Wanprestasi dapat terjadi pada semua kewajiban utang termasuk obligasi dan kredit pemilikan rumah (KPR).
Sumber: AllBusiness
Pusat Penyuluhan dan Bantuan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia menjelaskan, wanprestasi dapat diartikan sebagai tidak
terlaksananya prestasi karena kesalahan debitur baik karena kesengajaan atau
kelalaian. Bentuk-bentuk sikap yang bisa dikatakan wanprestasi diantaranya:
Sementara itu dalam dunia keuangan, wanprestasi juga diartikan sebagai tindakan
‘gagal bayar’ menurut Wikipedia. Dimana wanprestasi menggambarkan suatu
keadaan di mana seorang debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai
dengan perjanjian utang piutang yang dibuatnya. Misalnya, tidak melakukan
pembayaran angsuran ataupun pelunasan pokok utang sesuai dengan kesepakatan,
termasuk melakukan pelanggaran atas persyaratan kredit sebagaimana diatur di
dalam kontrak.
Ajan tetapi, istilah "gagal bayar" ini harus dibedakan dengan "penundaan kewajiban
pembayaran utang" (PKPU) dan "pailit". Gagal bayar secara esensial berarti bahwa
seorang debitur tidak melakukan pembayaran utangnya. Penundaan kewajiban
pembayaran utang atau dikenal juga dengan istilah moratorium, adalah suatu istilah
hukum yang digunakan untuk menunjukkan keadaan seorang debitur yang tidak
mampu melakukan pembayaran utangnya. Sedangkan pailit atau bangkrut adalah
suatu istilah hukum yang menunjukkan adanya pengawasan pengadilan atas suatu
perusahaan yang mengalami moratorium atau gagal bayar.
Kondisi tersebut dapat terjadi pada semua kewajiban utang termasuk obligasi, kredit
pemilikan rumah (KPR), pinjaman perbankan, surat sanggup bayar, Medium Term
Note, dan lain-lain perjanjian yang bersifat utang.
a) Definisi Wanprestasi
b) Etimologi Wanprestasi
Sehingga jelas, wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak dipenuhi atau
ingkar janji atau kelalaian yang dilakukan oleh debitur baik karena tidak
melaksanakan apa yang telah diperjanjikan maupun malah melakukan sesuatu yang
menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Mau beli rumah tapi khawatir
pengembangnya ingkar? Cari tahu track record pengembangnya, kemudian cek
pilihan rumahnya, misalnya di kawasan Depok dengan harga di bawah Rp600 jutaan
di sini!
2. Penyebab Wanprestasi
Penyebabnya wanprestasi dapat timbul karena kesengajaan atau kelalaian. Sumber: Medium
Baca juga: Kenali Jenis-jenis Tanah yang Wajib Didaftarkan Agar Bebas Masalah
3. Pasal Wanprestasi
Tip Rumah
Kondisi wanprestasi dapat terjadi pada semua kewajiban utang termasuk obligasi, kredit
pemilikan rumah (KPR), pinjaman perbankan, surat sanggup bayar, Medium Term Note, dan lain-
lain perjanjian yang bersifat utang.
Adapun akibat hukum karena adanya wanprestasi dalam suatu perjanjian adalah
debitur diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur (pasal
1234 KUHPerdata). Apabila perikatan itu timbal balik. Kreditur dapat menuntut
pembatalan/dapat dibatalkan perikatannya melalui hakim (pasal 1266 KUHPerdata ).
Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, resiko beralih kepada debitur sejak
terjadi wanprestasi (pasal 1237 ayat 2 KUHPerdata). Debitur diwajibkan memenuhi
perikatan jika masih dapat dilakukan, atau pembatalan disertai pembayaran ganti
kerugian (pasal 1267 KUHPerdata).
Merujuk penjelasan Pusat Penyuluhan dan Bantuan Hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia, wanprestasi tentu dapat berakibat pada tindakan hukum sesuai
aturan yang berlaku. Dimana masing-masing pihak yang merasa dirugikan berhak
menggugat ke Pengadilan untuk menuntut ganti rugi, berupa penggantian biaya,
kerugian dan bunga jika ada. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1243 dan Pasal
1244 KUH Perdata (BW) yang berbunyi sebagai berikut:
Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan
mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk
memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya
hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang
telah ditentukan.
Debitur harus dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga. Bila ia tak dapat
membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya perikatan itu atau tidak tepatnya waktu
dalam melaksanakan perikatan itu disebabkan oleh sesuatu hal yang tak terduga,
yang tak dapat dipertanggungkan kepadanya, walaupun tidak ada itikad buruk
kepadanya.