Anda di halaman 1dari 35

EVALUASI

PROGRAM SEKSI SURVEILANS DAN


IMUNISASI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar


02 November 2022.
KEBIJAKAN
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

IMUNISASI RV
DI
INDONESIA

Disampaikan Pada Pertemuan Advokasi Dan Sosialisasi Pemberian


Imunisasi Rotavirus
Sambas, 08 Desember 2022
DINAS

BEBAN PENYAKIT DIARE


KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN) PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020 DI INDONESIA TAHUN 2020

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021

 9,8% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 4,55% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di Indonesia disebabkan oleh
Diare.
 Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi diare pada balita 9,8% (Balitbangkes, 2021).
 Penelitian Balitbangkes, Kemenkes RI juga menyatakan bahwa 5,5% kematian bayi 29 hari - 11 bulan disebabkan oleh
diare (Sample Registration System (SRS) Tahun 2018.
BEBAN PENYAKIT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

ROTAVIRUS

• Data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN) (Soenarto


et al, 2017): rotavirus sebagai penyebab utama diare cair akut pada
balita diare yang dirawat inap,
• 2001-2008 sebesar 58%,
• 2009-2011 sebesar 52%
• 2012-2016 sebesar 45%.
• Dari data rawat jalan di 3 RS (RSHS, RS Sardjito, RS Mataram) tahun 2006
ditemukan rotavirus 41%
WHO POSITION PAPER
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

2021
• WHO merekomendasikan untuk melakukan
pemberian imunisasi Rotavirus (RV) pada
bayi ke dalam program imunisasi nasional
pada semua negara, terutama di negara-
negara dengan tingkat kematian terkait
Rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi.
• Sampai tahun 2021 terdapat 114 negara
telah memasukkan imunisasi RV ke dalam
national immunization program (NIP)
• Pemberian imunisasi RV harus menjadi
bagian dari strategi komprehensif
pengendalian penyakit diare.
Dampak Pemberian Imunisasi
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

RV
• Hasil dari penelitian yang dilaksanakan
di Meksiko dan Brazil tahun 2021
diketahui terjadinya penurunan angka
kematian balita karena diare sebesar
46% di Meksiko dan 22% di Brazil setelah
dilaksanakan program imunisasi RV.
• Pemberian vaksin rotavirus di US
menunjukkan penurunan kasus diare
yang signifikan sejak RV digunakan
tahun 2006, dengan mencegah 40.000
sampai 50.000 kasus diare balita yang
dirawat inap (CDC)
DINAS

REKOMENDASI ITAGI
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

Saran untuk introduksi vaksin Rotavirus di Indonesia


Introduksi vaksin RV di Indonesia
a. Dapat segera dilaksanakan pada tahun 2022 dengan
menggunakan vaksin impor secara terbatas.
b. Introduksi vaksin Rotavirus 2022 dilakukan secara
bertahap sambil menunggu produksi BioFarma.
Pertimbangan pemilihan introduksi vaksin Rotavirus,
daerah dengan prevalensi dan mortalitas tinggi,
cakupan imunisasi rutin tinggi atau sesuai target
nasional, kesiapan SDM serta infrastruktur, antisipasi
penerimaan masyarakat
DINAS

DASAR PELAKSANAAN
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NO HK.01.07/MENKES/1139/2022 TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI
ROTAVIRUS

• Menetapkan Pemberian Imunisasi Rotavirus sebagai imunisasi


rutin yang diberikan secara bertahap ke seluruh wilayah
Indonesia.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus diberikan pada
bayi.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus di 21 selanjutnya
perluasan wilayah pelaksanaan ditetapkan berdasarkan kajian
epidemiologi, rekomendasi ahli, dan pertimbangan kesiapan
operasional.
• Tata cara Pemberian Imunisasi Rotavirus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang
DINAS
KESEHATAN

PELAKSANAAN IMUNISASI RV
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

Surat Pemberitahuan Pelaksanaan


Pemberian Imunisasi Rotavirus
dari Dirjen P2P Nomor
SR.02.06/C/471/2022

Komitmen Organisasi Profesi Dukungan


Terhadap Program Imunisasi Nasional
Nomor : SR.02.06/C/4856/2022 Tgl 6
Oktober 2022
DINAS

Rencana Introduksi Imunisasi


KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

Rotavirus Vaccine (RV)


Tahapan introduksi imunisasi RV

2022 2023

• Lokus 21 kab/kota di 18 Provinsi NASIONAL


• Menggunakan Vaksin Rotavirus impor
(Jadwal: Bayi usia 2,3 dan 4 bulan)
• Jumlah sasaran 196.876 bayi dengan
target cakupan 90%

 Waktu Pelaksanaan : November 2022


 Jadwal Pemberian* : - Dosis Pertama (usia 2 bulan)
- Dosis Kedua (usia 3 bulan)
- Dosis Ketiga (usia 4 bulan)
DINAS

Vaksin RV yang Akan Digunakan Tahun 2022


KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

Vaksin Rotavac
Alasan pemilihan vaksin Rotavac:
Jenis vaksin ORV116E
• Bentuk liquid, frozen, tidak
Serotipe G9P[11] memerlukan pelarutan
• Penyimpanan sama seperti vaksin
Jumlah dosis 3 kali (0,5 ml )
OPV
Cara pemberian Oral (tetes) • Jumlah dosis yang diberikan lebih
kecil (0,5 ml)
Jadwal pemberian 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
• Multidosis  lebih efisien dalam
Kemasan Multi doses (5 dosis per vial) penyimpanan di VR
Sediaan Liquid, Frozen • Telah memenuhi PQ WHO
Tingkat Prov/Kab/Kota = - 200C
Penyimpanan Tingkat Puskesmas = 2 – 8 0C selama 6 bulan
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
KEBIJAKAN DAN
STRATEGI
BARAT

• Pemberian imunisasi RV di Indonesia dilaksanakan secara bertahap dimulai pada


tahun 2022 di 21 kab/kota dengan mempertimbangkan:
• angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi pada balita;
• kesiapan sumber daya daerah dalam pelaksanaan imunisasi.
• Sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada bayi usia 2 bulan yang
diberikan sebanyak 3 dosis dengan jarak 4 minggu antar dosis, dan imunisasi RV
dosis terakhir hingga bayi berusia 6 bulan
• Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan secara terpadu dengan lintas program
dan lintas sektoral dalam hal tenaga, sarana, dan dana mulai dari tingkat pusat
sampai tingkat pelaksana
• Seluruh kebutuhan vaksin dibebankan pada APBN, sedangkan biaya operasional
dibebankan pada APBN, APBD dan sumber lainnya yang tidak mengikat
RENCANA INTRODUKSI IMUNISASI ROTAVIRUS TAHUN
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

2022
PULAU KAB/KOTA PULAU KAB/KOTA
Kota Palembang Kota Makassar
SUMATERA Kota Medan Kota Manado
SULAWESI
Kab Belitung Kab Minahasa Utara
Kota Bandung Kab Gorontalo
JAWA Kab Banyumas Kota Ambon
MALUKU
Kab. Sidoarjo Kab Halmahera Selatan
Kota Denpasar Kota Jayapura
BALI – NUSA
TENGGARA Kota Mataram PAPUA Kab Marauke
Kota Kupang Kab Manokwari
Kota Samarinda
KALIMANTAN Kab Kutai Kartanegara Total 18 Provinsi dan 21 Kab/Kota
Kab Tapin
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI

Jadwal Imunisasi Rutin dengan Introduksi Vaksin Rotavirus


KALIMANTAN
BARAT

IMUNISASI LANJUTAN
SKRINING Td PADA WUS  HARUS MELALUI
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA BADUTA

UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status Interval Minimal


Imunisasi Pemberian Masa Perlindungan
0 Hepatitis B
1 BCG, OPV1 T1 - -
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1, RV1 T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2, RV2
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV, RV3
9 MR, IPV2 T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE* T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
12 PCV3
18 DPT/HepB/Hib4, MR2 HPV
-DT Td HPV
* di Prov/Kab/Kota Terpilih Td
-MR

Kelas Kelas Kelas Kelas


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH 1 2 5 SD 6 SD
SD SD
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
TARGET ANTIGEN BARU DALAM RENSTRA
KEMENKES
BARAT

Imunisasi PCV dan RV masuk dalam indikator Renstra Kementerian Kesehatan


Tahun 2022-2024
TARGET
INDKATOR DEFINISI OPERASIONAL
2022 2023 2024

Persentase bayi Persentase anak usia 0-11 bulan yang


usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar antigen baru,
yang mendapat 90% 100% 100% meliputi imunisasi PCV dan imunisasi Rotavirus
antigen baru sesuai dosis jenis vaksin yang digunakan dalam
kurun waktu satu tahun
KESIMPULA
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

N
• Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat Diare dengan mengintegrasikan
pemberian imunisasi RV ke dalam strategi penanggulangan diare
• Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional terbukti
efektif
• Vaksin baru (PCV dan RV) menjadi indikator Renstra Kementerian
Kesehatan tahun 2022 – 2024
• Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan
introduksi vaksin-vaksin baru ke dalam program imunisasi nasional
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

HARI KESEHATAN NASIONAL


TAHUN 2022

TERIMA KASIH
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
SURVEILANS JAPANESE ENCEPHALITIS
DI INDONESIA
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

Pemilihan Lokasi Sentinel Surveilans JE


Selain dari lokasi sentinel yang sudah berjalan, B/BTKLPP dapat menetapkan lokasi sentinel
pengembangan di RS dengan kriteria sebagai berikut :
– Rumah Sakit dengan kasus Acute Encephalitis Syndrome (AES) tinggi
– Rumah Sakit dengan tenaga dokter spesialis Anak
– Rumah sakit dengan fasilitas laboratorium yang dilengkapi minimal dengan alat
sentrifuge dan freezer dengan suhu -20 ºC
– Lokasi yang terletak di daerah dengan hasil rikhus vektora potensial menimbulkan
penyakit JE

Untuk RS Sentinel pengembangan, pengiriman spesimen melalui RS Sentinel terdekat yang telah
ada sebelumnya atau diatur oleh B/BTKLPP regional terkait.
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
WILAYAH SENTINEL SURVEILANS JAPANESE ENCEPHALITIS
DI INDONESIA

• 13 Provinsi : • 66 Rumah Sakit


SURVEILANS JE DI INDONESIA
SURVEILANS BERBASIS LABORATORIUM

Penemuan kasus dengan Surveilans Aktif SURVEILANS GEJALA KLINIS


ACUTE ENCEPHALITIS SINDROM
Rumah Sakit (SARS) (AES)

Terintegrasi dengan sistem surveilans


Acute Flaccid Paralysis (AFP) PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

PE KASUS JE
• Host perantara seperti babi, hewan/ternak lainnya, peternakan
unggas yang berdekatan dengan kasus. SURVEILANS KASUS
• Pengumpulan jentik dan nyamuk dewasa, mengidentifikasi JE
spesies nyamuk dan kepadatan nyamuk.
• Apakah ada riwayat KLB JE sebelumnya di lokasi investigasi.
• Menganalisis dan melaporkan distribusi dan faktor resiko yang
berhubungan dengan KLB. PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI

29
SURVEILANS JE DI INDONESIA
LABORATORIUM PEMERIKSA

SAMPEL dari RUMAH


SAKIT

B/BTKLPP

TES KONFIRMASI

BKPK
AKREDITASI

LABORATORIUM REGIONAL
WHO SEAR

30
DEFINISI KASUS
ACUTE ENCEPHALITIS SYNDROME

Acute Encephalitis Syndrome (AES) adalah keadaan seseorang pada semua golongan umur yang
secara mendadak menunjukkan gejala demam dan perubahan status mental, termasuk confusion
(bingung), disorientasi, koma, atau kesulitan bicara, dan/atau adanya kejang (tidak termasuk kejang
demam sederhana) disertai gejala awal meningkatnya iritabilitas, somnolen (mengantuk), atau
tingkah laku abnormal yang lebih menonjol dibandingkan dengan penyakit demam lainnya

TARGET :
SEMUA KASUS
AES DAPAT
DIPERIKSA
31
• Tidak termasuk meningitis
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

Waktu Pengambilan Spesimen


• Darah / serum
Pengambilan 1 : Saat pasien MRS ( 5-14 hari
onset penyakit)
Pengambilan 2 : Saat pasien keluar RS atau
sesaat setelah meninggal

HASIL POSITIF JE AKAN DIKONFIRMASI DENGAN PEMERIKSAAN ELISA


DENGUE

• CSF
Pengambilan : Saat pasien MRS (5-14 hari onset
penyakit )
HASIL POSITIF JE TIDAK PERLU DIKONFIRMASI DENGAN PEMERIKSAAN
ELISA DENGUE
KLASIFIKASI KASUS

33
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI

MONITORING & EVALUASI PROGRAM


KALIMANTAN
BARAT
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai