Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“Askep Tumbuh Kembang Keluarga Dengan Anak Remaja”

Dosen Pengampu:

Ns.Nurul Hidayah M.Kep

Di susun Oleh:

Desra Gunawan (821191011)

Ismhah Rizkianti Aninda (821191016)

Arief Muttaqin Dharmawan (821191019)

Aditya Perdana (821191026)

Rini Kusmala (821191029)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Keluarga yang berjudul
”Askep Tumbuh Kembang Keluarga dengan anak dan Remaja” Walaupun mungkin secara
penilaian makalah ini masih belum sempurna, tetapi kami akan terus berusaha untuk semakin
memperbaikinya. Dalam kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ns.Nurul Hidayah M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah “Keperawatan
Keluarga”
2. Kepada teman-teman yang selalu mendukung dan membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
3. Dan Kepada kedua orang tua kami, yang selalu mendoakan kami dalam segala hal
apapun .

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama didunia pendidikan.

Pontianak, 8 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................
B. Tujuan Penulisan.........................................................................
C. Metode Penulisan........................................................................
D. Sistematika Penulisan..................................................................

BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................

a. .....................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga bukanlah sebuah konsep baru dalam dunia
keperawatan. The National League for Nursing (NLN) menjelaskan bahwa
pentingnya keperawatan keluarga dalam unit perawatan kesehatan di mana seorang
perawat harus menganggap keluarga adalah sebagai sebuah unit. Teori keperawatan
modern seperti Newman, King, Orem, dan Roy banyak membahas mengenai keluarga
dan pentingnya keluarga bagi individu dan masyarakat. Saat ini, keluarga memiliki
tantangan kebutuhan perawatan kesehatan yang biasanya tidak ditangani oleh sistem
perawatan kesehatan (Nies and McEwen, 2014 dalam Siregar Deborah, dkk, 2020).
Keperawatan keluarga telah berkembang sejak awal tahun 1980-an dan ini menjadi
sebuah solusi ketika seorang anggota keluarga mengalami masalah kesehatan
Keluarga juga bervariasi dalam struktur, fungsi, dan proses. Struktur, fungsi, dan
proses keluarga dipengaruhi oleh status kesehatan anggota keluarga. Keluarga bahkan
bervariasi dalam budaya tertentu karena setiap budaya adalah unik. Sehingga perawat
harus memiliki pengetahuan tentang teori keluarga, serta struktur, fungsi, dan proses
keluarga untuk membantu keluarga mencapai atau mempertahankan kesehatan
(Kaakinenet al., 2015 dalam Siregar Deborah, dkk, 2020).
Mal 5 paragraf….Alasan kelmpok mengapa mengambil judul ini …….maksi
B. Tujuan Penulisn
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang kesehatan pada tumbuh kembang keluarga
dengan anak remaja
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian keluarga
b. Mengetahui definisi keperawatan keluarga
c. Mengetahui peran keperawatan keluarga
d. Mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan remaja
C. Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah kepustakaan
seperti buku, jurnal, artikel penelitian, dan diskusi kelompok, yaitu dengan mencari
data-data yang menunjang materi atau yang berhubungan dengan”Askep Tumbuh
Kembang Keluarga anak dan remaja”
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bagian yaitu:
BAB I pendahuluan
yang mana ada latar belakang,tujuan umum dan tujuan khusus serta metode penulisan
dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Penutup:Kesimpulan dan Saran
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN KELUARGA

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Keluarga dengan anak usia remaja
mulai saat anak berusia 13 tahun dan berakhir sampai usia 20 tahun (Susanto, 2012).

Kata keluarga menimbulkan makna yang berbeda bagi setiap individu dan
kelompok, misalnya (Kaakinen et al., 2015):

1. Hukurn yaitu melalui hubungan darah, adopsi, perwalian, atau pernikahan

2. Biologis yaitu hubungan genetik di antara dua individu

3. Sosiologis yaitu sekelompok orang yang tinggal bersama dengan atau tanpa ikatan
hukum atau biologis

4. Psikologis yaitu kelompok dengan ikatan emosional yang kuat

Burgess & Incke (1953) mendefinisikan keluarga sebagai sekelompok orang


yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, yang berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial masing-masing sebagai suami dan
istri, ibu. ayah, dan anak, kakak dan adik, yang menciptakan dan memelihara budaya
Bersama. U -S. Census Bureau (2011 ) juga mendefinisikan keluarga sebagai dua
orang atau lebih yang hidup bersama sejak lahir, menikah, atau melalui proses adopsi.
Definisi keluarga juga mengacu pada dua atau lebih individu yang bergantung satu
sama lain untuk mendapatkan dukungan emosional, fisik, dan ekonomi. (Kaakinen et
al., 2015). Keluarga juga terdiri dari dua atau lebih individu yang berbagi tempat
tinggal atau tinggal berdekatan satu sama lain; memiliki ikatan emosional yang sama;
terlibat dalam posisi, IM-an, dan tugas sosial yang saling terkait; dan berbagi ikatan
budaya dan rasa kasih sayang dan kepemilikan (Ann Allender, Rector and Warner,
2013).
Karakteristik keluarga adalah unik keluarga itu unik. Keluarga juga memiliki beberapa
karakteristik umum yaitu:

