 Paawaru 60,17 9,15
08.05 Ronta 40,00 6,08 08.10 Lembobelala 63,21 9,61
09. MORI ATAS 1.508,81 100,00
09.01 Gontara 98,91 6,56 09.08 Taende 194,28 12,88
09.02 Kasingoli 83,75 5,55 09.09 Ensa 189,78 12,58
09.03 Lee 100,85 6,68 09.10 Peonea 97,17 6,44
09.04 Saemba 123,54 8,19 09.11 Kolaka 271,12 17,97
09.05 Tomui Karya 12,00 0,80 09.12 Lanumor 120,99 8,02
09.06 Tomata 92,71 6,14 09.13 Saemba Walati 17,90 1,19
09.07 Londi 90,81 6,02 09.14 Pambarea 15,00 0,99
10. MORI UTARA 1.048,93 100,00
10.01 Era 198,88 18,96 10.05 Tiwaa 91,28 8,70
10.02 Peleru 111,61 10,64 10.06 Lembontonara 189,50 18,07
10.03 Wawondula 108,98 10,39 10.07 Mayumba 103,62 9,88
10.04 Tabarano 125,38 11,95 10.08 Tamonjengi 119,68 11,41
Sumber: Profil Kabupaten Buol, data diolah kembali, Tahun 2016 (G): Data
Bergabung dengan Desa Induk
BAB II - 4
wilayah Kabupaten Buol dan merupakan yang terluas di
Kabupaten Buol dengan Ibukota Kecamatan di
Baturube;
Soyo Jaya : Luas wilayah 605,51 km2 atau 6,04 persen dari total
luas wilayah Kabupaten Buol Ibukota Kecamatan Soyo
Jaya berkedudukan di Lembah Sumara dengan jarak 35
Mil yang hanya dapat ditempuh dengan kendaraan Laut;
Petasia : Adalah ibukota Kabupaten Buol dengan Luas wilayah
sebesar 646,34 Km2 atau dengan Persentase luas
wilayah sebesar 6,45 persen dari total wilayah
Kabupaten Buol dengan ibukota Kecamatan kelurahan
Kali;
Petasia Barat : Merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah
terkecil di Kabupaten Buol dengan ibukota Kecamatan
di Tiu, memiliki luas wilayah 465,29 Km2 atau 1,90
persen dari total luas wilayah Kabupaten Buol berjarak
20 Km dari Ibukota Kabupaten;
Petasia Timur : Ibukota Kecamatan Petasia Timur di Bungintimbe
dengan Luas wilayah sebesar 523,61 Km2 atau 5,23
persen dari total luas wilayah Kabupaten Buol dan
berjarak 34 Km dari Ibukota Kabupaten ditempuh
dengan kendaraan darat;
Lembo : Berjarak 34 Km dari Ibukota Kabupaten Buol, memiliki
Luas wilayah 675,23 Km2 atau 6,74 persen dari total
wilayah Kabupaten Buol dengan Ibukota Kecamatan di
Beteleme;
Lembo Raya : Luas wilayah Kecamatan Lembo Raya seluas 657,61
Km2, berjarak kurang lebih 44 Km dari Ibukota
Kabupaten Buol, dengan Ibukota Kecamatan di
Petumbea;
Mori Atas : Luas wilayah 1.508.81 Km2 atau 15,06 persen dari total
wilayah Kabupaten Buol berjarak 85 Km dari Ibukota
Kabupaten Buol dengan Ibukota Kecamatan desa
Tomata;
BAB II - 5
Mori Utara : Luas wilayah 1.048,93 Km2 atau 10,47 persen dari total
luas wilayah Kabupaten Buol dan berjarak 90 Km dari
Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di
Mayumba.
BAB II - 6
Sumber: Profil Kabupaten .., data diolah kembali, Tahun 2016
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Buol
BAB II - 7
Lereng/
Lembah/
Kecamatan Pantai Punggung Dataran Jumlah
DAS
Bukit
Mori Atas 0 2 5 7 14
Mori Utara 0 0 2 6 8
Buol 28 14 28 55 125
Sumber: Profil Kabupaten Buol, data diolah kembali, Tahun 2016
BAB II - 8
Luas (Ha)
No. Kecamatan Kawasan Persentase
Wilayah (Persen)
Pertanian
Kecamatan
Tanaman Pangan
1. Bungku Utara 150.881 1.454,69 0,96
2. Lembo 67.523 318,66 0,47
3. Lembo Raya 65.761 2.421,69 3,68
4. Mamosalato 52.361 6.682,96 12,76
5. Mori Atas 64.634 701,58 1,09
6. Mori Utara 48.030 550,40 1,15
7. Petasia 104.893 887,27 0,85
8. Petasia Barat 60.551 6.507,78 10,75
9. Petasia Timur 240.679 12.568,04 5,22
10. Soyo Jaya 146.499 365,81 0,25
Buol 1.001.812 32.458,88 3,24
Sumber: Profil Kabupaten Buol, tahun 2015
Jika dicermati Luas Panen Padi di Kabupaten Buol Tahun 2014 sebesar
8.593 hektar dengan total produksi padi sebesar 37.886,54 ton. Rata-rata total
produktivitas sebesar 4,36 ton/hektar. Secara keseluruhan baik luas maupun
produksi tanaman padi di Kabupaten Buol mengalami peningkatan jika
dibanding dengan capaian tahun sebelumnya yaitu tahun 2013. Data
perkembangan luas panen dan Produksi Tanaman Padi tahun 2013-2014 dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 2.5 Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah dan Padi Ladang
di Kabupaten BuolTahun 2013-2014
Luas Panen Produksi
Jenis (Ha) (Ton)
Tanaman
2013 2014 2013 2014
Padi Sawah 7.817 8.593 26.135,55 37.886,54
Padi
851 378 3.024,58 1.197
Ladang
Padi 8.668 8.971 29.160,13 39.083,54
Sumber: Profil Kabupaten Buol, Tahun 2015 (diolah kembali)
Seperti yang terlihat pada tabel di atas, baik luas panen tanaman padi di
Kabupaten Buol mengalami peningkatan sebesar 3,38 persen dari tahun
sebelumnya, demikian pula halnya yang terjadi terhadap produksi yang
BAB II - 9
meningkat sebesar 31,01 persen jika dibanding produksi tahun 2013.
