Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN INTRODUKSI IMUNISASI ROTAVIRUS (RV) DAN

HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV)


TAHUN 2023

dr. Gertrudis Tandy, MKM


Ketua Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus
Direktorat Pengelolaan Imunisasi

Disampaikan Pada Orientasi Petugas Imunisasi Dalam Rangka Pelaksanaan


Imunisasi RV Dan HPV
Jumat, 21 Juli 2023 dan 24 Juli 2023
KEBIJAKAN
PROGRAM
IMUNISASI
ROTAVIRUS
(RV)
BEBAN PENYAKIT DIARE
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN) PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020 DI INDONESIA TAHUN 2020

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021

 9,8% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 4,55% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di
Indonesia disebabkan oleh Diare.
 Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi diare pada balita
9,8% (Balitbangkes, 2021).
 Penelitian Balitbangkes, Kemenkes RI juga menyatakan bahwa 5,5% kematian bayi 29 hari - 11
bulan disebabkan oleh diare (Sample Registration System (SRS) Tahun 2018.
BEBAN PENYAKIT ROTAVIRUS
• Data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN)
(Soenarto et al, 2017): rotavirus sebagai penyebab utama
diare cair akut pada balita diare yang dirawat inap,
• 2001-2008 sebesar 58%,
• 2009-2011 sebesar 52%
• 2012-2016 sebesar 45%.
• Dari data rawat jalan di 3 RS (RSHS, RS Sardjito, RS Mataram) tahun
2006 ditemukan rotavirus 41%
WHO POSITION PAPER 2021
• WHO merekomendasikan untuk melakukan
pemberian imunisasi Rotavirus (RV) pada
bayi ke dalam program imunisasi nasional
pada semua negara, terutama di negara-
negara dengan tingkat kematian terkait
Rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi.
• Sampai tahun 2021 terdapat 114 negara
telah memasukkan imunisasi RV ke dalam
national immunization program (NIP)
• Pemberian imunisasi RV harus menjadi
bagian dari strategi komprehensif
pengendalian penyakit diare.
DAMPAK PEMBERIAN IMUNISASI RV
• Hasil dari penelitian yang dilaksanakan
di Meksiko dan Brazil tahun 2021
diketahui terjadinya penurunan angka
kematian balita karena diare sebesar
46% di Meksiko dan 22% di Brazil setelah
dilaksanakan program imunisasi RV.
• Pemberian vaksin rotavirus di US
menunjukkan penurunan kasus diare
yang signifikan sejak RV digunakan
tahun 2006, dengan mencegah 40.000
sampai 50.000 kasus diare balita yang
dirawat inap (CDC)
DASAR PELAKSANAAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO HK.01.07/MENKES/1139/2022 TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI
ROTAVIRUS

• Menetapkan Pemberian Imunisasi Rotavirus sebagai imunisasi


rutin yang diberikan secara bertahap ke seluruh wilayah
Indonesia.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus diberikan pada
bayi.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus di 21 selanjutnya
perluasan wilayah pelaksanaan ditetapkan berdasarkan kajian
epidemiologi, rekomendasi ahli, dan pertimbangan kesiapan
operasional.
• Tata cara Pemberian Imunisasi Rotavirus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang
PELAKSANAAN IMUNISASI RV TAHUN 2023
Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Pemberian Imunisasi Rotavirus
dari Dirjen P2P Nomor
IM.02.02/C/3052/2023

Komitmen Organisasi Profesi Dukungan


Terhadap Program Imunisasi Nasional
Nomor : SR.02.06/C/4856/2022 Tgl 6
Oktober 2022
TAHAPAN INTRODUKSI IMUNISASI ROTAVIRUS VACCINE (RV)

Tahapan introduksi imunisasi RV

2022 2023

• Lokus 21 kab/kota di 18 Provinsi


• Menggunakan Vaksin Rotavirus impor
(Jadwal: Bayi usia 2,3 dan 4 bulan)
NASIONAL
• Jumlah sasaran 196.876 bayi dengan
target cakupan 90% Waktu Pelaksanaan : 15 Agustus 2023
Jadwal Pemberian :
- Dosis Pertama Usia 2 bulan
(Bayi lahir mulai 16 Mei 2023)
- Dosis Kedua usia 3 bulan
- Dosis Ketiga usia 4 bulan
VAKSIN RV YANG AKAN DIGUNAKAN
Vaksin Rotavirus Monovalen
Alasan pemilihan vaksin :
Jenis vaksin ORV116E
• Bentuk liquid, frozen, tidak
Serotipe G9P[11] memerlukan pelarutan
• Penyimpanan sama seperti vaksin
Jumlah dosis 3 kali (0,5 ml )
OPV
Cara pemberian Oral (tetes) • Jumlah dosis yang diberikan lebih
kecil (0,5 ml)
Jadwal pemberian 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
• Multidosis  lebih efisien dalam
Kemasan Multi doses (5 dosis per vial) penyimpanan di VR
Sediaan Liquid, Frozen • Telah memenuhi PQ WHO
 Tingkat Prov/Kab/Kota = - 200C
Penyimpanan  Tingkat Puskesmas = 2 – 80C selama 6
bulan
• Pemberian imunisasi RV di Indonesia dilaksanakan secara
bertahap dimulai pada tahun 2022 di 21 kab/kota dengan
mempertimbangkan:
• angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi pada
balita;
• kesiapan sumber daya daerah dalam pelaksanaan
imunisasi.
KEBIJAKAN • Sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada
anak usia 2 bulan yang diberikan sebanyak 3 dosis dengan
DAN jarak 4 minggu antar dosis, dan imunisasi RV dosis terakhir
diberikan pada bayi usia 6 bulan 29 hari.
STRATEGI • Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan secara terpadu
dengan lintas program dan lintas sektoral dalam hal tenaga,
sarana, dan dana mulai dari tingkat pusat sampai tingkat
pelaksana
• Seluruh kebutuhan vaksin dibebankan pada APBN,
sedangkan biaya operasional dibebankan pada
APBN, APBD dan sumber lainnya yang tidak mengikat
TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
 WAKTU PELAKSANAAN
 TEMPAT PELAKSANAAN
• Jadwal pelayanan imunisasi RV
• Puskesmas, PusTU
dilaksanakan bersamaan
• Posyandu
dengan jadwal imunisasi rutin
• Rumah Sakit; • Perlu diatur agar tidak terjadi
• Klinik, praktik dokter mandiri,
penumpukan sasaran serta
praktik mandiri bidan;
jadwal yang telah disusun
• Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
diinformasikan kepada
yang memberi pelayanan imunisasi, dan
masyarakat.
• Pos pelayanan imunisasi lainnya
BCG 5 2 10 2 0 1
DTP-HB-Hib + OPV PCV
11 11 42 4 0 0
IPV

DTP-HB-Hib 12 13 10 1 1 1
OPV 1 0 1 0 0 0
PCV 0 0 0 0 0 0
IPV 3 2 1 0 0 1
Campak 3 2 4 0 0 0
Campak Rubela 225 104 9 1 1 0
*Data hingga 31 Desember 2022
DT 1 3 1 0 0 1
Td 5 8 4 0 0 0
HPV 1 1 0 0 0 0
HB0 0 1 5 2 0 1
JE 0 15 0 0 0 0
KESIMPULAN
 Sasaran pelaksanaan imunisasi RV adalah bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan 4
bulan.
 Imunisasi RV Nasional dilaksanakan mulai 15 Agustus 2023. Dosis pertama
diberikan pada bayi berusia 2 bulan yang lahir mulai 16 Mei 2023.
 Pelaksanaan imunisasi RV dapat dilakukan di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas
pembantu, Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta, klinik, praktik mandiri
dokter, praktik mandiri bidan, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang memberikan layanan imunisasi.
 Dalam rangka persiapan imunisasi RV, perlu dilakukan penyusunan mikroplaning,
peningkatan kapasitas, promosi kesehatan dan evaluasi kesiapan.
 Persiapan dan penyusunan mikroplaning imunisasi RV dilakukan terintegrasi
dengan imunisasi rutin
KEBIJAKAN
PROGRAM
IMUNISASI HPV
Background: Beban Penyakit Ca
Cervix
 Data GLOBOCAN (2020):
• 36.633 kasus baru kanker leher rahim dengan
kematian
diperkirakan sebanyak 21.003 orang
• Indonesia memiliki insidens dan kematian tertinggi di
antara negara-negara di Asia Tenggara
• Insidens Ca Cervix 24,4/100.000 penduduk
• Kanker leher rahim kematian 14,4/100.000

 Data GLOBOCAN (2018):Studi (2012) : 58 kasus baru, 26 kematian


akibat kanker serviks per hari di Indonesia.
 95% Ca Cervix disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV),
umumnya pada perempuan usia reproduksi
 Beban ekonomi kesehatan: Pembiayaan untuk kanker
makin meningkat > 120 % pada tahun 2018 dibandingkan tahun
2014
LATAR BELAKANG
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan adalah deteksi dini kanker
serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Pemeriksaan IVA hanya dapat dilakukan pada perempuan
Program Penapisan dengan IVA belum berjalan optimal
yang sudah menikah

Pencegahan kanker serviks akan semakin efektif jika dibarengi dengan upaya proteksi spesifik dengan
memberikan imunisasi HPV
Vaksin HPV sudah tersedia dan sudah dipakai di sektor Rekomendasi ITAGI tentang pelaksanaan program
swasta d demonstrasi imunisasi HPV

Penambahan vaksin baru dalam program BIAS yaitu pemberian vaksin HPV pada anak
perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI/sederajat
WHO Position Paper – Mei 2017
tentang Vaksin HPV

Pencegahan kanker serviks karena


HPV tipe 16 dan 18 melalui
imunisasi, keberhasilannya dapat
mencapai 100% jika diberikan
sebanyak dua dosis pada saat
anak perempuan berusia 9 - 14
tahun dengan interval yang
dianjurkan adalah 6 – 15 bulan**
TARGET GLOBAL
Menurunkan angka kejadian menjadi 4 per 100.000
penduduk per tahun pada tahun 2030
90% wanita yang
70% wanita dilakukan diidentifikasi menderita
90% anak perempuan skrining kanker leher
sepenuhnya mendapat kanker leher rahim
rahim dengan tes presisi mendapat
vaksinasi dengan vaksin tinggi pada usia 35 dan 45
HPV pada usia 15 penatalaksanaan serta
tahun perawatan terhadap
tahun
penyakitnya
DASAR PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI HPV
TAHUN 2022-2023

KMK No.
HK.01.07/Menkes/1930/2022
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN
IMUNISASI HPV
 Setiap anak sasaran BIAS berhak mendapatkan pelayanan imunisasi HPV yang berguna untuk
mencegah kanker serviks
 Imunisasi HPV melalui kegiatan BIAS dilaksanakan satu kali setahun pada setiap waktu yang
telah ditentukan
 Penyelenggaraan imunisasi pada anak sekolah tingkat dasar atau sederajat dilaksanakan secara
terpadu oleh lintas program dan lintas sektoral dalam hal tenaga, sarana dan dana mulai dari
tingkat pusat sampai tingkat pelaksana

 Keterpaduan lintas program dan lintas sektor terkait diselenggarakan melalui wadah yang
sudah ada, yaitu Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (TP UKS/M)

 Seluruh kebutuhan vaksin, alat suntik dan safety box dibebakan pada APBN, sedangkan
kebutuhan kartu imunisasi anak sekolah, format laporan, peralat anafilaktik dan biaya
operasional dibebankan APBD dan sumber pembiayaan lain yang sah
SKB 4 MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN
STATUS KESEHATAN PESERTA DIDIK TAHUN 2022
SASARAN DAN JADWAL
Sasaran
Anak perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan
yang sederajat
Jadwal
Target Vaksin Bulan
Sekolah Tidak Sekolah
Kelas 1 7 tahun Campak Rubella Agustus
DT November
Kelas 2 8 tahun Td November
Kelas 5 11 tahun Td November
HPV (dosis pertama)*) Agustus

Kelas 6 12 tahun HPV (dosis kedua)*) Agustus


STRATEGI MENJANGKAU SASARAN
DI LUAR SEKOLAH
1) Dalam melaksanakan imunisasi HPV yang terintegrasi dengan BIAS, sasaran
yang harus dijangkau tidak hanya anak yang bersekolah di sekolah formal
tetapi juga anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah non formal, anak
usia sekolah yang tidak bersekolah atau putus sekolah.
2) Bagi sasaran yang tidak bersekolah, imunisasi dapat dilaksanakan di
posyandu, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Imunisasi
juga dapat dilaksanakan di tempat-tempat dimana anak yang tidak
bersekolah itu berkumpul seperti rumah singgah anak jalanan,
yayasan/panti asuhan, panti sosial, sekolah non formal, dsb.
3) Untuk mendapatkan data anak usia sekolah yang tidak bersekolah, petugas
dinas kesehatan kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan dinas sosial
setempat atau dengan melakukan pendataan secara langsung oleh kader
dari rumah ke rumah.
TAHAPAN INTRODUKSI IMUNISASI HPV

