TEMPOROMANDIBULAR DISORDER
Disusun Oleh:
SEMARANG
2017
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN :
Nama : Z
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
INFORMASI MEDIS
Golongan darah : -
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
C hie f C om plain : Pasien datang dengan keluhan rahang sebelah kanan berbunyi
Anamnesa : Pasien datang dengan keluhan rahang sebelah kanan berbunyi klik-klik
saat membuka dan menutup mulut. Pasien merasakan bunyi kliking kurang
lebih sejak 3 tahun yang lalu saat mulai kuliah. Pasien merasakan banyaknya
tugas kuliah, sehingga posisi tidur pasien mulai miring dan setiap bangun
tidur pasien dalam keadaan miring ke kanan. Awalnya pasien merasa bunyi
semakin keras. Pasien juga mengeluh saat mengunya terlalu lama terasa
capek pada bagian kanan. Dulunya pasien sering mengunyah pada sisi
kanan, tetapi sekarang sudah dibiasakan untuk mengunyak kanan kiri. Pasien
- Krepitasi (-)
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Personal history
Jaw exercise
Kunjungan I
S : Pasien datang dengan keluhan rahang sebelah kanan berbunyi klik-klik saat membuka
dan menutup mulut. Pasien merasakan bunyi kliking kurang lebih sejak 3 tahun yang lalu
saat mulai kuliah. Pasien merasakan banyaknya tugas kuliah, sehingga posisi tidur pasien
mulai miring dan setiap bangun tidur pasien dalam keadaan miring ke kanan. Awalnya
pasien merasa bunyi klikingnya sedikit, tetapi lama kelamaan pasien menyadari bunyinya
semakin keras. Pasien juga mengeluh saat mengunya terlalu lama terasa capek pada
bagian kanan. Dulunya pasien sering mengunyah pada sisi kanan, tetapi sekarang sudah
dibiasakan untuk mengunyak kanan kiri. Pasien mengaku ibu pasien juga merasakan
TD : 120/70
RR : 22 x/menit
Nadi : 66 x/menit
O : Inspeksi: Asimetri
- Trismus (-)
- Krepitasi (-)
A: TMD
P:
memastikan gerak membuka dan menutup mulut dengan alur yang lurus
Untuk poin 1 dan 2 dilakukan latihan selama 2-3 menit dengan frekuaensi 2-3 kali
1. Etiologi TMD
3. Klasifikasi TMD
4. Pemeriksaan TMD
5. Penatalaksanaan TMD
tanpa ada satu pun faktor yang bersifat spesifik, sehingga seringkali perawatan
sebelum dapat menegakkan diagnosis dan menyusun rencana perawatan yang tepat. 1-4
akan menempatkan kedua kondilus berada pada bagian tengah disku artikularis.
efektif.1
kehilangan gigi, terutama yang melibatkan gigi belakang dapat merupakan salah satu
penyebab terjadinya gangguan pada gerakan penguyahan yang akan berlanjut pada
gangguan sendi rahang yang disebutTMJ disorder. TMJ disorder disebut juga TMD
sering ditemukan dalam praktek dokter gigi sehari-hari. TMD merupakan istilah yang
mastikasi, TMJ atau keduanya. TMJ merupakan salah satu sendi yang paling
sendi ginglimoid dan pada saat bersamaan terjadi juga pergerakan lancar yang
temporal). Sendi ini merupakan persendian yang unik karena bersifat bilateral.
pada dua tempat, danbersifat simetris. Ujung dari mandibula ini membulat yang
disebut kondil.6,7
Tanda dan gejala TMD Tanda dan gejala klinis tentang TMD dapat
fungsional pada otot dikelompokkan dalam kategori besar yang disebut masticatory
muscle disorder, berupa dua gejala utama yang dapat diamati yaitu rasa sakit dan
disfungsi. Keluhan yang paling umum dari pasien masticatory muscle disorder adalah
rasa sakit pada otot, yang berkisar dari ketidaknyamanan ringan hingga berat. Rasa
sakit yang dirasakan pada jaringan otot disebut myalgia. Myalgia dapat diakibatkan
oleh meningkatnya penggunaan otot. Gejala sering berkaitan dengan perasaan lelah
otot dan ketegangan otot, yang dikaitkan dengan vasokontriksi arteri nutrien yang
relevan dan akumulasi produk-produk limbah metabolik dalam jaringan otot (muscle).
menyebabkan sakit pada otot.10 Disfungsi adalah gejala klinis umum yang berkaitan
berlebihan, maka kontraksi akan meningkatkan rasa sakit. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan rasa sakit. Secara klinis ini disebut sebagai ketidakmampuan untuk
membuka lebar. Pada beberapa penyakit myalgia, pasien masih dapat membuka lebar
secara perlahan, rasa sakit masih terjadi dan mungkin menjadi semakin
gambaran yang tidak sama, perawatan pada masingmasing jenis juga berbeda.
Kebanyakan gangguan otot ini terjadi dan berkembang dalam waktu relatif pendek.
Jika kondisikondisi itu tidak diatasi, bisa banyak terjadi gangguan sakit kronis.
Masticatory muscle disorder kronis menjadi lebih rumit, dan perawatannya berbeda
dibanding yang akut. Oleh karena itu, penting untuk mampu mengidentifikasi
gangguan otot akut dan gangguan otot kronis sehingga dapat dilakukan terapi dengan
tepat. Fibromyalgia adalah salah satu contoh gangguan myalgic cronics yang terjadi
sebagai masalah penyakit muskuloskeletal sistemik, ini perlu diketahui oleh dokter
gigi dan ditangani dengan baik melalui rujukan ke staf medis yang ahli
merupakan temuan yang paling banyak ketika melakukan pemeriksaan pasien atas
menimbulkan rasa sakit, sehingga pasien membiarkannya. Dua gejala utama masalah
TMJ adalah nyeri dan disfungsi.1 Timbulnya bunyi pada sendi merupakan disfungsi
TMJ yang dapat dibagi atas dua jenis, yaitu rubbing sound, dan clicking souond. Pada
kebanyakan kasus suara kliking pada TMJ 70-80 % disebabkan oleh disk
displacement dengan berbagai tingkatan dan arah, tetapi sebagian besar pada arah
gerak translatori kondilus dan meniscus (diskus) selama gerakan menutup dan
aktifitas otot adalah sedemikian sehingga meniscus yang fleksibel bergerak mulus
antara kondilus dan eminentia. Jika posisi awal kondilus berubah (misal akibat
perubahan pola oklusi), arah gerakannya bisa berubah dan zona posterior yang lebih
gerak membuka mulut. Penyimpangan gerak untuk menghindari kliking akan terjadi
dan muncul rentetan lebih lanjut dari kliking dan gerak adaptasi, pada kelompok yang
sehat. Tidak adanya serabut nyeri pada meniskus, membuat kliking jarang sekali
(pterigoideus lateralis), sehingga timbul nyeri dan kekakuan sebagai gejala yang
menyertainya.11 Kliking umumnya terjadi selama gerak membuka mulut, tetapi juga
bisa terjadi sesaat sebelum menutup mulut ketika diskus bergerak kebelakang pada
arah yang sudah berubah. Kliking dapat dihilangkan dengan membuka atau menutup
mandibula pada sumbu retrusi atau dengan meletakkan bidang gigit (bite plane)
berkontak dengan gigi incisivus bawah tepat sebelum gerak menutup. Perubahan pola
oklusi adalah salah satu penyebab terjadinya kliking. Penyebab lainnya adalah gerak
mandibula yang berlebihan dan mendadak yang mengakibatkan pergerseran diskus
atau clenching pada gigi yang berkepanjangan sehingga pembukaan berubah akibat
kelelahan otot. Kliking juga bisa terjadi secara intermiten pada remaja akibat gerak
adaptasi waktu pertumbuhan sedang berlangsung, keadaan ini bisa dihindari dengan
menutup dan membuka pada sumbu retrusi. Watt mengklasifikasikan bunyi sendi
menjadi kliking dan krepitus, kemudian keduanya dikelompokkan menjadi lunak dan
intermediate dan terminal, tergantung posisi rahang pada saat terjadinya kliking.
Kliking keras mungkin mengindikasikan adanya kelainan sendi yang biasa diikuti
dengan krepitus keras yang menunjukkan adanya cacat spesifik pada permukaan
sendi.9
b) Hipermobilitas diskus.
b) Hipertropi cartilage
b) Hipermobilitas kondilus
c. Gangguan fungsional pada gigi - geligi Seperti halnya otot dan sendi, gigi
Tanda yang timbul berupa mobilitas gigi yang terlihat secara klinis sebagai
gerakan tidak biasa dari gigi terhadap soketnya. Hali ini dapat disebabkan
oleh hilangnya tulang pendukung dan tekanan oklusal yang tidak wajar.12
Hingga saat ini tanda yang paling umum berhubungan dengan gangguan
fungsional gigi adalah tooth wear. Ditandai dengan area mendatar yang
mengkilat pada gigi yang tidak sesuai dengan bentuk alami oklusal gigi.
Area ini disebut wear facet. Meskipun wear facet sering ditemukan pada
kebanyakan tooth wear berasal dari kontak eksentrik gigi yang dihasilkan
KLASIFIKASI TMD
A.gangguan artikular
condylar (condylysis)
- Disk-derangement disorders
Displacement with reduction Displacement without reduction (closed lock)
Perforation
- gangguan sendi degeneratif : Inflamasi: capsulitis, sinovitis, polyarthritides
fibro-osseus), pseudoankylosis
- Infeksi
- Neoplasia (American Academy of Orofacial Pain)
Myofibrotic, neoplasia
pasien berusaha untuk mencari pengobatan. Namun banyak juga yang tidak
a. Anamnesis
dengan tanda dan gejala subklinis dimana pasien mungkin tidak berhubungan dengan
gangguan yang diderita, namun umumnya terkait dengan gangguan fungsional system
beberapa pertanyaan yang akan membantu orientasi klinisi pada TMD. Beberapa
pertanyaan dapat ditanyakan secara langsung oleh klinisi atau dapat dimasukkan
sebagai pelengkap dalam kuesioner kesehatan umum dan gigi pasien sebelum masuk
1) Apakah kesulitan atau merasa nyeri saat membuka mulut (misalnya saat
menguap) ?
2) Apakah merasa rahang seperti melekat satu sama lain, seperti terkunci, atau
seperti macet ?
menggerakkan rahang ?
6) Adakah merasa nyeri di dalam atau di sekitar telinga, pada pelipis, atau
pipi?
7) Adakah sakit kepala, sakit leher, atau sakit gigi yang berulang?
10) Pernahkah berobat untuk nyeri wajah atau masalah sendi rahang yang sulit
dijelaskan ?
b. Pemeriksaan Klinis
mengidentifikasi berbagai variasi dari system mastikasi yang normal, sehat beserta
mengukur jarak perpindahan mandibula, palpasi, dan deteksi bunyi sendi (auskultasi
dan ada atau tidaknya rasa nyeri saat dilakukan palpasi. Sedangkan, pemeriksaan
auskultasi bertujuan untuk mengetahui bunyi sendi yang ditimbulkan akibat adanya
kelainan TMJ. Pemeriksaan auskultasi TMJ ini dapat menggunakan light digital
palpation atau menggunakan stetoskop. Pada pemeriksaan standar TMJ dokter gigi
aktivitas normal sehari-hari.5 secara umum pilihan terapi pada pasien gangguan sendi
seringkali lebih dari satu atau bersifat kombinasi. Seperti terapi latihan rahang dan
elektromiografik (EMG) pada pasien dengan oto skeletal yang mengalami kontraksi
(spasme).8 otot yang tidak digunakan tidak hanya akan kehilangan kekuatannya kibat
atrofi tetapi juga akan memendek akibat kontraksi. Dengan demikian aktivias normal
tidak menimbulkan rasa sakit atau masih dalam batas toleransi pasien.8 latihan rahang
menit dengan frekuensi latihan 2-3 kali sehari. Pada kebanyakan kasus diperlukan
waktu antara 2-3 bulan sampai hasil yang menggembirakan baik secara objektif
maupun subjektif. Terdapat 4 tipe latihan rahang yaitu latihan otot pasif, berupa
latihan buka mulut maksimal yang dilakukan didepan cermin untuk memastikan gerak
buka mulut memiliki alur yang lurus, gerak lateral serta gerak protusif. Latihan ini
relaksasi otot yang tegang serta mengembalikan panjang dan fungsi normal otot. 1,2
Latihan oto juga dapat dilakukan dengan bantuan operator dan obat-obatan yang
bersifat muscle relaxant bila pasien tidak mampu untuk melakukan latihan rahang
secara mandiri.2 Latihan rahang ketiga berupalatihan otot dengan hambatan, dilakukan
dengan maksud menambah relaksasi otot yang kerjanya berlawanan dengan kerja otot
utama, misalnya pada saat gerak buka mulut; yang aktif adalah otot depressor. Dengan
adanya hambatan selama buka mulut otot lvator akan makin rileks. Demikian pula
sebaliknya latihan rahang yang terakhir adalah latihan rahang postural berupa
adalah suatu kumpulan gejala yang melibatkan sendi rahang dan otot di daerah
orofasial. Gangguan ini memiliki gejala klinis khas berupa rasa nyeri pada sendi
rahang, nyeri pada daerah wajah, bunyi sendi ketika membuka mulut, rasa tidak
nyaman ataupun rasanyeri ketika menggigit dan mengunyah makanan, serta gerak
rahang yang terbatas atau di luar jalur buka-tutup mulut normal (terdapat deviasi pada
buka-tutup mulut). Pada kasus ini, pasien memiliki keluhan terdapat bunyi klik
pada saat membuka mulutnya sejak 1 tahun lalu. Dari pemeriksaan klinis pasien
memiliki gangguan pergerakan rahang berupa deflesi ke kiri pada saat membuka
mulut, tidak ada trismus. Pada kasus ini, tidak ada treatment yang dapat dilakukan
karena gangguan tersebut memang tidak dapat diobati ataupun diberikan terapi namun
hanya dapat dikurangi keluhan dari pasien. Pasien diedukasi untuk menghilangkan
kebiasaan buruknya, yaitu mengunyah sebelah sisi dan kebiasaan tidur miring sebalah
sisi. Pasien juga diinstruksikan untuk melakukan latihan otot rahang selama 2-3 menit
joint.
2. Okeson J.P, Management ofTemporomandibular Disorders andOcclusion, 1998, Toronto: C.V.
MosbyCompany.
3. Neil, Mc. Cranio-Mandibular(Temporomandibular Joint) Disorders theState of the Art: Part
Clicking.http://hapynfun.blogspot.com/2008/02/pencitraan-temporomandibular
Pub.Chicago.
10. Liebgott, B. Dasar-Dasar AnatomiKedokteran Gigi. Edisi Revisi. Penerjemah :Yuwono. 1994.
Jakarta : EGC
11. Watt , D.M., Gnatosonic Diagnosis andOcclusal Dynamics, 1980 , Praeger: Sussex
12.Dawson, Evaluation, Diagnosis, andTreatment of Occlusal Problems, 1989,