Peningkatan yang mendasar baik luas panen maupun produksi dipengaruhi
karena meningkatnya luas panen dan produksi pada jenis tanaman padi sawah
meskipun pada jenis tanaman padi ladang sedikit mengalami penurunan. Untuk
lebih jelasnya mengenai produktivitas tanaman padi di Kabupaten Buol tahun
2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut.
BAB II - 10
Luas Panen
Jenis Selisih Produksi (Ton) Selisih
(Ha)
Tanaman (Ha) Ton)
2013 2014 2013 2014
Jagung 709 452 -257 3,575.62 1,912.86 -1,662.76
Ubi Kayu 73 96 23 1,347.13 1,930.18 583.05
Ubi Jalar 57 50 (7) 570.04 615.05 45.01
Kacang Hijau 20 8 (12) 16.00 7.04 -8.96
Kacang Kedelai 101 107 6 114.24 113.63 -0.61
Kacang Tanah 109 124 15 205.72 186.74 -18.98
Sumber: Profil Kabupaten Buol, Tahun 2015 (diolah kembali)
BAB II - 11
2. Perkebunan
Kawasan peruntukan perkebunan di Kabupaten Buol dengan luas
sebesar 86,645.09 Ha. Komoditas utama perkebunan dan sebarannya terdiri
atas:
o Kakao, terdapat di Kecamatan Mamosalato, Kecamatan Bungku Utara,
Kecamatan Soyo Jaya, Kecamatan Petasia.
o Cengkeh, terdapat di Kecamatan Lembo, dan Kecamatan Bungku Utara.
o Kelapa, terdapat di Kecamatan Bungku Utara
o Jambu mete, terdapat di Kecamatan Bungku Utara;
o Vanili, terdapat di Kecamatan Soyo Jaya;
o Sagu, terdapat di Kecamatan Petasia dan Kecamatan Soyo Jaya;
o Karet, terdapat di Kecamatan Lembo;
o Sawit, terdapat di Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Mori Utara, Kecamatan
Lembo, Kecamatan Lembo Raya, Kecamatan Petasia, Kecamatan Petasia
Barat, Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato.
Uraian luas kawasan perkebunan beserta sebarannya di Kabupaten Buol
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
BAB II - 12
Luas (Ha)
Persentase
No. Kecamatan Wilayah Kawasan
(Persen)
Kecamatan Perkebunan
10. Soyo Jaya 146.499 4.234,44 2,89
Buol 1.001.812 86.645,08 8,65
Sumber: Profil Kabupaten Buol, tahun 2015
Pada tabel di atas terlihat pada sub sektor perkebunan, komoditi kakao
menempati urutan pertama dalan hal produksi. Angka produksi kakao selama
tahun 2014 sebesar 7,395,97 ton, produksi tersebut mengalami peningkatan
BAB II - 13
sebesar 56,42 persen, jika dibanding dengan produksi kakao pada tahun
sebelumnya tahun 2013 sebesar 3.223 ton. Disusul produksi kelapa sawit yang
produksinya mencapai 4.393,38 ton kemudian produksi karet mencapai
2.243,42 ton. Selanjutnya ada kelapa dan sagu yang masing-masing
produksinya sebesar 418,60 dan 184,55 ton.
3. Peternakan
Kegiatan peternakan tidak mengalokasikan pada suatu kawasan
tertentu, namun dapat saja dilakukan pada kawasan sekitar pertanian tanaman
pangan, kawasan perkebunan dan atau pada sekitar kawasan hortikultura.
Adapun komoditas peternakan yang cukup dominan di Kabupaten Buol
adalah seperti:
Ternak besar berupa:
▪ Sapi, terdapat di Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Lembo, Kecamatan
Petasia, Kecamatan Soyo Jaya, dan Kecamatan Bungku Utara;
▪ Kerbau terdapat di Kecamatan Petasia Barat dan Kecamatan Soyo Jaya;
Unggas berupa:
▪ Ayam kampung, terdapat di Kecamatan Mori atas, Kecamatan Lembo,
Kecamatan Petasia, dan Kecamatan Bungku Utara;
▪ Itik, terdapat di Kecamatan Bungku Utara, Kecamatan Petasia, dan
Kecamatan Lembo.
BAB II - 14
besar di Kabupaten Buol terlihat pada gambar berikut;
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, populasi ternak sapi sebanyak
16.347 ekor tahun 2014. Jumlah tersebut meningkat sebesar 9,48 persen jika
dibanding jumlah populasi ternak sapi pada tahun 2013 sebanyak 14.797 ekor.
Populasi ternak kecil seperti babi mengalami penurunan sebesar 18,27 persen
yang mana jumlah populasinya sebanyak 12.224 ekor tahun 2013 menurun
menjadi 10.352 ekor tahun 2014. Sementara populasi ternak kecil jenis kambing
tahun 2013 sebanyak 12.244 ekor juga mengalami penurunan sebesar 2,94
persen dari total populasi tahun 2013 sebesar 4.542 ekor sedangkan dan tahun
2014 hanya sebanyak 4.412 ekor.
Populasi unggas yang diternak masyarakat Kabupaten Buol terdiri dari;
Ayam Buras, Ayam Pedaging, Ayam Petelur dan Itik. Dari 4(empat) jenis unggas
yang di ternak masyarakat di Kabupaten Buol dalam 2(dua) tahun terakhir
didominasi unggas ayam kampung. Data populasi unggas di Kabupaten
Buolpada tahun 2013-2014 disajikan pada gambar berikut;.
BAB II - 15
Sumber: ProfilKabupaten Buol tahun 2015 (diolah kembali)
Gambar 2.5 Jumlah Unggas Menurut Jenisnya
Kabupaten BuolTahun 2013-2014
Dari gambar di atas, jumlah populasi ternak unggas jenis ayam kampung
di Kabupaten Buol pada tahun 2013 sebanyak 93.588 ekor, kemudian
meningkat pada tahun 2014 menjadi sebanyak 96.062 ekor. Untuk populasi
ternak unggas ayam pedaging tahun 2013 sebanyak 10.790 ekor mengalami
penurunan populasi pada tahun 2014 menjadi 652 ekor. Sementara populasi
ternak itik tahun 2013 sebanyak 6.520 ekor meningkat menjadi 11.043 ekeor
pada tahun 2014 dan populasi ayam petelur pada tahun 2014 sebanyak 2.440
ekor.
4. Perikanan
Kawasan peruntukkan perikanan di Kabupaten Buol terdiri atas:
1) Perikanan Tangkap
Kawasan peruntukan perikanan tangkap di Kabupaten Buol tersebar pada
perairan laut Kabupaten Buol.
2) Perikanan Budidaya
Kawasan peruntukan perikanan budidaya di Kabupaten Buol, terdiri atas
:
o Kawasan budidaya laut terdapat di Kecamatan Bungku Utara.
o Kawasan budidaya Tambak, Kolam, Empang terdapat di Kecamatan
Petasia Timur;
BAB II - 16
o Kawasan budidaya perikanan darat terdapat di Kecamatan Lembo;
Kecamatan Lembo Raya; Kecamatan Mori Atas; Kecamatan Mori
Utara; dan Kecamatan Bungku Utara.
3) Kawasan Minapolitan
Rencana Kawasan Minapolitan di Kabupaten Buol adalah Desa
Bungintimbe Kecamatan Petasia Timur dan Kawasan Minapolitan Bahoue
Kecamatan Petasia.
4) Kawasan Pengolahan Ikan dan rumput laut
Pengolahan hasil produksi perikanan di Kabupaten Buol direncanakan
pada Kecamatan Petasia, Petasia Timur, Soyo Jaya, Bungku Utara, dan
Mamosalato.
BAB II - 17
Pada gambar di atas, total Produksi Perikanan di Kabupaten Buol tahun
2014 tercatat sebesar 18.491,09 ton, capaian tersebut mengalami peningkatan
yang signifikan sebesar 74,96 persen jika dibanding produksi perikanan pada
tahun 2013 yang hanya sebesar 4.630,15 ton. Peningkatan yang signifikan
tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi perikanan tangkap yang
meningkat sebesar 96,39 persen dan produksi perikanan budidaya sebesar 6,90
persen pada periode yang sama. Sub sektor perikanan sangat potensial dan
perlu mendapat perhatian serius dan fokus untuk dikembangkan di daerah
setempat.
5. Pertambangan
Kabupaten Buol memiliki potensi sumberdaya bahan galian yang sangat
variatif dan potensial untuk dikembangkan, potensi sumberdaya yang ada dapat
dikelompokkan kedalam jenis bahan galian strategis (golongan A) yaitu; Minyak
bumi dan gas, batubara dan nikel, bahan galian vital (bahan galian golongan B)
yaitu; Chromit serta bahan galian non strategis dan vital yaitu; lempung,
marmer, onyx dan kaolin, dengan sebaran wilayah pertambangan sebagai
berikut:
1). Kawasan Pertambangan Strategis:
a. Minyak Bumi dan Gas terdapat di wilayah Kecamatan Bungku Utara dengan
luas area kurang lebih 47.500 Ha, Kecamatan Mamosalato, dan Perairan
Teluk Tolo;
b. Batubara terdapat di wilayah Kecamatan Mori Atas dengan luas area kurang
lebih 300 Ha dan Kecamatan Bungku Utara;
c. Nikel terdapat di wilayah Kecamatan Mamosalato, Kecamatan Bungku Utara,
Kecamatan Petasia Timur, Kecamatan Petasia Barat, Kecamatan Lembo,
Mamosalato, Kecamatan Petasia dengan luas area sebesar 15.355 Ha dan
Kecamatan Soyo Jaya dengan luas area 4.494 Ha;
BAB II - 18
a. Lempung terdapat di wilayah Kecamatan Petasia dan Mori Atas
b. Marmer terdapat di wilayah Kecamatan Lembo, Petasia dan Kecamatan Mori
Atas
c. Onyx terdapat di wilayah Kecamatan Petasia, Petasi Timur, dan Lembo;
d. Kaolin terdapat di wilayah Kecamatan Mori Atas
6. Industri
Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Buol lebih diarahkan
berlokasi mendekati sumber bahan baku (raw material oriented) yang terdiri
atas:
1). Kawasan peruntukan industri besar.
a. Kawasan peruntukan industry besar berbasis bahan baku pertanian
terdapat di desa Bungintimbe Kecamatan Petasia Timur; Desa Beteleme
Kecamatan Lembo; dan Desa Tomata Kecamatan Mori Atas.
b. Kawasan peruntukan industri berbasis bahan baku perikanan dan hasil
laut terdapat di Kecamatan Petasia Timur
BAB II - 19
c. Kawasan peruntukan industri besar berbasis bahan baku pertambangan
terdapat di Kecamatan Petasia, Kecamatan Petasia Timur, dan Kecamatan
Petasia Barat.
2). Kawasan peruntukan industri rumah tangga yang tersebar di seluruh
Kecamatan.
Khusus untuk pengembangan industri, pada tahun 2015 telah dibangun
pabrik pengolahan nikel (smelter) oleh PT. COR Industri Indonesia di Desa
Ganda-Ganda Kecamatan Petasia dengan kapasitas produksi 300.000 ton nickel
Pick Iron (NPI) per tahun yang pembangunannya selama 3 (tiga) tahap.
Pembangunan tahap pertama telah dirampungkan pada akhir tahun 2016
dengan kapasitas produksi 100.000 ton NPI.
7. Pariwisata
Kawasan yang peruntukan pariwisata di Kabupaten Buol terdiri atas:
1). Kawasan peruntukan pariwisata budaya yaitu:
a. Situs Rumah Raja Mori, Kecamatan Petasia Barat;
b. Rumah Suku Wana di Kecamatan Bungku Utara.
c. Makam Raja Mori Kecamatan Petasia.
d. Kubur Keramat Desa Tokala terdapat di Kecamatan Bungku Utara.
2). Kawasan peruntukan pariwisata alam yaitu:
a. Taman wisata Laut Teluk Tomori terdapat di Kecamatan Petasia;
b. Wisata Sungai/Arung Jeram, Permandian Air Panas, Permandian
Panapa, Permandian Korowalelo di Kecamatan Lembo;
c. Permandian Gontara di Kecamatan Mori Atas;
d. Batu Payung di Kecamatan Petasia;
e. Pasir putih, Pantai Siliti, Air Terjun Waranpadoa Kecamatan Bungku
Utara;
3). Kawasan peruntukan pariwisata cagar alam yaitu:
a. Cagar Alam Buol terdapat di Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan
Soyo Jaya; dan
b. Taman Buru Landasa Tomata terdapat di Kecamatan Mori Atas.
4). Kawasan yang peruntukan pariwisata buatan (pertanian/agriwisata) yaitu:
a. Wisata Agro Perkebunan Kelapa terdapat di Kecamatan Mori Atas.
5). Kawasan yang peruntukan pariwisata buatan (pertanian/agriwisata) yaitu :
a. Makam Raja Mori terdapat di Kecamatan Petasia; dan
BAB II - 20
b. Kubur Keramat Desa Tokala terdapat di Kecamatan Bungku Utara.
BAB II - 21
Kecamatan. Rata-rata pertumbuhan penduduk periode Tahun 2014 sekitar 1,6
persen.
BAB II - 22
Sumber: Statistik Kabupaten Buol, Tahun 2015 (diolah kembali)
BAB II - 23
Jumlah
No Kabupaten/Kota %
(000)
9 Parigi Moutong 74,96 16,6
10 Tojo Una-Una 27,73 18,95
11 Sigi 26,49 11,63
12 Palu 25,66 7,05
Sulawesi Tengah 387,06 13,61
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2015
BAB II - 24
Tabel 2.12 Jumlah PDRB ADH Berlaku 2010 Kabupaten Buol Menurut
Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) 2011-2015
Lapangan 2011 2012 2013 2014 2015
Kategori
Usaha
Pertanian,
A Kehutanan 1.363.890 1.538.386 1.762.191 2.183.337,00 2.871.370,00
dan Perikanan
Pertambangan
B dan 1.928.376 2.742.875 3.489.399 3.097.495,00 1.453.334,00
Pengalihan
Industri 48.121 53.569 60.501 71.510,00 81.178,00
C
Pengolahan
Pengadaan
D Listrik dan 602 651 727 798,00 739,00
Gas
Pengadaan
Air,
Pengelolaan 2.320 2.579 2.881 3.312,00 3.755,00
E
Sampah,
Limbah dan
Daur Ulang
F Konstruksi 92.494 109.711 131.364 205.056,00 2.192.857,00
Perdagangan
Besar dan
eceran; 264.854 307.192 343.447 424.130,00 498.130,00
G
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi
H dan 12.712 14.251 16.311 19.736,00 24.698,00
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi
I 10.346 11.850 13.662 15.906,00 18.776,00
dan Makan
Minum
Informasi dan
J 90.940 102.681 113.291 136.709,00 150.735,00
Komunikasi
Jasa
K Keuangan dan 15.529 18.049 21.361 23.372,00 27.169,00
Asuransi
L Real Estate 70.413 79.457 88.694 116.261,00 139.907,00
Jasa
M, N 669 750 856 970,00 1.087,00
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan,
O Pertahanan 94.092 103.254 117.475 135.920,00 158.374,00
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
P 62.098 69.699 78.112 93.200,00 110.087,00
Pendidikan
Jasa
Kesehatan
Q 35.235 39.880 45.784 52.595,00 60.711,00
dan Kegiatan
Sosial
BAB II - 25
R, S, T,
Jasa Lainnya 25.366 28.822 31.063 37.693,00 43.966,00
U
PDRB Migas 4.118.507 5.223.657 6.317.121 6.618.002,00 7.837.098,00
PDRB Tanpa
2.471.755 4.520.366 5.697.353 5.995.429,00 7.225.237,00
Migas
Sumber: Berita Resmi Statistik Kabupaten Morowali, Tahun 2016
Tabel 2.13 Jumlah PDRB ADH Konstan 2010 Kabupaten Buol Menurut
Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) 2011-2015
Kategori Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan
A 1.267.660,00 1.332.976 1.427.249 1.662.279 2.139.600
dan Perikanan
B Pertambangan dan
1.836.982,00 2.430.817 3.118.185 2.734.531 1.223.197
Pengalihan
C Industri Pengolahan 45.881,00 49,567 53,992 60,586 65,972
D Pengadaan Listrik dan
Gas
E Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
2.145,00 2.300 2.440 2,622 2,851
Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 85.166,00 92,454 101,492 151,277 1.532.460
BAB II - 26
G Perdagangan Besar
dan eceran; Reparasi
24.444,00 267,608 292,543 340.600 1.532.457
Mobil dan Sepeda
Motor
H Transportasi dan
11.684,00 12,713 13,613 15,657 19,109
Pergudangan
I Penyediaan
Akomodasi dan 9.545,00 10,238 11,082 12,028 13,091
Makan Minum
J Informasi dan
86,85 95,245 104,694 124,867 133,202
Komunikasi
K Jasa Keuangan dan
15.068,00 16.705 18,172 18,993 20,775
Asuransi
L Real Estate 64.469,00 69,656 75,504 92,385 104,303
M, N Jasa Perusahaan 635,00 660 700 769 832
O Administrasi
Pemerintahan,
86,93 92,494 99,284 113,116 121,961
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 56,80 60,549 65,296 71,66 78,382
Q Jasa Kesehatan dan
33,00 34,417 25,681 29,923 32,386
Kegiatan Sosial
R, S, T,
Jasa Lainnya 23.513,00 24,745 25,681 29,923 32,386
U
PDRB Migas 3.871.375,00 4.593.790 5.447.597 5.472.512 5.897.228
PDRB Tanpa Migas 3.315.996,00 4.049.443 4.977.141 5.001.273 5.407.139
BAB II - 27
Perkembangan beberapa sektor ekonomi selama tahun 2015
menunjukkan kondisi lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya.
Berdasarkan data distribusi seri 2010 menunjukan Sektor Pertambangan dan
Penggalian menjadi satu sektor dominan dalam menggerakan roda
perekonomian Buol. Sektor Pertambangan dan Penggalian tersebut antara lain
minyak bumi, dan pertambangan nikel. Data distribusi persentase PDRB
sektoral yang memperlihatkan sektor-sektor yang mendominasi perekonomian
dan menjadi leading sectors Buol dalam pembentukan PDRB periode 2011-2015
sebagai berikut.
BAB II - 28
Administrasi
Pemerintahan,
O 2,28 1,98 1,86 2,05 2,02
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 1,51 1,33 1,24 1,41 1,40
Jasa Kesehatan dan
Q 0,86 0,76 0,72 0,79 0,77
Kegiatan Sosial
R, S, T, U Jasa Lainnya 0,62 0,55 0,49 0,57 0,56
PDRB Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
PDRB Tanpa Migas 84,31 86,54 90,19 90,59 92,19
Sumber: Berita Resmi Statistik Kabupaten Morowali, Tahun 2016
BAB II - 29
PDRB seri 2010 dengan Migas Kabupaten Buol tahun 2015 mencapai 7,76
persen. Artinya penambahan nilai PDRB dengan Migas tahun 2015 meningkat
sebesar 7,76 persen dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.15 Laju Pertumbuhan PDRB Seri 2010 Kabupaten Buol Menurut
Lapangan Usaha (Persen)
Kategori Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan
A 4,03 5,15 7,08 16,46 28,71
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 44,26 32,33 28,28 -12,3 -55,27
Pengalihan
C Industri Pengolahan 6,73 8,03 8,93 12,21 8,89
Pengadaan Listrik dan
D 6,79 7,22 11,63 9,76 8,23
Gas
Pengadaan Air,
E Pengelolaan Sampah, 6,23 7,22 6,12 7,43 8,76
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 6,95 8,56 9,78 49,05 913,01
Perdagangan Besar dan
G eceran; Reparasi Mobil 4,31 9,48 9,32 16,43 6,91
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
H 8,04 8,81 7,08 15,02 22,05
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 6,57 7,26 8,24 8,54 8,84
dan Makan Minum
Informasi dan
J 9,32 9,66 9,92 19,27 6,68
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 16,61 10,89 8,78 4,52 9,38
Asuransi
L Real Estate 7,68 8,05 8,39 22,36 12,9
M, N Jasa Perusahaan 2,88 4,00 6,03 9,87 8,23
Administrasi
Pemerintahan,
O 5,58 6,40 7,34 13,93 7,82
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 6,36 6,60 7,84 9,75 9,38
Jasa Kesehatan dan
Q 7,18 4,3 7,07 9,71 9,12
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 5,34 5,24 3,79 16,52 8,23
PDRB Migas 20,49 18,66 18,59 0,46 7,76
PDRB Tanpa Migas 23,29 22,12 22,91 0,48 8,12
Sumber: Berita Resmi Statistik Kabupaten Morowali, Tahun 2016
BAB II - 30
persen. Namun, tahun 2013 menurun menjadi 18,59 persen, dan kembali turun
menjadi sebesar 0,46 persen pada tahun 2014. Selanjutnya, pada tahun 2015
kembali naik tajam menjadi sebesar 7,76 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buol tahun 2015 sebesar 7,76 persen
mulai meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 0.46 persen. Pertumbuhan
ekonomi tersebut disumbang antara lain oleh pertumbuhan Sektor Konstruksi
yang sangat tinggi sebesar 913,01 persen dan Sektor P ertanian 28,71 persen.
Peningkatan nilai tambah (value added) secara sektoral tersebut dari
agregasi pertumbuhan subsektor-subsektor dalam sektor tersebut.
Perkembangan masing-masing subsektor juga berasal dari komoditi-komoditi
unggulan dalam subsektor tersebut. Misalnya, pertumbuhan Sektor Pertanian
bersumber dari peningkatan produksi perikanan serta padi dan hotikultura.
Peningkatan salah satu sektor ekonomi juga memberikan daya dorong
pergerakan ekonomi pada sektor yang lainnya (multiplier effect). Semakin
beragamnya produk hasil industri terutama industri makanan menjadi
pendorong pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan.
PDRB menjadi satu gambaran hasil perkembangan dan keberhasilan
ekonomi suatau daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buol periode tahun
2013-2014 mengalami penurunan drastis. Dimana, pada tahun 2013 laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buol sebesar 18,64%--posisi kedua
pertumbuhan ekonomi tertinggi setelah Kabupaten Morowali sebesar 23,86% di
antara kabupaten/kota di Sulawesi Tengah. Namun, pada tahun 2014
terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buol hanya sebesar 0,45
persen. Dimana, pertumbuhan ekonomi terendah dibandingkan
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah. Penurunan laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Buol pada tahun 2014, sebagai implikasi langsung dari
regulasi larangan ekspor bahan mentah (raw material) sesuai Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Data laju
pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah dapat
dilihat pada gambar berikut.
BAB II - 31
Sumber: BPS, 2015 (Diolah Kembali)
Gambar 2.8 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Buol
Dengan Kabupaten/Kota se-Sulteng Tahun 2013 – 2014
Tabel 2.16 Perkembangan PDRB Per kapita Kabupaten Buol Dan Sulawesi
Tengah, Tahun 2011-2015
Tahun
Uraian
2011 2012 2013 2014 2015
Buol
PDRB (Jutaan Rupiah)
4.118.05 5.223.65 6.317.12 6.618.00 7.837.09
- PDRB ADH Berlaku
7 7 1 2 8
BAB II - 32
Tahun
Uraian
2011 2012 2013 2014 2015
3.871.37 4.593.79 5.447.59 5.472.51 5.897.22
- PDRB ADH Konstan
5 0 7 2 8
PDRB Perkapita (Ribuan Rupiah)
- PDRB Perkapita
38.405 47.583 56.216 57.557 66.980
ADH Berlaku
- PDRB Perkapita
36.104 41.845 48.478 47.595 50.124
ADH Konstan
Sumber: Berita Resmi Statistik Kabupaten Morowali, Tahun 2016
PDRB Per Kapita ADH Berlaku seri 2010 dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir terus mengalami peningkatan pada tahun 2011 mencapai 4.118.057
Juta rupiah meningkat menjadi 5.223.657 juta rupiah tahun 2012; sebesar
6.317.121 juta rupiah pada tahun 2013, serta tahun 2014 menjadi 6.618.002
juta rupiah, dan sebesar 7.837.098rupiah tahun 2015.
Sementara itu, PDRB per kapita ADH Konstan seri 2010 pada tahun 2011
mencapai 3.871.375 juta rupiah meningkat menjadi 4.593.790 juta rupiah
tahun 2012, dan sebesar 5.447.597 juta rupiah pada tahun 2013, serta tahun
2014 menjadi sebesar 5.472.512 juta rupiah dan sebesar 5.897.228 juta rupiah
tahun 2015.
Peningkatan PDRB Per Kapita Kabupaten Buol tersebut seiring dengan
PDRB perkapita 2000 Provinsi Sulawesi Tengah, dimana pada tahun 2014
sebesar Rp37.469.466 menunjukan peningkatan sebesar 17,54 persen dari
tahun sebelumnya sebesar Rp28.655.796. Berdasarkan metode perhitungan
terbaru perbandingan PDRB Per Kapita sebagai perbandingan Kabupaten Buol
dengan Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah disajikan pada
gambar sebagai berikut.
BAB II - 33
Sumber: BPS, 2015 (Diolah Kembali).
Gambar 2.9 Capaian PDRB Nominal Perkapita Kabupaten Buol
Dengan Kabupaten/Kota se-Sulteng Tahun 2013 – 2014
Tabel 2.17 Persentase Bentuk Permukaan Tanah dan Elevasi Menurut Desa
BAB II - 34
Kabupaten Buol, Tahun 2015
Persentase Bentuk Permukaan Lahan
Kecamatan/ Tanah Elevasi
No.
Kelurahan/Desa (Dpl)
Dataran Perbukitan Pegunungan
01 MAMOSALATO
01.01 Kolo Atas 2.00 83.00 15.00 2
01.02 Kolo Bawah 30.00 55.00 15.00 2
01.03 Momo 80.00 15.00 5.00 3
01.04 Tananagaya 100 0 - 4
01.05 Giri Mulya 100 - - 5
01.06 Tana Sumpu 78.00 11.00 11.00 4
01.07 Pandauke 20.00 30.00 50.00 2
01.08 Tambale 20.00 50.00 30.00 390
01.09 Winangabino 47.00 22.00 31.00 547
01.10 Sea 20.00 50.00 30.00 503
01.11 Uepakatu 25.00 60.00 15.00 748
01.12 Parangisi 25.00 60.00 15.00 747
01.13 Lijo 35.00 25.00 40.00 385
01.14 Menyoe 100 - - 5
02. BUNGKU UTARA
02.01 Tokonanaka 18.00 85.00 - 1
02.02 Matube 100 - - 2
02.03 Posangke 95.00 - 5.00 4
02.04 Tokala Atas 100 - - 4
02.05 Uewajo 100 - - 2
02.06 Baturube 100 - - 2
02.07 Woomparigi 100 - - 3
02.08 Tambarabone 100 - - 6
02.09 Taronggo 78.00 17.00 15.00 6
02.10 Uemasi 70.00 - 30.00 6
02.11 Tirongan Atas 85.00 - 15.00 4
02.12 Kalombang 75.00 10.00 25.00 3
02.13 Tirongan Bawah 100 - - 2
02.14 Tanaku Raya 90.00 - 10.00 3
02.15 Opo 65.00 20.00 15.00 3
BAB II - 35
Persentase Bentuk Permukaan Lahan
Kecamatan/ Tanah Elevasi
No.