1. Setiap keluarga adalah sistem sosial kecil.


2. Setiap keluarga memiliki nilai dan aturan budaya sendiri-sendiri.

3. Setiap keluarga memiliki struktur.

4. Setiap keluarga memiliki fungsi dasar tertentu.

5. Setiap keluarga bergerak melalui tahapan dalam siklus hidupnya.

B. Definisi Keperawatan Keluarga

Keperawatan keluarga telah berkembang sejak awal 1980-an. Definisi dan


kerangka kerja dari keperawatan keluarga adalah proses pemenuhan kebutuhan
perawatan kesehatan keluarga yang berada dalam lingkup praktik kqrrawatan. Asuhan
keperawatan ini dapat ditujukan kepada keluarga sebagai konteks, keluarga secara
keseluruhan, keluarga sebagai sistem, atau keluarga sebagai komponen masyarakat.
Keperawatan keluarga mempertimbangkan keempat pendekatan untuk melihat
keluarga yaitu individu, keluarga, IM-awat, dan kornunitas untuk tujuan
mempromosikan, mernelihara, dan mernperbaiki kesehatan keluarga (Kaakinen et al.,
2015).

KMK RI No 908 tahun 2010 tentang Pelayanan Kqxrawatan Keluarga


menjelaskan bahwa keperawatan keluarga adalah area kekhususan Yang
mengaplikasikan berbagai konsep berbagai konsep dan teori keluarga dalam
keperawatan yang bersinggungan dengan berbagai spesialisasi keperawatan yang Iain.
Pelayanan keperawatan keluarga metupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga
dalam tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tindakan dengan
memobilisasi sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan
sumber-surnber dari profesi Iain termasuk IMnberi pelayanan kesehatan dan sektor
Iain di komunitas. Pelayanan keperawatan keluarga dapat diberikan di berbagai
tatanan, seperti rumah, tumah sakit, klinik, tempat praktik perawat, dan unit
pemulihan kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2010).
Kesehatan keluarga berkaitan dengan seberapa baik keluarga berfungsi secara
bersama sebagai satu kesatuan. Ini tidak hanya menyangkut kesehatan anggota
keluarga dan bagaimana mereka berhubungan dengan anggota keluarga Iain, tetapi
juga melihat seberapa baik keluarga berhubungan di masyarakat.

C. Peran Keperawatan Keluarga

Keluarga adalah unit dasar dari masyarakat. Keluarga bersifat kompleks,


bervariasi, dinamis dan adaptif, oleh karena itu penting bagi semua perawat untuk
memiliki pengetahuan tentang disiplin ilmu keperawatan keluarga dan berbagai cara
perawat untuk dapat berinteraksi dengan keluarga. perawat perawatan kesehatan
keluarga berkembang seiring dengan spesialisasi. Adapun peran perawat dalam
keperawatan keluarga adalah (Kaakin.et.all.2015)

1. Edukator
Perawat dalam keluarga mengajar tentang kesehatan keluarga,
penyakit, hubungan antar anggota keluarga, dan lain-lain. Contohnya
mengajar orang tua cara merawat bayi baru lahir.
2. Koordinator, kolaborator, dan penghubung
Perawat keluarga mengoordinasikan perawatan yang diterima oleh
keluarga dan bekerja sama dengan keluarga untuk merencanakan perawatan.
Misalnya, jika seorang anggota keluarga mengalami kecelakaan traumatis,
perawat akan membantu keluarga mengakses sumber daya mulai dari rawat
inap, rawat jalan, perawatan kesehatan di rumah, dan layanan sosial hingga
rehabilitasi.Dan perawat dapat berfungsi sebagai penghubung di antara
layanan layanan ini.
3. Deliverer atau penyelia perawatan
Perawat keluarga memberikan atau mengawasi perawatan yang
diterima keluarga. Untuk melakukan ini, perawat haruslah seorang yang ahli
dalam hal pengetahuan maupun keterampilan. Misalnya, setiap hari perawat
berkonsultasi dengan keluarga dan membantu merawat anak dengan alat bantu
pernapasan. Perawat keluarga melindungi keluarga dan memberdayakan
anggota keluarga untuk dan perawat berbicara untuk membela hak keluarga.
Contoh perawat yang memberikan layanan perlindungan terhadap pendidikan
khusus untuk anak dengan gangguan attention deficit
4. Advokat
5. Konsultan
Perawat keluarga berfungsi sebagai konsultan bagi. Perawat
berkonsultasi dengan lembaga tertentu untuk memfasilitasi perawatan yang
berpusat pada keluarga dalam waktu singkat dan mempunyai tujuan tertentu.
Misalnya, seorang perawat di rumah sakit diminta untuk membantu keluarga
dalam menentukan pengaturan perawatan jangka panjang yang sesuai untuk
anggota keluarga yang sakit yang sakit.
6. Konselor
Perawat keluarga memainkan peran terapeutik dalam membantu
individu dan keluarga memecahkan masalah atau mengubah perilaku. Contoh
keluarga membutuhkan bantuan perawat untuk menentukan perawatan
anggota keluarga yang didiagnosis skizofrenia.
7. Case finder dan epidemiologist
Perawat keluarga terlibat dalam penemuan kasus. Misalnya seorang
anggota keluarga baru-baru ini didiagnosa mengidap penyakit

