Anda di halaman 1dari 37

KEPANITERAAN KLINIK ORTODONTI

LAPORAN AKHIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTODONTIK

KASUS TYPODONT

No. Model :-

Nama Pasien : IF

Operator : Tiara Bistya Astari

No. Mahasiswa: 21101900024

Pembimbing : drg. Grahita Aditya , Sp.Ort

drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2022
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : IF
2. Suku : Jawa
3. Umur : 22 th
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. Alamat : Semarang
II. WAKTU DAN JENIS PERAWATAN
1. Pendaftaran : 9 Desember 2020
2. Pencetakan : 9 Desember 2020
3. Pemasangan Alat :
4. Retainer :
5. Jenis Alat : Orthodonti Lepasan
III. PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subyektif (Anamnesis)
 Keluhan Utama : Pasien wanita 22 tahun datang dengan keluhan ingin
merapikan gigi-gigi yang berjejal
 Riwayat Kesehatan : Pasien dan keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit sistemik
dan tidak ada alergi
a) Kesehatan Umum : Baik
b) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi
 Periode Gigi Susu : tidak ada keluhan dan tidak pernah memeriksakan gigi
ke dokter gigi
 Periode Gigi Bercampur : tidak ada keluhan dan tidak pernah memeriksakan gigi
ke dokter gigi
 Periode Gigi Permanen : pernah menambalkan gigi permanen tetapi pasien lupa
gigi yang mana

c) Kebiasaan Buruk (Bad Habit) yang Berkaitan dengan Keluhan Pasien


Jenis
Durasi Frekuensi Intensitas Posisi Ket
Kebiasaan
- - - - - -

d) Riwayat Keluarga yang Berkaitan dengan Keluhan Pasien


Tidak ada keluarga yang memiliki kondisi yang sama dengan pasien

B. Pemeriksaan Obyektif
2
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

1. UMUM
Status gizi:
Indeks Massa Tubuh: BB(kg)/TB2(m) x 100 = 62/(1,61)2 x 100 = 23,9
Status Gizi :  Kurang  Normal  Lebih
Kategori :  Kurus  Normal  Gemuk
2. LOKAL
a) Ekstraoral
 Bentuk Kepala
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 15
Indeks kepala: 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 × 100 = 20 × 100 = 75

Kesimpulan bentuk kepala :


 Hipo-dolikosefali  Mesosefali  Brakisefali
 Dolikosefali  Hiper Brakisefali
Klasifikasi indeks kepala :
 Hipo-dolikosefali : < 70,0
 Dolikosefali (kepala panjang sempit) : 70,0 – 74,9
 Mesosefali (kepala sedang) : 75,0 – 79,9
 Brakisefali (kepala lebar persegi) : 80,0 – 84,9
 Hiper-brakisefali : >84,9

 Bentuk Wajah
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 10,3
Indeks wajah: × 100 = 11,8 × 100 = 87,2
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ

Kesimpulan bentuk wajah :


 Hiper-euriprosop  Euriprosop  Mesoprosop
 Leptoprosop  Hiper-leptoprosop
Klasifikasi indeks muka :
 Hiper-euriprosop : < 80,0
 Euriprosop (muka pendek, lebar) : 80,0 – 84,9
 Mesoprosop (muka sedang) : 85,0 – 89,9
 Leptoprosop (muka tinggi, sempit) : 90,0-94,9
 Hiper-leptoprosop : > 94,9

3
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

 Analisis Proporsi Wajah (Tampak Depan)

Hairline

Glabela

Subnasal
Comissura

Menton

Kesimpulan : Simetris
Keterangan : Dari analisa foto profil tampak depan pasien memiliki wajah
simetris

4
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

 Analisis Profil Wajah (Tampak Samping)

Nasion

Upper lip

Pog

Kesimpulan: Profil wajah cembung


 Sendi Temporomandibular: Normal
 Bibir Posisi Istirahat : Kompeten
 Free Way Space : 3 mm
 Path of Closure : Normal
b) Intraoral
● OHIs : 1,3 (Baik)
● Lidah : Normal
● Palatum : Normal
● Gingiva : Normal
● Mukosa : Normal
● Frenulum:
⮚ Frenulum labii superior : Normal
⮚ Frenulum labii inferior : Normal
⮚ Frenulum lingualis : Normal
● Pola Atrisi : Normal
● Fonetik : Normal
● Pemeriksaan Gigi Geligi
V IV III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V

Keterangan:
K: karies R: Radiks T: Tumpatan I: Inlay
X: dicabut P: Persistensi O: belum erupsi J: Jaket
Im: Impaksi Ag: Agenese B: Bridge En: Endodontik 5
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

3. SEFALOMETRI
a) Foto Sefalometri

b) Analisis Sefalometri
No. Jenis Pengukuran Normal Pasien Keterangan
1 SNA 82o± 2 83o
= N (Kedudukan maksila terhadap basis
kranium normal)
o o
2 SNB 80 ± 2 81 = N (Kedudukan mandibula terhadap basis
kranium normal)
o o
3 ANB 2±2 2 = N (Hubungan basis maksila terhadap
mandibula yaitu skeletal kelas I)
o o
4 Oklusal Plane Angle 14 16 High Angle Case (Open Bite Skeletal)
o o
Mandibular Plane 32 38 > N (Pertumbuhan mandibula ke arah
Angle (SN-MP) vertikal)
5 I-NA (mm) 4 mm 6 mm > N (Gigi insisivus maksila terhadap
tulang maksila protrusif)
O O
I-NA (sudut) 22 ± 4 27 > N (Gigi insisivus maksila terhadap
tulang maksila proklinasi)
6 I-NB (mm) 4 mm 7 mm > N (Gigi insisivus mandibula terhadap
tulang mandibula protrusif)
O O
I-NB (sudut) 22 ± 4 27 > N (Gigi insisivus mandibula terhadap
tulang mandibula proklinasi)
7 S-Line 0 mm Atas : 3 mm >N (Bibir atas protrusif)
Bawah : 9mm >N (Bibir bawah protrusif)
o
8 Inter I 130 – 126o <N (Inklinasi gigi insisivus dan relasi gigi
o
150.5 insisivus atas dan bawah proklinasi)
Kesimpulan: Hubungan skeletal kelas I disertai open bite skeletal, relasi antar gigi bidental protrusif, serta
jaringan lunak bibir atas dan bawah prominen.

6
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

4. MODEL STUDI
a) Foto Model Studi dari Arah Oklusal

1 1
2 2 1 1
2 2
3 3
3 3
4 4
4 4
5 5
5 5
6 6
6 6

Bentuk Lengkung Gigi:


RA: Parabola RB: Parabola
b) Lebar Mesiodistal Gigi Geligi (mm)
Rahang Atas
Gigi Kanan Kiri Normal Keterangan
1 7,8 7,8 7.40 – 9.75 Normal
2 6,6 6,5 6.05 – 8.10 Normal
3 7,5 7,6 7.05 – 9.32 Normal
4 6,9 6,8 6.75 – 9.00 Normal
5 7 6,8 6.00 – 8.10 Normal
6 10,0 10,0 9.95 – 12.10 Normal
Jumlah 45,8 45,5

Rahang Bawah
Gigi Kanan Kiri Normal Keterangan
1 6,5 6,3 4.97 – 6.60 Normal
2 6,6 6,5 5.45 – 6.85 Normal
3 6,7 6,9 6.15 – 8.15 Normal
4 6,7 6,4 6.35 – 8.75 Normal
5 7,5 7,7 6.80 – 9.55 Normal
6 10,8 10,9 10.62 – 13.05 Normal
Jumlah 44,8 44,7
Kesimpulan: Lebar mesiodistal gigi normal
c) Analisis Model Studi
⮚ Overjet
11 = 4,0 mm 21 = 4,0 mm
41 31
⮚ Overbite
11 = 3,2 mm 21 = 3,5 mm
41 31
7
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

⮚ Relasi Molar Pertama Permanen


Kanan : ☑ Klas I Kiri : ⮚Klas I
⮚ Klas II ⮚ Klas II
⮚ Klas III ☑ Klas III
⮚ Relasi Kaninus
Kanan : ⮚Klas I Kiri : ⮚Klas I
☑ Klas II ☑ Klas II
⮚ Klas III ⮚ Klas III
⮚ Klasifikasi Angle
⮚Klas I
⮚ Klas II
☑ Klas III Angle modifikasi Dewey tipe 2 subdivisi
⮚ Kurve of Spee :
Kanan : 3,8 mm
Kiri : 3,2 mm
Rata-Rata : 3,5 mm (Normal)
⮚ Garis Median
Rahang Atas Rahang bawah
ke kiri : 0 mm ke kiri : 0 mm
ke kanan : 0 mm ke kanan : 0 mm
⮚ Malrelasi
Open bite anterior/posterior : ada, pada sisi kanan
Edge to edge bite : tidak ada
Cusp to cusp bite : tidak ada
Deep bite : tidak ada
Cross bite anterior/posterior : tidak ada
Scissor bite : tidak ada
Diastema : ada, pada sisi kiri RA
⮚ Malposisi gigi individual
1. 12 : mesio palato torsi versi
2. 13 : mesio palato torsi versi
3. 22 : mesio labio torsi versi
4. 23 : mesio labio torsi versi
5. 32 : linguo versi
6. 35 : linguo versi
7. 42 : linguo versi

8
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

8. 43 : disto labio torsi versi


d) Perhitungan
1) Pont
1. Lebar mesiodistal 12 11 21 22 : 28,7 mm
Jarak distal pit 14-24 (pasien) : 35,8 mm
Jarak sentral fossa 16-26 (pasien) : 42,9 mm
2. Indeks pont 14 – 24 = jml MD 12 11 21 22 X 100 = 28,7/80 x 100 = 35,9 mm
80
3. Indeks pont 16 – 26 = jml MD 12 11 21 22 X 100 =28,7/64 x 100 = 44,8mm
64
Penderita Pont Selisih (Penderita-Pont)
14-24 35,8 mm 35,9 mm - 0,1 mm (kontraksi ringan)
16-26 42,9 mm 44,8 mm - 1,9 mm (kontraksi ringan)

Kesimpulan:
 Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien pada regio
P1 mengalami kontraksi derajat ringan sebesar 0,1 mm dan pada M1 mengalami
kontraksi derajat ringan sebesar 1,9 mm.
Note :
⮚ Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaan
kontraksi, distraksi atau normal.
⮚ Pont untuk mengetahui perkembangan gigi ke arah lateral.
⮚ Lengkung gigi dikatakan kontraksi bila selisih yang didapat adalah minus (-).
⮚ Lengkung gigi dikatakan distraksi bila selisih yang didapat adalah plus (+).
⮚ Derajat kontraksi atau distraksi:
- Mild/ringan : < 5 mm
- Medium/Moderate/Sedang : 5-10 mm
- Extreem/Severe/Berat : > 10 mm
2) Korkhaus
♦ Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 28,7 mm
♦ Jarak I-(P1-P1) pengukuran : 17,5 mm
♦ Jarak I-(P1-P1) tabel korkhous : 17 mm
♦ Diskrepansi : 0,5 mm
Kesimpulan : Posisi gigi pada regio anterior dalam keadaan protrusif
sebesar 0,5 mm
Note :
 Posisi gigi anterior dikatakan retrusif bila selisih yang didapat adalah negatif (-). Posisi
gigi anterior dikatakan protrusif bila selisih yang didapat adalah positif (+).
9
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

 Untuk mengetahui perkembangan gigi ke arah anterior


 Perhitungan :
( Jarak I-(P1-P1) Pengukuran ) – ( Jarak I - (P1-P1) Tabel Korkhous)
3) Howes
♦ Jumlah lebar mesiodistal 16-26 : 91,3 mm
♦ Jarak puncak tonjol bukal 14-24 : 40,4 mm
♦ Jarak interfossa canina : 41,3 mm
♦ Diskrepansi : 0,9 mm
♦ Indeks P : Jarak 14-24 x 100% = 40,4/91,3 x 100% = 44,2%
Jml MD 16-26
♦ Indeks FC : Jarak IFC x 100% = 42,5/91,2 x 100% = 45,2%
Jml MD 16-26
Kesimpulan :
1) Indeks FC > 44%. Lengkung basal cukup untuk menampung gigi geligi.
2) Indeks P > 43%. Lengkung gigi cukup untuk menampung gigi geligi.
3) Indeks FC > Indeks P. Inklinasi gigi posterior tegak terhadap bidang oklusal.
Keterangan:
 Bila indeks FC <37%, lengkung basal sempit (kekurangan ruang), sehingga indikasi
pencabutan
 Bila indeks FC 37%-44%, ini merupakan borderline kasus indikasi untuk dilakukan
pencabutan, ekspansi, atau slicing
 Bila indeks FC >44%, lengkung basal dapat menampung gigi-gigi ke dalam lengkung
ideal (tersisa ruang atau diastema), kontraindikasi pencabutan
 Bila IFC>IP, maka cukup memungkinkan untuk dilakukan ekspansi
 Bila IFC<IP, maka dapat digerakkan ke distal untuk mendapatkan ruang yang lebih lebar
dengan dilakukan ektraksi premolar
4) Determinasi lengkung gigi

RA RB

RA-RB Awal RA-RB Ideal 10


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

: lengkung awal gigi M1-M1


: lengkung ideal gigi M1-M1
Keterangan:
⮚ Overjet awal :
11 = 4,0 mm 21 = 4,0 mm
41 31
⮚ Overjet akhir :
11 = 3,0 mm 21 = 3,0 mm
41 31
Rahang Atas Rahang Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Panjang lengkung ideal 47 mm 47 mm 46 mm 46 mm
Panjang lengkung awal 47 mm 47 mm 45 mm 45 mm
Diskrepansi 0 mm 0 mm -1 mm -1 mm
Mesiodistal P1 6,9 mm 6,8 mm 6,7 mm 6,4 mm
Kesimpulan Determinasi Lengkung
RA : ruang pada rahang atas cukup
RB : terdapat kekurangan ruang pada rahang bawah sisi kanan dan kiri
masing-masing sebesar 1 mm
Berdasarkan analisa Carey, kekurangan ruang pada rahang bawah sisi kanan dan kiri
termasuk <1/4 lebar mesiodistal gigi P1 maka dilakukan grinding mesiodistal gigi.