Kelurahan/Desa (Dpl)
Dataran Perbukitan Pegunungan
02.16 Siliti 48.00 25.00 27.00 2
02.17 Ueruru 35.00 15.00 50.00 2
02.18 Lemo 30.00 25.00 45.00 23
02.19 Boba 30.00 10.00 60.00 4
02.20 Salubiro 20.00 30.00 50.00 553
02.21 Pokeang 60.00 30.00 10.00 3
02.22 Uempanapa 30.00 40.00 30.00 23
02.23 Lemowaliya 30.00 30.00 40.00 553
03. SOYOJAYA
03.01 Tamainusi 5.00 15.00 80.00 2
03.02 Tambayoli 40.00 10.00 50.00 11
03.03 Lembah Sumara 95.00 2.00 3.00 11
03.04 Tandayondo 40.00 5.00 55.00 4
03.05 Panca Makmur 80.00 15.00 5.00 428
03.06 Bau 20.00 30.00 50.00 581
03.07 Malino Jaya 10.00 40.00 50.00 657
03.08 Malino 30.00 20.00 50.00 617
03.09 Sumara Jaya 30.00 30.00 40.00 28
03.10 Toddopuli …. ….. …. ….
Uebangke (G)
04. PETASIA
04.01 Koromatantu 20.00 30.00 50.00 20
04.02 Korololama 40.00 20.00 40.00 5
04.03 Korolaki 2.00 8.00 90.00 15
04.04 Gililana 1.00 5.00 94.00 5
04.05 Koya 1.00 9.00 90.00 3
04.06 Kel. Buol 15.00 - 85.00 5
04.07 Kel. Bahontula 10.00 10.00 80.00 5
04.08 Kel. Bahoue 5.00 15.00 80.00 5
04.09 Ganda-Ganda 3.00 20.00 77.00 5
04.10 Tanuge 3.00 7.00 90.00 2
05. PETASIA BARAT
BAB II - 36
Persentase Bentuk Permukaan Lahan
Kecamatan/ Tanah Elevasi
No.
Kelurahan/Desa (Dpl)
Dataran Perbukitan Pegunungan
05.01 Onepute 30.00 5.00 65.00 10
05.02 Sampalowo 90.00 - 10.00 10
05.03 Moleono 70.00 - 30.00 10
05.04 Mondowe 50.00 5.00 45.00 10
05.05 Maralee 50.00 10.00 40.00 10
05.06 Tiu 60.00 20.00 20.00 10
05.07 Togomulya 90.00 10.00 - 5
05.08 Tontowea 20.00 40.00 40.00 25
05.09 Tadaku Jaya 25.00 55.00 20.00 10
05.10 Ululaa (G) …. …. …. ….
06. PETASIA TIMUR
06.01 Masara - 20.00 80.00 15
06.02 Molores 1.00 30.00 69.00 8
06.03 Mohoni 70.00 10.00 20.00 5
06.04 Molino 25.00 25.00 50.00 8
06.05 Towara 80.00 5.00 15.00 6
06.06 Bungintimbe 75.00 5.00 15.00 6
06.07 Tompira 80.00 - 20.00 5
06.08 Bunta 75.00 - 25.00 10
06.09 Keuno 80.00 20.00 - 4
06.10 Polewali 100 - - 3
06.11 Towara Pantai 100 - - 3
(G)
06.12 Peboa (G) 60.00 30.00 10.00 5
07. LEMBO
07.01 Lembobaru 10.00 90.00 - 360
07.02 Korobonde 100 - - 334
07.03 Wawopada 20.00 10.00 70.00 371
07.04 Waraa 90.00 - 10.00 337
07.05 Tingkeao 80.00 - 20.00 311
07.06 Mora 100 - - 300
07.07 Uluanso 40.00 - 60.00 300
BAB II - 37
Persentase Bentuk Permukaan Lahan
Kecamatan/ Tanah Elevasi
No.
Kelurahan/Desa (Dpl)
Dataran Perbukitan Pegunungan
07.08 Beteleme 90.00 10.00 - 180
07.08 Tinompo 70.00 - 30.00 286
07.10 Korowalelo 10.00 - 90.00 297
07.11 Kumpi 30.00 50.00 20.00 256
07.12 Korompeli 90.00 10.00 - 256
07.13 Lemboroma - 90.00 10.00 180
07.14 Korowou 80.00 - 20.00 175
08. LEMBO RAYA
08.01 Dolupo Karya - 75.00 25.00 500
08.02 Poona 90.00 - 10.00 415
08.03 Mandula 100 - - 542
08.04 Petumbea 20.00 80.00 - 287
08.05 Ronta 20.00 80.00 - 287
08.06 Pontangoa 80.00 20.00 - 287
08.07 Bintangor Mukti - 30.00 70.00 316
08.08 Jamor Jaya 25.00 75.00 - 321
08.09 Paawaru 40.00 60.00 - 315
08.10 Lembobelala - 30.00 70.00 490
09. MORI ATAS
09.01 Gontara - 100 - 427
09.02 Kasingoli 100 - - 436
09.03 Lee 100 - - 440
09.04 Saemba 100 - - 436
09.05 Tomui Karya 100 - - 436
09.06 Tomata - 100 - 317
09.07 Londi - 100 - 317
09.08 Taende - 100 - 309
09.09 Ensa - 100 - 312
09.10 Peonea 100 - - 320
09.11 Kolaka - 100 - 312
09.12 Lanumor - 100 - 299
09.13 Saemba Walati 100 - - 436
BAB II - 38
Persentase Bentuk Permukaan Lahan
Kecamatan/ Tanah Elevasi
No.
Kelurahan/Desa (Dpl)
Dataran Perbukitan Pegunungan
09.14 Pambarea - 100 - 317
10. MORI UTARA
10.01 Era 100 - - 340
10.02 Peleru 100 - - 334
10.03 Wawondula 100 - - 311
10.04 Tabarano 100 - - 311
10.05 Tiwaa 100 - - 326
10.06 Lembontonara 100 - - 326
10.07 Mayumba - 100 - 326
10.08 Tamonjengi - 100 - 326
Sumber: Statistik Kabupaten Buol, data diolah kembali, Tahun 2016
BAB II - 39
Sumber: RTRW Buol, Tahun 2016
2.4.2.2. Geologi
Wilayah Kabupaten Buol tersusun atas beberapa jenis batuan antara
lain, batuan Mollase, batuan Kapur, batuan Skiss, batuan Basik, Ultra basik
dan Sedimen. Dari sisi geomorfologi, wilayah ini tersusun atas beberapa bentuk
lahan (landform), yaitu bentuk lahan Aluvial (A), Marine (M), Volkanik (V),
Tektonik dan Struktural (T).
BAB II - 40
Bentuk lahan aluvial terbentuk dari proses fluvial yang umumnya
tersebar di dataran rendah dengan kemiringan antara 0-3 persen, dan banyak
dijumpai di sekitar sungai-sungai besar. Bentuk lahan marine tersebar pada
wilayah datar agak cekung di sepanjang pantai. Bentuk lahan tektonik dan
vulkanik tersebar pada relief yang bergelombang sampai bergunung. Akibat
bentuk lahan yang bervariasi tersebut, maka wilayah Kabupaten Buol memiliki
topografi yang bervariasi.
2.4.2.3. Hidrologi
Kabupaten Buol memiliki banyak sungai dan Kecamatan yang memiliki
sungai adalah Kecamatan Mori Atas (7 sungai) Kecamatan Bungku Utara (15
sungai) dan Kecamatan Mamosalato (12 sungai). Sungai terpanjang adalah
sungai Laa yang melintasi 5 (lima) Kecamatan, yaitu 1). Kecamatan Mori Atas,
2). Kecamatan Petasia Timur, 3). Kecamatan Petasia, 4). Kecamatan Petasia
Barat, 5). Kecamatan Mori Utara.
Sungai Bongka sebagai sungai terpanjang kedua melintasi Kecamatan
Mamosalato. Sungai terpanjang ketiga melintasi Kecamatan Bungku Utara yaitu
Sungai Tiworo. Sungai terpanjang keempat adalah Sungai Sumara yang
melintasi Kecamatan Soyo Jaya. Data dan informasi mengenai nama-nama dan
ukuran di Kabupaten Buol terdapat pada Tabel berikut.
BAB II - 41
Panjang Sungai
No. Kecamatan/Desa Nama Sungai
(Km)
2. Bungku Utara S. Kafuyu 22,00
S. Lamuru 8,00
S. Paididi 5,10
S. Bongka 38,00
S. Solato 29,00
S. Siombo 18,00
S. Tirongan 43,00
S. Morowangu 9,00
S. Morowali 37,00
S. Ula 47,00
S. Tiworo 53,00
S. Nua-Nua 21,00
S. Tofu 19,00
S. Uemanu 22,00
S. Samara 23,00
3. Petasia S. Laa 117,00
4. Petasia Barat S. Laa 117,00
5. Petasia Timur S. Laa 117,00
6. Lembo S. Tambalako …
S. Puawu …
7. Lembo Raya S. Tambalako …
S. Sokita …
S. Tambalako 105,00
8. Mori Atas S. Ensa 17,00
S. Kadata 15,00
S. Kolaka 25,00
S. Kuse 27,00
S. Laa 37,00
S. Talolae 20,00
S. Yaintu 23,00
S. Koromboyo ....
S. Towerio ....
BAB II - 42
Panjang Sungai
No. Kecamatan/Desa Nama Sungai
(Km)
9. Mori Utara Koro Njaya 22,00
Koro Mayumba 24,00
Koro Sampa 7,00
S. Kuse 27,00
Korontiwa 8,00
S. Laa 37,00
S. Korompalia 10,00
S. Karuru 15,00
Koro Era 20,00
S. Yaintu 23,00
Koro Dolo 15,00
10. Soyo Jaya S. Busanga 20,00
S. Sumara 45,00
Sumber: Statistik Kabupaten Buol, Tahun 2016
2.4.2.4. Klimatologi
Tabel 2.19 Banyaknya Curah Hujan per Bulan Kabupaten Buol, Tahun 2015
Hari Hujan Curah Hujan
Bulan
(hh) (mm)
01. Januari 16,00 317,50
02. Pebruari 17,00 83,80
03. Maret 21,00 243,50
04. April 26,00 478,80
05. Mei 22,00 269,40
BAB II - 43
Hari Hujan Curah Hujan
Bulan
(hh) (mm)
06. Juni 16,00 204,90
07. Juli 23,00 350,50
08. Agustus 17,00 243,20
09. September 13,00 137,00
10. Oktober 14,00 200,90
11. November 14,00 188,70
12. Desember 15,00 102,50
Sumber: Profil Kabupaten Buol, Data diolah kembali, Tahun 2016
Kabupaten Buol memiliki iklim yang sangat basah dan memiliki sungai
yang banyak sebagai sumberdaya air yang potensial untuk dimanfaatkan untuk
pengairan. Namun, curah hujan tinggi juga berpotensi menimbulkan bahaya
banjir dan tanah longsor. Sungai utama di Buol adalah Sungai Laa dengan
panjang 96,30 Km, dan Sungai Tambalako dengan panjang 83,7 Km. Akibat
curah hujan yang tinggi, struktur geologi yang dipengaruhi oleh dua sesar
utama, serta topografi dengan dominasi kemiringan curam maka wilayah ini
memiliki pula kawasan-kawasan yang rawan bencana.
BAB II - 44
Histosol, Endisols, Oxisols, Vertisols, dan Mellisols, dengan kedalaman efektif
tanah sebagian besar cukup dalam. Tanah dengan kedalaman 0-30 cm hanya
3,03 persen dan 31-60 Cm seluas 18,02 persen, selebihnya seluas 45,44 persen
memiliki kedalaman 60-90 Cm dan kedalaman di atas 90 Cm seluas 35,94
persen. Sebagian besar tanah di wilayah ini tergolong subur yakni sebesar 45,44
persen bertekstur sedang, sebesar 43,87 persen bertekstur halus dan hanya
sebesar 10,55 persen bertekstur kasar.
BAB II - 45
Sumber: RTRW Kabupaten Buol
Gambar 2.13 Peta Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Buol
BAB II - 46
3. Memiliki dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat;
4. Memiliki daya ungkit yang signifikan pembangunan daerah; dan
5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani.
BAB II - 47