Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT atas selesainya
makalah Persyaratan Kenaikan Alih Jabatan Fungsional Tertentu Tenaga Kesehatan,
Kabupaten Tangerang tahun 2021.

Puji syukur kehadiran Allah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah


Persyaratan Kenaikan Alih Jabatan Fungsional Tertentu Tenaga Kesehatan,
Kabupaten Tangerang tahun 2021 yang berjudul Hubungan Antara Pencabutan Gigi
Dengan Pasien yang Menderita Hipertensi Kabupaten Tangerang tahun 2021.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Bpk. dr. H. Ahmad Ruyani, Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Kresek,
terima kasih atas izin yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Bpk H. Cecep Budiman, SKM. MM.Kes, Kepala Tata Usaha Unit Pelaksana
Teknis Puskesmas Kresek, terima kasih atas izin yang diberikan untuk
menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman staf Puskesmas Kresek, yang banyak memberi semangat dan
motivasi.
4. Suami dan Anak keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan moril
dan materiil serta support dalam proses penyusunan makalah ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan baik moril serta materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan dalam penyusunan makalah ini dimasa
mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua dan
penulis minta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan.

Kresek, 17 Oktober 2021

drg. Mutmainah

1
BAB I
PENDAHULUAN

Gigi merupakan satu asset yang dimiliki seseorang hingga akhir hayatnya, saat
sakit gigi terkadang orang baru ingat ke dokter gigi untuk mencabut giginya agar
terbebas dari rasa cenat cenut tapi sebaiknya tidak sembarangan mencabut gigi. Cabut
gigi merupakan salah satu tindakan medis yang banyak ditakuti. Ada berbagai
tanggapan yang menyatakan bahwa cabut gigi itu berbahaya dan salah satunya adalah
kebutaan. Faktanya cabang saraf pada gigi dan mata itu berbeda dan tidak
berhubungan langsung, sehingga tindakan cabut gigitidak akan mempengaruhi saraf
mata.

Prinsip yang harus dipegang dokter gigi sebelum mencabut gigi adalah gigi
tersebut memang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Jika infeksi masih bisa diobati
dan akar masih memegang gusi dengan kuat, maka gusi yang sakit tidak perlu dicabut.

Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat ingin mencabut gigi
diantaranya, gigi tidak boleh dicabut selama masih infeksi. Mengapa?? Karena akan
merusak pembuluh darahnya yang berakibat kuman bisa menyebar ke organ–organ
lain seperti jantung, paru-paru, dan lainnya. Dan juga harus diperhatikan pada pasien
penderita hipertensi karena dapat menyebabkan pendarahan. Pada kondisi seperti ini
sebaiknya pasien memeriksakan kondisi kesehatannya terlebih dahulu sampai tekanan
darahnya normal untuk dilakukan pencabutan gigi.

BAB II
PEMBAHASAN

Gigi memiliki beberapa bagian, antara lain email sebagai bagian terluar lalu
dibawahnya ada dentin dan bagian paling dalam adalah pulpa. Jika yanhg rusak email
dan dentin masih bisa ditambal. Namun, jika yang rusak adalah bagian pulpa, maka
harus dilakukan perawatan saraf. Pulpa adalah suatu rongga dibawah dentin, dimana
didalamnya terdapat berbagai elemen jaringan seperti pembuluh darah dan persarafan.
Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan dahulu agar dapat menilai perlu atau
tidaknya gigi dicabut, dan biasanya dokter gigi juga akan melakukan perawatan pada
gigi yang bermasalah sebelum akhirnya memutuskan untuk mencabut gigi tersebut.
Beberapa kondisi yang membuat cabut gigi perlu dilakukan :

1.      Gigi berlubang yang sudah patah


2.      Gigi yang patah karena benturan
3.      Patah tulang rahang dan gigi tersebut terletak pada garis patahan tulang
4.      Perawatan saluran akar yang tidak berhasil
5.      Gigi goyang

2
6.      Jumlah gigi yang berlebih
7.      Posisi gigi yang tidak normal dan menyebabkan luka pada jaringan sekitarnya
8. Gigi yang posisinya berdekatan dengan kelainan jaringan yang berbahaya misal kanker
9. Pertimbangan estetika pada perawatan kawat gigi