Tipe Keluarga

Pembagian tife ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokan

1. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga di kelompokkan menjadi 2,yaitu:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-
nenek, paman bibi)
2. Secara Modern
(berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
pengelompokan tipe keluarga selain di atas adalah:
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru,
satu/keduanya dapat bekerja di rumah
c. Middle Age/Aging
Couple Suami sebagai pencari uang, istri di rumah kedua duanya
bekerja di rumah, anak-anak meninggalkan. rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier. Keluarg
d. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya salah satu bekerja di rumah
e. Dual carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
f. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
g. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
h. Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
i. Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.
j. Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama sama dalam penyediaan fasilitas
k. Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan eturunannya di dalam
satu kesatuan. luarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
l. Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak di mana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi m. Cohibing Couple Yaitu dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa kawin. n.Gay and Lesbian Family Yaitu keluarga
yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

D. Keperawatan Keluarga Dengan Remaja


Masa remaja secara umum didefinisikan sebagai periode antara usia 13 sampai
20 tahun, waktu yang berfungsi sebagai transisi antara masa kanak-kanak dan menjadi
remaja akhir. Ini dapat dibagi menjadi periode awal (13 hingga 14 tahun), periode
tengah (15 hingga 16 tahun), dan periode akhir (17 hingga 20 tahun). Selama semua
periode, masa remaja tidak ditentukan oleh usia kronologis melainkan oleh perubahan
fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Perubahan drastis dalam penampilan fisik dan
perubahan harapan orang lain (terutama orang tua) yang terjadi selama periode
tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan emosional dan fisik (Sass & Kaplan,
2016 dalam Silbert-Flagg, J., Pillitteri, A., 2018. ).
Remaja selalu merasakan tekanan selama periode ini karena mereka dewasa
dalam beberapa hal tetapi masih muda dalam hal lain. Misalnya, minat seksual remaja
sedang bangkit, namun tekanan pribadi atau orang tua mencegah eksplorasi seksual.
Seorang remaja mungkin merasa tidak cukup dewasa untuk tinggal jauh dari rumah,
namun orang tua dan guru mungkin mendesak remaja tersebut untuk mendaftar ke
perguruan tinggi di luar kota. Dualitas ini menyebabkan dilema atau konflik besar
bagi seorang remaja, yang menyebabkan banyak masalah pertumbuhan dan
perkembangan usia (Ahern & Norris, 2011).
E. Masalah Kesehatan Umum Remaja
Jadwal pemeliharaan kesehatan untuk masa remaja dan penilaian yang akan
disertakan pada kunjungan ditunjukkan pada
1. Hipertensi
2. Postur Tubuh yang Buruk
3. Tindik Tubuh dan Tato Tindik
4. Kelelahan
5. Ketidakteraturan Menstruasi
6. Jerawat
7. Kegemukan

F. Tentang Seksualitas Dan Aktivitas Seksual


Menurut laporan survei CDC 2015, 41% siswa sekolah menengah AS telah
melakukan hubungan seksual, dan dari jumlah itu, 30% terjadi dalam 3 bulan
sebelumnya. Survei tersebut juga melaporkan 43% tidak menggunakan kondom
terakhir kali berhubungan seks. Hanya 10% yang pernah dites HIV. Namun, mereka
yang berusia 13 hingga 24 tahun menyumbang sekitar 22% dari semua diagnosis HIV
baru di Amerika Serikat pada tahun 2014, dan dalam kelompok ini, 80% adalah laki-
laki gay dan biseksual. Separuh dari hampir 20 juta IMS baru yang dilaporkan setiap
tahun terjadi di kalangan remaja dan remaja akhir usia 15 hingga 24 tahun pada tahun
2014. Kehamilan pada masa remaja, meskipun menurun, masih menjadi perhatian.
Hampir 250.000 kelahiran terjadi pada anak perempuan berusia 15 hingga 24 tahun
pada tahun 2014 (CDC, 2017d).

