Anda di halaman 1dari 7

Makalah Mahasiswa

Santai dengan iringan syariat Agama

HomeDisclaimerSitemap (Daftar Isi)Contact FromAboutPrivacy Policy

Wednesday, 21 December 2016

Model Evaluasi Pendidikan (Makalah)

Makalah Model Evaluasi Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada konteks pembelajaran, evaluasi pada umumnya berorientasi pada tujuan pendidikan yang di
dalamnya mencakup beberapa macam tujuan termasuk tujuan pendidikan nasional, tujuan institusi,
tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus yang di dalamnya mengandung penampilan
(Performance). Model evaluasi muncul karena adannya usaha eksplanasi secara kontinu yang diturunkan
dari perkembangan pengukuran dan keinginan manusia untuk berusaha menerapkan prinsip-prinsip
evaluasi pada cakupan yang lebih abstrak pada bidang ilmu pendidikan, perilaku dan seni.

B. Rumusan Masalah

Di antara model-model evaluasi yang ada pada makalah ini adalah:

1. Model CIPP

2. Model Kirkpatrick
3. Model Alkin/ UCLA

4. Model Brinkerhoff

5. Model Countenance

6. Model Tyler

7. Goal Free evaluation Model (Model Bebas Tujuan)

BAB II

PEMBAHASAN

MODEL-MODEL EVALUASI

A. Model CIPP

Decision Oriented evaluation Model atau Model CIPP (Contex, Input, Proces, Product) adalah
model evaluasi yang dikembangkan oleh Danial Stufflebeam dan kawan-kawan di Ohio State University.
Evaluasi ini menitikberatkan pada penilaian program dan penyajian informasi untuk pembuatan
keputusan. Keempat model evaluasi tersebut merupakan satu rangkaian yang utuh, tetapi Stufflebeam
mengatakan bahwa dalam pelaksanaannya seorang evaluator tidak harus menggunakan
keseluruhannya. Keunikan pada model-model tersebut adalah, pada setiap tipe evaluasi terkait pada
perangkat pengambilan keputusan dan operasi sebuah program. Dalam hal lain, keempat model
evaluasi Stufflebeam tersebut dapat dipadukan dengan model-model evaluasi yang dikembangkan oleh
beberapa ahli-ahli lain yang sudah dianggap baku dan standar, serta telah teruji kehandalannya dalam
berbagai penerapan pendidikan.

Ditinjau dari pelaksanaan suatu program, Evaluasi Model CIPP memberikan suatu format evaluasi
yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu: konteks, input, proses, dan output.[1] Secara
rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Evaluasi komponen konteks, sebagai fokus institusi, yaitu mengidentifikasi target populasi dan
menilai kebutuhan. Evaluasi konteks dilaksanakan sebagai need assessment atas suatu kebutuhan,
memberikan informasi bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan
dijalankan. Menurut Stufflebeam, evaluasi konteks ini adalah evaluasi yang paling mendasar, yang
mempunyai misi untuk menyediakan suatu rasional/landasan untuk penentuan tujuan pendidikan,
evaluasi konteks berupaya untuk memisahkan masalah dengan kebutuhan yang tidak diinginkan di
dalam setting pendidikan, konteks melibatkan analisis secara konseptual yang berhubungan dengan
elemen-elemen lingkungan pendidikan yang lebih deskriptif dan komparatif. Menurut Suharsimi
Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar menyatakan bahwa Evaluasi Konteks adalah upaya untuk
menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang
dilayani, dan tujuan proyek.[2] Sejalan dengan pendapat di atas Djuju Sudjana menyatakan bahwa
Evaluasi Konteks program menyajikan data tentang alasan-alasan untuk menetapkan tujuan-tujuan
program dan prioritas tujuan. Evaluasi ini menjelaskan mengenai konteks lingkungan yang relevan,
menggambarkan kondisi yang ada dan yang diinginkan dalam lingkungan, dan mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi dan peluang yang belum dimanfaatkan.[3] Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi konteks meliputi analisis masalah yang berhubungan
dengan lingkungan program, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani,
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi dan peluang yang belum dimanfaatkan
yang secara khusus mempunyai pengaruh terhadap konteks masalah yang menjadi komponen program.
Dapat dikatakan pula bahwa evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, yaitu memperkecil
kesenjangan antara kondisi faktual dengan kondisi yang diharapkan. Tujuan utama evaluasi konteks
adalah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari sasaran dan memberikan arah perbaikan.

