DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KRONJO
JL. Raya Kronjo Balaraja KM 01 Tangerang 15550 Telp 021-59390764
E-mail : puskesmas_kronjo@yahoo.com
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KRONJO
NOMOR : 824//UKP/PKM-KRJ/2016
TENTANG
TATA NILAI BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan klinis tidak hanya
ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada tapi juga perilaku pemberi
pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan keselamatan pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud pada
point a, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas Kronjo
tentang tata nilai budaya mutu dan keselamatan pasien;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4431);
2. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063 ;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
MEMUTUSKAN
Di tetapkan di : Kronjo
Pada tanggal : 2016
KEPALA PUSKESMAS KRONJO,
1. 5 S
Sikap dan perilaku petugas Puskesmas Kronjo dalam memberikan pelayanan kepada pengguna
layanan harus memenuhi 5 S yaitu : Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun.
2. Kesadaran ( Awareness)
Seluruh staf Puskesmas harus sadar untuk bekerja dengan berhati-hati. Seluruh staf Puskesmas
mampu mengenali kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut, serta mengambil tindakan untuk
memperbaikinya.
4. Pendekatan Sistem
Memiliki budaya keselamatan akan mendorong terciptanya lingkungan yang mempertimbangkan
semua komponen sebagai faktor yang ikut berkontribusi terhadap insiden yang terjadi. Hal ini
menghindari kecenderungan untuk menyalahkan individu dan lebih melihat kepada sistem dimana
individu tersebut bekerja. Inilah yang disebut pendekatan system (systems approach).