G. Kekhawatiran Tentang Gangguan Penggunaan Zat Penggunaan


Zat Gangguan penggunaan zat (sebelumnya disebut sebagai gangguan
penyalahgunaan zat) mengacu pada penggunaan bahan kimia untuk meningkatkan
keadaan mental atau menyebabkan euforia. Ini sangat umum di kalangan remaja
sehingga sebanyak 50% siswa sekolah menengah atas melaporkan telah
bereksperimen dengan beberapa bentuk obat (CDC, 2012a). Penggunaan narkoba
terjadi pada masa remaja dari keinginan untuk memperluas kesadaran, tekanan teman
sebaya, atau keinginan untuk merasa lebih percaya diri dan dewasa; itu juga bisa
menjadi bentuk pemberontakan remaja terkait dengan kesulitan atau kekerasan masa
kanak-kanak. Tahapan penggunaan narkoba berkisar dari eksperimen di mana remaja
mencoba narkoba untuk meningkatkan penerimaan sosial hingga penggunaan reguler,
di mana mereka secara aktif mencari efek narkoba untuk menghilangkan stres sehari-
hari ( Benjet , Borges, Medina-Mora, et al., 2012).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Gambaran Kasus
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013 jam 10.00 WIB pada keluarga
Bp. R (38 tahun). Bp. R merupakan kepala keluarga dari Ibu R (30 tahun), An. H (14
tahun), An. F (12 tahun), An. L (9 tahun) dan Nenek. R (61 tahun). Pendidikan terakhir
Bp. R adalah SMP. Pekerjaan sehari-hari sebagai buruh di pabrik dan MC (pembawa
acara) di acara-acara pernikahan. Alamat tinggal sekarang ini di RT 02 RW 02 Kelurahan
Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Keluarga Bp. R merupakan keluarga
extended family (keluarga luas/besar) yang terdiri dari keluarga inti dan orang tua dari
Bp.R yaitu Nenek. R. Diamana keluarga Bp. R merupakan keluarga yang didalamnya
masih terdapat hubungan darah, perkawinan dan saling berinteraksi satu dengan yang
lain, mempunyai peran masing-masing, karena didalam satu rumah di keluarga Bp. R
terdiri dari 6 orang yang hidup bersama, segala kebutuhan dicukupi oleh kepala keluarga.
Keluarga Bp. R mengatakan bersuku Betawi. Keluarga Bp. R mempunyai kebiasaan jika
ada anggota keluarga yang sakit dibelikan obat warung terlebih dahulu untuk pertolongan
pertamanya. Ibu. R mengatakan keluarga beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan bepuasa. Di keluarga Bp. R pencari nafkah
utama adalah Bp. R yang bekerja sebagai buruh, selain itu Bp. R juga masih aktif sebagai
pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang ada
dirumah. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan suaminya
saat ini. Ibu. R mengatakan tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya
sesekali anaknya mengajak berwisata. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan
dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya nongkrong
sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan menonton balapan
motor. An. H juga mengatakan sering main dengan teman-temannya hingga malam hari.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Bp. R berada dalam tahap perkembangan
keluarga dengan anak remaja dimana tugas perkembangan keluarga dengan remaja yaitu:
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab remaja mengingat remaja
yang sudah bertambah dewasa, mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga,
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan Ibu.
R mengatakan bahwa An. H adalah anak pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya.
Terutama saat memasuki usia remja An. H sudah jarang berkumpul dengan keluarga, jika
berada dirumah An. H banyak menghabiskan waktu di dalam kamarnya. An. H
mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena menurut An. H bapaknya itu galak dan
kalau menyuruh sesuatu, misalkan belajar, Bp. R sering marah-marah sehingga An. H
malas untuk menanggapinya. Ibu. R mengatakan sebenanrnya Bp. R baik, tetapi memang
agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu. R juga mengatakan bahwa An. H sulit
diatur semenjak memasuki SMP. An. H mengtakan tidak mengetahui tugas
perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja., karena sebelumnya tidak
pernah mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan maupun tanggung
jawabnya sebagai remaja.
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan orang
tua Bp. R yang berukuran 70 m2. Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan.
Terdapat 2 jendela yang kurang lebih yang berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping
pintu masuk. Namun, jendela yang selalu terlihat terbuka ini jarang dibersihkan. Anak-
anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di daerah setempat
RW 02. An. H mengatakan sudah jarang (suka membolos) dalam mengikuti pengajian.
An. H berteman dengan beberapa teman seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat
rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan motor.
Ibu. R mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan keterbukaan.
Namun, An. H mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya
dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja dan
jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya. Ibu. R juga mengatakan di rumahnya
tidak ada peraturan yang jelas tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga. Ibu. R
mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibuya. An. H mengatakan
malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu. R mengatakan bahwa
anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu. R mengatakan tidak pernah
memantau aktivitas belajar anakya di rumah.
Ibu. R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling terbuka
dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk anak yang pendiam dan jarang
menyampaikan pendapatnya. Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan
degan baik. Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota yang sakit, maka yang sakit
akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotik. Keluarga Ibu. R juga sering
memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja. Keluarga Bp. R
mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki masa remaja. An. H sudah mulai
ditawari untuk mencoba merokok oleh teman-temannya, baik teman di sekolah maupun
teman di lingkungan rumahnya. An. H juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman
sekoah maupun teman di sekitar rumahnya tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-
ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki
teman dekat wanita (pacar).

B. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Keluarga (KK) : Bp. R
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Pendidikan Terakhir : SMP
d. Usia : 38 tahun
e. Pekerjaan : Buruh
f. Alamat : RT 02 RW Kelurahan Cisalak Pasar Kec.
Cimanggis
g. Komposisi Keluarga :
Jenis Hubungan
No Nama Usia Pendidikan
Kelamin dg KK
1 Ibu R Perempuan Istri 30 thn SMP
2 An. H Laki-laki Anak 1 14 thn SMP kls 2
3 An. F Perempuan Anak 2 12 thn SD kls 6
4 An. L Perempuan Anak 3 9 thn SD kls 3
5 Nenek R Perempuan Ibu 61 thn SD

Genogram :

Nenek
R
61 thn

Bp. R Ibu R
38 thn 30 thn

An. H
14 thn An. F
An. L
11 thn
9 thn
Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Remaja / Pasien

: Cerai

: Tinggal dalam satu rumah


h. Tipe Keluarga :
Keluarga Bp. R termasusk tipe keluarga extended family (keluarga luas/besar).
Keluarga Bp. R (38 thn) terdiri dari Bp. R, Ibu R, ketiga anaknya dan ibu dari Bp.
R yaitu nenek R (61 thn).
i. Suku Bangsa :
Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu R juga berasal dari
Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka gunakan sehari-hari di rumah
adalah Bahasa Indonesia dalam percakapan. Ibu R mengatakan keluarganya tidak
memiliki kebiasaan khusus yang mempengaruhi status kesehatan keluarga yang
diajarkan turun-temurun.
j. Agama :
Seluruh keluarga Bp. R beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan puasa dilakukan. Menurut keluarga Bp.
R, agama berperan penting dalam kehidupan mereka, bahkan dalam hal
kesehatan. Ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga uga selalu
mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sedang sakit tersebut.
k. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Di keuarga Bp. R pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp. R yang
bekerja sebagai buruh dengan penghasilan 2.000.000 – 2.500.000 setiap bulan.
Selain itu Bp. R juga masih aktif menjadi pembawa acara/MC di acara-acara
pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang ada di rumah. Ibu R sehari-hari
membuka warung yang menjual kebutuhan sehari-hari dan makanan ringan di
rumahnya dengan penghasilan perhari 50.000-an. Keperluan keluarga sehari-hari
adalah untuk makan dan jajan An. H, An. F dan An. L. Ibu R mengatakan bahwa
dirinya merasa cukup dengan penghasilan suaminya saat ini. Bp. R saat ini
memiliki tabungan atau dana kesehatan dari tempatnya bekerja.
l. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bp. R tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga,
hanya sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu liburan biasanya disesuaikan
dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah, tetapi sekarang jarang
dilakukan., hanya jika ada waktu saja keluarga pergi rekreasi. Ibu R juga
mengatakan biasanya dirinya berkunjung ke rumah kerabat yang letak rumahnya
berdekatan dengan rumah keluarga Bp. R. Di rumah Ibu R mengatakan
keluarganya dapat menikmatihiburan melalui TV dan radio yang tersedia di
rumahnya. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan membuat dirinya stress
maka dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya nongkrong sambil
mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan menonton balapan
motor. An. H juga mengatakan sering main dengan teman-temannya hingga
malam hari.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan keluarga dengan
anak remaja yang dilakukan oleh keluarga antara lain :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan mandiri.
Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. H untuk memilih apa
yang ingin dilakukan. An. H mengatakan tanggung jawabnya adalah belajar
dan membantu orang tua, itupun jarang dilakukan atas kemauannya sendiri.
An. H sudah memiliki cita-cita, yaitu menjadi seorang pemain bola, tetapi
hanya sebatas harapan dan tidak tahu bagaimana mencapai tujuannya.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Pernikahan Bp. R dan Ibu R saat ini sudah berlangsung selama 15 tahu,
anaknya yang paling kecil sudah memasuki usia sekolah. Saat ini, Ibu R dan
Bp. R mengatakan untuk berusaha membesarkan ketiga anaknya dengan
memenuhi segala kebutuhan mereka.
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi :
1) Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak.
Ibu R mengatakan bahwa An. H adalah anak yang pendiam dan jarang
berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia remaja, An. H
sudah mulai jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An. H
banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya. An. H mengatakan
jarang berbicara dengan Bp. R karena menurut An. H bapaknya itu galak dan
kalau menyuruh sesuatu misalnya belajar, Bp. R sering marah-marah
sehingga An. H malas untuk menanggapinya. Ibu R mengatakan sebenarnya
Bp. R baik, tetapi memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu R
juga mengatakan bahwa An. H sulit untuk diatur semenjak memasuki SMP.
An. H mengatakan tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai
remaja, karena sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai
tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.
2) Riwayat Keluarga Inti :
Bp. R dan Ibu R menikah pada tahun 1998, dan anak pertamanya lahir
setahun kemudian. Ibu R dan Bp. R baru memutuskan memakai kontrasepsi
setelah kelahiran anak ke-3. Jenis kontrasepsi yang dipih adalah pil KB.

3) Riwayat Keluarga Sebelumnya :


Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit,
keluarga Bp. R pergi ke dokter swasta langganan keluarga. Tidak ada pola
makan atau jenis makanan yang dibatasi.
3. Lingkungan
4. Karakteristik Rumah :
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan
orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2. Desain interior rumah terbagi menjadi 6
ruangan, yang paling depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling
belakang adalah dapur dan kamar mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Bp. R dan
Ibu R, sedangkan 2 kamar tidur lainnya digunakan oleh anak-anak dan Nenek R yang
tinggal bersama Bp. R dan Ibu R. Lantai rumah terbuat dari kerami. Terdapat 2
jendela yang kurang lebih berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk.
Namun, jendela yang terlihat selalu terbuka ini jarang dibersihkan. Warna dinding
rumah adalah putih yang kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah tampak rapi dan
bersih dan terdapat beberapa perabot rumah yang sesuai. Sumber air yang digunakan
oleh keluarga berasal dari tanah (sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak berwarna
dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap pencahayaan lampu dalam rumah Bp. R
terbilang terang.

Denah Rumah

Kamar Dapur
Mandi

T
Ruang Ruang e
Tudur Keluarga r 10 m
a
s
Ruang Ruang Warung

Tidur Tamu

Teras
7m

5. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :


Bp. R jarang berkumpul dengan tentangga karen akesibukannya, namun Ibu R
aktif di arisan PKK dan pengajian yang ada di lingkungan rumah. Ibu R sendiri tidak
bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus warung yang ada di
rumah. Keluarga Bp. R tinggal di RT 02 RW 02, di sisi kanan rumah Bp. R yaitu
rumah saudaranya dan sebelah kiri adalah rumah tetangganya, di belakang rumah ada
tanah kosong dan jalan. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.

6. Mobilitas Geografis Keluarga :


Saat ini keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang selama
15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp.R sendiri sudah tinggal di rumah tersebut
sejak Bp. R lahir, karena Bp. R adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya yang
telah bercerai maka di rumah tersebut ditinggali keluarga Bp. R dan ibunya. Rumah
Bp. R dibangun di atas tanah milik orang tuanya, kepemilikan tanah masih milik
ibunya Bp. R.
7. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Bp. R selalu menekankan pada Ibu R supaya mengikuti acara yang diadakan
oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan kegiatan lainnya. Apabila ada waktu
luang Ibu R mengajak anaknya bermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga
terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat harmonis).
Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di
daerah setempat RT 02. An. H mengatakan sudah jarang (suka membolos) dalam
mengikuti pengajian. Bp. R sendiri sering diminta untuk menjadi pembawa acara/MC
di acara-acara pernikahan ataupun acara yang diadakan RT/RW. Ibu R juga
bersosialisasi dengan tetangga di kanan, kiri dan depan rumahnya. Saudara Ibu R
tinggal tidak jauh dari rumah Ibu R, setiap hari selalu bertemu. An. H berteman
dengan beberapa teman seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat rumahnya,
bermain ke warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan motor.
8. Sistem Pendukung Keluarga :
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang menyelesaikan
dengan anggota keluarga. Kadang juga melibatkan orang tua, karena dengan orang tua
tinggal bersama dan berdekatan. Hal yang dirasakan sebagai pendukung keluarga
adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang memperhatikan bila ada
anggota keluarga yang sakit dan tetangga yang idup saling menghormati serta
menghargai. Disamping itu adanya fasilitas dana kesehatan dari tempat kerja Bp. R
untuk anggota keluarga yang sakit menurut Ibu R sangat membantu keluarga.
9. Struktur Keluarga
10. Pola Komunikasi Keluarga :
Ibu R mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya menekankan
keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu R mendiskusikan bersama Bp. R,
terkadang meminta bantuan nasihat dari orang tu. Waktu yang biasanya digunakan
untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan waktu makan bersama
dengan anggota keluarga. Namun An. H mengatakan lebih suka menceritakan
masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan kepada orang tua ataupun
keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara
kepada anaknya.
11. Struktur Kekuatan Keluarga :
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepala keluarga, tetapi
tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu R punya pendapat sendiri dan membuat
keputusan sendiri, misalnya pada saat membeli keperluan rumah tangga dan mengatur
posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ibu R juga berinisiatif sendiri untuk
membawa anaknya ke pelayanan kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh
dengan mengkonsumsi obat warung.
12. Struktur Peran :
a. Bp. R
Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari nafkah untuk
kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
b. Ibu R
Ibu R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya.
Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu rumah tangga dan juga membuka usaha warung di
rumah.