Note :
⮚ Determinasi lengkung gigi dilakukan untuk mengetahui diskrepansi ukuran mesiodistal
gigi (kebutuhan ruang) setelah lengkung ideal dirancang seideal mungkin dari lengkung
mula-mula pada pasien.
⮚ Apabila kekurangan ruang tiap sisi lengkung yang didapatkan
(menurut Carey):
o > 1/2 lebar mesiodistal gigi P1 pada sisi tersebut, maka dapat dilakukan pencabutan
gigi P1 pada sisi tersebut.
o 1/4 - 1/2 lebar mesiodistal gigi P1 pada sisi tersebut, dianjurkan untuk:
- Pencabutan satu gigi P1 pada salah satu sisi lengkung jika ada pergeseran median
line.
- Pencabutan 2 P2 jika lengkung gigi sudah simetris
- Ekspansi kombinasi grinding mesiodistal gigi jika lengkung gigi kontraksi
o < 1/4 lebar mesiodistal gigi P1 pada sisi tersebut, dianjurkan untuk:
- Grinding lebar mesiodistal gigi anterior jika pasien tidak rentan karies.
- Ekspansi lateral jika lengkung gigi kontraksi.
11
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

5. DATA PENUNJANG
a) Analisis Fotografi

b) Foto Study Model

12
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

c) Pemeriksaan OPG

6. DIAGNOSIS ORTHODONTIK
Maloklusi Angle klas III Tipe 2 Dewey subdivisi dengan skeletal kelas I, disertai protrusif gigi
dengan hubungan skeletal klas I disertai bidental protrusif, profil wajah cembung, malrelasi
berupa open bite posterior pada relasi gigi 14-15 terhadap 44-45, dan jaringan lunak bibir atas dan
bawah prominen, serta malposisi gigi individual berupa:
 12 : mesio palato torsi versi
 13 : mesio palato torsi versi
 22 : mesio labio torsi versi
 23 : mesio labio torsi versi
 32 : linguo versi
 35 : linguo versi
 42 : linguo versi
 43 : disto labio torsi versi
7. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI
 Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk
 Riwayat keluarga : ayah pasien memiliki gigi yang rapi, ibu pasien memiliki gigi
berjejal pada gigi anterior sama dengan kondisi gigi pasien
 Masa gigi bercampur
1. 12 : mesio palato torsi versi : kemungkinan disebabkan adanya persistensi gigi 52
2. 13 : mesio palato torsi versi : kemungkinan disebabkan adanya persistensi gigi 53
3. 22 : mesio labio torsi versi : kemungkinan disebabkan adanya persistensi gigi 62
4. 23 : mesio labio torsi versi : kemungkinan disebabkan adanya persistensi gigi 63
5. 32 : linguo versi : kemungkinan disebabkan adanya persistensi gigi 72

13
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

6. 35 : linguo versi : kemungkinan disebabkan adanya persistensi gigi 75


7. 42 : linguo versi : kemungkinan disebabkan adanya persistensi gigi 82
8. 43 : disto labio torsi versi : kemungkinan disebabkan adanya persistensi gigi 83

8. PROSEDUR PERAWATAN
a) Rencana perawatan
⬜Observasi ⬜Preventif ⬜Interseptif ☑Korektif

b) Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses perawatan


1. Edukasi pasien tentang perawatan orthodontic yang akan didapatkan pasien
2. Menghilangkan kebiasaan buruk
3. Distribusi ruang
4. Koreksi open bite
5. Koreksi malposisi gigi individual
6. Koreksi lengkung gigi
7. Penutupan sisa ruang
8. Penyesuaian oklusi (Occlusal Adjustment)
9. Pemasangan retainer

1. KIE Perawatan Orthodontik


Memberikan penjelasan dan gambaran tentang pemakaian alat orthodontik yang
merupakan perawatan yang jangka waktunya relatif lama dan memerlukan kedisiplinan,
kooperatif, dan motivasi yang tinggi dari pasien agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
Selain itu, ditekankan kerja sama dokter dengan melakukan kontrol rutin dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan selama perawatan. Pemakaian alat dipakai secara rutin setiap
hari, dan hanya dilepas saat tidur. Alat orthodontic harus dibersihkan setelah makan dan
sebelum tidur.
2. Menghilangkan Kebiasaan Buruk
Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk
3. Distribusi Ruang
 Analisis Ruang
 Hasil perhitungan Pont : Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien
pada regio P1 mengalami kontraksi ringan sebesar 0,1 mm dan pada M1
mengalami kontraksi ringan sebesar 1,9 mm
 Hasil perhitungan Korkhous : Posisi gigi pada regio anterior dalam keadaan
protrusif sebesar 0,5 mm.

14
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

 Hasil perhitungan Howes : Lengkung gigi dan lengkung basal cukup untuk
menampung gigi geligi dengan inklinasi gigi posterior tegak terhadap bidang
oklusal.
 Hasil perhitungan determinasi lengkung : Ruang pada rahang atas cukup,
sedangkan pada rahang bawah terdapat kekurangan ruang pada sisi kanan dan kiri
masing-masing sebesar 1 mm.
 Pencarian Ruang
Berdasarkan perhitungan determinasi lengkung diperoleh kekurangan ruang pada
rahang bawah sebesar 2 mm, dengan kekurangan ruang sisi kanan 1 mm dan sisi kiri 1
mm. Rahang bawah berdasarkan analisa Carey kekurangan masing-masing sisi yaitu
<1/4 lebar mesiodistal gigi P1 sehingga perlu dilakukan grinding mesiodistal gigi.
Untuk mendapatkan ruangan pada rahang bawah sebesar 2 mm maka dilakukan
grinding pada mesiodistal gigi yang mengalami malposisi (32, 42, 43) dengan masing-
masing permukaan digrinding sebesar 0,3 selama 4 kali kontrol. Sehingga setiap
kontrol dilakukan grinding sebesar ±0,1 mm pada masing-masing permukaan.
4. Koreksi Open Bite dan Malposisi Gigi
 Desain alat

Rahang Atas
 Dilakukan perawatan dengan :
1. Labial arch #0,7 mm dengan U loop pada gigi 14 dan 24 untuk menjaga
keteraturan lengkung gigi dan disertai coil pada lengkung labial distal gigi 21
dan coil pada basis labial arch regio 2
2. Simple spring #0,6 mm pada mesial gigi 12 dan 13
3. Adam klamer #0,7 mm untuk retensi dipasang pada gigi 16 dan 26
4. Basis plat palatal rahang atas
5. Button pada bukal dan lingual gigi 23

15
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

 Aktivasi :
1. Aktivasi simple spring pada mesial gigi 12 dan 13 untuk mengkoreksi
mesiopalato torsiversi dengan cara memperbesar loop menggunakan tang
universal
2. Aktivasi elastic pada button bukal gigi 23 ke koil pada basis, dan elastic pada
button lingual gigi 23 ke koil pada lengkung labial pada distal gigi 21 dengan
ukuran elastic 3/16. Elastic digunakan setiap hari kecuali saat makan dan
menyikat gigi. Elastic perlu diganti setiap 24 jam sekali.
Rahang Bawah
 Dilakukan perawatan dengan :
1. Labial arch #0,7 mm dengan U loop pada gigi 33 dan 43 untuk menjaga
keteraturan lengkung gigi
2. Simple spring #0,6 mm pada gigi 32 dan 42
3. T spring #0,5 mm pada gigi 35
4. Adam klamer #0,7 mm untuk retensi dipasang pada gigi 36 dan gigi 46
5. Basis plat lingual rahang bawah
 Aktivasi :
1. Aktivasi simple spring pada gigi 32 dan 42 dengan cara memperbesar loop atas
dan bawah menggunakan tang universal
2. Aktivasi T spring dengan cara memperbesar loop atas dan bawah menggunakan
tang universal
c) Prosedur dan gambar retainer

Retainer yang digunakan bertujuan untuk mencegah hasil perawatan relapse atau untuk
mempertahankan lengkung yang telah dikoreksi maka untuk rahang atas mengunakan retainer
berupa labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan kawat diameter 0,7 mm, serta
adam klamer pada gigi 16 dan 26 dengan kawat berdiameter 0,7 mm. Sedangkan untuk rahang
bawah mengunakan labial arch dengan U loop pada gigi 33 dan 43 dengan diameter kawat 0,7
mm, serta adam klamer pada gigi 36 dan 46 sebagai retensi dengan diameter 0,7 mm.
16
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

● Pemakaian 3 bulan pertama:


Retainer dipakai sepanjang hari dan saat tidur. Retainer dilepas pada saat menyikat gigi
dan setelah makan untuk dibersihkan. Kontrol retainer sebulan sekali untuk evaluasi hasil
perawatan.
● Pemakaian 3 bulan ke-dua:
Dilakukan kontrol dan evaluasi apakah retainer masih terasa sesak/tidak. Apabila masih
sesak maka pemakaian retainer dilanjutkan 3 bulan berikutnya.
● Pemakaian 3 bulan ke-tiga:
Dilakukan kontrol kembali apakah retainer masih terasa sesak/tidak. Apabila masih sesak
maka pemakaian retainer dilanjutkan 3 bulan berikutnya. Apabila sudah tidak terasa
sesak pemakaian retainer dapat dihentikan dan dilakukan kontrol akhir pada 3 bulan
berikutnya.
9. JENIS PERAWATAN
Prognosa: ☑Baik ⬜Sedang ⬜Buruk

Pada radiografi panoramik didapatkan seluruh gigi-geligi dalam kondisi baik. Pasien sangat
kooperatif dikarenakan keinginan pasien untuk memperbaiki kondisi giginya. Riwayat kesehatan
baik. Oral hygiene baik. Kondisi jaringan periodontal yang sehat.

Semarang, 10 Januari 2022


Telah disetujui,
Operator Pembimbing Orthodontic

Tiara Bistya Astari drg. Grahita Aditya, Sp.Orth

17
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

INSERSI ALAT ORTHODONTIK LEPASAN PADA TYPODONT

Kegiatan : Insersi alat orthodontik lepasan

Tanggal : 7 Februari 2022

Operator : Tiara Bistya Astari

Nomor Mahasiswa : 21101900024

Pembimbing : drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

Keluhan Utama : Pasien wanita berusia 22 tahun datang dengan keluhan ingin merapikan gigi-gigi
yang berjejal.

Pemeriksaan Subjektif : Pasien wanita usia 22 tahun datang ke RSIGM Sultan Agung mengeluhkan
sering terselip makanan akibat gigi-geliginya yang berjejal. Keadaan umum
pasien baik, tidak memilki riwayat penyakit sistemik, dan tidak memiliki
riwayat alergi. Pasien mengaku saat periode gigi susu hingga periode gigi
bercampur tidak pernah mengalami keluhan dan tidak pernah memeriksakan
gigi ke dokter gigi. Pada periode gigi bercampur, pasien mengaku pernah
melakukan perawatan restorasi pada gigi permanen namun pasien mengaku lupa
mengenai region giginya. Pasien mengaku tidak memiliki kebiasaan buruk yang
berkaitan dengan keluhan pasien. Pasien mengaku tidak ada keluarga yang
memiliki kondisi serupa dengan keluhan pasien. Pasien ingin dilakukan
perawatan agar susunan gigi-geliginya menjadi rapi.

Pemeriksaan Objektif : - Pemeriksaan Ekstraoral

 Kondisi Umum : Baik


 Wajah : Simetris
 Bentuk Kepala : Mesosefali
 Bentuk Wajah : Mesoprosop
 Profil Wajah : Cembung
 TMJ : Normal
 Bibir : Kompeten
 Path of Closure : Normal

- Pemeriksaan Intraoral

 OHIs :
 Gingiva : Normal
 Lidah : Normal
 Fonetik : Normal
 Pola atrisi : Normal
 Mukosa : Normal
 Palatum : Normal
 Free Way Space : Normal (3 mm)
 Frenulum labii superior : Normal
18
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

Frenulum labii inferior : Normal


Frenulum lingualis : Normal
 Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I
Kiri : Klas III

Relasi Caninus Kanan : Klas I


Kiri : Klas III

 Malrelasi
Edge to edge bite : tidak ada
Cusp to cusp bite : tidak ada
Deep bite : tidak ada
Scissor bite : tidak ada
Open bite posterior : pada sisi kanan
Diastema : pada sisi kiri rahang atas
 Malposisi
- 12 : mesiopalato torsi versi
- 13 : mesiopalato torsi versi
- 22 : mesiolabio torsi versi
- 23 : mesiolabio torsi versi
- 32 : linguo versi
- 35 : linguo versi
- 42 : linguo versi
- 43 : distolabio torsi versi

Assesment : Maloklusi Angle Klas III Tipe 2 Dewey subdivisi

Plan : 1. Insersi alat orthodontik lepasan rahang atas dan rahang bawah

2. Cek retensi dengan cara mengaitkan sonde pada adam klamer dan labial arch, dan
ditarik ke arah oklusal. Lakukan evaluasi, apabila alat orthodontik tidak terlepas,
maka alat orthodontic retentive.

3. Cek stabilisasi dengan cara menginstruksikan pasien untuk berbicara dan


melakukan gerakan mastikasi buka dan tutup mulut. Lakukan evaluasi, apabila
alat orthodontic tidak terlepas saat digunakan maka alat orthodontic stabil.
Evaluasi apakah pasien nyaman/tidak saat menggunakan alat orthodontic lepasan.

4. Instruksikan pasien untuk menggigit articulating paper saat menggunakan alat


orthodontik. Lakukan evaluasi, apabila terdapat noda merah pada gigi antagonis,
maka terdapat traumatic oklusi.

5. Evaluasi bagian-bagian dari plat. Plat harus halus dan tidak melukai mukosa
rongga mulut pasien.

6. Evaluasi posisi plat dan klamer pada gigi. Plat tidak boleh melukai gingiva.

7. Operator memperlihatkan cara pemakaian alat orthodontik (pemasangan dan


pelepasan)

8. Pasien diinstruksikan untuk mencoba melepas dan memasang alat secara mandiri

19
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

9. KIE pada pasien :

a. Pasien diinstruksikan untuk menggunakan alat orthodontik kecuali saat makan


dan menyikat gigi

b. Alat orthodontic dibersihkan pada semua bagian menggunakan sikat gigi


dengan bulu halus

c. Saat alat orthodonti tidak digunakan, pasien diminta merendam alat tersebut
pada air bersih

d. Pasien diberi informasi bahwa pada saat awal penggunaan dan saat aktivasi alat
orthodontik akan terasa kurang nyaman

e. Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut dengan


menyikat gigi minimal dua kali sehari (setelah sarapan dan malam sebelum
tidur)

f. Pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan yang lengket dank eras

g. Pasien diinstruksikan untuk kontrol pada 1 minggu kemudian

h. Pasien diberikan informasi apabila terdapat kerusakan alat untuk segera


konsultasi ke dokter gigi tanpa menunggu jadwal kontrol selanjutnya.