Pada beberapa kasus jika gigi yang bermasalah tidak dicabut maka bias terjadi
Focal Infenction. Bakteri dari gigi busuk bisa terbawa peredaran darah kemana –
mana, ke oragan tubuh vital seperti jantung dan organ lainnya.
Namun gigi juga tidak boleh dicabut sembarangan, harus sesuai prosedur pada
waktu anamnesa pasien harus ditanya terlebih dahulu , apakah memiliki riwayat
penyakit dalam seperti diabetes atau hipertensi. Penyakit diabetes misalnya akan
mempengaruhi penyembuhan luka. Selain itu dikhawatirkan bias menyebabkan infeksi.
Contoh lain, pada penderita hipertensi yang bias menyebabkan pendarahan. Hipertenti
atau darah tinggi dijuluki “silent killer” karena walaupun sudah sangat parah, pasien
tidak merasakan gejala apapun ditubuh. Pasien dinyatakan Hipertensi ketika tekanan
darah diatas 140/90, dan bila diatas 180/120 berarti kondisinya sudah sangat parah.
Sering kali pasien tidak menyampaikan atau bahkan tidak tahu riwayat penyakit
yang dideritanya. Sehingga pada saat cabut gigi dapat berakibat fatal. Sebaiknya
standar prosedur dilakukan dengan benar, dari mulai anamnes pemeriksaan intra dan
ekstra oralnya. Sehingga komplikasi dapat dihindari.
Kebanyakan orang merasa biasa saja ketika menderita hipertensi tetapi, apa
akibatnya bila kita membiarkan hipertensi terlalu lama didalam tubuh?
Jika dibiarkan terlalu lama akan myebabkan pembulu darah kaku diarea ginjal
yang menyebabkan gagal ginjal, juga menyebabkan pembulu darah kaku diarea otak
dan jantung, bila pembulu darah yang kaku pecah diarea otak akan menyebabkan
stroke, begitu pula pembulu darah kaku bisa menyebabkan kebutaan dan kerusakan
hati.
Tekanan darah tinggi dan sakit gigi
Penderita hipertensi umumnya harus mengkonsumsi obat-obatan khusus untuk
mengendalikan kondisinya. Sayangnya sebagian obat anti Hipertensi dapat menggangu
produksi air liur sehingga menimbulkan keluhan mulut kering (Xerostomia). Kondisi ini
dapat meningkatkan Kartes atau gigi berlubang, karena fungsi air liur sebagai self
cleansing menjadi tidak optimal.
Lebih lanjut, saat kerusakan gigi sudah terjadi dan tidak ada tindakan
penanganan, penderita hipertensi akan mengalami masa nyeri yang tidak tertahankan.
Keluhan ini dapat menimbulkan stres, sehingga memicu lonjakan tekanan darah.
Alhasil, perawatan hipertensi akan lebih sulit untuk dilakuakan.
Disisi lain, apabila penderita hipertensi memutuskan untuk mengatasi sakit gigi,
tindakan penanganan tidak boleh dilakukan sembarangan. Penderita hipertensi perlu
terlebih dahulu mengontrol tekanan darah agar berada direntang optimal. Setelah itu
barulah tindak lanjut masalah sakit gigi bias dilakukan. Jika tidak demikian, pendarahan
hebat sangat mungkin terjadi.

3
Contoh, penderita hipertensi mengalami gigi berlubang sehingga harus dilakukan
pencabutan. Apabila penderita tidak mengontrol tekanan darah agar tetap optimal,
terjadinya pecah pembulu darah tidak bias dihindari lagi, ini karena obat bius (Anestesi)
yang digunakan pada proses pencabutan gigi ber-efek pada penyembitan pemubulu
darah. Apabila laju tekanan darah sangat cepat (Tinggi), pembulu darah bisa saja
pecah dan mengakibatkan pendarahan hebat.
Atas dasar itu, sebelum melakukan pencabutan atas perawatan gigi, penderita
hipertensi perlu mendapatkan evaluasi terlebih dahulu.
Mencabut gigi sebenarnya adalah hal yang wajar jika perlu dilakukan. Namun
bagi penderita hipertensi, dokter gigi harus berhati hati. Alasan yang paling utama,
penderita hipertensi akan beresiko mengalami pendarahan jika pencabutan gigi
dilakukan dengan sembarangan. Anestesi atau bius yang digunakan pada proses
pencabutan gigi bisa memicu pendarahan pada penderita hipertensi bila tidak ditangani
dengan baik. Anestesi yang berfungsi untuk meningkatkan adrenalin yang dapat
mempercepat kerja obat dan dapat memicu aliran darah dengan lebih cepat pada
penderita hipertensi. Ditambah bila penderita hipertensi masih mengkonsumsi obat
pengencer darah, pasti akan memicu pendarahan. Pendarahan yang terlalu banyak
bisa mengakibatkan menurunnya angka hemoglobin atau sel darah merah, sehingga
penderita bisa kekurangan darah. Dokter gigi akan bekerja sama dengan dokter
penyakit dalam untuk mengatasi hipertensi terlebih dahulu.

BAB III
KESIMPULAN
Pencabutan gigi sebetulnya pilihan terakhir setelah perawatan gigi yang lainnya
tidak berhasil dilakukan. Prinsipnya gigi harus dipertahankan selama mungkin, karena
dengan pencabutan gigi berkurangnnya gigi, fungsi pencernaan akan terganggu.
Hal terpenting yang harus diperhatikan sebelum mencabut gigi adalah ketahui
kondisi tubuh dari pasien serta riwayat penyakit yang sedang atau pernah dideritanya.
Jika ada riwayat atau menderita sistemik misalnya hipertensi, dokter gigi harus
mengkonsultasikan kepada dokter penyakit dalam agar hiperensinya dapat terkontrol.

4
1. Healt.detik.com/berita-detik-health/d-1272061/4-tipe-yang-tak-sembarangan-
cabut-gigi
2. Lifestyle.kompas.com/read/2010/02/10/1712188/cabut.gigi.harus.hati.hati.?
page=all
3. Alodokter.com/alasan-perlu-cabut-gigi-dan-kondisi-apa-saja-yang-harus-
diperhatikan
4. Beritasatu.com/faisal-maliki-baskoro/kesehatan/73752/hati-hati-pengidap-
hipertensi-jangan-asal-cabut-gigi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28136/5/Chapter%20I.pdf . diakses


tanggal 19 November 2012)
Anonim. 2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21346/6/Chapter%20I.pdf. diakses
tanggal 19 November 2012)
Anonim. 2012.pentingnya sikat gigi sebelum tidur.http://carahidupsehat.info/pentingnya-sikat-gigi-
sebelum-tidur.html.(diakses tanggal 19 November 2012)
Anonim.2012. 10 Cara Menggosok Gigi yang Baik. http://www.pre ventionindonesia.com/a
rticle.php?name=/10-cara-menggosok-gigi-yang-baik&channel=.(diakses Minggu 18
November 2012 pukul 22.30 WIB)
Anonim.2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16868/4/Chapter%20II.pdf. (
diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.30 WIB)
Anonim . Karies Gigi. http://repository.usu.ac. id/bitstream/123456789/ 20092/4 /Chapter %
20II.pdf .(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.30 WIB)
Anonim. Karies Gigi. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-395-758510795-bab
%20ii.docx%20new%20prop.pdf .(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.33 WIB)
Anonim. 2012.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ed1mei102831_2087-0051.pdf(diakses
tanggal 19-11-2012)
Anonim.2012. Penambalan Gigi. http://www.kedokterangigi.net/arsip/journal-penambalan-gigi-
pdf.html (diakses tanggal 19-11-2012)

5
Jeni, Amelia. Dental Caries. http://staff.ui.ac.id /internal/140142719 /material/ DENTAL
CARIES.pdf .(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.34 WIB)
Kedokteran Gigi.net. 2011. Informasi Seputar Penyakit Gusi. http://www.kedokterangigi.net /
483/informasi-seputar-penyakit-gusi.html(diakses tanggal 19 November 2012)
Kedokteran Gigi .net. 2011. Informasi Seputar Penyakit Gigi. http://www.kedokterangigi
.net/208/info-seputar-kesehatan-gigi.html. (diakses tanggal 19 November 2012)
Kedokteran Gigi .net. 2011. Nutrisi untuk menjaga kesehatan mulut http://www
.kedokterangigi.net/313/nutrisi-untuk-menjaga-kesehatan-mulut.html
Novrinda, Herry. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Dept. Ilmu Kesehatan Gigi
Masyarakat-Pencegahan. FKG-UI
Rilhardian, Taufiq, 2012. Manfaat Menggosok Gigi. http://lifestyle .kompasiana
.com/catatan/2012/06/21/manfaat-menggosok-gigi/.(diakses Minggu 18 November 2012
pukul 22.30 WIB)
Zahrah. 2008. Karya Tulis. (internet) http://Karyatulis-Zha.blogspot.com/.(diakses tanggal 19-11-
2012)

Anda mungkin juga menyukai