Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah, bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan

budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi

dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan

serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam

dirinya (BSNP, 2006: 137).

Dalam Standar Isi kurikulum KTSP 2006 dinyatakan bahwa

Standar kompetensi Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan

minimal pesertra didik yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan,

keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra

Indonesia.Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik

untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional dan

global. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai

dengan etika yang berlaku; baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai

1
dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan

bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya

dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa

Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa; (6) menghargai dan

membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia

mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan yang

meliputi aspek aspek seperti mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

Keterampilan membaca sebagai salah satu dari empat keterampilan

berbahasa mempunyai manfaat yang sangat penting di dalam kehidupan

manusia.

Rahim (2008: 1) mengemukakan bahwa membaca semakin

penting dalam kehidupan masyarakat yang kompleks. Setiap aspek

kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Kita akan mendapat

pengetahuan tentang lokasi tempat, berita, hiburan, IPTEK dan lainnya.

Walaupun informasi dapat ditemukan dari media lain seperti media audio

visual, namun peran membaca tidak dapat digantikan. Oleh karena itu,

kualitas pembelajaran membaca harus ditingkatkan sejak dini, yaitu mulai

siswa berada dibangku Sekolah Dasar.

2
Penelitian yang dilakukan oleh Depdiknas pada tahun 2010

menyatakan bahwa telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain melalui perbaikan kebijakan,

pengembangan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan,

bantuan biaya pendidikan, peningkatan kualitas manajemen pendidikan,

dan peningkatan kualitas serta kesejahteraan pendidik dan tenaga

kependidikan. Meskipun demikian, berbagai upaya yang telah dilakukan

oleh Depdiknas tersebut, belum memberikan hasil yang memuaskan.

Berbagai hasil asesmen internasional menunjukkan kemampuan siswa

Indonesia masih berada pada peringkat yang rendah, terutama terkait

dengan kemampuan dalam bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), kemampuan membaca, daya saing ekonomi, dan kesiapan diri untuk

kelangsungan hidup di masa depan. Dalam survei tiga tahunan yang

dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA),

peringkat siswa Indonesia semakin menurun. Untuk Matematika, pada

tahun 2003 siswa Indonesia berada pada urutan ke 38 dari 40 negara

dengan skor rata-rata 411 sementara pada tahun 2006 turun ke peringkat

52 dari 57 negara dengan skor rata-rata 391. Pada Bidang IPA, posisi siswa

Indonesia turun dari peringkat 36 dari 40 negara dengan skor rata-rata 395

pada tahun 2003 menjadi peringkat 54 dari 57 negara dengan skor 393

pada tahun 2006. Begitu pula di bidang membaca di mana pada tahun

2003 siswa Indonesia berada pada peringkat ke 40 dari 40 negara, menjadi

peringkat ke 5l dari 56 negara pada tahun 2006. Rendahnya kualitas

3
pendidikan di Indonesia tersebut terkait dengan berbagai faktor, salah

satunya adalah masalah profesionalisme pendidik/guru.

Rendahnya kualitas pembelajaran itu juga terjadi pada proses

pembelajaran membaca Intensif di SD Negeri 2 Sragen. Berdasarkan

refleksi awal dengan guru kelas IV yang dilakukan pada tanggal 20

September 2010 bahwa 59,53 % (25 siswa dari 42 siswa) siswa kelas IV

SD Negeri 2 Sragen kurang terampil dalam membaca. Hal ini dikarenakan

Guru kurang maksimal dalam mengondisikan kelas, Siswa kurang

memperhatikan dalam pembelajaran membaca intensif, sehingga siswa

kurang bisa memahami materi dan kondisi kelas tidak kondusif karena

ramainya siswa dalam proses pembelajaran.


Hal tersebut didukung dengan data dari pencapaian hasil evaluasi

siswa pada pokok bahasan menentukan ide pokok bacaan pada siswa kelas

IV semester I tahun pelajaran 2015/2016 kurang maksimal. Data hasil

belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 90, dengan

rerata kelas 53,33. Sedangkan KKM pada aspek membaca adalah 65.

Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran tersebut

diperlukan peningkatan kegiatan pembelajaran, agar dapat meningkatkan

keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan meningkatkan pula

kemampuan siswa dalam membaca intensif di SD Negeri 2 Sragen

Sebagai tindak lanjut pemecahkan masalah tersebut maka hasil

diskusi dengan guru kelas IV menetapkan alternatif tindakan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik skrambel .

Teknik skrambel adalah teknik permainan yang berupa aktivitas

4
menyusun kembali atau pengurutan suatu struktur bahasa yang

sebelumnya telah dikacaubalaukan. Beberapa macam teknik skrambel

yang kita kenal yaitu : (a) skrambel kata; (b) skrambel kalimat; (c)

skrambel paragraf; dan (d) skrambel wacana ( Suparno 1988:76).

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran membaca intensif di SD Negeri 2 Sragen, yaitu untuk

meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran membaca

intensif, meningkatkan aktivitas siswa, dan hasil belajar membaca intensif,

yang dapat pula membantu siswa dalam memahami mata pelajaran

lainnya.

Dari uraian latar belakang tersebut diatas, maka peneliti akan

mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Melalui

Penggunaan Metode Tehnik Skrambel untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Prestasi belajar Bahasa Indonesia tentang Keterampilan Membaca Intensif

bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sragen Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2015/2016”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut masalah umum dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah melalui penggunaan metode tehnik skrambel dapat

meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia tentang keterampilan

5
membaca intensif bagi siswa kelas IV SDN 2 Sragen semester 1 tahun

2015/2016?

2. Apakah melalui penggunaan metode tehnik skrambel dapat

meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia tentang keterampilan

membaca intensif bagi siswa kelas IV SDN 2 Sragen semester 1 tahun

2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses

pembelajaran membaca intensif melalui teknik skrambel pada Siswa SD

Kelas IV. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia tentang keterampilan

membaca intensif.

2. Meningkatkan hasil Bahasa Indonesia tentang keterampilan membaca

intensif

3. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Bahasa Indonesia tentang

keterampilan membaca intensif

Dengan meningkatnya aktivitas dan prestasi belajar berarti meningkatkan

semangat belajar siswa di SDN 2 Sragen.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

1) Manfaat Teoretis

6
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai:

a. Menambah khasanah (jumlah) penelitian tindakan kelas mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Dapat mendukung teori penggunaan permainan bahasa dalam

pembelajaran.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan manfaat bagi :

a. Guru

Dengan penelitian ini, memberikan pengetahuan dan pengalaman

kepada guru tentang proses pembelajaran menggunakan teknik

skrambel yang dapat memberi pengalaman kepada siswa, dengan

suasana belajar yang berbeda.

b. Siswa

Dengan penerapan teknik skrambel siswa dapat memperoleh

pengalaman belajar yang beragam sehingga dapat meningkatkan

keterampilan dalam membaca intensif. Selanjutnya siswa dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Sekolah

Dengan penelitian ini, sekolah dapat meningkatkan mutu

pendidikan di sekolahnya. Sehingga sekolah mendapatkan

kepercayaan dari berbagai komponen masyarakat dalam

pengembangan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai