DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
PRODI MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah
perekonomian indonesia yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, sehingga terbuka
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami sangat memerlukan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, terutama dosen untuk penyempurnaan
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Digulirkannya Paket Deregulasi 1 Juni 1983 merupakan babak baru dunia perbankan
mekanisme pasar yang sehat di bidang manajemen dana bank. Terlihat bahwa aspek
digulirkannya Paket Deregulasi antara lain Pakto 27, Paktri 28, dan Paket Mei 1993;
bank, dimuat di dalam Paktri 28, sedangkan penyempurnaan tatacara penilaian tingkat
B. Proses,Hasil dan Kegagalan Deregulasi dan Debirokrasi di Indonesia di era orde baru
(2013), sebanyak 47 proyek bermodal besar senilai 14 juta dolar AS ditunda dan
devaluasi rupiah dari Rp702,5 menjadi Rp970 per dolar AS, menyusul daya saing
Indonesia yang terus merosot. Hal itu disebabkan karena nilai tukar rupiah yang
mengacu pada mekanisme pasar perlu diambil. Pada Juni 1983, pemerintah
mengumumkan paket deregulasi sektor moneter atau biasa disebut Pakjun 1983.
Deregulasi ini pada intinya mengubah mekanisme dan piranti pengendalian moneter.
Sasarannya kali ini adalah mendorong swasta lebih berperan dalam pembangunan,
suku bunga deposito serta penghapusan ketentuan pagu kredit. Dengan demikian,
bank menjadi lebih leluasa untuk mengucurkan kredit. Sebelum Pakjun 1983, suku
bunga deposito ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sementara pagu kredit digunakan
pemerintah sebagai salah satu instrumen intervensi langsung ke pasar uang. Sebagai
cadangan wajib, operasi pasar terbuka, dan fasilitas diskonto. Ketentuan baru tersebut
Adiyanto dalam Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2019), terjadi kenaikan
dalam pertumbuhan kredit investasi. Jika pada periode 1973-1982, rata-rata kredit
investasi hanya tumbuh 30,1%, angkanya kemudan meningkat pesat menjadi 177,26%
dari sisi kredit investasi pada akhir tahun 1983. Setelah deregulasi tahun 1983,
dilaksanakan sejak tahun 1983 sampai dengan pertengahan tahun 1990 telah
baru seperti utang luar negeri, lemahnya pengawasan perbankan, Korupsi, Kolusi dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Deregulasi
Pada dasarnya, pengertian deregulasi adalah merujuk pada hal pengurangan atau
khususnya dalam hal persaingan dan juga pasar bebas. Kegiatan deregulasi ini terus
menjamur sebagai suatu hasil dari pemikiran ekonomi yang saat itu sedang tidak
mampu merugikan ekonomi dan secara lebih luas bahkan mampu mengganggu
deregulasi adalah salah satu cara untuk melahirkan bentuk persaingan dan juga
memperbaiki efisiensi dalam suatu perekonomian. Tapi di lain hal, paa peneliti lain
ada yang menganggap bahwa deregulasi akan melahirkan berbagai masalah baru
B. Proses,Hasil dan Kegagalan Deregulasi dan Debirokrasi di Indonesia di era orde baru
Deregulasi dan Devaluasi Pemerintahan Soeharto akhirnya mengambil serangkaian
Menurut Bondan Winarno dalam JB Sumarlin, Cabe Rawit yang Lahir di Sawah
(2013), sebanyak 47 proyek bermodal besar senilai 14 juta dolar AS ditunda dan
devaluasi rupiah dari Rp702,5 menjadi Rp970 per dolar AS, menyusul daya saing
Indonesia yang terus merosot. Hal itu disebabkan karena nilai tukar rupiah yang
mengacu pada mekanisme pasar perlu diambil. Pada Juni 1983, pemerintah
mengumumkan paket deregulasi sektor moneter atau biasa disebut Pakjun 1983.
Deregulasi ini pada intinya mengubah mekanisme dan piranti pengendalian moneter.
Sasarannya kali ini adalah mendorong swasta lebih berperan dalam pembangunan,
suku bunga deposito serta penghapusan ketentuan pagu kredit. Dengan demikian,
bank menjadi lebih leluasa untuk mengucurkan kredit. Sebelum Pakjun 1983, suku
bunga deposito ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sementara pagu kredit digunakan
pemerintah sebagai salah satu instrumen intervensi langsung ke pasar uang. Sebagai
cadangan wajib, operasi pasar terbuka, dan fasilitas diskonto. Ketentuan baru tersebut
Adiyanto dalam Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2019), terjadi kenaikan
dalam pertumbuhan kredit investasi. Jika pada periode 1973-1982, rata-rata kredit
investasi hanya tumbuh 30,1%, angkanya kemudan meningkat pesat menjadi 177,26%
dari sisi kredit investasi pada akhir tahun 1983. Setelah deregulasi tahun 1983,
pemerintah melanjutkannya dengan berbagai deregulasi lanjutan. Di kemudian hari,
kebijakan ini ternyata menimbulkan masalah baru. Seperti ditulis Armida Alisjahbana
dilaksanakan sejak tahun 1983 sampai dengan pertengahan tahun 1990 telah
baru seperti utang luar negeri, lemahnya pengawasan perbankan, Korupsi, Kolusi dan
Orde Baru mengawalinya dengan desain kebijakan ISI (industri substitusi impor).
Namun sejak awal 1980-an desain strategi kebijakan industrial secara bertahap
Baru boleh dikata berhasil merombak struktur ekonomi Indonesia. Perubahan struktur
ekonomi ini terlihat dari sektor-sektor ekonomi yang berkontribusi pada PDB.
kebijakan ekonomi dan pembangunan. Soalnya, di akhir masa Orde Lama dulu,
kondisi ekonomi Indonesia lagi buruk-buruknya. Inflasi Indonesia saat itu mencapai
650% dan membuat harga kebutuhan pokok melonjak. Belum lagi utang luar negeri
Kebijakan ini berjalan selama enam kali sebelum Soeharto digantikan oleh B. J.
Habibie.
10,9%. Angka ini nisbi lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi pada periode
itu, yang rata-rata tumbuh kisaran 6,7%. Selain itu, jika pada 1967 sektor ini baru
menyumbang 7,5% dari PDB, maka pada 1997 kontribusinya mencapai 26,8%.
D. Dampak deregulasi terhadap produk Unskiled labor intensive (ULI) dan perananya
pertumbuhan industri manufaktur sebagai industri yang berperan penting dalam pertumbuhan
ekonomi nasional. Dari data Kementerian Perindustrian, kontribusi industri manufaktur pada
2015 mencapai 19,16% dengan pertumbuhan 5,04% terhadap PDB lebih tinggi dari total
Perindustrian, Syarif Hidayat menilai deregulasi menjadi langkah positif untuk memperbaiki
Pembangunan sektor industri manufaktur mulai berkembang pada zaman Orde Baru. Di masa
awal, industrialisasi difokuskan pada substitusi impor kebutuhan pokok, khususnya pangan,
sandang, dan papan, dan mendukung pembangunan sektor pertanian. Pada era 1980-an
kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB masih berada di angka 12,4 persen, lebih
rendah dari kontribusi sektor pertambangan dan sektor pertanian sebesar 23 persen dan 22
persen.
Peristiwa oil booming-di mana harga minyak melonjak tinggi akibat embargo minyak oleh
negara-negara Arab- menjadi momentum bagi pemerintah Orde Baru untuk melakukan
industrialisasi secara lebih ekspansif. Hasilnya, dalam kurun satu dekade sumbangan industri
manufaktur dalam PDB mencapai 20,3 persen pada tahun 1994. Ekonomi Indonesia saat itu
manufaktur di masa Orde Baru mencapai puncaknya sebesar 24,3 persenjustru pada saat
krisis ekonomi tahun 1997 di mana pertumbuhan industri di tahun tersebut sebenarnya minus
13 persen.
Usaha peningkatan ekspor non-migas sebagai salah satu sumber devisa tidak terlepas dari
peranan sektor perbankan yang semestinya semakin baik dan lebih luas cakupan usahanya.
(1) Syarat untuk menjadi bank devisa lebih dipermudah yaitu, hanya dikaitkan
dengan tingkat kesehatan lembaga perbankan. Bank yang bersangkutan selama 24 terakhir
paling tidak 20 bulan tergolong bank yang sehat dan selebihnya cukup sehat, serta volume
(2) Cabang-cabang dari bank devisa nasional yang semula perlu izin untuk berfungsi sebagai
bank devisa, sekarang secara otomatis dapat berfungsi sebagai bank devisa. Bank devisa yang
(1) Didirikan bersama oleh satu atau lebih bank nasional Indonesia dan satu atau lebih bank
(2) Bank nasional yang dapat ikut serta mendirikan harus selama 24 bulan terakhir paling
tidak 20 bulan tergolong bank yang sehat dan selebihnya tergolong yang cukup sehat
termasuk permodalannya.
(3) Bank asing yang dapat menjadi partner dalam bank campuran adalah bank asing yang:
(a) Telah mempunyai kantor perwakilan di Indonesia. (b) Termasuk bank peringkat besar di
(4) Modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 50 milyar, dimana penyertaan pihak bank nasional
paling tidak 15 persen dan pihak bank asing paling tidak 85 persen.
(5) Bank campuran dapat memilih tempat kedudukan di salah satu kota Jakarta, bandung,
(6) Setelah 12 bulan sejak didirikannya bank campuran tersebut, posisi kredit ekspor dari
bank campuran harus mencapai sekurang-kurangnya 50 persen dari kredit yang diberikan.
Setiap bank asing diperbolehkan untuk membuka cabang pembantu dengan persyaratan
sebagai berikut:
(1) Bank asing yang telah ada dan tergolong sehat, termasuk permodalannya
(2) Setelah 12 bulan semenjak dibukanya kantor cabang pembantu, posisi kredit ekspor dari
(1) Jangka waktu swap diperpanjang dari maksimal 6 bulan menjadi maksimal 3
tahun.
(2) Premi swap didasarkan atas keadaan pasar, yaitu perbedaan antara suku
(3) Jika bank menggunakan premi swap lebih tinggi, maka premi swap ulang ke
Valuta asing sebagai salah satu alat tukar dalam perdagangan luar negeri harus dirangsang
tumbuh dalam perdagangan mata uang. Untuk itu dilakukan langkah- langkah sebagai
berikut:
(1) Izin usaha pedagang valuta asing yang selama ini hanya berlaku untuk satu
tahun diubah menjadi izin tanpa batas waktu, namun dapat dicabut apabila
terjadi penyimpangan-penyimpangan.
(3) Jasa perdagangan valuta asing mencakup jual beli mata uang kertas dan logam asing dan
Pada awal 1980an, harga minyak mulai jatuh lagi dan reposisi mata uang di tahun
1985 menambah hutang luar negeri Indonesia. Pemerintah harus melakukan usaha-usaha
baru untuk memulihkan stabilitas makroekonomi. Nilai rupiah didevaluasi di tahun 1983
untuk mengurangi defisi transaksi berjalan yang bertumbuh, UU pajak yang baru diterapkan
untuk menambah pendapatan dari pajak non minyak dan tindakan-tindakan deregulasi
perbankan dilakukan (credit ceilings untuk suku bunga dihapuskan dan bank diizinkan untuk
menentukan tingkat suku bunga dengan bebas). Terlebih lagi, perekonomian telah
diarahkan ulang dari perekonomian yang tergantung kepada minyak kepada sebuah
perekonomian yang memiliki sektor swasta yang kompetitif yang berorientsi pada pasar
iklim investasi bagi para investor swasta. Waktu harga minyak jatuh lagi di pertengahan
didorong oleh ekspor (seperti pembebasan bea cukai-bea cukai impor dan pengulangan
di tahun 1990an) juga mempengaruhi investasi asing di Indonesia. Investasi asing yang
Sektor lain yang juga terpengaruh oleh tindakan-tindakan deregulasi yang mendalam adalah
sektor keuangan Indonesia. Bank-bank swasta baru diizinkan untuk didirikan, bank-bank
yang sudah ada bisa membuka cabang-cabang di seluruh negeri dan bank-bank asing bebas
beroperasi di luar Jakarta. Reformasi finansial ini kemudian akan menjadi masalah yang
ketat ini memiliki dampak positif pada perekonomian Indonesia. Ekspor produk-produk
manufaktur mulai menjadi mesin perekonomian Indonesia. Antara 1988 dan 1991 produk
menjadi 'hanya' rata-rata 7,3% pada periode 1991-1994 dan meningkat lagi di dua tahun
selanjutnya.
pemerintahan yang baik (good governance). Untuk itu struktur birokasi daerah hendaknya
tetap bisa menjamin tidak terjadinya distorsi aspirasi yang datang dari masyarakat serta
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari masing- masing permasalahan dari segi deregulasi dan
indonesia dari waktu ke waktu yang membuat tidak seimbangnya perekonomian di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Berry & Donnely (1975). Marketing for bankers. American Bankers Association.
Djohan, Robby (1995). Perubahan manajemen bank dalam era deregulasi dan
globalisasi. Makalah yang dibawakan pada Sekolah Staff dan Pimpinan Bank