2. Evaluasi komponen Input, digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan,


penentuan strategi evaluasi, meliputi analisis persoalan yang berhubungan dengan bagaimana
penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif dan strategi yang harus
dipertimbangkan untuk mencapai suatu program, desain prosedur untuk strategi implementasi,
pembiyaan dan penjualan.[4] Evaluasi input pada program pendidikan baik pendidikan formal maupun
nonformal secara menyeluruh, lebih baku, selalu berhubungan dengan peserta didik, pendidik,
kurikulum, sarana prasarana dan kelengkapan administrasi. Menurut Djuju Sudjana Evaluasi masukan
(input) program menyediakan data untuk menentukan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan program. Hal ini berkaitan dengan relevansi, kepraktisan,
pembiyaan, efektifitas yang dihendaki, dan alternatif-alternatif yang dianggap unggul.[5] Sejalan dengan
pendapat di atas Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar menyatakan bahwa Evaluasi Input
adalah kemampuan awal warga belajar dan sekolah dalam menunjang PMTAS, antara lain kemampuan
sekolah dalam menyediakan petugas yang tepat, pengatur menu yang andal, ahli kesehatan yang
berkualitas, dan sebagainya.[6]Evaluasi input pada program Paket C sama seperti pada sekolah regular
lainnya yakni, warga belajar, guru, dan tenaga kependidikan, bahan ajar, kurikulum serta sarana belajar.

3. Evaluasi komponen Proses, digunakan dalam program sebagai data untuk mengimplementasikan
keputusan, merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam proses (pelaksanaan) atau
membimbing dalam implementasi kegiatan, evaluasi program juga digunakan untuk mengidentifikasi
kerusakan prosedur implementasi pada tata laksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktifitas di monitor
dan di catat perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pentingnya pencatatan aktivitas
keseharian sebagai pertimbangan pengambilan keputusan untuk menentukan tindak lanjut dan
penyempurnaan program. Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar menyatakan
bahwa Evaluasi Proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program
sudah terlaksana sesuai dengan rencana.[7] Sedangkan menurut Djuju Sudjana Evaluasi proses
menyeediakan umpan balik yang berkenaan dengan efisiensi pelaksanaan program, termasuk di
dalamnya pengaruh system dan keterlaksanaannya. Evaluasi ini mendeteksi atau memprediksi
kekurangan dalam rancangan prosedur kegiatan program dan pelaksanaannya, menyediakan data untuk
keputusan dalam implementasi program, dan memelihara doumentasi tentang prosuder yang dilakukan.
Dalam program pendidikan, evaluasi inipun menyediakan informasi terhadap jenis keputusan yang
mungkin dilakukan oleh pendidik.[8]

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi proses adalah pengawasan secara terus menerus
pada pelaksanaan program yang sangat berguna dan menentukan kelemahan/hambatan dan
kekuatan/pendukung sehingga prosedur dapat dimonitor dan diperbaiki.

4. Evaluasi komponen Produk/Output, digunakan sebagai bahan pertimbangan menolong keputusan


selanjutnya, merupakan kumpulan deskripsi dan judgement dari outcomes, hubungan dengan konteks,
masukan dan proses dan kemudian diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk
adalah evaluasi yang dilakukan dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,
merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan pelaksanaan atau
aktualisasi pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan
analisis data akan menjadi acuan dalam penarikan kesimpulan dan pengajuan saran apakah program
diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan. Evaluasi produk merupakan tahap akhir, berfungsi untuk
membantu penanggungjawab program dalam mengambil keputusan. Dalam analisis hasil ini, diperlukan
pembanding antara tujuan yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang dicapai. Pada
dasarnya mempertanyakan apakah sasaran yang ingin dicapai pada suatu program telah tercapai. Hasil
yang dinilai berupa grafik skor tes, presentasi, data observasi, diagram data , sosiometri dan sebagainya
yang masing-masing dapat ditelusuri kaitannya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci. Evaluasi
produk/output pada penelitian evaluasi ini adalah hasil belajar warga belajar pada ujian semester (ujian
sumatif) dan persentase kelulusan warga belajar dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional. Menurut
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar menyatakan bahwa Evaluasi Produk diarahkan pada
hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Evaluasi produk merupakan
tahap akhir dari serangkaian evaluasi program.[9] Sedangkan menurut Djuju Sudjana Evaluasi Produk
mengukur dan menginterpretasi pencapaian program selama pelaksanaan program pada akhir program.
Evaluasi ini berkaitan dengan pengaruh utama, pengaruh sampingan, biaya, dan keunggulan program,
evaluasi produk melibatkan upaya penetapan criteria, melakukan pengukuran, membandingkan ukuran
keberhasilan dengan standar absolut atau relative, dan melakukan interpretasi rasional tentang hasil
dan pengaruh dengan menggunakan data tentang konteks, input dan proses.[10]

BAB III

PENUTUP

Decision Oriented evaluation Model atau Model CIPP (Contex, Input, Proces, Product) adalah model
evaluasi yang dikembangkan oleh Danial Stufflebeam dan kawan-kawan di Ohio State University.
Evaluasi ini menitikberatkan pada penilaian program dan penyajian informasi untuk pembuatan
keputusan.

Kirkpatrick salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam bidang pengembangan sumber daya
manusia (SDM). Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick
Four Levels Evaluation Model. Evaluasi ini adalah evaluasi program pelatihan (training).

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara), 2007.

Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2006.

George F Madaus, Michael S Sriven dan Daniel L Stufflebeam, Evaluation Models,: View point on
Educational and Human Services Educations (Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing), 1983.

Daniel L Stufflebeam and Antony J Shinkfield, Sistematic Evaluation, A Self Instructional Guide to Theory
and Practice (Boston: Kluwer Nijhoff Publissing), 1968.

http://rizafaishol.blogspot.co.id/2010/11/evaluasi-model-kirkpatrick.html,

Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta), 2000.

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2011.

http: // hakekat pendidikan. blogspot.co.id/2011/10/evaluasikurikulum-model countenance.html

http://elinayuanita.blogspot.co.id/2013/01/model-black-box-tyler.html,
http://rinizaka.blogspot.co.id/2014/01/goal-free-evaluation.html,

[1] George F Madaus, Michael S Sriven dan Daniel L Stufflebeam, Evaluation Models,: Viewpoint on
Educational and Human Services Educations (Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing, 1983), h.128

[2]Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 29

[3]Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.
54-55

[4]Daniel L Stufflebeam and Antony J Shinkfield, Sistematic Evaluation, A Self Instructional Guide to
Theory and Practice (Boston: Kluwer Nijhoff Publissing, 1968), h. 169-170

[5]Djuju Sudjana, op.cit., h. 55

[6] Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 30

[7]Ibid, h. 30

[8] Djuju Sudjana, Op.Cit, h. 56

[9] Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 30

[10] Djuju Sudjana, Op.Cit, h. 56

[11]Riza Faishol, http://rizafaishol.blogspot.co.id/2010/11/evaluasi-model-kirkpatrick.html, Rabu, 10


November 2010, diakses pada tanggal 21 April pukul 14.27 WITA

[12] Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 15

[13] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 74

[14] S. Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja rosda karya, 2008), h. 208
[15]Hakekat pendidikan, http://hakekat pendidikan. blogspot.co.id/2011/10/ evaluasi kurikulum-model
countenance.html, Selasa, 25 Oktober 2011, diakses pada tanggal 21 April 2016 pukul 14.36 WITA

[16] Erlina Yuanita, http://elinayuanita.blogspot.co.id/2013/01/model-black-box-tyler.html, Kamis 03


Januari 2013, diakses pada tanggal 21 April 2016 pukul 14.03 WITA

[17] Rinni Septiani, http://rinizaka.blogspot.co.id/2014/01/goal-free-evaluation.html, Selasa, 21 Januari


2014, diakses pada tanggal 21 April pukul 16.28

Jdjdkdkdkkhek

Anda mungkin juga menyukai