2016 - 2021 2022 2023


Program introduksi bertahap di  Perluasan Introduksi bagi NASIONAL
20 kab/kota: anak perempuan kelas 5 di  2.978.132 anak
• DKI Jakarta (semua kota 112 kab/kota (di Provinsi perempuan kelas 5 & 6
administrasi) Jateng, Jatim, Bali, Sulut,
• DIY (semua kabkota) Gorontalo, Sultra)
• Jawa Tengah (Kab Sukoharjo,  Total sasaran 889.813 anak
Karanganyar) (kelas 5 dan 6) dengan
• Jawa Timur (Kota Surabaya, target cakupan 95%
Kediri, Lamongan)
• Bali (Kota Denpasar,
Badung)*
• Sulsel (Kota Makassar)
• Sulut (Kota Manado)
PELAKSANAAN IMUNISASI HPV TAHUN 2023
• Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Introduksi Imunisasi HPV secara Nasional
dari Dirjen P2P No. IM.02.02/C/3055/2023
VAKSIN HPV YANG AKAN DIGUNAKAN

Vaksin yang digunakan adalah vaksin HPV Kuadrivalen dalam kemasan satu dosis.
KELUARAN YANG DIHARAPKAN
Jangka Pendek Jangka Panjang
Menurunkan angka insiden kutil Menurunkan prevalensi kanker
kelamin (genital warts) serviks

Hal ini dapat tercapai apabila cakupan tinggi sesuai dengan


rekomendasi WHO (WHO Position Paper 2017)
JADWAL IMUNISASI RUTIN DENGAN INTRODUKSI VAKSIN BARU

IMUNISASI LANJUTAN Td PADA WUS  HARUS MELALUI


IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA BADUTA
SKRINING

UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status Interval Minimal Masa Perlindungan


0 Hepatitis B Imunisasi Pemberian
1 BCG, OPV1 T1 - -
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1, RV1 T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2, RV2
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV, RV3
9 MR, IPV2 T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE* T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
12 PCV3
18 DPT/HepB/Hib4, MR2
-DT Td HPV HPV
* di Prov/Kab/Kota Terpilih
Td
-MR

Kelas Kelas Kelas Kelas


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH 1 2 5 SD 6 SD
SD SD
TARGET ANTIGEN BARU DALAM RENSTRA KEMENKES
Imunisasi PCV dan RV masuk dalam indikator Renstra Kementerian Kesehatan
Tahun 2022-2024
TARGET
INDKATOR DEFINISI OPERASIONAL
2022 2023 2024

Persentase anak usia 0-11 bulan yang


Persentase bayi mendapat imunisasi dasar antigen baru,
usia 0-11 bulan meliputi imunisasi PCV dan imunisasi
yang 90% 100% 100%
Rotavirus sesuai dosis jenis vaksin yang
mendapat digunakan dalam kurun waktu satu tahun
antigen baru
BCG 5 2 10 2 0 1
DTP-HB-Hib + OPV PCV
11 11 42 4 0 0
IPV

DTP-HB-Hib 12 13 10 1 1 1
OPV 1 0 1 0 0 0
PCV 0 0 0 0 0 0
IPV 3 2 1 0 0 1
Campak 3 2 4 0 0 0
Campak Rubela 225 104 9 1 1 0
DT 1 3 1 0 0 1
*Data hingga 31 Desember 2022
Td 5 8 4 0 0 0
HPV 1 1 0 0 0 0
HB0 0 1 5 2 0 1
JE 0 15 0 0 0 0
RV 0 0 0 0 0 1

Sumber data : Komnas PP KIPI, Data per 31 Desember 2022


• Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
Diare dan Kanker Leher Rahim dengan melakukan
introduksi vaksin baru yaitu RV dan HPV
• Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi
nasional terbukti aman dan efektif
KESIMPUL • Vaksin baru (PCV dan RV) menjadi indikator
Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2022 –
AN 2024
• Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk
menyukseskan introduksi vaksin baru ke dalam
program imunisasi nasional
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai