Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa

pelayanan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu

pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional

dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang

akan membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud

dan tujuannya adalah menyelaraskan kebutuhan pasien

dibidang pelayanan kesehatan dengan pelayanan yang

tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan,

kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan

selanjutnya. Hasilnya adalah meningkatkan mutu pelayanan

pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia

di rumah sakit. Informasi diperlukan untuk membuat

keputusan yang benar tentang : kebutuhan pasien yang

mana yang dapat dilayani rumah sakit, pemberian

pelayanan yang efisien kepada pasien serta transfer dan

pemulangan pasien yang tepat ke rumah atau ke pelayanan

lain.

Skrining bukan mendiagnosa penyakit, bagi yang

dianggap positif hasil skrining akan dilakukan pemeriksaan

yang lebih intensif untuk menentukan apakah benar-benar

sakit atau tidak, dan bagi yang terdiagnosa positif sakit

akan diobati secara intensif agar tidak membahayakan diri

ataupun lingkungannya.

Salah satu skrining pada populasi tertentu adalah skrining

yang dapat dilakukan di rumah sakit dimana meliputi 3

aspek yaitu:

1) pasien rumah sakit secara umum baik yang poliklinis


atau rawat inap terutama pasien yang mempunyai

resiko tinggi,

2) pasien yang datang dengan keluhan tidak jelas yang

biasanya memerlukan pemeriksaan laboratorium atau

penunjang lain,

3) pasein yang direncanakan untuk rawat inap.

1.2 Tujuan

1) Mengetahui apakah masalah kesehatan penderita yang

2) datang dapat diselesaikan di Rumah Sakit.

3) Mampu menganalisa penderita secara visual /

pengamatan, didukung pemeriksakaan penunjang.

4) Menentukan kebutuhan masalah kesehatan pasien yang

dilayani di Rumah Sakit.

5) Menentukan apakah pasien dapat dilayani rawat jalan,

diputuskan untuk rawat inap atau dilakukan rujukan.

1.3 Pengertian

Menurut CCI ( Conference on Preventive Aspect of

Chronic Disease, pada tahun 1951), definisi skrining secara

umum adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu

populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa

tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha

secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita

penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak,

dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui

suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lainnya yang

dapat dilakukan secara singkat dan sederhana yang

selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan

Skrining dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur

sederhana dan cepat untuk mengidentifikasikan dan

memisahkan orang yang tampaknya sehat tetapi

kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang


mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Skrining diakukan

untuk mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap

penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk menjalani

pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti.

BAB 2

TATA LAKSANA

2.1 Proses Skrining

1. Proses skrining terdiri dari dua tahap :

a. Melakukan pemeriksaan terhadap kelompok atau

individu dianggap mempunyai risiko tinggi menderita penyakit

dan bila hasil tes negatif maka dianggap orang tersebut tidak

menderita penyakit.

b. Bila hasil positif maka dilakukan pemeriksaan diagnostik, dan bila

hasilnya positif akan dilakukan pengobatan.

2. Pemeriksaan yang biasa digunakan Skrining dapat berupa

pengamatan visual, pemeriksaan laboratorium atau radiologi.

Pemeriksaan tersebut harus dapat dilakukan :

a. Dengan cepat dapat memilah sasaran untuk pemeriksaan lebih

lanjut.

b. Tidak mahal.

c. Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan.

d. Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa.

3. Prinsip deteksi dini adalah :

a. Suatu kondisi yang menjadi problem kesehatan yang penting.

b. Bila terdeteksi dapat dilanjutkan dengan pengobatan yang dapat

dilakukan.

c. Fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan harus tersedia.

d. Didasari pengetahuan untuk dapat deteksi dini.

e. Harus ada pemeriksaan dan tes yang cocok.

f. Tes yang dilakukan harus dapat diterima masyarakat.


g. Riwayat penyakit harus secara rinci diketahui.

h. Harus ada kebijakan yang disetujui terhadap siapa yang akan

merawat pasien.

i. Biaya yang diperlukan baik untuk diagnosa dan pengobatan

diharapkan terjangkau.

j. Penemuan kasus harus merupakan proses yang berkelanjutan

2.2 Pelaksana Atau Tenaga Skrining :

1. Dokter Umum di Instalasi Rawat Jalan atau Instalasi Gawat Darurat

atau Dokter Spesialis

2. Tenaga Keperawatan yang sudah terlatih atau telah mengikuti

pelatihan Skrining Pasien atau PPGD

2.3 Tatalaksana Skrining Dilakukan Di :

1. Tempat Penerimaan Pasien ( TPP )

2. Instalasi Gawat Darurat

3. Instalasi Rawat Jalan

4. Permintaan Penjemputan Ambulan

2.4 Tatalaksana Skrining di Tempat Penerimaan Pasien :

1. Pasien datang dengan rujukan atau surat pengantar

Dilakukan proses pendaftaran penerimaan pasien

b. Dokter atau Perawat membaca diagnosa dalam surat pengantar

Dilakukan pemeriksaan secara visual / pengamatan dan

pemeriksaan fisik keadaan pasien

d. Tenaga yang melakukan skrining secara visual telah

mendapatkan pelatihan PPGD dan skrining pasien

Bila didapatkan penderita dalam keadaan gawat, penderita

dialihkan ke IGD untuk proses triage

f. Apabila tidak didapatkan proses kegawatan setelah proses

pendaftaran penderita dapat menunggu di ruang tunggu poli

rawat jalan

2. Pasien datang tanpa membawa rujukan atau surat pengantar

2.5 Tatalaksana Skrining di Instalasi Rawat Jalan


1. Dilakukan pendaftaran sesuai kebutuhan penderita

2. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis

3. Asuhan Keperawatan dilakukan oleh tenaga keperawatan yang

memenuhi kriteria lulus D3/S1 Keperawatan

4. Dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan atau

masalah penderita ( terlampir dalam Panduan Praktek Klinik)

