Anda di halaman 1dari 2

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) pada UPT Puskesmas Pati 1 diselenggarakan secara

rutin setiap satu bulan sekali. Program ini merupakan upaya puskesmas bersama dengan BPJS
Kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup pada penderita penyakit kronis. Penyakit kronis
seperti diabetes mellitus serta hipertensi memiliki manifestasi terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Oleh karena itu, pengetahuan mengenai manifestasi kesehatan gigi dan mulut pada penderita
penyakit kronis perlu diberikan.

Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut diselenggarakan dalam kegiatan Prolanis pada hari
Jumat, 12 Januari 2024 pukul 7.00. Kegiatan ini diawali dengan senam bersama dan dilanjutkan
dengan penyampaian materi kesehatan gigi dan mulut yang bertempat di ruang tunggu pasien UPT
Puskesmas Pati I. Kegiatan ini diikuti oleh 45 orang pasien prolanis dan para pasien lain yang tampak
ikut serta antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh dokter gigi internship.

Materi yang disampaikan antara lain yaitu hubungan kesehatan gigi dan mulut dengan kondisi
sistemik, peranan gigi dalam fungsi pengunyahan, penyakit kronis yang berhubungan dengan
kesehatan gigi dan mulut seperti diabetes mellitus dan hipertensi, akibat kehilangan gigi, pemakaian
gigi palsu, serta cara menjaga kesehatan gigi dan mulut pada penderita penyakit kronis.

Kesehatan mulut yang buruk dapat berdampak pada kesehatan umum. Dan sebaliknya, kesehatan
umum pasien juga dapat memberikan manifestasi pada kesehatan gigi dan mulut. Hubungan
keduanya merupakan hubungan dua arah yang saling mempengaruhi.

Penderita diabetes mellitus biasanya memiliki manifestasi langsung pada kesehatan gigi dan mulut
berupa kerusakan jaringan penyangga gigi. Kerusakan tulang secara progresif dapat menyebabkan
gigi goyang bahkan kehilangan gigi. Gigi memiliki peranan penting dalam pengunyahan makanan.
Kerusakan gigi maupun kehilangan gigi dapat membuat proses pengunyahan menjadi terhambat dan
mempengaruhi pencernaan serta asupan gizi lansia.

Pada penderita diabetes mellitus, kadar glukosa dalam darah lebih tinggi dari normal. Hal ini juga
dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada gusi yang diikuti dengan adanya bau mulut
(halitosis). Kadar glukosa dalam darah yang tinggi juga berpengaruh terhadap komplikasi pasca
pencabutan gigi seperti perdarahan yang sulit berhenti dan luka pencabutan yang tidak segera
menutup. Oleh karena itu dokter gigi akan menyarankan pasien untuk konsultasi terlebih dahulu
dengan dokter umum/dokter spesialis. Kejujuran pasien juga sangat diharapkan demi terciptanya
rasa aman dan nyaman bagi dokter dan pasien.

Selain diabetes, hipertensi juga merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat mempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut. Pasien hipertensi juga perlu perhatian khusus saat akan melakukan proses
pencabutan gigi. Tekanan darah yang tinggi saat pencabutan gigi dapat menyebabkan perdarahan
yang memancar. Pencabutan gigi umumnya menggunakan bahan anastesi dengan vasokonstriktor
yang berfungsi memperkecil lingkar pembuluh darah. Pada kondisi tekanan darah yang terlalu tinggi,
dikhawatirkan laju alir darah akan semakin tinggi sehingga dapat berbahaya untuk pasien. Tekanan
darah yang boleh untuk dilakukan pencabutan gigi adalah 120-140/80-90. Tekanan darah di atas
batas tersebut perlu untuk konsultasi dengan dokter umum/dokter spesialis.

Selain penurunan kualitas hidup dan asupan gizi, kehilangan gigi yang tidak dilakukan penanganan
dapat menyebabkan migrasi dari gigi tetangga dan gigi antagonis yang lebih lanjut dapat
menyebabkan kerusakan pada gigi lainnya. Oleh karena itu, kehilangan gigi perlu untuk digantikan
oleh gigi palsu/artifisial. Pembuatan gigi palsu harus dikonsultasikan dan dibuat oleh dokter gigi.
Salah satu peserta penyuluhan juga bertanya mengenai pembuatan gigi tiruan. Dokter gigi
menjelaskan bahwa pembuatan gigi tiruan dilakukan dengan pemeriksaan secara menyeluruh oleh
dokter gigi meliputi gigi yang hilang, gigi yang tersisa, jaringan gusi, dan lain-lain. Apabila perlu
dilakukan perawatan pendahuluan, maka dokter gigi akan memberikan perawatan pendahuluan
seperti cabut sisa akar gigi dan lain-lain. Kemudian setelah luka pasca pencabutan menutup
sempurna, maka dokter gigi akan mencetak gigi pasien dan dilakukan proses pembuatan gigi tiruan
di lab. Kemudian pasien diminta untuk dating untuk pemasangan gigi tiruan.

Peserta lain bertanya cara menyimpan dan membersihkan gigi palsu, kemudian dokter menjelaskan
gigi tiruan sebaiknya dibersihkan setelah makan menggunakan air mengalir dan sikat gigi berbulu
halus. Gusi dan langit-langit mulut serta gigi yang tersisa juga dibersihkan dengan sikat gigi bulu halus
dan pasta gigi maupun kassa dan air hangat. Saat malam, gigi tiruan dilepas dan dibersihkan dibawah
air mengalir dan disikat halus, kemudian disimpan dalam wadah berisi air. Peserta juga dijelaskan
cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan tetap menghindari makanan/minuman yang
mengandung gula berlebihan, menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu pada pagi hari setelah
sarapan dan malam sebelum tidur, serta mengkonsumsi sayur dan buah, serta periksa kesehatan gigi
dan mulut 6 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai