Anda di halaman 1dari 42

MENCUCI TANGAN

No Dokumen :
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

PUSKESMAS dr. Yogeswara Soeharto


NARINGGUL NIP. 19830609201412 1 002

1. Pengertian Mencuci tangan adalah tindakan menggosok semua


Permukaan tangan secara kuat dan singkat dengan sabun yang
diikuti dengan membilas tangan dengan
air.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencuci
tangan.
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas Naringgul nomor
…………. tentang penetapan standar operasional prosedur
Layanan Klinis di Puskesmas Nariggul.
4. Referensi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan.
5. Alat dan bahan Alat dan bahan :
 Air yang mengalir
 Sabun antimikroba/sabun biasa
 Handuk/tissue
6. Langkah-langkah 7. Bagan Alir
1. Basahi tangan dengan air dan tuangkan
sabun secukupnya. Basahi tangan, tuang Ratakan sabun
2. Ratakan sabun dengan keduan telapak sabun dengan kedua
tangan. telapak tangan
3. Gosok punggung dan sela jari tangan
kiri dengan telapak tangan kanan jari-
jari saling menyilang dan sebaliknya.
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela- Jari dalam dari Gosok kedua Gosok punggung
sela jari. kedua tangan telapak dan sela jari
5. Jari-jari dalam kedua tangan saling saling tangan dan dengan telapak
mengunci. mengunci sela jari tangan
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam
genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
Gosok ibu jari Gosok ibu jari
7. Gosokkan dengan memutar ujung jari-
kiri berputar memutar ujung Bilas kedua
jari tangan kanan ditelapak tangan kiri
dalam jari tangan tangan
dan sebaliknya.
genggaman ditelapak dengan air
8. Bilas kedua tangan dengan air.
9. Keringkan dengan handuk/tissue sekali tangan tangan
pakai sampai benar-benar kering.
10. Gunakan handuk/tissue tersebut untuk
menutup kran. Tangan sudah Gunakan Keringkan
11. Tangan anda kini sudah bersih. bersih handuk untuk dengan
menutup keran handuk/tissue
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan Selalu menjaga kebersihan sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan.
9. Unit terkait Semua unit dipuskesmas
10. Dokumen terkait
11. Rekama historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
di rubah diberlakukan

PENGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


(APD)
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr. Yogeswara Soeharto
NARINGGUL NIP. 19830609201412 1 002

1. Pengertian Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang digunakan sebagai
teknik pencegahan mikroorganisme pathogen dari seseorang
ke orang lain disebut “Carrier”. APD (Barrier) yang umum
digunakan adalah masker, kacamata pelindung, jas/apron,
sarung tangan, penutup kepala, pelindung kaki.

2. Tujuan Melindungi tengah kesehatan, pasien, keluarga


Pengunjung dan lingkungan dari kemungkinan
Penyebaran material infeksius.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Naringgul…Tentang persiapan Standar
Operasional
Prosedur Layanan Klinis di Puskesmas Naringgul
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan NOMOR 938/MENKES/
SK/VIII/2017 Tentang Standar Asuhan Kebidanan.
5. Alat dan bahan 1. Alat
a. Masker biasa d. Penutup kepala
b. Kacamata pelindung e. Pelindung kaki
c. Jas/apron
2. Bahan
a. Sarung tangan
6. Langkah-langkah 7. Bagan Alir
A. Masker biasa
Pasang tali Paskan klip
Langkah-langkah pemasangan : Mengambil pengikat hidung pada
masker atau karet wajah dan
1. Eratkan tali atau karet elastis pada masker dagu
bagian tengah kepala dan leher atau pada
kedua telinga.
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel
pada batang hidung.
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di Petugas siap bekerja
Periksa ulang
bawah dagu sehingga melekat dengan
baik. pengepasan
4. Periksa ulang pengepasan masker

Langkah-langkah melepaskan :

1. Jangan di sentuh bagian depan masker


karena telah terkontaminasi.
2. Lepaskan tali bagian bawah kemudian
tali atau karet bagian atas.
3. Buang ke tempat limbah infeksius

B. Pemakaian jas/aplon

Langkah-langkah pemasangan : Mengambil Tutup bagian Ikat bagian


jas/aplon sepenuhnya belakang
1. Tutup badan sepenuhnya dari leher hingga lutut leher dan
hingga lutut, lengan hingga bagian pinggang
pergelangan tangan dan selubungan
kebelakan punggung.
2. Untuk aplon ikat dibagian belakang
leher dan pinggang. Petugas siap bekerja
Periksa ulang
Langkah-langkah melepaskan :

1. Bagian depan dan lengan jas/aplon


pelindung telah terkontaminasi.
2. Lepas tali.
3. Tarik dari leher dan bahu dengan
memegang bagian dalam jas/aplon
pelindung mata.
4. Balik jas/aplon pelindung.
5. Lipat atau gulung menjadi gulungan
dan letakan di wadah yang telah
disediakan untuk diproses ulang atau
buang di tempat limbah infeksius.

C. Pemakaian sarung tangan

Pemakaian sarung tangan steril :

1. Lepaskan asesoris dan pakaian


berlengan panjang di tarik ke atas
sampai siku.
2. Cuci tangan
3. Buka pembungkus bagian luar dari
kemasan sarung tangan dengan
memisahkan sisi-sisinya.
4. Jaga agar sarung tangan tetap di atas
permukaan bagian dalam
pembungkus.
5. Identifikasi sarung tangan kiri dan
kanan gunakan yang dominan
terlebuh dahulu.
6. Dengan ibu jari dan telunjuk serta
jari tangan yang non dominan
pegang tepi mancet sarung tangan
untuk menggunakan sarung tangan
dominan
7. Dengan tangan yang dominan dan
bersarung tangan selipkan jari-jari
dalam mancet sarung tangan kedua.
8. Kenakan sarung tangan kedua tangan
pada yang dominan.
9. Jangan biarkan jari – jari tangan
yang sudah bersarung tangan
menyentuh setiap bagian atau benda
yang terbuka.
10. Setelah sarung tangan kedua
digunakan mancet biasanya akan
jatuh ketangan setelah pemakaian
sarung tangan .
11. Setelah kedua tangan bersarung
tangan, ………kedua tangan.
12. Pastikan setelah pemakaian sarung
tangan steril hanya memegang alat –
alat steril.

Pemakaian sarung tangan non steril :

1. Ambil sarung tangan yang masih


dalam kemasan, buka kemasan
bagian atasnya saja dan letakan di
tempat yang datar dan bersih.
2. Lakukan cuci tangan
3. Memakai sarung tangan pakai untuk
tangan yang lebih dominan terlebih
dahulu, pada orang yang bukan kidal
tangan dominannya adalah tangan
kanan, jepit sarung tangan untuk
tangan kanan menggunakan tangan
kiri dan pakaikan ketangan kanan,
setelah selesai, pakaiakan ketangan
kiri sekarang, untuk memegang
menggunakan tangan yang sudah
memakai sarung tangan.
4. Setelah kedua tangan bersarung
tangan ………. Kedua tangan

Langkah – langkah melepaskan :

1. Ingalah bahwa bagian luar sarung


tangan telah terkontaminasi’
Pegang bagian luar sarung tangan
lainnya, lepaskan.
2. Pegang sarung tangan yang telah
dilepas dengan menggunakan tangan
yang masih memakai sarung tangan.
3. Selipkan jari tangan yang sudah tidak
memakai sarung tangan di bawah
sarung tangan yang belum dilepas
dipergelangan tangan
4. Lepaskan sarung tangan di atas sarung
tangan di tempat limbah infeksius.

D. Pemakaian penutup kepala

Langkah – langkah :

1. Pakailah pelindung kepala sesuai


ukuran sehingga menutup semua
rambut.
2. Lepaskan pelindung kepala dan
langsung dibuang ke tempat sampah.

E. Pemakaian pelindung kaki

Langkah – langkah :

1. Gunakan sepatu karet atau plastik yang


menutupi seluruh ujung dan telepak
kaki, bisa menggunakan sepatu boot
dari bahan kulit.
2. Sepatu harus selalu bersih

8. Hal – hal yang perlu diperhatikan


9. Unit terkait Semua unit di puskesmas
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
di rubah diberlakukan
PELAYANAN KLINIS
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020

1. Pengertian Prosedur ini mengatur standar pelayanan klinis di Puskesmas


Topoyo prosedur pengkajian pasien di lakukan oleh tenaga
yang kompeten dan sesuai dengan standar profesi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam pelayanan
klinis.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Topoyo Nomor 130/SK/PKM – DP/ III
/2016.
4. Referensi  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktek Kedokteran.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Langkah – langkah 6. Bagan Alir
 Petugas dari masing – masing unit
pelayanan mengidentisifikasi kebutuhan
Petugas mengidentisifikasi
kebutuhan pasien
pasien.
 Petugas melakukan kajian sesuai dengan
standar profesi yang ditetapkan.
 Petugas melakukan pencatatan hasil
kajian pada rekam medic sesuai dengan
standar profesi yang meliputi :
 Data sosial yang meliputi : nama
pasien, nama kepala kelurga,
pekerjaan, alamat, jenis kelamin,
tanggal lahir, agama, nomor rekam
medic dan nomor kartu jaminan jika
ada.
 Data anamnesis (data subyektif) yang
mencakup keluhan pasien, riwayat
pengobatan sebelumnya, riwayat
penyakit keluarga, riwayat alergi atau
alergi obat.
 Data pemeriksaan fisik (data obyektif)
yang meliputi hasil pemeriksaan Vital
sing (tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu, tinggi badan dan berat badan),
hasil pemeriksaan spesifik yang
mengacu dan sesuai dengan keluhan
pasien serta hasil pemeriksaan
laboratorium yang menujukkan kajian
pasien..
 Data diagnosis yang berupa diagnosis
klinis pasien beserta kode ICD X pada
kasus 10 besar penyakit.
 Data terapi yang berupa jenis obat,
jumlah obat yang diberikan , dan cara
pemakaian obat.
 Data penunjang lain seperti rujukan ke
unit lain dan edukasi yang di berikan
kepada pasien.
 Paraf dan nama petugas.
7. Hal – hal yang perluh diperhatikan Keadaan umum pasien
8. Unit terkait Semua unit pelayanan yang terkait
9. Dokumen terkait Rekam medik pasien
10. Rekam historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan
PROSEDUR PENYUSUNAN SOP
LAYANAN KLINIS
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengerian Pelayanan klinis adalah proses pemberian layanan, asuhan
Kesehatan kepada pasien yang berkunjung di puskesmas
topoyo.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah bagi petugas
dalam layanan penyusunan sop layanan klinis.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor …………… tentang penetapan
dokumen eksternal yang menjadi Acuan dalam Penyusunan
standar pelayanan klinis.
4. Referensi Permenkes RI NOMOR 1438/IX/2010 tentang standar
pelayanan kedokteran.
5. Langkah – langkah 6. Bagan Alir
1. Petugas mengidentisifikasi prosedur
kerja masing – masing unit kerja. Petugas
2. Petugas mencari referensi / acuan. mengidentifikasi Petugas mencari
3. Petugas melakukan penyusunan standar prosedur kerja referensi / acuan
prosedur berdasar acuan yang jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Petugas melakukan
penyusunan standar prosedur
layanan klinis

7. Hal – hal yang perlu diperhatikan Referensi harus jelas dan dapat dipertanggunjawabkan
8. Unit terkait Semua unit di puskesmas
9. Dokumen terkait Dokumen eksternal yang menjadi acuan
10. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan

ASUHAN KEPERAWATAN
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengerian Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian
kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara
langsung kepada pasien diberbagai tatanan pelayanan
kesehatan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk asuhan
keperawatan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo ……….. tentang
penetapan standar operasional prosedur layanan klinis.
4. Referensi Undang – undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014
tentang Keperawatan.
5. Langkah – langkah 6. Bagan Alir
1. Melakukan pengkajian yang meliputi :
a. Pengumpulan data antara lain :
Melakukan rencana
- Keluhan utama.  Pengumpulan data
keperawatan
- Status kesehatan sebelumnya  Analisa data
dan sekarang.
- Fungsi status sebelumnya dan  Perumusan data
sekarang.
- Respon terhadap terapi
terhadap medis dan tindakan
keperawatan. Menentukan rencana
- Resiko untuk masalah Menetukan
keperawatan
potensial diagnose
b. Analis data keperawatan
c. Perumusan masalah
- Setelah analisa data dilakukan,
dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan, masalah
kesehatan tersebut ada yang Melakukan
tidak dapat diintervensi
implementasi
dengan asuhan keperawatan
keperawatan
(masalah keperawatan) tetapi
ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis.
Selanjutnya disusun masalah
keperawatan sesuai dengan
prioritas. Melakukan evaluasi
- Proritas masalah ditentukan keperawatan
berdasarkan kriteria penting
dan segera.
2. Menetukan masalah keperawatan
a. Aktual : menjelaskan masalah
kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak dilakukan intervensi.
b. Resiko : menjelaska masalah
kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak dilakukan intervensi.
c. Kemungkinan : menjelaskan bahwa
perlu adanya data tambahan untuk
memeastikan masalah keperawatan.
d. Wellness : keputusan klinis tentang
keadaan individu, keluarga atau
masyarakat dalam transisi dari
tingkat sejahtera tertentu ketingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syindrom : Diagnosa yang terdiri
dari kelompok diagnose actual dan
resiko tinggi yang muncul / timbul
karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.
3. Melakukan Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan tertulis
juga mencakup kebutuhan pasien
jangka panjang.
4. Melakukan implementasi keperawatan
a. Tahap 1 persiapan : tahap awal
tindakan keperwatan menuntut
perawat mengevaluasi yang
diindentifikasi Pada tahap
perencanaan.
b. Tahap 2 intervensi : kegiatan dan
pelaksanaan tindakan perencanaan
untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional.
c. Tahap 3 dokumentasi : pelaksanaan
tindakan keperawatan harus di ikuti
oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap suatu kejadian.
5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan
a. Sasaran evaluasi masalah :
Proses asuhan keperawatan,
berdasarkan kriterian/ rencana yang
telah disusun.
- Hasil tindakan keperawatan
berdasarkan criteria
kebehasilan yang telah
dirumuskan dalam rencana
evaliasi.
b. Hasil evaluasi
- Masalah teratasi, apabila
pasien telah menunjukkan
perbaikan/kemajuan sesuai
dengan criteria yang telah
ditetapkan.
- Masalah teratasi sebagai,
apabila tujuan itu tercapai
secara maksimal, sehingga
perlu dicari penyebab dan cara
mengatasi,
- Msalah belum teratasi.
Apabila pasien tidak
menunjukkan perubahan sama
sekali bahkan timbul masalah
baru.
-
6. Hal – hal yang perlu diperhatikan Keadaan umum pasien
7. Unit terkait  Unit UGD
 Unit perawatan
8. Dokumen terkait Rekam medic
9. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan
KOMUNIKASI
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Suatu proses seseorang agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
melaksanakan komunikasi.
3. Kebijkan SK Kepala Puskesmas Topoyo ……………….tentang
penetapan rujukan pasien.
4. Referensi 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang praktek kebidanan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2004
Tentang pusat kesehatan masyarakat
5. Alat – alat dan bahan Handpone
6. Langkah – langkah 7. Bagan Alir
1. Menghubungi Nomor RSUD Tujuan
Rujukan. Tekan no hp
2. Ucapkan salam dengan kata – kata Ucapkan Perkenalkan
RSUD
salam diri
sopan.
3. Perkenalkan diri dengan menyebut
nama dan tempat bertugas, serta tujuan
menelpon.
“maaf sebenarnya saya atas
nama......petugas dari Menayakan
ruangan…...puskesmas topoyo kesedian RSUD
bermaksud merujuk pasien dengan”…..
4. Menanyakan kesedian menerima
pasien
“apakah Dokter dan tempat bersedia”.
5. Menayakan nama penerima panggilan
Mengahiri panggilan Menayakan nama
“kalau boleh tau ini dengan siapa saya
berbicara”. penerima panggilan
6. Akhiri panggilan dengan sopan dan
salam.
“terimah kasih sebelumnya”.

8. Hal – hal yang perlu diperahatikan


9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan

KEWASPADAAN UNIVERSAL
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Kewaspadaan Universal adalah tindakan pengendalian infeksi
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi
resiko penyebaran infeksi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah tentang
Kewaspadaan Universal.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo No…………
tentang penaganan pasien resiko tinggi
4. Referensi 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang tenaga kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian
dipusat kesehatan masyarakat.
5. Alat dan bahan 1. Safety box.
2. Sterilisator.
3. Cairan desinfektan.
4. Sabun antiseftis.
5. Tempat sampah
6. Langkah – langkah 7. Bagan Alir
1. Mencuci tangan untuk mencegah infeksi
silang. Pengelolah alat
Mencuci tangan Memakai
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya kesehatan
sarung
pamakaian sarung tangan untuk mencegah dengan
tangan.
kontak langsung dengan darah serta cairan sterilisasi
infeksi lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan dengan
sterilisasi.
4. Pengelolaan alat tajam untuk mencegah Pengelolah limbah infeksi
Pengolah alat
tusukan.
tajam.
5. Pengelolaan limbah infeksi

8. Hal – hal yang perlu diperhatikan Penggunaan APD


9. Unit terkait Semua unit
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan

INFORMED CONSENT
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Informed consent adalah persetujuan tindakan yang diberikan
oleh pasien, kecuali kondisi pasien darurat , masih dibawa
umur, tidak waras dapat diwakili.persetujuan tersebut atas
dasar informasi dan penjelasan mengenai penjelasan medis
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
memberikan Informed Consent.
3. Kebijakan Surat Keputusan kepala Puskesmas Topoyo
No……………… tentang Informed Consent
4. Referensi 1. Undang-undang Nomor 290 tahun 2008 tentang
persetujuan Tindakan Kedokteran
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Langkah – langkah 6. Bagan Alir
1. Memperkenalkan diri pada
pasien/keluarga Petugas memperkenalkan Menjelaskan pada
2. Petugas memberikan penjelasan secara diri pada pasien pasien tujuan
lisan menggunakan bahasa yang tindakan yang akan
dipahami pasien/keluarga tentang dilakukan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
3. Petugas mempersilahkan pasien untuk
mengisi formulir persetujuan tindakan
Pasien mengisi formulir Mempersilahkan
medis, bila pasien/keluarga menyetujui
pasien mengisi
tindakan medis tersebut penolakan tindakan jika
4. Bila pasien/keluarga menolak, maka tidak setuju formulir persetujuan
pasien/keluarganya mengisi formulir tindakan medik
penolakan tindakan medis yang akan
dilakukan
5. Formulir persetujuan/penolakan
tindakan medis harus diisi lengkap dan Formulir diisi lengkap
di tandatangani oleh : ditandatangani
a. Pasien/keluarganya pasien,dokter,petugas yang
b. Dokter/ petugas yang melakukan melakukan tindakan.
tindakan

7. Hal-hal yang diperlukan


8. Unit terkait Semua unit di Puskesmas
9. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan
PENCATATAN DAN PELAPORAN
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian 1. Pencatatan adalah proses atau kegiatan pendokumentasian suatu
aktifitas dalam bentuk tulisan diatas kertas, file computer, dan
lain – lain dengan ilustrasi tulisan, grafik, gambar, dan semua
kegiatan pokok baik dalam gedung maupun di luar gedung.
2. Pelaporan adalah hasil catatan yang memberikan informasi
tentang kegiatan tertentu dan hasil disampaikan kepihak yang
berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan tersebut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Topoyo No……………… tentang penetapan
Standar Operasional prosedur Layanan Klinis di Puskesmas
Topoyo.
4. Referensi Undang –undang Republik Indonesia Nomor. 36 tahun 2004 tentang
Kesehatan.
5. Langkah – langkah 6. Bagan Alir
1. Semua tindakan perawatan /
terapi yang diberikan kepada Perekapan
pasien dicatat ke dalam rekam Rekam medis pasien Catat ke dalam selama
medis pasien. buku catatan sebulan dlm
Dikirim ke Dinas Kesehastan
unit / poli bentuk format
Kabupaten
laporan
2. Setelah pelayan selesai, petugas
melakukan pencatatan tindakan
perawatan / terapi yang
tercatat dalam rekam medis
pasien ke buku catatan kegiatan
yang ada di unit / poli.
3. Setiap awal bulan petugas
merekap seluruh tindakan yang
tercatat dalam buku catatan
kegiatan ke dalam format
pelaporan masing – masing
unit / poli.
4. Penanggung jawab unit / poli
melaporkan hasil kegiatan
pencapaian selama sebulan
kepada Kepala Puskesmas
untuk selanjutnya diserahkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten
7.
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
9. Unit terkait Semua unit / poli
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis pasien
2. Buku catatan kegiatan
3. Format pelaporan

OPERAN ALAT DAN BAHAN


No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb


TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan jumlah alat atau bahan yang digunakan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melaksanakan operan alat dan bahan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo No…………
tentang penetapan Standar Operasional prosedur Layanan
Klinis di Puskesmas Topoyo.
4. Referensi Undang – undang Republik Indonesia Nomor. 38 tahun 2014
tentang Keperawatan.
5. Alat dan bahan a. Buku inventaris alat.
b. Buku pemakaian alat dan bahan.
c. Pulpen
6. Langkah – langkah 7. Bagan Alir
a. Kedua kelompok dinas melakukan
cross check pada buku inventaris dan Kedua kelompok dinas
pemakaian alat dan bahan. Menyesuaikan jumlah alat
melakukan cross check
b. Petugas menyesuaikan jumlah alat dan dan bahan pada buku
bahan pada buku dan persiapan yang pemakaian dan persedian
yang ada

Medokumentasikan jumlah Medokumentasikan


atau sisa stok akhir pada jumlah dan kondisi alat
buku pemakaian pada pergantian jaga
ada.
c. Jika jumlah alat dan bahan tidak sesuai
dilakukan klarifikasi dengan petugas
jaga sebelumnya dan sesuai kan
kembali jumlah alat dan bahan yang
ada.
d. Kelengkapan alat dicantumkan dibuku
inventarisasi ruangan dengan jumlah
dan kondisi dari alat inventarisasi.
e. Persediaan obat dan bahan ditulis
dibuku pemakaian sebagai hasil akhir /
sisa stok dari tiap pergantian jaga.

8. Hal – hal yang perlu diperhatikan Jumlah alat dan bahan yang tersedia
9. Unit terkait 1. UGD.
2. Perawatan
10. Dokumen terkait 1. Buku laporan.
2. Buku inventarisasi alat
11. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan

PEMBERIAN INFORMASI TENTANG


EFEK SAMPING OBAT ATAU EFEK
YANG TIDAK DIHARAPKAN
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Pemberian obat tentang efek samping obat atau efek yang tidak
diharapakan merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan untuk memberikan informasi secara
akurat, jelas dan terkini kepada pasien tentang efek samping
obat atau efek yang tidak diharapkan.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam pemberian informasi tentang
efek samping obat atau efek yang tidak diharapkan
sehubungan dengan terapi pasien.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Topoyo No……….. tentang peresepan,
pemesanan, dan pegelolahan obat.

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang


standar Pelayanan Keputusan di Puskesmas.
5. Langkah – langkah 6. Bagan Alir
1. Petugas memberikan rencana
layanan sesuai dengan standar 1. Petugas memberi
rencana layanan sesuai 2. Petugas menjelaskan
profesi. kepada pasien tentang
2. Petugas menjelaskan kepada pasien dengan standar profesi
jenis obat yang diberikan
tentang jenis obat yang diberikan.
3. Petugas menjelaskan kepada pasien
tentang tata cara minum obat.
4. Petugas menjelskan tentang potensi
dan risiko efek samping obat.
4. Petugas menjelasakan 3. Petugas menjelaskan
5. Petugas menjelskan tentang potensi
tentang potensi dan risiko kepada pasien tentang tata
interaksi obat dari obat yang
diberikan. efek samping obat cara minum obat
6. Petugas menjelaskan bahwa efek
samping tidak terjadi pada semua
pasien.
7. Petugas menjelaskan tanda bahaya
5. Petugas menjelaskan
dari efek samping suatu obat dan 6. Petugas menjelaskan
tentang potensi interaksi obat
kapan harus kembali atau mencari bahwa vefek samping tdk
dari obat yang diberikan
pertolongan medis. terjadi pada semua pasien
8. Petugas mencatat dalam rekam
medis apabila mendapat laporan efek
samping obat dari pasien.
8. Petugas mencatat dalam reka 7. Petugas menjelaskan tanda
medis apabila mendapat laporan bahaya dari efek samping
efek samping obat dari pasien suatu obat dan kapan harus
kembali atau mencari
pertolongan medis

7. Hal – hal yang perlu diperhatikan


8. Unit terkait UGD, Poli Umum, Poli Gigi, KIA, Rawat Inap dan Kamar
Bersalin.
9. Dokumen terkait ISO
10. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan

Medokumentasikan jumlah Medokumentasikan


atau sisa stok akhir pada jumlah dan kondisi alat
buku pemakaian pada pergantian jaga

Jumlah sesuai atau tidak


sesuai
HAK PASIEN UNTUK MENOLAK
ATAU TIDAK MELANJUTKAN
PENGOBATAN
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Adalah prosedur yang dilakukan apabila pasien atau mereka
yang membuat keputusan atas nama pasien, memutuskan
untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang
direncanakan.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah – langakah agar hak pasien
terpenuhi..
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo
No……………… tentang hak dan kewajiban pasien.

4. Referensi 1. Pemerintah Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran.
5. Langkah – langkah 6. Bagan Alir
1. Senyum, salam dan sapa Senyum, Menjelaskan
2. Menjelaskan kepada pasien dan salam, Menjelaskan rencana
keluarga pasien mengenai diagnose sapa diagnosa
penyakit pasien. tindakan/terapi
3. Menjelaskan kepada pasien dan
keluarga pasien mengenai prosedur
pengobatan atau tindakan medis yang Menjelaskan efek
akan dilakukan. Memberi kesempatan pasien
atau keluarga untuk bertanya samping/risiko pengobatan
4. Menjelaskan kepada pasien dan
keluarga pasien mengenai efek
samping dan risiko pengobatan atau
tindakan medis yang dilakukan. Bila pasien/keluarganya
Petugas memberitahukan
5. Memberikan kesempatan kepada menolak atau tidak
pasien/keluarganya tentang
pasien untuk menanyakan kembali bila melanjutkan pengobatan,
hak mereka untuk menolak
ada hal –hal yang belum pahami petugas menjelaskan
atau tidak melanjutkan
mengenai tindakan medis dan risiko pengobatan
konsekuensi dan tanggung
yang mungkin terjadi. jawab dari keputusan mereka
6. Petugas memberitahukan pasien /
keluarganya tentang hak mereka untuk
menolak atau tidak melanjutkan Pasien/kelurga menandatangani Petugas memberi tahu
pengobatan. informed consent apabila pasien / keluarganya
7. Bila pasien / keluarganya menolak atau menolak pengobatan dan tentang tersedianya
tidak melanjutkan pengobatan, petugas dijelaskan mengenai alternative alternative pelayanan
menjelaskan konsekuensi dan tanggung pengobatan dan pengobatan
jawab dari keputusan mereka.
8. Petugas memberi tahu pasien /
keluarganya tentang tersedianya
alternative pelayanan dan pengobatan. Dokumentas
9. Meminta pasien atau keluarga pasien i
(orang tua/anak/suami/istri/saudara
kandung) untuk mengisi informed
consent berupa penolakan menjalani
prosedur pengobatan atau penolakan
untuk dilakukan tindakan medis dan
dijelaskan mengenai alternative
pengobatan.
10. Melengkapi format informed consent
dengan tanda tangan pasien atau
keluarga pasien, petugas yang
memberikan penjelasan dan aksi
kemudian didokumentasikan
7. Hal – hal yang perlu diperhatikan Keadaan umum pasien
8. Unit terkai 1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli KIA/KB
4. Unit UGD
5. Unit Perawatan
6. Unit Persalinan
9. Dokumen terkait 1. Rekam Medis Pasien
2. Informed Consent
10. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan
PEMPROSESAN ALAT
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya, penyebab penyakit dari peralatan
kesehatan yang sudah terpakai .
2. Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah – langkah dalam
melaksanakan pemprosesan alat.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Topoyo No……………. tentang
penetapan standar operasional layanan klinis di puskesmas
topoyo.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 938 /MENKES/SK
VIII/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan.
5. Alat dan bahan 1. Ember berisi larutan 0,5% 3. Sabun
2. Sarung tangan tebal dari bahan karet 4. Sikat Alat
6. Langkah - langkah : 7. Bagan Alir
a. Dokumentasi segera alat/benda setelah
digunakan yang telah terkontaminasi, Dokumentasi segera, rendam
rendam dalam larutan clorin 0,5% Cuci alat
dalam larutan clorin 0,5%
selama 10 menit. setelah
b. Mencuci alat setelah direndam larutan direndam
clorin 0,5%. larutan clorin
 Agar tidak merusak benda – benda
yang terbuat dari pelastik atau karet
jangan dicuci secara bersamaan
Tempatkan dalam wadah
dengan peralatan yang terbuat dari
yang bersih sampai kering
logam.
sebelum disterilkan
 Gunakan sikat dengan air dan
sabun untuk menghilangkan sisa
darah dan kotoran.
 Bilas benda atau alat tersebut
dengan air bersih.
c. Jika peralatan akan disterilkan,
tempatkan peralatan dalam wadah yang
bersih dan biarkan kering sebelum
memulai sterilisasi dilakukan
8. Hal – hal yang perlu diperhatikan Kebersihan alat
9. Unit terkait 1. Ruang bersalin 3. Perawatan 5. Poli ANC
2. UGD 4. Poli KB 6. Poli Gigi
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan

PERSIAPAN PASIEN RUJUKAN


No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Persiapan pasien rujukan adalah hal – hal yang harus
dilakukan dan dilengkapi pada pasien yang akan dirujuk
kefasilitas kesehatan tingkat lanjutan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk persiapan
pasien rujuk.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo
No……………… tentang penetapan pelaksanaan rujukan
pasien.
4. Referensi 1. Undang – undang Republik Indonesia No. 29 Tahun
2004 praktik Kedokteran.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2004 tentang
pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Langkah - langkah 6. Bagan Alir
1. Dokter melakukan anamnesis,
Dokter
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan Dokter Dokter
melakukan
penunjang bila diperlukan. menetukan menjelaskan
anamnesis
2. Dokter menentukan diagnosis. diagnosis rujukan
3. Dokter menjelaskan rujukan untuk
pasien yang memenuhi criteria rujukan.
Dokter bantu Jelaskan dan
4. Menjelaskan dan memberikan Dokter mencatat
informed consent (persetujuan / pasien berikan
dalam status
penolakan rujukan) memutuskan informed
pasien
5. Dokter membantu pasien memutuskan tujuan rujukan consent
unit pelayanan tujuan rujukan pastikan
unit tujuan tersedia dirumah sakit
Petugas membuat
rujukan.
surat rujukan
6. Dokter mencatat dalam status pasien.
7. Petugas membuat surat rujukan

7. Hal – hal yang perlu diperhatikan 1. Dokter teliti dalam mendiagnosis dan menguasai
kriteria pasien yang perlu dirujuk.
2. Petugas teliti dalam membuat surat rujukan
8. Unit terkait 1. UGD
2. Unit Perawatan
3. Unit Persalinan
9. Dokumen terkait 1. Rekam Medik Pasien
2. Surat Rujukan
10. Rekaman historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan

ALTERNATIF PENAGANAN PASIEN


YANG SEHARUSNYA DIRUJUK
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Adalah suatu peruses penanganan pasien yang memerlukan
rujukan tetapi tidak mungkin dilakukan karena adanya sesuatu
hal.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk alternative
penanganan pasien yang seharusnya dirujuk.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No…………………… tentang
pelaksanaan rujukan pasien.
4. Referensi 1. Undang – undang Republik Indonesia No. 29 Tahun
2004 praktik Kedokteran.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2004 tentang
pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Langkah - langkah 6. Bagan Alir
1. Melakukan tindakan pengobatan sesuai
prosedur. Melakukan tindakan sesuai
2. Setelah tindakan pengobatan pasien prosedur
perlu dirujuk.
3. Pasien tidak bisa dirujuk karena
sesuatu hal seperti, pasien menolak
karena kelengkapan berkas tidak lanjut
Pasien perlu dirujuk Tidak dirujuk karena
4. Memberikan penjelasan ke pasien /
sesuatu hal
keluarga untuk menandatangani format
penolakan rujukan.
5. Melanjutkan pengobatan standar di Melanjutkan Pengobatan
puskesmas standar di puskesmas Memberikan
penjelasan

7. hal – hal yang perlu diperhatikan Kelengkapan berkas pasien


8. unit terkait 1. Unit UGD
2. Unit Perawatan
3. Unit Persalinan
9. rekaman Historis Perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah dibrelakukan

RUJUKAN
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Rujukan adalah proses yang setelah dinilai, mengalami,
menderitakegawatan, pasien dirujuk ketingkat pelayanan yang
lebih tinggi dan memiliki fasilitas pelayanan yang lengkap .
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melakukan
dirujuk.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Topoyo No……………. tentang
pelaksanaan rujukan pasien.
4. Referensi 3. Undang – undang Republik Indonesia No. 29 Tahun
2004 praktik Kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2004 tentang
pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Alat dan Bahan a. Formulir Rujukan
b. Obat dan Cairan
c. 02 (tabung 02)
d. Alat transportasi
6. Langkah - langkah 7. Bagan Alir
Persiapan Pasien :
a. Dilakukan pemiriksaan lengkap oleh Petugas
melakukan Jelaskan
petugas dan paramedic. Isi
b. Jelaskan pada pasien dan keluarga pemeriksaan alasan
formulir
kenapa pasien dirujuk (informed lengkap dirujuk
rujukan
consent). pasien
c. Mengisi Formulir rujukan yang
meliputi : Petugas
 Rumah sakit yang dituju Catat Petugas
meneliti
 Membuat identitas lengkap deregister menghubungi
kembali lembar
pasien rujukan rumah sakit
rujukan
 Alamat lengkap pasien
 Diagnose penyakit
 Perawatan dan pengobatan yang Petugas Petugas menilai Mengatur
telah diberikan menghubungi kembali pasien
 Nama petugas yang mengirim sopoir keadaan umum ketempat
d. Petugas menghubungi rumah sakit ambulance pasien rujukan
yang akan ditujuh untuk konfirmasi
tempat maupun pelayanan terhadap
pasien. Minta tandatangan sebagai
e. Petugas meneliti kembali kelengkapan Serah terimah
transfer pasien
formulir rujukan pasien ditempat
f. Catat dalam registrasi rujukan dan rujukan
ekspedisi rujukan
g. Petugas menghubungi sopir ambulans
h. Petugas menilai kembali keadaan
umum penderita kemudian dan
menyiapkan pasien.
i. Mengantar pasien ke tempat rujukan
j. Serah terimah pasien dengan petugas
rumah sakit yang ditujuh.
k. Minta tanda tangan sebagai bukti
transfer pasien.
8. Hal – hal yang perlu diperhatikan 1. Keadaan Umum Pasien
2. Persetujuan dari keluarga pasien
3. Anamneses pasien dengan baik
9. Unit terkait 1. UGD
2. Unit Perawatan
3. Unit Persalinan
10. Dokumen terkait 1. Surat Rujukan
2. Form Persetujuan Rujukan
11. Rekaman Historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan
TRANSPORTASI RUJUKAN
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Transportasi rujukan adalah sarana transportasi yang
digunakan untuk melakukan pengiriman pasien ke tempat
tujuan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk transportasi
rujukan .
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Topoyo No…………..tentang
pelaksanaan rujukan pasien.
4. Referensi 1. Undang – undang Republik Indonesia No. 29 Tahun
2004 praktik Kedokteran.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2004 tentang
pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Langkah - langkah 6. Bagan Alir
1. Jika pasien stabil dan tidak dalam
Jika pasien stabi bisa menggunakan mobol
kondisi gawat darurat, petugas bisa
ambulance atau mobil pribadi
menggunakan mobil ambulance atau
kendaraan pribadi berdasarkan
kesepakatan petugas dan pasien.
2. Jika pasien dalam kondisi gawat
darurat, petugas menggunakan mobil
ambulance sebagai transportasi rujukan Pasien gawat darurat, petugas
dan didampingi petugas yang menggunakan mobil ambulance
kompeten. puskesmas
3. Jika pasien dalam kondisi gawat
darurat, ambulance puskesmas tidak
ada, petugas menghubungi puskesmas
Jika pasien gawat darurat,ambulance tidak ada,
terdekat untuk meminta bantuan mobil
petugas menghubungi puskesmas terdekat untuk
ambulance untuk transportasi rujukan
penyediaan ambulance
pasien.

7. Hal – hal yang perlu diperhatikan Keadaan Umum Pasien


8. Unit terkait 1. UGD
2. Unit Perawatan
3. Unit Persalinan
9. Dokumen terkait 1. Blangko Rujukan
2. Monitorin Rujukan
10. Rekaman Historis perubahan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan

BLADDER TRAINING
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Dines kesehatan Tanggal Terbit :
kab.mamuju tengah Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
TOPOYO NIP: 196405041987032020
1. Pengertian Bladder training adalah latihan otot yang dilakukan
untuk mengembalikan tonus otot kandung kemih agas
fungsinya kembali normal .
2. Tujuan
Sebagai acuhan penerapan langkah-langkah untuk
melaksanakan bladder training

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo


No……………. tentang Penetapan Standar
Operasional Prosedur Layanan Klinis di Puskesmas
Topoyo.
4. Referensi Undang – undang Republik Indonesia No. 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan.
5. Alat dan Bahan - Sarung tangan
- Karet /penjepit
6. Langkah - langkah 7. Bagan Alir
1. .Memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang tindakan Infomet
Mempersiapkan
yang akan dilakukaan concent
alat
2. Mempersiapkan alat
3. Mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan Menyiapkan
Mencuci tangan dan
5. Membasahi plaster yang melekat
memakai sarung alat
pada kulit dengan kapas alcohol
6. Melepas plaster dari kulit tangansarung tangan
7. Lepaskan sambungan kateter dengan
urine bag Membasahi
8. Jepit ujung selang kateter dengan Melepas plaster
plaster yang
penjepit atau karet dari kulit
melekat pada
9. Membereskan alat dan merapikan
pasien kulit dengan
10. Anjurkan pasien untuk banyak
minum air putih Jepit ujung selang Lepas sambungan
11. Jelaskan pda pasien/keluarga dengan penjepit kateter dengan
tentanfg tata cara membuka dan atau karet urine bag
menutup klem pada ujung kateter
12. Melepaskan sarung tangan dan
mencuci tangan
13. Mendokumentasikan tindakan yang Anjurkan
Membereskan alat
telah dilakukan pasien banyak
dan merapikan
minum air
pasien

8. Hal – hal yang perlu diperhatikan Keadaan Umum Pasien


9. Unit terkait Ruang rawat inap
DoRuang bersalin.
kumentasikan
10. Dokumen terkait Rekam Medik
tindakan yangPasien Membereskan alat
11. Rekaman Historis perubahan telah dilakukan dan merapikan
No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
pasien
dirubah diberlakukan
PENYAMPAIAN HAK DAN
KEWAJIBAN PASIEN
No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP: 196405041987032020
Pengertian a. Hak pasien adalah segala sesuatu yang harus diterimah pasien pada saat
menerima pelayanan di Puskesmas Topoyo.
b. Kewajiban adalah segalah sesuatu yang harus dipenuhi pasien pada saat
menerima pelayanan di Puskesmas Lembar Rekam Medis untuk pasien yang
bersangkutan.
Tujuan Sebagai acuan agar pasien mengetahui hak dan kewajiban pada saat menerima
pelayanan di Puskesmas Topoyo.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo No. …..Tentang Hak dan
Kewajiban pasien di Puskesmas Topoyo
Referensi -
12. Hak dan Kewajiban pasien ditulis dan dipasang di papan informasi puskesmas
yang dapat dibaca oleh pasien.
13. Petugas pendaftaran memberitahukan kepada pasien bahwa informasi
mengenai hak dan kewajiban pasien telah tertera di papan informasi
puskesmas dan sudah tersedia di dalam brosur.
14. Petugas pendaftran menjelaskan hak dan kewajiban pasien apabila ada hal –
hal yang kurang jelas.
Unit Terkait Unit Pendaftaran Puskesmas.
Rekam historis
Perubahan
Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     

TRANSFER PASIEN

No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal :
Terbit :
Halaman
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP:
196405041987032020
Pengertian  Pengiriman pasien dari pendaftaran ke poli pelayanan yang dituju.
 Terdapat mekanisme koordinasi petugas diruang pendaftaran dengan unit
lain/ unit terkait agar pasien/keluarga pasien memperoleh pelayanan.
Tujuan Sebagai pedoman dalam transfer pasien.
Kebijakan Langkah – langkah dalam transfer pasien sesuai dengan langkah – langkah SPO
ini.
Referensi -
Langkah – langkah ttansfer pasien adalah sebagai berikut :
1. Pasien datang ambil nomor antrian.
2. Pasien dipanggil sesuai nomor antrian
3. Pasien didaftar sesuai poli yang dituju
4. Pasien diarahkan ke poli yang dituju
5. Agar petugas poli bisa mengetahui bahwa pasien sesuai poli yang dituju
dalam berkas rekam medis lampiri kode antrian:
a. A untuk poli anak
b. B untuk poli dewasa
c. C untuk poli lansia
d. D untuk poli gigi
e. E untuk poli KIA
Unit Terkait  Pendaftaran dan Rekam Medis
 BPH (poli anak, dewasa, dan lansia)
 KIA/KB
 Poli Gigi

Rekam historis
Perubahan
Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     

ALUR PELAYANAN PASIEN


No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal :
Terbit :
Halaman
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP: 196405041987032020

Pengertian Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik
dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis.
Tujuan  Sebagai pedoman petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
 Sebagai pedoman pasien sehingga memahami alur pelayanan di puskesmas
topoyo.
Kebijakan Langkah – langkah dalam pelayanan pasien sesuai dengan langkah – langkah
SPO ini.
Referensi -
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian, mendaftar,
mengidentifikasi dan menyerahkan RM ke poli yang dituju
2. Petugas kasir menerima pembayaran sesuai retribusi serta mencatat biaya
tindakan bagi pasien/umum/bayar
3. Pasien yang membutuhkan layanan laboratorium akan menerima surat
permintaan dari unit pengiriman dan menyerahkan hasil tersebut ke unit
pengirim.
4. Pasien membawa resep yang dikeluarkan oleh poli klinik ke unit Farmasi.
5. Petugas farmasi memberikan pelayanan dengan menyiapkan obat sesuai
resep, menyerahkan kepada pasien dan memberikan informasi berkaitan
dengan obat yang diberikan.
6. Pasien yang telah mendapatkan pelayanan dari poli Umum, Anak, BP Gigi,
Konsultasi Gizi, Laboratorium atau Farmasi dapat pulang.
Unit Terkait Semua unit

Rekam historis
Perubahan
Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     

PENGKAJIAN AWAL
No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal :
Terbit :
Halaman
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP: 196405041987032020

Pengertian Pengkajian awal adalah penggalian informasi tentang identitas pasien, keluhan,
factor pencetus dan factor pendukung penyakit kepada pasien, untuk
mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatan yang dialami pasien.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan pengkajian awal.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo Nomor ….tentang pemberian
Layanan Klinis.
Referensi H.M.S Markum. Penuntut Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. FKUI. Jakarta. 2000.
1. Petugas unit pelayanan memanggil nama pasien.
2. Petugas unit pelayanan mencocokan identitas pasien dengan rekam medis.
3. Jika ada ketidaksesuaian data, petugas unit pelayanan mengkonfirmasikan
dengan unit pendaftaran.
4. Petugas unit pelayanan mempersiapkan pasien untuk duduk
5. Petugas unit pelayanan menanyakan keluhan utama pasien.
6. Petugas unit pelayanan menanyakan riwayat penyakit sekarang.
7. Petugas unit pelayanan menanyakan riwayat penyakit sebelumnya
8. Petugas unit pelayanan menanyakan hal – hal yang sesuai dengan jenis
penyakit atau keluhan pasien, seperti pola makan, aktifis.
9. Petugas unit pelayanan menanyakan riwayat penyakit keluarga yang
berhubungan dengan jenis penyakit atau keluhan.
10.Petugas unit pelayanan menanyakan riwayat alergi obat pasien.
11.Petugas unit pelayanan melakukan vital sign (sesuai indikasi dan kebutuhan
pasien).
12. Petugas unit pelayanan melakukan penimbangan berat badan, jika
diperlukan.
13.Petugas unit pelayanan menacatat hasil anamnesa dan pemeriksaan vital
sign ke rekam medis pasien.
14.Petugas unit pelayanan menyerahkan rekam medis ke pemeriksa.
Unit Terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA/KB

Rekam historis
Perubahan
Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     

PEMBENTUKAN TIM
INTERPROFESI
No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal :
Terbit :
Halaman
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP: 196405041987032020
Pengertian Pembentukan tim interprofesi adalah suatu proses dalam pembetukan tim yang
berisi petugas kesehatan yang professional untuk melakukan kajian bila
diperlukan penagana pasien secara tim.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan pembetukan tim interprofesi.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo Nomor: ……..tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi -
1. Kepala Puskesmas Mengidentifikasikan kebutuhan pembentukan tim
interprofesi.
2. Kepala puskesmas merencanakan pertemuan untuk tim interprofesi.
3. Kepala puskesmas meminta kepala TU untuk mengundang masing-masing
coordinator unit dalam pertemuan pembentukan tim interprofesi.
4. Coordinator unit menghadiri pertemuan pembentukan tim interprofesi.
5. Kepala Puskesmas dan peserta pertemuan menganalisa kompetensi masing –
masing petugas klinis.
6. Kepala Puskesmas dan peserta pertemuan menentukan susunan tim
interprofesi termasuk, termasuk ketua tim dan sekertaris.
7. Sekertaris tim interprofesi membuat undangan untuk anggota tim
interprofesi yang sudah dibentuk.
8. Ketua tim dan anggota tim mengadakan pertemuan untuk
mengidentifikasikan kasus – kasus yang memerlukan penanganan terpadu.
9. Ketua tim dan anggota tim melakukan kajian jika dibutuhkan penaganan
secara terpadu.
10.Ketua tim melaporkan hasil kajian Kepala Puskesmas.
11.Sekertaris tim mendokumentasikan hasil kajian.
Unit Terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB
4. Unit Gizi
5. Unit Farmasi
6. Unit Laboratorium

Rekam historis
Perubahan
Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     

PELIMPAHAN WEWENANG
No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal :
Terbit :
Halaman
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP:
196405041987032020
Pengertian Pelimpahan wewenang adalah proses pengalihan tugas kepala orang lain yang
sah atau terlegitimasi (menurut mekanisme tertentu dalam organism) dalam
melakukan berbagai aktivitas yang ditujukan untuk pencapaian tujuan
organisasi yang jika tidak dilimpahkan akan menghambat proses pencapaian
tujuan tetsebut.
Tujuan Sebagai pedoman petugas didalam melakukan pelimpahan wewenang.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo Nomor …….. tentang pelimpahan
wewenang.
Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang praktik
kedokteran.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 pasal 29 tentang
keperawatan.
1. Penanggung jawab Usaha Kesehatan perorangan (UKP) melakukan
koordinasi dengan coordinator unit BP Umum, BP Gigi dan KIA-KB.
2. Penanggung jawab Usaha Kesehatan perorangan (UKP) dengan koordinator
unit BP Umum, BP Gigi, dan KIA-KB. Mengidentisifikasi kebutuhan
pelimpahan wewenang.
3. Coordinator BP Umum, BP Gigi dan KIA-KB merencanakan jenis
kompetensi apa saja yang bisa dilimpahkan.
4. Coordinator unit BP Umum, BP Gigi, dan KIA-KB membuat pernyataan
pelimpahan wewenang yang isinya memuat petugas dan jenis kompetensi
yang dilimpihkan.
5. Dokter atau dokter gigi yang member wewenang dan petugas yang diberi
wewenang menandatangani surat pernyataan pelimpahan wewenang.
6. Penanggungjawab UKP menyerahkan surat pernyataan pelimpahan
wewenang untuk ditandatagani kepada Kepala Puskesmas.
7. Kepala Puskesmas menandatangani serat pernyataan surat pelimpahan
wewenang.
8. Coordinator unit BP Umum, BP Gigi dan BP KIA-KB mensosialisasi surat
pelimpahan wewenang kepada petugas yang diberi wewenang.
9. Petugas yang diserahi wewenang menerima tugas yang diberikan.
10.Petugas melaksanankan tugas sesuai kompetensi yang dilimpihkan.
Unit Terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA/KB

Rekam historis
Perubahan

Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     
PENYUSUNAN RENCANA
LAYANAN TERPADU
No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal :
Terbit :
Halaman
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP:
196405041987032020
Pengertian Penyusunan rencana layanan terpadu adalah kegiatan penyusunan rencana
pengobatan dan tindakan jika diperlukan penanganan oleh tim kesehatan antara
profesi yang terkordinasi.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan penyusunan rencana layanan
terpadu.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo Nomor …….. tentang Penyusunan
Rencana Layanan Terpadu.
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ……..tentang
Akreditas Puskesmas, Klinik pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Perencanaan layanan terpadu (jika diperlukan):
1. Penanggung jawab Usaha Kesehatan Perorangan (UKP) menetukan jadwal
untuk melakukan koordinasi tentang penyusunan rencana layanan terpadu.
2. Kepala Puskesmas, penanggungjawab UKP dan coordinator unit melakukan
koordinasi untuk membahaspenyusunan rencana layanan terpadu.
3. Kepala Puskesmas, penanggungjawab UKP dan coordinator unit
mengidentisifikasikan kemungkinan layanan terpadu yang bisa dilakukan.
4. Kepala Puskesmas, penanggungjawab UKP dan coordinator unit penyusunan
rencana layanan terpadu.
Unit Terkait 1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Unit BP Umum
3. Unit BP Gigi
4. Unit BP KIA-KB
5. Unit Gizi
6. Unit Farmasi
7. Unit Laboratorium

Rekam historis
Perubahan
Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     

EVALUASI KESESUAIAN
LAYANAN KLINIS
No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal :
Terbit :
Halaman
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP:
196405041987032020
Pengertian Evaluasi kesesuaian layanan klinis adalah cara penilaian kinerja yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, untuk peningkatan mutu
layanan klinis dengan cara membandingkan rencana layanan klinis yang telah
dibuat dengan layanan klinis yang telah dilakukan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan evaluasi kesesuain layanan klinis.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo Nomor …….. tentang Evaluasi
Mutu Pelayanan Klinis.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ……..tentang
Standar Pelayanan Kedokteran.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor …….tentang
panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
1. Penanggung jawab Usaha Kesehatan Perorangan (UKP) menentukan waktu
evaluasi pelaksanan kesesuaian layanan klinis dengan rencana layanan klinis.
2. Coordinator tim membuat daftar tilik dan mensosialisasikannya kepada
seluruh anggota tim.
3. Pelaksanaan evaluasi dengan cara membandingkan daftar tilik rencana
pelayanan klinis dengan pelayanan klinis yang telah dilakukan.
4. Coordinator unit pada masing-masing unit merekap layanan klinis yang telah
dilakukan dalam satu bulan.
5. Laporan dibuat setiap bulan dan dievaluasi setelah periode penilaian daftar
tilik berakhir.
6. Laporan evaluasi dan daftar tilik didokumentasikan.
7. Tindak lanjut bila ada ketidaksesuaian.
Unit Terkait 1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Unit BP Umum
3. Unit BP Gigi
4. Unit BP KIA-KB
5. Unit Gizi
6. Unit Farmasi
7. Unit Laboratorium

Rekam historis
Perubahan
Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     

LAYANAN TERPADU
No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal :
Terbit :
Halaman
UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb
Topoyo NIP:
196405041987032020
Pengertian Layanan terpadu adalah layanan kesehatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatanpasien dengan melibatkan tim kesehatan yang komprehensif
sehingga tercapai hasil yang diharapkan.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
secara terpadu.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo Nomor …….. tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi -
1. Petugas mengidentisifikasikan jenis penyakit atau masalah kesehatan pada
pasien yang perlu ditangani dengan tim kesehatan lain secara terpadu.
2. Petugas member informasi mengenai kemungkinan tindakan, pengobatan
atau penyuluhan yang akan dilakukan beserta resikonya.
3. Petugas mengidentisifikasikan penangana pasien pada tim kesehatan lain
sesuai masalah kesehatan pasien dengan melakukan rujukan internal.
4. Petugas mengantar pasien ke tempat tujuan rujukan internal.
5. Petugas tujuan rujukan internal menerima pasien dan melakukan penaganan
sesuai masalah kesehatan pasien.
6. Jika pasien tidak memungkinkan untuk menuju tempat tujuan rujukan,
petugas menghubungi tujuan rujukan dan meminta petugas datang.
7. Petugas bersama tim kesehatan lain yang dimaksud merencanakan tindakan,
pengobatan atau penyuluhan dengan mempertimbangkan kemungkinan
resiko yang mungkin terjadi.
8. Petugas mendokumentasikan rencana tindakan, pengobatan atau penyuluhan
dalam rekam medis.
9. Petugas melakukan tindakan, pengobatan atau penyuluhan sesuai rencana.
10.Petugas melakukan evaluasi formatif terhadap tindakan yang telah dilakukan.
11.Petugas mendokumentasikan tindakan, pengobatan atau penyuluhan yang
sudah dilakukan.
12.Petugas berpesan kepada pasien untuk datang kembali (control), jika
diperlakukan atau jika permasalahan pada pasien belum teratasi.
Unit Terkait 1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Unit BP Umum
3. Unit BP Gigi
4. Unit BP KIA-KB
5. Unit Gizi
6. Unit Farmasi
7. Unit Laboratorium

Rekam historis
Perubahan
Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     
ANAMNESA
No Dokumen :
No Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD Puskesmas HJ.H ASIAH.A, Amd.Keb


Topoyo NIP: 196405041987032020

Pengertian Anamnesa atau wawancara medis adalah terhadap awal dari suatu rangkaian
pemeriksaan terhadap pasien berupa wawancara medis pada pasien yang
berasangkutan atau keluarga maupun relasi terdekat.
Terdiri 2 macam :
1. Autoanamnesa merupakan anamnesa terhadap pasien itu sendiri.
2. Aloanamnesis merupakan anamnesis terhadap keluarga atau relasi terdekat
atau yang membawa pasien.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk mendapatkan informasi menyeluruh pasien
yang bersangkutan seperti data medis organobiologis dan juga data psikososial
serta lingkungan pasien.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Topoyo Nomor …….. tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi H.M.S Markum. Penuntut Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. FKUI. Jakarta.
2000.
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas memberikan salam dan mempersilahkan duduk.
3. Petugas meperkenalkan diri.
4. Petugas menerangkan maksud dan tujuan wawancara yang akan dilakukan.
5. Petugas menayakan identitas pasien secara lengkap dan mencatatnya dalam
catatan medic.
6. Petugas bersikap perhatian kepada pasien, dan bersikap empati agar pasien
terbuka bercerita dengan kata-katanya sendiri.
7. Petugas menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), yang didahului
keluhan utama pasien dan mencatatnya dalam rekam medik.
8. Petugas menuliskan diskripsi atau analisis terhadap keluhan utama atau
keluhan penting lainnya dalam rekam medis
Seperti : lamanya, onset atau awal timbulnya mendadak/berangsur, apa yang
kemudian terjadi, menetap atau tidak, frekuensi, kronologi/urutan waktu
bertambah buruk atau baik, factor pencetus, gejala yang menyertai.
9. Petugas menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), penyakit yang
pernah diderita (waktunya), alergi, kecelakaan/operasi, apakah ada gejala
sisa dan mencatatnya dalam rekam medis.
10. Petugas menanyai Riwayat Penyakit Keluarga (RPK), menanyai keadaan
keluarga tentang umur dan keadaan masing-masing anggota keluarga bila
masih hidup atau umur waktu meninggal dan sebabnya, peran hereditas dan
mencatatnya dalam rekam medis.
11. Petugas menanyakan riwayat pribadi, social ekonomi dan budaya pasien
(seperti tempat dan cara partus (bila diketahui), peristiwa penting semasa
kanak-kanak dan sikap pasien terhadap keluarga dekat. Riwayat social :
pendidikan, pekerjaan, jam kerja, pengaruh lingkungan kerja dan mencatat
di dalam rekam medis.

12. Petugas menanyakan pertanyaan penutup kepada pasien, apakah ada hal-hal
yang belum jelas maupun yang merisaukan pasien dan memberikan
kesempatan apabila ada pertanyaan yang akan disampaikan.
13. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu panggilan untuk diperiksa.
Unit Terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit BP KIA-KB

Rekam historis Perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
                     

Anda mungkin juga menyukai