5. Diputuskan suatu diagnosa

6. Ditetapkan penderita untuk rawat jalan, diterima sebagai rawat

inap atau dilakukan rujukan

2.6 Tatalaksana Skrining di Instalasi Gawat Darurat :

1. Dilakukan sistem Advance Triage

2. Pemeriksaan oleh dokter jaga Instalasi Gawat Darurat dengan

kriteria :

Telah mendapat minimal pelatihan Advance Trauma Life

Support (ATLS),

b. Minimal bekerja dalam waktu 6 bulan

3. Asuhan keperawatan dilakukan oleh tenaga keperawatan dengan

kriteria :

a.

a.

Telah mendapat minimal pelatihan PPGD

b. Minimal D3 keperawatan dan bekerja di unit IGD selama 1

tahun

4. Dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan atau masalah

penderita (terlampir dalam Panduan Praktek Klinik )

5. Diputuskan suatu diagnosa

6. Melakukan konsultasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

(DPJP)

7. Ditetapkan penderita untuk : rawat jalan, diterima sebagai rawat

inap atau dilakukan rujukan

2.7 Tatalaksana Skrining di tempat Permintaan Penjemputan Ambulan


1. Menanyakan nama jelas dan alamat lengkap

2. Menanyakan kondisi penderita

3. Konfirmasi kamar

4. Mempersiapkan sarana transportasi, mengirimkan tenaga

keperawatan dengan kriteria:

(1) minimal D3 keperawatan

(2) Minimal bekerja pada Instalasi Gawat Darurat selama 1 tahun

5. Melakukan skrining dengan pemeriksaan secara visual tentang

keadaan pasien

6. Melakukan pemeriksaan fisik tanda - tanda vital ( tekanan darah,

laju pernafasan , laju nadi , saturasi 02, GOS),

7. Melakukan koordinasi dengan unit terkait ( dokter jaga IGD )

8. Menetapkan assesment keperawatan dan menetapkan apakah

masalah pasien dapat diterima di RS Sumberglagah

9. Bila pasien dapat diterima segera mengirim penderita ke rumah

sakit

10. Apabila masalah penderita tidak dapat diterima di RS

Sumberglagah maka dilakukan rujukan ke tingkat yang lebih tinggi

2.8 Indikasi Rawat Inap

Indikasi Rawat Inap didasarkan pada keadaan :

1. Kriteria Umum :

a.Keadaan Umum

1) Tidak sadar

2)Disorientasi

3) Delirium

4) Kehilangan fungsi motorik dari bagian tubuh manapun

5) Kehilangan sensasi dari bagian tubuh manapun

6) Restriksi sendi berat dan disfungsi somatik

7) Kejang tak terkontrol dengan obat

b. Tanda-tanda vital

Suhu : Lebih dari 38,3 C


Hipotermia dengan suhu kurang 35 C

2. Nadi

a.Dewasa : Kurang dari 50 x/menit ( dengan simptom, jika irama

sinus) atau lebih dari 120 x/menit.

b. Geriatrik : Kurang dari 50 x/menit ( dengan simptom, jika irama

sinus) atau lebih dari 100 x/menit.

c. Anak :

Kurang dari 6 minggu : Kurang dari 80 x/menit atau lebih

dari 200 x/menit.

6 minggu sampai 1 tahun : Kurang dari 70 x/menit atau

lebih dari 180 x/menit

• Lebih dari 1 tahun : Kurang dari 70 x/menit atau lebih dari 180 x/menit

3. Respirasi

Dewasa atau geriatrik : Kurang dari 10 x/menit atau lebih dari

30 x/menit.

a.

b. Anak :

• 0 hari – 12 hari : Bertahan lama lebih dari 60 x/menit atau

PaO2 kurang dari 50 mmHg pada udara kamar dengan

SaO2 kurang dari 90%

• 12 hari – 1 tahun : Kurang dari 25 x/menit atau lebih dari

x/menit

. Lebih dari 1 tahun : Kurang dari 15 x/menit atau lebih dari

40 x/menit.

4. Tekanan Darah

Tingkat Usia

Sistolik

Distolik

Dewasa
Kurang dari 80mmhg Kurang dari

dari 80mmhg

atau lebih dari 200 atau lebih dari 200

mmhg

mmhg

Kurang dari 100 Kurang 120 mmHg

mmHg atau lebih dari dengan simptom

180 mmhg

Geriatrik

Anak - anak :

Lahir-1 tahun

Kurang dari 65 mmhg Kurang dari 30 mmhg

atau lebih dari 100 atau lebih dari 65 mmhg

mmhg

Lebih dari 1

Kurang dari 45 mmhg

tahun sampai kurang dari 75 mmhg atau lebih dari 75 mmhg

3 tahun

atau lebih dari 110

mmhg

Kurang dari 50 mmhg

Lebih dari 3

atau lebih dari 80 mmhg

tahun sampai kurang dari 80 mmhg

6 tahun

atau lebih dari 115 Kurang dari 50 mmhg

mmhg atau Tebih dari ummhg

Tingkat Usia

Sistolik

Distolik
Lebih dari 6

Kurang dari 50 mmhg

tahun sampai kurang dari 80 mmhg atau lebih dari 100

12 tahun atau lebih dari 130 mmhg

Lebih dari 12 mmhg

tahun sampai kurang dari 80 mmhg

17 tahun

atau lebih dari 170

mmhg

5. Temuan fisik

a.

b.

C.

Terdapat atau potensial depresi respirasi

Trauma kepala yang memerlukan observasi

Vomiting dan atau diare dengan dehidrasi

Tanda-tanda klinis dehidrasi meliputi dua atau lebih dari berikut ini :

1) Perubahan status mental, lethargy, kepala terasa ringan, sinkop,

turgor kulit turun, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi

ortostatik

2) Anak : simptom lain dehidrasi meliputi sunken eyes atau

fontanela-fontanela, BB turun lebih dari 5 persen atau urin

output turun ( kurang 1ml/kg/jam)

Syok atau potensial syok

d.

e.

Oedema seluruh tubuh

f.

g.

Curiga atau diketahui menelan substansi toxic dengan potensial efek

samping yang serius


Pediatrik :

1)Curiga kekerasan pada anak atau penolakan

2)Curiga atau diketahui menelan benda asing

3) Curiga apnea lebih dari 20 detik (umur nol sampai 1 tahun)

h. Oklusi akut pembuluh darah

i. Perdarahan aktif tidak terkontrol

j. Nyeri abdomen yang sangat

k. Perdarahan dalam sendi , viskus , otak , Atau retroperinium

6. Laboratorium Darah

Hb 10 g/dl atau kurang dengan perdarahan aktif, atau Hb turun 3

g/dl dari Hb awal

b. Hb kurang dari 9 g/dl atau lebih 2g/dl dengan tanda tanda

kekurangan cairan

Lekosit kurang dari 3000 atau lebih dari 16000 dengan simptomatik

d. Hematokrit kurang dari 24 persen atau lebih dari 55 persen

5.Trombosit kurang dari 40.000 atau lebih dari 1 juta jika pasien

simptomatik ( Petechie atau Echimosis pada anak-anak )

f. PPT lebih dari 18 detik dengan perdarahan pada pasien tanpa

antikoagulan

Serum sodium (Na) kurang dari 130 mEq/L atau lebih dari 150

mEq/

h. Serum potasium (K):

• Dewasa : kurang dari 3 mEq/L atau lebih dari 6 mEq/L

• Anak : kurang dari 2,5 mEq/L atau lebih dari 5,5 mEq/L

i. Serum Bilirubin :

• Dewasa : lebih dari 2,5 mg/dl

• Anak : lebih dari 15 mg/dl ( indirek / bilirubin total )

7. Lain-lain :

a.

Rawat inap untuk prosedur operasi yang memerlukan rawat inap.


b. Rawat inap untuk prosedur operasi One Day Care (ODC) dan pasien

memiliki gagal jantung grade III atau grade IV, atau status fisik tidak

stabil.

Kelainan congenital yang akan dilakukan tindakan bedah dan

memerlukan rawat inap

d. Keganasan pro dilakukan tindakan terapi yang memerlukan rawat

C.

inap

a.

8. Kardiovaskular

Elektrokardiografi

1) EKG menegakkan atau kemungkinan Infark Miokard Akut atau

Iskemia Miokarda Akut

2) Fibrilasi kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk

3) Flutter kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk

4)Bradikardia ( kurang dari 50 kali permenit atau kurang dari 45

kali permenit pada pasien dengan beta bloker)

5) Takikardia ( lebih dari 120 kali permenit)

6)Dysrythmia dengan lebih dari 120 kali permenit

7)Onset baru irama jungsional , berapapun frekuensinya

b. Radiologi

1)Aneurisma pembuluh darah besar, jika simptomatik dan atau

lebih dari 5 cm

2)Gambaran radiologi pembesaran jantung masif atau aneurisma

atau efusi perikardial

3) Gambaran radiologi edema pulmo atau redistribusi vaskular

pulmo

C.

Temuan Fisik

1)Nyeri akut yang berkaitan dengan jantung

2)Dispneu akut atau respiratory rate lebih dari 30 kali permenit


3)Tidak terabanya denyut nadi axilla , radialis , cubiti , femoralis ,

poplitea atau ankle

4) Curiga emboli pulmonalis, dengan riwayat ( didokumentasi oleh

dokter)

5) Oklusi pembuluh darah akut

6) Oedema pretibial

7)Stenosis arteri karotis, penyempitan, atau penyakit karotis ( mis :

gangguan bicara sementara, disarthria, gangguan berjalan,

amaurosis fugax, hemiparese sementara)

8) Oedema seluruh tubuh

9) Syncope

10) Orthopnea

d. Lain-lain

Gagal jantung kongestif akut atau eksaserbasi gagal jantung

kronik, yang digambarkan dengan salah satu dari S3 gallop, oedema pulmo atau efusi pleura,
peregangan vena jugularis

penggunaan otot-otot bantu, simptom persisten dispnea atau lemah,

oedema yang tidak respon dengan penanganan rawat jalan.

9. Sistem Saraf Pusat / Kepala

a. Radiologi

1)Patah tulang kepala yang masih baru

2)Proses desak ruang

3) Herniasi discus intervertebralis akut dengan nyeri hebat dan

gejala neurologis

4) Konfirmasi kompresi corda spinalis dengan penemuan klinis

b. Temuan Fisik

Mencurigakan peningkatan tekanan intrakranial, perdarahan, atau

deformitas struktural yang ditunjukkan oleh :

(1) Discharge cairan spinal dari hidung atau telinga

(2) Unequal atau fixed pupil

(3) Papileedema
(4) Onset kejang yang baru atau peningkatan aktifitas kejang yang

mengakibatkan kondisi tidak stabil

(5) Vomiting

(6) Peningkatan tekanan darah

(7) Perubahan tingkat kesadaran dan perubahan kebiasaan yang

akut

(8) Syncope

(9) Aritmia jantung

(10) Disfungsi bahasa

(11) Gangguan penglihatan (penglihatan kabur atau diplopia)

(12) Defisit sensoris, motoris, personalitas, dan mentalitas

(13) Ataxia akut ( dengan atau tanpa vertigo, nausea atau

vomiting)

(14) Episode kehilangan kesadaran mendadak

(15) Nyeri kepala hebat yang akut dengan perubahan mental

(16) Peningkatan atau penurunan ton2022-13-23m2h12

Fokal

(17)

Bulging fontanela ( fontanela cembung)

(18)

Kelemahan otot akut atau semi akut, dengan atau tanpa

nyeri dan parestesia (Myastenia Gravis, Guillain Barre

Syndrome, Kelainan neurologis kongenital)

(19) Retensi urin akut

(20) Onset akut confusion dan lethargi serta progresif

c. Penderita anak

seperti dari yang disebut diatas dengan atau :

1) Peningkatan ukuran kepala yang cepat

2) Terdapat temuan neurologis fokal di manapun (misalnya : defisit

gerakan ekstra okular)

3) Penutupan sutura tulang kepala prematur


4) Pelebaran sutura tulang kepala

10.

Telinga Hidung Dan Tenggorokan

a. Temuan Fisik

Trauma akut yang memerlukan bedah rekonsruksi

b. Telinga :

1) Vertigo berat

2) Drainage purulen dan atau post pembengkakan telinga dengan

bukti gagal penanganan rawat jalan

3) Pembengkakan ekstrim dan akut saluran telinga luar dan daun

telinga yang tidak membaik dengan terapi rawat jalan

4) Kehilangan pendengaran sensorineural akut dan mendadak

c. Hidung: :

Epistaksis dengan perdarahan terus-menerus, yang tidak membaik

dengan rawat jalan

d. Tenggorokan :

Trauma akut leher dan tenggorokan ( meliputi luka bakar wajah ).

membutuhkan observasi untuk kemungkinan gangguan saluran

nafas. Obstruksi akut larynx dan pharynx (misal peritonsiler abses )

e.

Lain-lain

Pembengkakan jaringan lunak dengan ancaman terhadap airway

(misal : selulitis wajah dan leher, abses leher dalam, Parotiditis

akut). Orbital Oedema atau ophtalmoplegia akut.

f. Radiologi

Gambaran neurologis mastoiditis akut

a.

11. Endokrin/Metabolik

Laboratorium Darah

1) Serum aseton (+) dan pH urine < 7,35

2) Serum kortisol > 3 kali laboratorium normal atau kurang dari


normal

3) Gula Darah Sesaat :

a) Dewasa :

✓ Gula darah > 500 mg/dL dengan paling sedikit satu dari

berikut ini:

a. BUN>45 mg/dL dan atau kreatinin>3,0 mg

b. Perubahan status mental, atau

✓ Gula darah > 250 mg/dL berkaitan dengan ketonuria,

✓ Gula darah < 50 mg/dL dengan :

a. Perubahan status mental, dan

b. Tidak respon terhadap glukosa 40% bolus dan dalam

pengobatan insulin, atau

c. Dalam pengobatan dengan agen oral, tidak tergantung

respon

terhadap bolus glukosa

b) Pediatrik :

✓ Gula darah > 250 mg/dl : ketonuria

Gula darah < 50 mg/dL dan tidak respon terhadap glukosa

40% bolus

4) Hiper atau hipo-osmolaritas ( serum sodium Na s 130 mFoL atau

150 mEq/L)

b. Temuan Fisik

1) Pendesakan trakea oleh massa tiroid

2) Krisis tiroid

3) Tetani

4) Exophtalmus maligna

5) Obesitas dengan sianosis, edema, lethargy, dan atau sleep apnea

6) Hipertensi

Usia

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)
Dewasa

Lebih dari 200

Lebih dari 120

Pediatrik

Lahir

1 Kurang dari 65 atau lebih kurang dari 30

atau

tahun

dari 100

lebih dari 65

Lebih dari 1-Kurang dari 75 atau lebih kurang

dari 45

atau

3 tahun

dari 110

lebih dari 75

Lebih dari 3 Kurang dari 80 atau lebih kurang dari

dari 50

50 atau

- 6 tahun dari 115

lebih dari 80

atau

Lebih dari 6 - Kurang dari 80 atau lebih kurang dari 50

12 tahun

dari 130

lebih dari 90

Lebih dari 12- Kurang dari 80 atau lebih kurang dari

dari 50 atau

17 tahun

dari 170

lebih dari 100


12. Mata

a. Temuan Fisik

1) Kehilangan akut lapangan pandang

2) Pendataran bilik mata anterior

3) Glaukoma sudut sempit akut dengan catatan riwayat kegagalan

terapi rawat jalam

4) Penetrasi atau laserasi bola mata

5) Ulkus kornea berat dengan catatan riwayat kegagalan terapi rawat

jalan

6) Endophtalmitis

7) Nyeri okular berat

8) Ablasio Retinal atau ancaman ablasio

9) Adanya benda asing intraocular atau intraorbita

10) Gonorrheal conjunctivitis

11) Fracture orbita

12) Pembengkakan akut bola mata

13) Luka bakar kimia akut

14) Cellulitis orbita atau periorbita

b. Anak :

(1) Conjunctivitis purulent berat pada anak umur nol sampai 3

bulan

(2) Evaluasi tumor intraocular atau extraocular

(3) Tindakan berkaitan retinopathy pada prematuritas

c. Lain-lain :

Rawat inap untuk ekstraksi katarak, operasi glaukoma, atau bedah

iridectomy, dimana salah satu dibawah ini terdokumentasi :

1) Legally blind ( kurang dari 20/200 atau lebih dari 20 derajat

visual field ) pada mata yang tidak dioperasi

2) Riwayat komplikasi post operasi ( endophtalmitis, acute glaucoma,

massive intraocular hemorrhage ) sustained in the past in the eye

undergoing subsequent intraoculer surgery


13. Reproduksi Wanita

A. Diagnosa pregnancy / kehamilan dengan salah satu dari berikut ini :

(1) Kontraksi uterus setiap 3 menit atau lebih sering

(2) Vaginal bleeding atau perdarahan vaginal

(3) Peningkatan tekanan darah diastolik sampai lebih dari 15 mmHg

dari catatan normal atau lebih dari 140/90 mmHg

(4) Protein urine positive

(5) Ketegangan dan kekakuan abdomen

(6) Cairan amnion kurang

(7) Protrusion atau keluarnya bagian janin dari cervix

(8) Fetal distress

(9) Post maturity (lebih dari 1 minggu dari tanggal perkiraan

(10) Rawat inap untuk Sectio Cesarea

(11) Vomiting tidak terkontrol dengan catatan riwayat kegagalan terapi

rawat jalan

(12) Kematian intrauterine

(13) Kelahiran premature

(14) Gula Darah Puasa lebih dari 120 mg/dL

(15) Gula Darah lebih dari 200 mg/dl 2 jam dalam 3 jam tes toleransi

glukosa

(16) Gula Darah lebih dari 200 mg/dl satu jam setelah mendapat 50 gram

glukosa

(17) Diketahui diabetes atau gestational diabetes dengan insulin yang

mana tidak mampu mempertahankan kadar glukosa darah dalam

range yang dapat diterima, dengan catatan riwayat terapi rawat jalan

gagal

(18)Rawat inap untuk transfusi tukar intrauterine karena

inkompatibilitas faktor Rhesus

(19) Rawat inap untuk induksi kelahiran karena indikasi medis

(20) Dehidrasi Maternal

(21) Kehamilan Aterm + Primigravida dengan letak sungsang


(22) Kehamilan Aterm dengan bekas Sectio Cesaria

(23) Ketuban Pecah Dini

(24) Kehamilan dengan anemia

B. Temuan Fisik

(1) Perdarahan vagina profuse dengan hemodinamik tidak stabil

(2) Perdarahan postmenopause

(3) Inflamasi pelvis persisten dengan catatan riwayat kegagalan

penanganan rawat jalan

(4) Postpartum hemorrage

(5) Febris postpartum atau endometritis membutuhkan antibiotika intra

vena

(6) Rectovaginal fistula, rawat inap untuk repair

C. Nyeri pelvis berkaitan dengan satu dari elemen berikut :

(1) Massa di pelvis

(2) Muntah

(3) Temperature > 101 F (38,3 C)

(4) Teraba massa ekstrauterine

(5) Gangguan berkemih

(6) Obstruksi saluran kencing

D. Lain-lain :

(1) Persalinan dalam perjalanan ke rumah sakit

(2) Peritonitis

(3) Mastitis post partum yang tidak respon dengan terapi rawat jalan

14. Gastrointestinal/Abdomen

A. Laboratorium darah

(1) Serum bilirubin lebih dari 2,5 mg/dL ( kecuali abnormal dalam

waktu lama atau kronis)

(2) Serum amylase diatas nilai normal

B. Radiologi

(1) Studi Imaging curiga massa, obstruksi, perforasi, abscess, atau

proses akut lainnya


(2) Kegagalan passage bahan kontras

C. Temuan Fisik

(1) Darah dalam muntahan atau aspirat lambung

(2) Darah dalam peritoneal lavage atau aspiration

(3) Teraba massa abdomen yang tidak dapat dijelaskan

(4) Kekakuan dinding abdomen

(5) Rebound tenderness

(6) Disfagia akut atau subakut yang progresif

(7) Perdarahan gastrointestinal bagian bawah dengan Hematocrit (Hct)

< 30% atau penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg dari

biasanya

(8) Onset akut (dalam 24 jam) encephalopathy atau perubahan status mental

(9) Hernia incarcerata

(10) Ileus

(11) Curiga ruptur organ

(12) Obstruksi Esophagus

(13) Asterixis (liver flap)

(14) Ascites

(15) Nyeri abdomen akut yang tak tertahankan ( hebat ) (NPO, non

ambulatory)

D. Riwayat 48 jam vomiting, diarrhea, dan salah satu dari element-

element di bawah ini :

(1) Serum sodium > 150 mEq/L

(2) Hematocrit (Hct) > 55%

(3) Hemoglobin (Hb) > 20 g/dL

(4) Urine specific gravity > 1,026

(5) BUN > 30 mg/dL, kecuali pasien -pasien dengan chronic renal

disease

(6) Creatinine > 1,5 mg/dl, kecuali pasien -pasien dengan chronic

renal disease
E. Anak :

Dehidrasi dengan salah satu simptom dibawah ini : sunken eyes,

sunken fontanels, penurunan turgor kulit atau keringnya membran

mukosa diikuti oleh lethargy dan atau kehilangan berat badan > 5%,

urine output<1 ml/kg/jam

15. Reproduksi Pria

A.Temuan Fisik

(1) Onset akut nyeri testis berat

(2) Massa testicular yang tak dapat dijelaskan

(3) Painful sustained erection

(4) Trauma tumpul terhadap genitalia eksterna dan kehilangan akut

sebagian genitalia eksterna

B. Pediatrik :

Torsio testis

16. Musculoskeletal/spine

A. Temuan Radiologi abnormal

(1) Fraktur femur atau pelvis

(2) Fraktur sternum

(3) Dislokasi sendi lutut atau sendi panggul

(4) Fraktur atau dislokasi yang memerlukan open reduction

(5) Fraktur berkaitan dengan injuri jaringan lunak bermakna

(6) Fraktur yang memerlukan obat-obat nyeri parenteral post-reduction

(7) Closed reduction terhadap fraktur apapun atau dislokasi dengan

catatan adanya atau curiga neurologic atau vascular compromise.

(8) Fraktur pelvis yang memerlukan enforced bed rest dan obat-obat

nyeri

B.Temuan Fisik

(1) Proses infeksi atau invasif akut pada tulang atau sendi (mis :

tumor maligna, osteomyelitis)

(2) Cedera akut dengan adanya benda asing


(3) Nyeri otot/ spasme/edema yang berat

(4) Pembengkakan atau nyeri sendi berat dan akut yang tak

tertahankan memerlukan obat-obat parenteral (misal : analgesia,

steroids)

(5) Rawat inap untuk angkat prostesis internal

(6) Trauma, injuri jaringan lunak, lacerasi, crush injury, atau

prosedur bedah elektif apapun yang membutuhkan observasi

terhadap neurologic atau vascular compromise

(7) Perdarahan aktif ke dalam sendi

C.Pediatrik :

1) Deformitas Kongenital Orthopedi memerlukan repair bedah pada

anak < 12 bulan.

2) Catatan dokter harus menjabarkan perlunya monitoring, terani, dab

atau observasi setelah tindakan > 24 jam

17. Newborn / Premature

A.Lahir di rumah sakit

B.Unattended birth outside of hospital

C.Pemeriksaan fisik

(1) Berat lahir < = 2500 gram

(2) Sepsis dengan satu atau lenih simptom berikut ini : hipotensi,

temperature tidak stabil, acidosis metabolik, apnea, bradikardia,

temuat laboratorium positif, lekosit<10000 u/1 atau >35000 u/1 atau

maternal fever>101 F (38,3 C)

(3) Kejang atau hiperaktifitas, hipotonia, lethargy, coma

(4) Distress pernafasan atau depresi nafas pada neonatal

(5) Sianosis sentral persisten

(6) Refleks menghisap dan minum yang buruk

(7) Abnormalitas kongenital menyebabkan gangguan fungsi

(8) Perfusi jaringan buruk yang ditunjukkan oleh capillary refill > 3 detik

(9) Tidak mampu minum

(10) Sindroma aspirasi mekonium


(11) Adanya dehidrasi dengan simptom-simptom berikut ini : sunken

eyes, sunken fontanels, turgor kulit turun atau membran mukosa

kering disertai dengan lethargy dan atau penurunan berat badan

lebih dari 5 persen dan atau urine output lebih dari 1 ml/kg/jam

(12) Perdarahan spontan

(13) Anuria atau oliguria (<1ml/kg/jam) setelah 24 jam pertama

kehidupan

D. Laboratorium

(1) Total bilirubin > 15 mg/dL pada bayi (indirek atau total) pada bayi (

indirek atau total )

(2) Hipoglikemia → gula darah < 40 mg/dL

(3) Trombositopenia < 100.000/mm3 atau jumlah trombosit > 100.000

dengan perdarahan aktif

*Bayi didefinisikan sebagai awal saat lahir dan berlagsung sampai 28

hari setelah kelahiran

18. Psychiatric

1) Baru saja ( dalam 72 jam ) mencoba bunuh diri

2) Tercatat ada ide bunuh diri yang mana memerlukan peringatan bunuh

diri

3) Perubahan kebiasaan sebagai akibat gangguan psychiatri atau gangguan

dementia

4) Tercatat riwayat mutilasi diri sendiri atau kebiasaan yang berbahaya

secara impulsif ( mis : ketergantungan obat, kebiasaan seksual, kebut-

kebutan saat menyetir secara impulsif dan berat ) sebagai akibat

gangguan psikiatri atau gangguan dementia

5) Delirium akibat withdrawal obat atau zat

a. Ancaman withdrawal obat atau zat, delirium yang menyertai

penghentian obat atau zat yang mendadak pada pasien dengan

riwayat ketergantungan obat atau zat

b. Munculnya withdrawal obat atau zat, delirium ( misal : halusinasi,


efek-efek extrapyramidal, kejang ). Catatan : dapat muncul dengan

segera atau sampai 7 hari setelah penghentian obat atau zat

6) Psikosis akut atau eksaserbasi akut halusinasi, delusi, illusi dengan

gangguan kebiasaan, yang mana tingkat dan beratnya mengancam

kesejahteraan pasien

7) Ketidakmampuan untuk mengikuti regimen terapi psikiatrik ( misal,

mengkonsumsi obat psikotropik, kontrol untuk mendapatkan resep dan

atau suntikan, dan lain-lain) pada pasien yang mempunyai riwayat

kronis dekompensasi tanpa pengobatan,

pengobatan, dengan dokumentasi

kemungkinan harapan peningkatan kepatuhan dengan perawatan di

rumah sakit dalam periode waktu singkat (kurang dari 14 hari)

8) Ancaman potensial terhadap kesehatan pasien yang, karena kesakitan

psikiatriknya tidak dapat mengikuti regimen pengobatan ( misalnya,

diabetes tergantung insulin, dan lain lain )

9) Onset akut ketidakmampuan merawat diri sendiri atau melakukan

kegiatan hidup sehari-hari, dan dokumentasi harapan yang dapat

diterima kembalinya tanggung jawab diri sendiri akan timbul setelah pengobatan yang sesuai

10) Bukti gejala dan atau perilaku atau verbalisasi merefleksikan resiko

yang signifikan atau bahaya potensial ( atau bahaya aktual ) terhadap diri

sendiri, orang lain, atau properti ( Harus terdokumentasi minimal tiap

tujuh hari). Hal ini meliputi ;

a. Gangguan pikiran dengan ideas of reference, paranoid atau

disorganized thinking yang mengganggu kemampuan seseorang

untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-harinya

b. Gejala atau perilaku obsesif kompusif yang tidak kompatibel dengan

kemampuan seseorang untuk berfungsi pada kehidupan sehari-

harinya.

11) Resipien dibawah umur 21 tahun atau Freestanding Psychiatric

dalam perawatan di Rumah Sakit. Untuk indikasi rawat inap, tiga

kondisi di bawah ini harus ditemukan, dan sedikitnya satu dari kriteria
angka dibawah ini ditemukan :

a. Klien harus diperiksa ( dilihat ) dan dievaluasi oleh dokter ( sebaiknya

oleh psikiater anak atau remaja )

b. Klien harus memiliki diagnosis AXIS I , DSM-III-R, atau DSM-IV yang

valid sebagai diagnosis utama

c. Terapi rawat jalan dan atau rawat inap sementara telah dicoba dan

gagal, atau alasan mengapa tempat layanan yang lebih ketat telah

didokumentasikan oleh dokter

12) Mencoba bunuh diri baru-baru ini atau ancaman bunuh diri aktif

dengan rencanan mematikan dan tidak adanya pengawasan yang

memadai atau struktur untuk mencegah bunuh diri

13) Perilaku mutilasi pada diri sendiri atau ancaman aktif yang sama

dengan kemungkinan bertindak atau ancaman, dan tidak adanya

pengawasan yang memadai untuk mencegah melukai diri sendiri (yaitu,

sengaja memotong diri atau membakar diri).

14) Halusinasi atau delusi aktif mengarahkan atau cenderung

mengarah ke pembahayaan serius terhadap diri sendiri, atau agitasi

psikomotor atau retardasi mengakibatkan ketidakmampuan signifikan

untuk merawat diri

15)

Ketidakmampuan signifikan untuk mematuhi rejiman atau obat

yang diresepkan karena penyakit jiwa, dan kegagalan tersebut berpotensi

membahayakan kehidupan klien. Diagnosis medis ini ( AXIS III ) harus

diobati

16) Baru-baru ini melakukan tindakan yang mengancam nyawa atau

ancaman dengan rencana mematikan dan dengan kemungkinan

bertindak atas ancaman

17) Perilaku menyerang atau perilaku sadis atau ancaman aktif yang

sama dengan kemungkinan bertindak atas ancaman, dan tidak adanya

pengawasan yang memadai untuk mencegah perilaku menyerang

18)
Halusinasi atau delusi aktif yang cenderung atau mungkin

menyebabkan bahaya serius kepada orang lain

19) Klien menunjukkan onset akut psikosis atau disorganisasi pikiran

yang parah atau ada penurunan klinis yang signifikan dalam kondisi

seseorang dengan psikosis kronik, klien yang tidak dapat dikendalikan

dan tidak mampu bekerja sama dalam pengobatan dan klien

membutuhkan penilaian dan pengobatan dalam pengaturan terapi yang

aman

20) Klien makan banyak sekali atau gangguan ketergantungan

obat/zat yang mana memerlukan observasi, supervisi, dan intervensi

medis 24 jam sehari

21) Diajukan penanganan atau terapi membutuhkan observasi,

supervisi, dan intervensi medis 24 jam sehari

22) Klien menunjukkan disorientasi berat terhadap orang, tempat,

atau waktu

23)

aman

Klien yang evaluasi dan pengobatan tidak dapat dilakukan secara

atau efektif karena perilaku yang sangat mengganggu dan

perilaku lain yang mungkin juga mencakup kekerasan fisik, pelecehan

seksual, atau psikologis

24) Klien memerlukan terapi obat atau evaluasi diagnostik yang

kompleks dimana klien menghalangi kerjasama dalam pengobatan

25) Klien yang terlibat dalam hukum, terdapat manifestasi gejala kejiwaan, dan diperintahkan oleh
pengadilan untuk menjalani penilaian

yang komprehensif di rumah sakit untuk memperjelas kebutuhan

diagnosis dan pengobatan

18. Onkologi

A. Laboratorium Darah

(1) Hitung granulocyte absolut kurang dari 1000 u/L atau lebih dari

50000 u/L
(2) Kultur darah positif

B.Temuan Fisik

(1) Kehilangan berat badan bermakna dengan serum albumin kurang

dari 2,6 g/dL

(2) Tercatat riwayat penanganan rawat jalan tidak berhasil dengan efek

samping berat ( nausea dan atau vomiting hebat, diare, perdarahan

saluran cerna, ileus paralitik, megacolon atau stomatitis ) berkaitan

dengan pemberian obat-obat kemoterapi sebelumnya.

C.Lain-Lain

(1) Tercatat riwayat keganasan dengan gejala-gejala yang memerlukan

penanganan yang hanya dapat disediakan dalam kondisi perawatan

akut (mis : sindroma vena cava superior, penekanan serabut saraf

spinal, hiperkalsemia, peningkatan tekanan intrakranial)

(2) Extravasation of vascular access

(3) Sumbatan vaskular

(4) Tercatat riwayat malignansi dan dirawat inap untuk pengobatan

yang memerlukan rawat inap di rumah sakit

19. Respirasi / Dada

A. Radiologi

(1) Pneumothorax

(2) Fluidopneumothorax

(3) Hemothorax → konsul Bedah

(4) Udara dala(6) Oedema paru

Temuan Radiologis – untuk kriteria elemen 6-11, harus setidaknya

terdapat satu temuan fisik, lihat elemen temuan fisik

(7) Efusi pleura

(8) Abses paru

(9) Infiltrat

(10) Diafragma tinggi unilateral

(11) Kavitasi

(12) Mediastinum bergeser dan atau melebar


B.Temuan Fisik ( dalam minimal 24 jam )

(1) Dyspnea dengan stridor yang bermakna

(2) Penggunaan otot-otot bantu untuk bernafas, Pediatric : grunting

flaring, retraksi

(3) Nyeri dada, tipe pleuritic

(4) RR ( frekuensi nafas ) > 30 per minute atau < 10 per minute

(5) Hemoptysis

(6) Restriksi gerakan costovertebral dan costochondral menurunkan

kapasitas inhalasi dan ekshalasi

(7) Perubahan tingkat kesadaran pada pasien dengan COPD

(8) Cyanosis

(9) Wheezing berat

(10) Batuk berat

(11) Orthopnea

C.Pediatrik :

(1) Curiga apnea ( lebih dari 20 detik pada bayi 0 - 1 tahun)

(2) Cyanosis sentral

(3) Hypoventilation

D. Laboratory findings

(1) SaO2 < 90-95 %

(2) SaO2 < 85 % in patients with COPD on spplemental oxygen

E.Lain-lain

(1) Catatan dokter terdapat "bertambah buruknya hypoxemia dan

hypercapnia” dengan tanda - tanda ( dyspnea, penurunan aktifitas )

dan tercatat riwayat kegagalan pengobatan rawat jalan

(2) 2.Penutupan pada drainage saluran pleura

(3) 3.Luka bakar inhalasi dengan saturasi 02 kurang dari 93 %

20. Kulit / Jaringan Ikat

A. Temuan Fisik

(1) Proses infeksi akut infasive, seperti : cellulitis atau lymphadenitis

(2) Kehilangan atau kerusakan kulit lebih dari 10 persen dari


permukaan tubuh ( diagnosis baru dalam 24 jam yang lalu )

(3) Nekrosis kulit atau jaringan subkutan ( teridentifikasi dalam akhir 24

jam )

(4) Ulcus decubitus (a atau b)

a. Kronis – ada catatan terapi rawat jalan tidak berhasil → Konsul

Bedah

b. Ulcus necrotic mencakup otot bagian dalam dan tulang ( derajat 3

atau 4 ) atau ulkus terinfeksi

(5) Kontraktur, keterbatasan fungsi dan dirawat inap untuk pelepasan

(release) dengan bedah → Konsul Bedah

(6) Luka bakar derajat 1 :

Anak : luka bakar derajat 1 mengenai 25% luas tubuh

(7) Luka bakar derajat 3:

• Dewasa : luka bakar derajat 3 dimanapun, mengenai lebih dari

10% luas permukaan tubuh atau luka bakar derajat 3 pada

perineum, manus, hidung, mulut, facial, atau pedis.

• Anak : Luka bakar derajat 3 dimanapun mengenai 5 % atau lebih

permukaan tubuh, atau mengenai airway

B.Reaksi Kusta

21. Urinary / Renal System

A. Laboratorium darah

Peningkatan akut urea nitrogen darah ( BUN ) > 40 mg/dL dan

kreatinin >1,8 mg/dL

B.Temuan Fisik

(1) Urinary output

• Dewasa : < 20 ml/jam atau < 400 ml/24 jam

• Anak : anuria atau oliguria < 1ml/kg/jam atau polyuria > 9

ml/kg/jam

(2) Hematuria persisten, tak dapat dijelaskan, atau gross hematuri

(3) Dicurigai atau terbukti ada batu atau obstruksi dengan satu dari

gejala berikut ini :


• Nyeri yang nyata

• Nausea dan atau vomiting

• Perdarahan

(4) Onset akut obstruksi dengan hidronefrosis

(5) Ketidakmampuan akut untuk menahan kencing atau obstruksi

saluran kencing akut

(6) Urine bocor ke vagina, rectum , atau colon

(7) Ekstravasasi ke dalam cavitas

peritoneal, pelvis, atau

retroperitoneum

(8) Luka tembus atau trauma lain terhadap sistem saluran kencing

(9) Infeksi saluran kencing dengan gejala-gejala sistemik ( mis :

vomiting, menggigil, panas, nyeri, atau pyuria walaupun sudah

terapi antibiotik selama 3 hari)

C.Radiologi

(1) Bendungan ureter atau pelvis renalis

(2) Baru terdiagnosa tumor atau dirawat inap untuk terapi definitif

tumor yang terdiagnosa sebelumnya

(3) Massa ginjal (kecuali kista yang asimtomatik)

(4) Obstruksi atau ginjal tidak tampak

D. Lain-lain

Anda mungkin juga menyukai