c. An. H
An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya.
Ibu R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu R
mengatakan tidak pernah membantu aktivitas belajar anaknya di rumah.
d. An. F
Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu R yang pada tahun ini akan memasuki
SMP. An. F juga berperan sebagai adik dari An. H dan kakak dari An. L.
e. An. L
Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu R juga berperan sebagai adik dari kedua
orang kakaknya yaitu An. H dan An. F.
f. Nenek R
Sebagai ibu dari Bp. R dan nenek dari ketiga cucunya yaitu An. H, An. F dan
An. L.
Ibu R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang apa
saja tugas setiap anggota keluarga.
13. Nilai dan Norma Keluarga :
Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam dan tidak terpengaru oleh norma budaya. Penerimaan keluarga terhadap
perawat sangat baik, setiap masalah yang ada diutarakan dan menerima kehadiran
perawat.
14. Fungsi keluarga
a. Fungsi Efektif :
Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling
terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk anak yang
pendiam dan jarang menyampaikan pendapat.

b. Fungsi Sosialisasi :
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga Bp. R
tergolong paling lama tinggal di wilayah tersebut.
c. Fungsi Perawatan Keluarga :
Ibu R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka yang
sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotek. Keluarga Ibu R
juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh
dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja. Bp. R
mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan fisik dan tidak merokok hanya
saja jika sedang banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya biasanya Bp. R
mengeluhkan pegal-pegal pada badannya.
15. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek :
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki masa
remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh teman-
temannya, baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H
juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman di
lingkungannya tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-ikutan tawuran
dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki teman dekat
wanita (pacar).
b. Stressor Jangka Panjang :
Ibu R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang semakin mahal,
terlebih lagi tahun ini anak keduanya yaitu An. F akan lulus dari SD dan akan
memasuki SMP.
16. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah :
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari masalah
tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini kalau setiap masalah ada jalan
keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan dari orang tua dan tetangga yang
terdekat.
17. Strategi Koping yang Digunakan :
Ibu R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada
Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang ada.
18. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak ada.
19. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat berkunjung ke rumahnya
adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian
keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga
berharap akan banyak mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai macam
jenis penyakit dan cara perawatannya.
20. Pemeriksaan Fisik
No Nama TD Nadi RR Suhu BB TB
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
1 Bp. R
130/90 86 21 36,7 68 172
(38 tahun)
Keluhan/RPS Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat Bp. R mengatakan
penyakit
dahulu
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan
asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan
tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak ada
lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
2 Ibu. R
110/70 82 19 36,8 48 154
(30 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan
asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
3 An. H
120/80 88 20 36,5 51 156
(14 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan
asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan
tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada
lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
4 An. F
110/80 91 21 36,8 36 139
(12 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan
asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 21
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
5 An. L
110/70 92 22 36,9 31 134
(9 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan
asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 22
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada
lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
6 Nenek. R
140/90 90 23 37 52 155
(61 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan
asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 23
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik :
a. Bp. R :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan
pada pemerikasaan fisiknya, Bp. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak
merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
b. Ibu R :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan
pada pemerikasaan fisiknya, Ibu R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak
merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
c. An. H
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
seimbang, tidak meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3
bulan.
d. An. F
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
seimbang, tidak meiliki keluhan penyakit, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3
bulan.

e. An. L
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
kurus, tidak meiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan.
f. Nenek R
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, merokok, tidak meiliki
keluhan fisik, penglihatan mulai berkurang, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3
bulan.

21. Analisa Data


No. Data Etiologi Problem
1. DS : Kurang terpapar Defisit
- An. H mengatakan informasi pengetahuan
sebelumnya tidak pernah
mendapatkan informasi
mengenai tugas
perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai
remaja.

DO :
- Dirumahnya tidak ada yang
mengajarkan peran dan
tanggung jawab kepada
remaja (An. H)
- An. H sudah mulai ditawari
untuk mencoba merokok
oleh teman-temannya, baik
teman di sekolah maupun
teman di lingkungan
rumahnya.
- An. H juga sering
nongkrong tidak jelas
dengan teman sekoah
maupun teman di sekitar
rumahnya tersebut.
- An. H juga mengatakan
pernah ikut-ikutan tawuran
dengan teman-teman
sekolahnya.
- An. H mengatakan sudah
memiliki teman dekat
wanita (pacar).
2. DS : Transisi Gangguan Proses
perkembangan Keluarga
- Ibu. R mengatakan urusan
anaknya lebih banyak
diserahkan kepada ibunya
- Ibu. R mengatakan An. H
lebih suka menghabiskan
waktunya didalam kamar
dari pada berkumpul dengan
keluarga
- Ibu. R mengatakan Bp. R
memang agak keras untuk
mendidik anak-anaknya
- An. H mengakui tidak
pernah menceritakan
masalah yang dihadapinya
pada orang tua
- An. H mengatakan kadang
percakapan dengan orang
tua akan berakhir dengan
ketegangan
- An. H mengatakan lebih
suka menceritakan
masalahnya kepada teman-
temannya debandingkan
kepada orang tua ataupun
keluarganya yang lain.

DO :
- Bp. R sibuk bekerja dan
jarang menyempatkan
berbicara kepada anaknya.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi
2. Gangguan Proses Keluarga b/d transisi perkembangan

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan


-Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar imformasi
-Gangguan proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan
E.Rencana Tindakan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


Keluarga (SLKI) (SIKI)
Defisit pengetahun Definisi: Definisi
tentang tentang Kecukupan informasi kognitif Mengajarkan pengelolaan
spesisikan b/d kurang yang berkaitan dengan topik faktor risiko penyakit dan
terpapar imformasi tertentu setelah di lakukan perilaku hidup bersih serta
tindakan 1x24 jam di sehat.
harapkan masalah teratasi Tindakan
dengan Observasi
Kriteria hasil: -Identifikasi kesiapan dan
Perilaku sesuai anjuran kemampuan menerima
(5) Meningkat informasi
Perilaku sesuai dengan
pengetahuan -Identifikasi faktor-faktor
(5) meningkat yang dapat meningkatkan
Pertanyaan tentang masalah dan menurunkan motivasi
yang di hadapi perilaku hidup bersih dan
(5) Meningkat sehat
Terapeutik
-Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan -
Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
-Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
-Jekaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat;

Gangguan Proses Definisi: Tindakan


Keluarga b/d Transisi Kemampuan untuk merubah Observasi
perkembangan hidup dalam hubungan atau - Identifikasi respons
fungsi keluarga setelah di emosional terhadap kondisi
lakukan tindakan keperawatan saat ini
di harapkan masalah teratasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi beban
Adaptasi keluarga terhadap prognosis secara psikologis
situasi (5) Meningkat - Identifikasi pemahaman
Kemampuan keluarga tentang keputusan
berbicara secara terbuka perawatan setelah pulang
dalam keluarga (5) meningkat keluarga, dan tenaga
kesehatan
Terapeutik
- Dengarkan masalah,
perasaan, dan pertanyaan
keluarga
-dentifikasi kesesuaian
antara harapan pasien,

- Terima nilai-nilai keluarga


dengan cara yang tidak
menghakimi

Diskusikan rencana medis


dan perawatan Fasilitasi
pengungkapan perasaan
antara pasien dan keluarga
atau antar anggota ka

- Fasilitasi pengambilan
keputusan dalam
merencanakan perawatan
jangka panjang j - Fasilitasi
anggota keluarga dalam
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik

-Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar keluarga
(mis tempat tinggal,
makanan, paka
-Fasilitasi anggota keluarga
melalui proses kematian dan
berduka, jika perlu
-Fasilitasi memperoleh
pengetahuan, keterampilan,
dan peralatan yang
diperlukan
untuk mempertahankan
keputusan perawatan pasien

- Bersikap sebagai
pengganti keluarga untuk
menenangkan pasien
dan/atau
keluarga tidak dapat
memberikan perawatan

- Hargai dan dukung


mekanisme koping adaptif
yang digunakan

-Berikan kesempatan
berkunjung bagi anggota
keluarga

Edukasi

- Informasikan kemajuan
pasien secara berkala

Informasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang
tersedia

Kolaborasi
-Rujuk untuk terapi
keluarga, jika perlu
A.Kesimpulan
Keluarga Inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh
dari keturunan atau adopsi atau keduanya. Keluarga inti tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya
dapat bekerja di luar rumah. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat
bekerja di rumah Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya salah satu bekerja dirumah.
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin. Yaitu
satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama
sama dalam penyediaan fasilitas k. luarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak. Cohibing Couple Yaitu dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa kawin.

Gay and Lesbian Family Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama. Masa remaja secara umum didefinisikan sebagai periode antara usia 13 sampai 20
tahun, waktu yang berfungsi sebagai transisi antara masa kanak-kanak dan menjadi remaja
akhir. Perubahan drastis dalam penampilan fisik dan perubahan harapan orang lain yang terjadi
selama periode tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan emosional dan fisik . Dualitas ini
menyebabkan dilema atau konflik besar bagi seorang remaja, yang menyebabkan banyak masalah
pertumbuhan dan perkembangan usia .
Menurut laporan survei CDC 2015, 41% siswa sekolah menengah AS telah melakukan hubungan
seksual, dan dari jumlah itu, 30% terjadi dalam 3 bulan sebelumnya. Hanya 10% yang pernah dites
HIV. Namun, mereka yang berusia 13 hingga 24 tahun menyumbang sekitar 22% dari semua
diagnosis HIV baru di Amerika Serikat pada tahun 2014, dan dalam kelompok ini, 80% adalah laki-
laki gay dan biseksual. Separuh dari hampir 20 juta IMS baru yang dilaporkan setiap tahun terjadi di
kalangan remaja dan remaja akhir usia 15 hingga 24 tahu
Keperawatan Keluarga. (2020). (n.p.): Yayasan Kita Menulis.

Silbert-Flagg, J., Pillitteri, A. (2018). Maternal & Child Health Nursing: Care of the


Childbearing & Childrearing Family. United Kingdom: Wolters Kluwer.

Anda mungkin juga menyukai