FOTO TYPODONT DENGAN ALAT YANG TELAH DIINSERSIKAN


(Tampak Depan, Oklusal atas dan bawah, Kiri dan kanan)

Semarang, 7 Februari 2022


Operator Telah disetujui oleh pembimbing,

Tiara Bistya Astari drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

20
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

SIMULASI KASUS I

Kegiatan : Kontrol 1 – Simulasi Kasus 1

Tanggal : 7 Februari 2022

Operator : Tiara Bistya Astari

Nomor Mahasiswa : 21101900024

Pembimbing : drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

Keluhan Utama : Pasien wanita berusia 22 tahun datang untuk melanjutkan perawatan orthodonti
lepasannya.

Pemeriksaan Subjektif : Pasien wanita usia 22 tahun datang ke RSIGM Sultan Agung datang untuk
melanjutkan perawatan orthodonti lepasannya. Keadaan umum
pasien baik, tidak memilki riwayat penyakit sistemik, dan tidak memiliki
riwayat alergi. Pasien mengaku saat periode gigi susu hingga periode gigi
bercampur tidak pernah mengalami keluhan dan tidak pernah memeriksakan
gigi ke dokter gigi. Pada periode gigi bercampur, pasien mengaku pernah
melakukan perawatan restorasi pada gigi permanen namun pasien mengaku lupa
mengenai region giginya. Pasien mengaku tidak memiliki kebiasaan buruk yang
berkaitan dengan keluhan pasien. Pasien mengaku tidak ada keluarga yang
memiliki kondisi serupa dengan keluhan pasien. Pasien ingin dilakukan
perawatan agar susunan gigi-geliginya menjadi rapi.

Pemeriksaan Objektif : - Pemeriksaan Ekstraoral

 Kondisi Umum : Baik


 Wajah : Simetris
 Bentuk Kepala : Mesosefali
 Bentuk Wajah : Mesoprosop
 Profil Wajah : Cembung
 TMJ : Normal
 Bibir : Kompeten
 Path of Closure : Normal

- Pemeriksaan Intraoral

 OHIs :
 Gingiva : Normal
 Lidah : Normal
 Fonetik : Normal
 Pola atrisi : Normal
 Mukosa : Normal
 Palatum : Normal
 Free Way Space : Normal (3 mm)
 Frenulum labii superior : Normal
21
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

Frenulum labii inferior : Normal


Frenulum lingualis : Normal
 Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I
Kiri : Klas III

Relasi Caninus Kanan : Klas I


Kiri : Klas III

 Malrelasi
Edge to edge bite : tidak ada
Cusp to cusp bite : tidak ada
Deep bite : tidak ada
Scissor bite : tidak ada
Open bite posterior : pada sisi kanan
Diastema : pada sisi kiri rahang atas
 Malposisi
- 12 : mesiopalato torsi versi
- 13 : mesiopalato torsi versi
- 22 : mesiolabio torsi versi
- 23 : mesiolabio torsi versi
- 32 : linguo versi
- 35 : linguo versi
- 42 : linguo versi
- 43 : distolabio torsi versi

Assesment : Maloklusi Angle Klas III Tipe 2 Dewey subdivisi

Plan : 1. Aktivasi simple spring rahang bawah pada gigi 32 dan 42 dan T-spring pada gigi
35 dengan cara memperbesar loop menggunakan tang universal.

2. Cek retensi dengan cara mengaitkan sonde pada adam klamer dan labial arch, dan
ditarik ke arah oklusal. Lakukan evaluasi, apabila alat orthodontik tidak terlepas,
maka alat orthodontic retentive.

3. Cek stabilisasi dengan cara menginstruksikan pasien untuk berbicara dan


melakukan gerakan mastikasi buka dan tutup mulut. Lakukan evaluasi, apabila
alat orthodontic tidak terlepas saat digunakan maka alat orthodontic stabil.
Evaluasi apakah pasien nyaman/tidak saat menggunakan alat orthodontic lepasan.

4. Instruksikan pasien untuk menggigit articulating paper saat menggunakan alat


orthodontik. Lakukan evaluasi, apabila terdapat noda merah pada gigi antagonis,
maka terdapat traumatic oklusi.

5. Evaluasi posisi plat dan klamer pada gigi. Plat tidak boleh melukai gingiva.

6. KIE pada pasien :

a. Pasien diinstruksikan untuk menggunakan alat orthodontik kecuali saat makan


dan menyikat gigi

b. Alat orthodontic dibersihkan pada semua bagian menggunakan sikat gigi


dengan bulu halus
22
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

c. Saat alat orthodonti tidak digunakan, pasien diminta merendam alat tersebut
pada air bersih

d. Pasien diberi informasi bahwa pada saat awal penggunaan dan saat aktivasi alat
orthodontik akan terasa kurang nyaman

e. Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut dengan


menyikat gigi minimal dua kali sehari (setelah sarapan dan malam sebelum
tidur)

f. Pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan yang lengket dank eras

g. Pasien diinstruksikan untuk kontrol pada 1 minggu kemudian

h. Pasien diberikan informasi apabila terdapat kerusakan alat untuk segera


konsultasi ke dokter gigi tanpa menunggu jadwal kontrol selanjutnya.

FOTO TYPODONT DENGAN ALAT YANG TELAH DIAKTIVASI


(Tampak Depan, Oklusal atas dan bawah, Kiri dan kanan)

Semarang, 7 Februari 2022


Operator Telah disetujui oleh pembimbing,

Tiara Bistya Astari drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

23
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

SIMULASI KASUS 2

Kegiatan : Kontrol 2 – Simulasi Kasus 2

Tanggal : 7 Februari 2022

Operator : Tiara Bistya Astari

Nomor Mahasiswa : 21101900024

Pembimbing : drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

Keluhan Utama : Pasien wanita berusia 22 tahun datang untuk melanjutkan perawatan orthodonti
lepasannya.

Pemeriksaan Subjektif : Pasien wanita usia 22 tahun datang ke RSIGM Sultan Agung datang untuk
melanjutkan perawatan orthodonti lepasannya. Keadaan umum
pasien baik, tidak memilki riwayat penyakit sistemik, dan tidak memiliki
riwayat alergi. Pasien mengaku saat periode gigi susu hingga periode gigi
bercampur tidak pernah mengalami keluhan dan tidak pernah memeriksakan
gigi ke dokter gigi. Pada periode gigi bercampur, pasien mengaku pernah
melakukan perawatan restorasi pada gigi permanen namun pasien mengaku lupa
mengenai region giginya. Pasien mengaku tidak memiliki kebiasaan buruk yang
berkaitan dengan keluhan pasien. Pasien mengaku tidak ada keluarga yang
memiliki kondisi serupa dengan keluhan pasien. Pasien ingin dilakukan
perawatan agar susunan gigi-geliginya menjadi rapi.

Pemeriksaan Objektif : - Pemeriksaan Ekstraoral

 Kondisi Umum : Baik


 Wajah : Simetris
 Bentuk Kepala : Mesosefali
 Bentuk Wajah : Mesoprosop
 Profil Wajah : Cembung
 TMJ : Normal
 Bibir : Kompeten
 Path of Closure : Normal

- Pemeriksaan Intraoral

 OHIs :
 Gingiva : Normal
 Lidah : Normal
 Fonetik : Normal
 Pola atrisi : Normal
 Mukosa : Normal
 Palatum : Normal
 Free Way Space : Normal (3 mm)
 Frenulum labii superior : Normal
24
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

Frenulum labii inferior : Normal


Frenulum lingualis : Normal
 Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I
Kiri : Klas III

Relasi Caninus Kanan : Klas I


Kiri : Klas III

 Malrelasi
Edge to edge bite : tidak ada
Cusp to cusp bite : tidak ada
Deep bite : tidak ada
Scissor bite : tidak ada
Open bite posterior : pada sisi kanan
Diastema : pada sisi kiri rahang atas
 Malposisi
- 12 : mesiopalato torsi versi
- 13 : mesiopalato torsi versi
- 22 : mesiolabio torsi versi
- 23 : mesiolabio torsi versi
- 32 : linguo versi
- 35 : linguo versi
- 42 : linguo versi
- 43 : distolabio torsi versi

Assesment : Maloklusi Angle Klas III Tipe 2 Dewey subdivisi

Plan : 1. Aktivasi simple spring rahang atas pada mesial gigi 12 dan 13

2. Cek retensi dengan cara mengaitkan sonde pada adam klamer dan labial arch, dan
ditarik ke arah oklusal. Lakukan evaluasi, apabila alat orthodontik tidak terlepas,
maka alat orthodontic retentive.

3. Cek stabilisasi dengan cara menginstruksikan pasien untuk berbicara dan


melakukan gerakan mastikasi buka dan tutup mulut. Lakukan evaluasi, apabila
alat orthodontic tidak terlepas saat digunakan maka alat orthodontic stabil.
Evaluasi apakah pasien nyaman/tidak saat menggunakan alat orthodontic lepasan.

4. Instruksikan pasien untuk menggigit articulating paper saat menggunakan alat


orthodontik. Lakukan evaluasi, apabila terdapat noda merah pada gigi antagonis,
maka terdapat traumatic oklusi.

5. Evaluasi posisi plat dan klamer pada gigi. Plat tidak boleh melukai gingiva.

6. KIE pada pasien :

a. Pasien diinstruksikan untuk menggunakan alat orthodontik kecuali saat makan


dan menyikat gigi

b. Alat orthodontic dibersihkan pada semua bagian menggunakan sikat gigi


dengan bulu halus

25
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

c. Saat alat orthodonti tidak digunakan, pasien diminta merendam alat tersebut
pada air bersih

d. Pasien diberi informasi bahwa pada saat awal penggunaan dan saat aktivasi alat
orthodontik akan terasa kurang nyaman

e. Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut dengan


menyikat gigi minimal dua kali sehari (setelah sarapan dan malam sebelum
tidur)

f. Pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan yang lengket dank eras

g. Pasien diinstruksikan untuk kontrol pada 1 minggu kemudian

h. Pasien diberikan informasi apabila terdapat kerusakan alat untuk segera


konsultasi ke dokter gigi tanpa menunggu jadwal kontrol selanjutnya.

FOTO TYPODONT DENGAN ALAT YANG TELAH DIAKTIVASI


(Tampak Depan, Oklusal atas dan bawah, Kiri dan kanan)

Semarang, 7 Februari 2022


Operator Telah disetujui oleh pembimbing,

Tiara Bistya Astari drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

26
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

SIMULASI KASUS 3

Kegiatan : Kontrol 3 – Simulasi Kasus 3

Tanggal : 7 Februari 2022

Operator : Tiara Bistya Astari

Nomor Mahasiswa : 21101900024

Pembimbing : drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

Keluhan Utama : Pasien wanita berusia 22 tahun datang untuk melanjutkan perawatan orthodonti
lepasannya.

Pemeriksaan Subjektif : Pasien wanita usia 22 tahun datang ke RSIGM Sultan Agung datang untuk
melanjutkan perawatan orthodonti lepasannya. Keadaan umum
pasien baik, tidak memilki riwayat penyakit sistemik, dan tidak memiliki
riwayat alergi. Pasien mengaku saat periode gigi susu hingga periode gigi
bercampur tidak pernah mengalami keluhan dan tidak pernah memeriksakan
gigi ke dokter gigi. Pada periode gigi bercampur, pasien mengaku pernah
melakukan perawatan restorasi pada gigi permanen namun pasien mengaku lupa
mengenai region giginya. Pasien mengaku tidak memiliki kebiasaan buruk yang
berkaitan dengan keluhan pasien. Pasien mengaku tidak ada keluarga yang
memiliki kondisi serupa dengan keluhan pasien. Pasien ingin dilakukan
perawatan agar susunan gigi-geliginya menjadi rapi.

Pemeriksaan Objektif : - Pemeriksaan Ekstraoral

 Kondisi Umum : Baik


 Wajah : Simetris
 Bentuk Kepala : Mesosefali
 Bentuk Wajah : Mesoprosop
 Profil Wajah : Cembung
 TMJ : Normal
 Bibir : Kompeten
 Path of Closure : Normal

- Pemeriksaan Intraoral

 OHIs :
 Gingiva : Normal
 Lidah : Normal
 Fonetik : Normal
 Pola atrisi : Normal
 Mukosa : Normal
 Palatum : Normal
 Free Way Space : Normal (3 mm)
 Frenulum labii superior : Normal
27
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

Frenulum labii inferior : Normal


Frenulum lingualis : Normal
 Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I
Kiri : Klas III

Relasi Caninus Kanan : Klas I


Kiri : Klas III

 Malrelasi
Edge to edge bite : tidak ada
Cusp to cusp bite : tidak ada
Deep bite : tidak ada
Scissor bite : tidak ada
Open bite posterior : pada sisi kanan
Diastema : pada sisi kiri rahang atas
 Malposisi
- 12 : mesiopalato torsi versi
- 13 : mesiopalato torsi versi
- 22 : mesiolabio torsi versi
- 23 : mesiolabio torsi versi
- 32 : linguo versi
- 35 : linguo versi
- 42 : linguo versi
- 43 : distolabio torsi versi

Assesment : Maloklusi Angle Klas III Tipe 2 Dewey subdivisi

Plan : 1. Aktivasi simple spring rahang bawah pada gigi 32 dan 42 dan T-spring pada gigi
35 dengan cara memperbesar loop menggunakan tang universal

2. Cek retensi dengan cara mengaitkan sonde pada adam klamer dan labial arch, dan
ditarik ke arah oklusal. Lakukan evaluasi, apabila alat orthodontik tidak terlepas,
maka alat orthodontic retentive.

3. Cek stabilisasi dengan cara menginstruksikan pasien untuk berbicara dan


melakukan gerakan mastikasi buka dan tutup mulut. Lakukan evaluasi, apabila
alat orthodontic tidak terlepas saat digunakan maka alat orthodontic stabil.
Evaluasi apakah pasien nyaman/tidak saat menggunakan alat orthodontic lepasan.

4. Instruksikan pasien untuk menggigit articulating paper saat menggunakan alat


orthodontik. Lakukan evaluasi, apabila terdapat noda merah pada gigi antagonis,
maka terdapat traumatic oklusi.

5. Evaluasi posisi plat dan klamer pada gigi. Plat tidak boleh melukai gingiva.

6. KIE pada pasien :

a. Pasien diinstruksikan untuk menggunakan alat orthodontik kecuali saat makan


dan menyikat gigi

b. Alat orthodontic dibersihkan pada semua bagian menggunakan sikat gigi


dengan bulu halus
28
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

c. Saat alat orthodonti tidak digunakan, pasien diminta merendam alat tersebut
pada air bersih

d. Pasien diberi informasi bahwa pada saat awal penggunaan dan saat aktivasi alat
orthodontik akan terasa kurang nyaman

e. Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut dengan


menyikat gigi minimal dua kali sehari (setelah sarapan dan malam sebelum
tidur)

f. Pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan yang lengket dank eras

g. Pasien diinstruksikan untuk kontrol pada 1 minggu kemudian

h. Pasien diberikan informasi apabila terdapat kerusakan alat untuk segera


konsultasi ke dokter gigi tanpa menunggu jadwal kontrol selanjutnya.

FOTO TYPODONT DENGAN ALAT YANG TELAH DIAKTIVASI


(Tampak Depan, Oklusal atas dan bawah, Kiri dan kanan)

Semarang, 7 Februari 2022


Operator Telah disetujui oleh pembimbing,

Tiara Bistya Astari drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

29
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

SIMULASI KASUS 4

Kegiatan : Kontrol 4 – Simulasi Kasus 4

Tanggal : 7 Februari 2022

Operator : Tiara Bistya Astari

Nomor Mahasiswa : 21101900024

Pembimbing : drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

Keluhan Utama : Pasien wanita berusia 22 tahun datang untuk melanjutkan perawatan orthodonti
lepasannya.

Pemeriksaan Subjektif : Pasien wanita usia 22 tahun datang ke RSIGM Sultan Agung datang untuk
melanjutkan perawatan orthodonti lepasannya. Keadaan umum
pasien baik, tidak memilki riwayat penyakit sistemik, dan tidak memiliki
riwayat alergi. Pasien mengaku saat periode gigi susu hingga periode gigi
bercampur tidak pernah mengalami keluhan dan tidak pernah memeriksakan
gigi ke dokter gigi. Pada periode gigi bercampur, pasien mengaku pernah
melakukan perawatan restorasi pada gigi permanen namun pasien mengaku lupa
mengenai region giginya. Pasien mengaku tidak memiliki kebiasaan buruk yang
berkaitan dengan keluhan pasien. Pasien mengaku tidak ada keluarga yang
memiliki kondisi serupa dengan keluhan pasien. Pasien ingin dilakukan
perawatan agar susunan gigi-geliginya menjadi rapi.

Pemeriksaan Objektif : - Pemeriksaan Ekstraoral

 Kondisi Umum : Baik


 Wajah : Simetris
 Bentuk Kepala : Mesosefali
 Bentuk Wajah : Mesoprosop
 Profil Wajah : Cembung
 TMJ : Normal
 Bibir : Kompeten
 Path of Closure : Normal

- Pemeriksaan Intraoral

 OHIs :
 Gingiva : Normal
 Lidah : Normal
 Fonetik : Normal
 Pola atrisi : Normal
 Mukosa : Normal
 Palatum : Normal
 Free Way Space : Normal (3 mm)
 Frenulum labii superior : Normal
30
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

Frenulum labii inferior : Normal


Frenulum lingualis : Normal
 Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I
Kiri : Klas III

Relasi Caninus Kanan : Klas I


Kiri : Klas III

 Malrelasi
Edge to edge bite : tidak ada
Cusp to cusp bite : tidak ada
Deep bite : tidak ada
Scissor bite : tidak ada
Open bite posterior : pada sisi kanan
Diastema : pada sisi kiri rahang atas
 Malposisi
- 12 : mesiopalato torsi versi
- 13 : mesiopalato torsi versi
- 22 : mesiolabio torsi versi
- 23 : mesiolabio torsi versi
- 32 : linguo versi
- 35 : linguo versi
- 42 : linguo versi
- 43 : distolabio torsi versi

Assesment : Maloklusi Angle Klas III Tipe 2 Dewey subdivisi

Plan : 1. Aktivasi simple spring rahang atas pada mesial gigi 12 dan 13

2. Cek retensi dengan cara mengaitkan sonde pada adam klamer dan labial arch, dan
ditarik ke arah oklusal. Lakukan evaluasi, apabila alat orthodontik tidak terlepas,
maka alat orthodontic retentive.

3. Cek stabilisasi dengan cara menginstruksikan pasien untuk berbicara dan


melakukan gerakan mastikasi buka dan tutup mulut. Lakukan evaluasi, apabila
alat orthodontic tidak terlepas saat digunakan maka alat orthodontic stabil.
Evaluasi apakah pasien nyaman/tidak saat menggunakan alat orthodontic lepasan.

4. Instruksikan pasien untuk menggigit articulating paper saat menggunakan alat


orthodontik. Lakukan evaluasi, apabila terdapat noda merah pada gigi antagonis,
maka terdapat traumatic oklusi.

5. Evaluasi posisi plat dan klamer pada gigi. Plat tidak boleh melukai gingiva.

6. KIE pada pasien :

a. Pasien diinstruksikan untuk menggunakan alat orthodontik kecuali saat makan


dan menyikat gigi

b. Alat orthodontic dibersihkan pada semua bagian menggunakan sikat gigi


dengan bulu halus

31
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

c. Saat alat orthodonti tidak digunakan, pasien diminta merendam alat tersebut
pada air bersih

d. Pasien diberi informasi bahwa pada saat awal penggunaan dan saat aktivasi alat
orthodontik akan terasa kurang nyaman

e. Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut dengan


menyikat gigi minimal dua kali sehari (setelah sarapan dan malam sebelum
tidur)

f. Pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan yang lengket dank eras

g. Pasien diinstruksikan untuk kontrol pada 1 minggu kemudian

h. Pasien diberikan informasi apabila terdapat kerusakan alat untuk segera


konsultasi ke dokter gigi tanpa menunggu jadwal kontrol selanjutnya.

FOTO TYPODONT DENGAN ALAT YANG TELAH DIAKTIVASI


(Tampak Depan, Oklusal atas dan bawah, Kiri dan kanan)

Semarang, 7 Februari 2022


Operator Telah disetujui oleh pembimbing,

Tiara Bistya Astari drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

32
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

SIMULASI KASUS 5

Kegiatan : Kontrol 5 – Simulasi Kasus 5

Tanggal : 7 Februari 2022

Operator : Tiara Bistya Astari

Nomor Mahasiswa : 21101900024

Pembimbing : drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

Keluhan Utama : Pasien wanita berusia 22 tahun datang untuk melanjutkan perawatan orthodonti
lepasannya.

Pemeriksaan Subjektif : Pasien wanita usia 22 tahun datang ke RSIGM Sultan Agung datang untuk
melanjutkan perawatan orthodonti lepasannya. Keadaan umum
pasien baik, tidak memilki riwayat penyakit sistemik, dan tidak memiliki
riwayat alergi. Pasien mengaku saat periode gigi susu hingga periode gigi
bercampur tidak pernah mengalami keluhan dan tidak pernah memeriksakan
gigi ke dokter gigi. Pada periode gigi bercampur, pasien mengaku pernah
melakukan perawatan restorasi pada gigi permanen namun pasien mengaku lupa
mengenai region giginya. Pasien mengaku tidak memiliki kebiasaan buruk yang
berkaitan dengan keluhan pasien. Pasien mengaku tidak ada keluarga yang
memiliki kondisi serupa dengan keluhan pasien. Pasien ingin dilakukan
perawatan agar susunan gigi-geliginya menjadi rapi.

Pemeriksaan Objektif : - Pemeriksaan Ekstraoral

 Kondisi Umum : Baik


 Wajah : Simetris
 Bentuk Kepala : Mesosefali
 Bentuk Wajah : Mesoprosop
 Profil Wajah : Cembung
 TMJ : Normal
 Bibir : Kompeten
 Path of Closure : Normal

- Pemeriksaan Intraoral

 OHIs :
 Gingiva : Normal
 Lidah : Normal
 Fonetik : Normal
 Pola atrisi : Normal
 Mukosa : Normal
 Palatum : Normal
 Free Way Space : Normal (3 mm)
 Frenulum labii superior : Normal
33
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

Frenulum labii inferior : Normal


Frenulum lingualis : Normal
 Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I
Kiri : Klas III

Relasi Caninus Kanan : Klas I


Kiri : Klas III

 Malrelasi
Edge to edge bite : tidak ada
Cusp to cusp bite : tidak ada
Deep bite : tidak ada
Scissor bite : tidak ada
Open bite posterior : pada sisi kanan
Diastema : pada sisi kiri rahang atas
 Malposisi
- 12 : mesiopalato torsi versi
- 13 : mesiopalato torsi versi
- 22 : mesiolabio torsi versi
- 23 : mesiolabio torsi versi
- 32 : linguo versi
- 35 : linguo versi
- 42 : linguo versi
- 43 : distolabio torsi versi

Assesment : Maloklusi Angle Klas III Tipe 2 Dewey subdivisi

Plan : 1. Aktivasi labial arch rahang atas dan rahang bawah

2. Cek retensi dengan cara mengaitkan sonde pada adam klamer dan labial arch, dan
ditarik ke arah oklusal. Lakukan evaluasi, apabila alat orthodontik tidak terlepas,
maka alat orthodontic retentive.

3. Cek stabilisasi dengan cara menginstruksikan pasien untuk berbicara dan


melakukan gerakan mastikasi buka dan tutup mulut. Lakukan evaluasi, apabila
alat orthodontic tidak terlepas saat digunakan maka alat orthodontic stabil.
Evaluasi apakah pasien nyaman/tidak saat menggunakan alat orthodontic lepasan.

4. Instruksikan pasien untuk menggigit articulating paper saat menggunakan alat


orthodontik. Lakukan evaluasi, apabila terdapat noda merah pada gigi antagonis,
maka terdapat traumatic oklusi.

5. Evaluasi posisi plat dan klamer pada gigi. Plat tidak boleh melukai gingiva.

6. KIE pada pasien :

a. Pasien diinstruksikan untuk menggunakan alat orthodontik kecuali saat makan


dan menyikat gigi

b. Alat orthodontic dibersihkan pada semua bagian menggunakan sikat gigi


dengan bulu halus

34
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

c. Saat alat orthodonti tidak digunakan, pasien diminta merendam alat tersebut
pada air bersih

d. Pasien diberi informasi bahwa pada saat awal penggunaan dan saat aktivasi alat
orthodontik akan terasa kurang nyaman

e. Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut dengan


menyikat gigi minimal dua kali sehari (setelah sarapan dan malam sebelum
tidur)

f. Pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan yang lengket dank eras

g. Pasien diinstruksikan untuk kontrol pada 1 minggu kemudian

h. Pasien diberikan informasi apabila terdapat kerusakan alat untuk segera


konsultasi ke dokter gigi tanpa menunggu jadwal kontrol selanjutnya.

FOTO TYPODONT DENGAN ALAT YANG TELAH DIAKTIVASI


(Tampak Depan, Oklusal atas dan bawah, Kiri dan kanan)

Semarang, 7 Februari 2022


Operator Telah disetujui oleh pembimbing,

Tiara Bistya Astari drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

35
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

KESIMPULAN PERAWATAN

KONDISI SEBELUM PERAWATAN KONDISI SETELAH PERAWATAN


Relasi molar 1 kanan  Klas I Relasi molar 1 kanan  Klas I
Relasi molar 1 kiri  Klas III Relasi molar 1 kiri  Klas III
Relasi kaninus kanan  Klas I Relasi kaninus kanan  Klas I
Relasi kaninus kiri  Klas III Relasi kaninus kiri  Klas III
Overjet Overjet
11 11
41
= 4,0 mm = 3,0 mm
41
21 21
= 4,0 mm = 3,0 mm
31 31
Overbite Overbite
11 11
= 3,2 mm = 3,0 mm
41 41

21 21
= 3,5 mm = 3,0 mm
31 31

Malrelasi Gigi Malrelasi Gigi

 Open bite posterior pada sisi kanan  Open bite posterior pada sisi kanan terkoreksi
 Diastema pada sisi kiri rahang atas  Diastema pada sisi kiri rahang atas terkoreksi
Malposisi Gigi Malposisi Gigi

12 : mesio palato torsi versi 12 : mesio palato torsi versi (terkoreksi)


13 : mesio palato torsi versi 13 : mesio palato torsi versi (terkoreksi)
22 : mesio labio torsi versi 22 : mesio labio torsi versi (terkoreksi)
23 : mesio labio torsi versi 23 : mesio labio torsi versi (terkoreksi)
32 : linguo versi 32 : linguo versi (terkoreksi)
35 : linguo versi 35 : linguo versi (terkoreksi)
42 : linguo versi 42 : linguo versi (terkoreksi)
43 : disto labio torsi versi 43 : disto labio torsi versi (terkoreksi)

Kesimpulan:
Setelah dilakukan perawatan pada kasus pasien dengan Maloklusi Angle Klas III Dewey Tipe 2, relasi molar
dan kaninus tidak berubah dari sebelum dan setelah perawatan. Overjet pasien berkurang menjadi 3,0 mm.
Sedangkan overbite pasien berkurang menjadi 3,0 mm. Seluruh malrelasi gigi individu terkoreksi.

Saran:
Setelah perawatan pada pasien selesai, psien sebaiknya diinstruksikan untuk menggunakan retainer dalam
jangka waktu 12 bulan dan dilakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali untuk menjaga lengkung gigi agar tidak
relaps.

36
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTIK


(TYPODONT)

FOTO TYPODONT SETELAH AKHIR PERAWATAN ORTHODONTIK


(Tampak Depan, Oklusal atas dan bawah, Kiri dan kanan)

Semarang, 24 Februari 2022

Operator Telah disetujui oleh pembimbing,

Tiara Bistya Astari drg. Gufa Bagus Pamungkas, M.M

37

Anda mungkin juga menyukai