Anda di halaman 1dari 19

Nama : Indri Lolyta Natalia Br Pinem

NIM : 19.02.697

Ting/ Jur : III/PAK

Mata kuliah : Evaluasi PAK

Dosen Pembimbing : Dr. Setia Ulina Tarigan

RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN

I. Pendahuluan

Ruang lingkup evaluasi pembelajaran ialah suatu proses pembelajaran sebagai suatu
sistem dalam kegiatan proses belajar mengajar, bahwa ruang lingkup evaluasi pembelajara dapat
dilihat dari ruang lingkup program pembelajaran, yang di mana adanya suatu kegiatan/proses
pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dilakukan untuk itu mari kita bahas supaya dapat
menambah wawasan kita bersama.

II. Pembahasan
II.1. Pengertian ruang lingkup
Secara terminologi ruang lingkup kerap kali dipakai pada saat seseorang melakukan sesuatu
pengkajian. Ruang lingkup merupakan penjelasan tentang batasan sebuah subjek yang terdapat di
sebuah masalah. Bila diartikan secara lebih luas ruang lingkup merupakan batasan. Batasan yang
dimaksud dalam ruang lingkup bisa berupa faktor yang diteliti seperti materi dan tempat.
Sementara makna dalam arti yang sempit ruang lingkup berarti adalah suatu hal atau materi. 1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ruang lingkup merupakan luas subjek yang tercakup.
Ruang lingkup ini berkenaan dengan batasan-batasan yang dicakup oleh suatu bidang atau
kajian. Ruang lingkup sebagai batasan cakupan bertujuan agar kajian, penelitian atau
pembahasan lebih terarah, efektif juga efisien dalam mengurai aspek tertentu objek yang dikaji
atau diteliti tersebut.2
II.2. Pengertian Evaluasi

1
https://www.tripven.com/ruang-lingkup /Diakses pada 01 Maret 2022 Pukul 14:20 WIB.
2
Dr. Yahya Hairun M.Si, Evaluasi dan Penilaian dalam pembelajaran, (Yogyakarta: Budi Utama, 2020), 21.

1
Secara etimologi evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, yang dalam bahasa
Indonesia diartikan sebagai evaluasi atau penilaian atau penaksiran. Sedangkan secara
terminologi defenisi tentang evaluasi sangat beragam. Hal ini sangat dipengaruhi oleh cara
pandang dan latar belakang keilmuan para tokoh yang memusatkan perhatiannya kepada
evaluation studies.3 Evaluasi adalah salah satu jenis penelitian yang sangat penting untuk
mengetahui keberhasilan suatu program atau kebijakan. Berhasil atau gagalnya suatu
program atau kebijakan dapat diketahui setelah dilakukan proses evaluasi. 4 Evaluasi memiliki
kegunaan atau manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dalam proses pendidikan,
terutama peserta didik, Guru, Sekolah, dan masyarakat. Evaluasi mempunyai kedudukan
yang integratif dengan pendidikan sejak sebelum memasuki proses pendidikan, selama
proses pendidikan, dan sesudah satu tahap proses pendidikan.5
Istilah evaluasi secara etimologi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang
mengandung kata dasar value yang secara harafiah dapat diartikan sebagai nilai. Evaluasi
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menentukan nilai dari suatu hal. Dapat
dipahami bahwa evaluasi adalah Pengumpulan informasi atau data yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan yang dilalui dengan proses. Sedangkan secara terminologis ada
beberapa defenisi evaluasi yang dapat dikemukakan sebagai berikut yakni :
1. Suatu proses sistematis untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu
2. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas
tujuan yang jelas
3. Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif sebagai hasil pengukuran untuk
keperluan pengambilan keputusan.6
4. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil produk. Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah kualitas tertentu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti
sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.

Proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar
belakang dan pengalaman praktis evaluator itu sendiri. Maka pada hakikatnya evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas nilai

3
H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), 4.
4
Komarudin, Kurikulum Berbasis Sekolah, (Jakarta Timur: UNJ PRESS, 2020), 24
5
Nur Irwantoro & Yusuf Suryana, Kompetensi Pedagogik (Genta Group Production,2006), 440.
6
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Cet. IV; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), 29.

2
dan arti dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka
pembuatan keputusan. Maka defenisi evaluasi dapat dipahami sebagai sebuah proses
menentukan nilai untuk suatu hal atau objek yang berdasarkan pada acuan-acuan tertentu
untuk menentukan tujuan tertentu.7 Dalam hal ini tentunya evaluasi sangat berguna dan
memiliki banyak manfaat karena kita bisa mengetahui tingkatan sesuatu sebagai penilaian
terhadap apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan.

Berikut ini adalah Pengertian Evaluasi Menurut Tokoh yaitu :

1. Menurut Jones

Evaluasi adalah suatu aktivitas yang dirancang untuk menimbang manfaat program.
Jadi evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pembelajaran.

2. Menurut Yusuf

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari
pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut
dimasukkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan.8

3. Menurut Arifin

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan
kualitas nilai dan arti dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam
rangka pembuatan keputusan.9

4. Menurut Anne Anastasi

7
Irjus Indrawan, Manajemen Personalia dan Kearsipan Sekolah (Yogyakarta:IKAPI, 2019), 62. Diakses di:
https://books.google.co.id?books?
id=1Pr3DwAAQBAJ&pg=PA62&dq=Pengertian+evaluasi+menurut+beberapa+ahli&hl=id&sa=X&ved. Pada tanggal
Rabu 02 Maret 2022 pukul 09:34 WIB
8
Akhmad Fauzi, Manajemen Kinerja (Surabaya: Airlangga University Press, 2020 ) 67. Diakses di:
https://books.google.co.id?books?
id=hMjjDwAAQBAJ&pg=PA677dq=defenisi+evaluasi+menurut+para+ahli&hl=id&sa. Pada tanggal Rabu 02 Maret
2022 pukul 11:54 WIB
9
John W. M. Rothney, Evaluation of Learning dalam Charles E. Skinner, Educational Psychology (New
Delhi: Prencite-Hall Inc, 1984), 676

3
Evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan sejauh mana tujuan
instruksional dicapai oleh seseorang. Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu
secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas

5. Menurut Sajekti Rusi

Evaluasi adalah proses menilai sesuatu yang mencakup deskripsi tingkah laku siswa
baik secara kuantitatif pengukuran maupun kualitatif penilaian.

6. Menurut Suharsimi Arikunto

Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat


keberhasilan suatu program pendidikan

7. Menurut A. D Rooijakker

Evaluasi adalah suatu usaha atau proses dalam menentukan nilai-nilai. Secara
khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan
data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan10

8. Menurut Norman E. Grounlund

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai siswa.

9. Menurut William A. Mehrens dan Irlin J. Lehman

Evaluasi adalah suatu proses merencanakan , memperoleh, dan menyediakan


informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.11

Dari pendapat para ahli diatas dapat dipahami bahwa pengertian evaluasi adalah
kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses yang dilakukan untuk menentukan nilai
dari suatu hal yang dapat diukur secara kuantitaif dan kualitatif sehingga mendapatkan suatu
keputusan dari hasil evaluasi yang dilakukan.

II.3. Pengertian Pembelajaran

10
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 390.
11
Irjus Indrawan, Manajemen Personalia dan Kearsipan Sekolah (Yogyakarta:IKAPI, 2019), 62

4
Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempat pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena
interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut
bukan karena pengaruh obat-obatan atau zat kimia lainnya dan cenderung bersifat
permanen. Istilah “pembelajaran” (instruction) berbeda dengan istilah “pengajaran” (teaching).
Kata “pengajaran” lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam konteks guru dengan peserta
didik tidak hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas secara formal, tetapi
juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik di luar kelas yang mungkin saja tidak
dihadiri oleh guru secara fisik.
Kata “pembelajaran” lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik (child-
centered) secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial,
sedangkan kata “pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru (teacher-
centered) di kelas. Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruang lingkupnya lebih luas
daripada kata “pengajaran”. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik Guru
dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas,
dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.12
Berdasarkan rumusan di atas, ada beberapa hal yang perlu kita pahami, yaitu :
1. Pembelajaran adalah suatu program. Ciri suatu program adalah sistematik, sistemik, dan
terencana. Sistematik artinya keteraturan. Anda harus dapat membuat program
pembelajaran dengan urutan langkah-langkah tertentu, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan evaluasi. Setiap langkah harus bersyarat, dimana langkah
pertama merupakan syarat untuk masuk langkah kedua, dan seterusnya. Sistemik
menunjukkan adanya suatu sistem. Anda harus memahami pembelajaran sebagai
suatu sistem yang terdapat berbagai komponen, antara lain tujuan, materi, metoda,
media, sumber belajar, evaluasi, peserta didik, lingkungan dan guru yang saling
berhubungan dan ketergantungan satu sama lain serta berlangsung secara terencana.
Anda juga harus dapat membuat rencana program pembelajaran dengan baik, artinya

12
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), 10.

5
disusun melalui proses pemikiran yang matang. Hal ini penting, karena perencanaan
program merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakannya pada situasi nyata.
2. Setelah pembelajaran berproses, tentu Anda perlu mengetahui keefektifan dan efisiensi
semua komponen yang ada dalam proses pembelajaran. Untuk itu, Anda harus
melakukan evaluasi pembelajaran. Begitu juga ketika peserta didik selesai mengikuti
proses pembelajaran, tentu mereka ingin mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai.
Untuk itu, Anda harus melakukan penilaian hasil belajar. Dalam pembelajaran terdapat
proses sebab-akibat. Guru yang mengajar merupakan penyebab utama atas terjadinya
tindakan belajar peserta didik, meskipun tidak setiap tindakan belajar peserta didik
merupakan akibat guru mengajar. Oleh karena itu, Anda sebagai “figur sentral”, harus
mampu
3. Pembelajaran bersifat interaktif dan komunikatif. Interaktif artinya kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat multi arah dan saling
mempengaruhi. Artinya, Anda harus berinterakasi dengan semua komponen
pembelajaran, jangan didominasi oleh satu komponen saja. Nana Sy.Sukmadinata
menekankan “interaksi ini bukan hanya pada tingkat apa dan bagaimana, tetapi lebih
jauh dari itu, yaitu pada tingkat mengapa, tingkat mencari makna, baik makna
sosial (socially conscious) maupun makna pribadi (self-conscious)”. Sedangkan
komunikatif dimaksudkan bahwa sifat komunikasi antara peserta didik dengan guru
atau sebaliknya, sesama peserta didik, dan sesama guru harus dapat saling memberi dan
menerima serta memahami. Anda dengan peserta didik harus dapat menggunakan bahasa
yang baik dan benar, dalam arti menggunakan kosa kata yang sederhana, kalimat yang
jelas dan efektif, intonasi yang baik, irama dan tempo bicara yang enak didengar. Anda
juga harus menggunakan bahasa yang runtut, atraktif, mudah dipahami, dan dapat
mengundang antusiasme peserta didik untuk menyimak materi pelajaran.
4. Dalam proses pembelajaran, Anda harus dapat menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar peserta didik. Kondisi-kondisi yang
dimaksud antara lain : memberi tugas, melakukan diskusi, tanya-jawab, mendorong
siswa untuk berani mengemukakan pendapat, termasuk melakukan evaluasi. Hal inilah
yang dimaksudkan Stigging dalam Furqon (2001) bahwa “assessment as instruction”.
Maksudnya, “assessment and teaching can be one and the same”. Anda juga harus

6
banyak memberikan rangsangan (stimulus) kepada peserta didik, sehingga terjadi
kegiatan belajar pada diri peserta didik.
5. Proses pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat mencapai tujuan pembelajaran
dan peserta didik dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Tujuan atau
kompetensi tersebut biasanya sudah dirancang dalam perencanaan pembelajaran
yang berbentuk tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator. Untuk mengetahui hinggamana peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu, maka Anda harus melakukan
tindakan evaluasi.13
6. Dalam proses pembelajaran, Anda akan mengatur seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran, mulai dari membuat disain pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, bertindak mengajar atau membelajarkan, melakukan evaluasi
pembelajaran termasuk proses dan hasil belajar yang berupa “dampak pengajaran”.
II.4. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran

Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Jika objek
evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi
ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan ditinjau dari
berbagai perspefktif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar,
dan kompetensi. Hal ini dimaksukan agar guru betul-betul dapat membedakan antara evaluasi
pembelajaran dengan penilaian hasil belajar sehingga tidak terjadi kekeliruan atau tumpang
tindih dalam penggunaanya.

Begitu juga dengan ruang lingkup evaluasi hasil belajar apabila mengacu pada klasifikasi
Taxonomy Bloom meliputi evaluasi hasil belajar terhadap aspek kognitif, sikap dan
keterampilan. Oleh karena itu, evaluasi atau penilaian hasil belajar peserta didik juga harus
bersifat komprehensif (menyeluruh) meliputi ketiga aspek di atas. Disamping itu, proses
pembelajaran yang ditempuh oleh guru dan peserta didik juga harus mendapat perhatian dalam
penilaian atau evaluasi ini, sebagai bahan masukan untuk perbaikan proses pembelajaran
berikutnya.

1. Aspek Kognitif
13
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, 11-12.

7
Secara umum evaluasi hasil belajar aspek kognitif menggunakan bentuk-bentuk soal yang
dapat diklasifikasikan ke dalam lima bentuk soal, yaitu:

a. Soal bentuk pilihan ganda

b. Soal bentuk benar salah

c. Soal menjodohkan

d. Uraian/ jawaban singkat

e. Soal bentuk uraian bebas

Dilihat dari segi cara atau pola jawaban yang diberikan, soal dapat dibedakan ada soal yang
telah disediakan jawabannya, peserta tes tinggal memilih jawaban tersebut (pilihan ganda, benar
salah, menjodohkan) dan ada soal yang tidak disediakan jawabannya (uraian). Kemudian dilihat
dari segi cara pemberia skornya, dibedakan ke dalam soal yang bersifat objektif dan soal vang
bersifat subjektif.

2. Aspek Sikap

Sikap merupakan bagian dari hasil belajar, dengan demikian sikap dapat dibentuk,
diarahkan, dipengaruhi dan dikembangkan. Sikap seorang peserta didik menentukan bagaimana
ia bereaksi terhadap situasi yang dihadapi dan menentukan apa yang dicari dan diperjuangkan
dalam kehidupannya. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadap objek
tersebut muncul setelah ia mempelajari, mengamati dan mengenali objek itu. Ada dua
kemungkinan sikap individu terhadap suatu objek yang dipelajarinya, yaitu sikap positif atau
sikap negatif. Sikap positif muncul apabila individu itu memandang objek tersebut bernilai dan
akan muncul sikap negatif apabila individu memandang objek tersebut bukan saja tidak bernilai,
juga merugikan. Sikap peserta didik dapat dibentuk melalui pengalaman yang berulang-ulang,
imitasi peniruan dentifikasi (mengenali Untuk mengevaluasi hasil belajar aspek sikap, paling
tepat menggunakan instrumen sekala sikap, yaitu sejenis angket tertutup dimana pertanyaan/
Pernyataan mengandung sifat nilai-nilai sikap yang menjadi tujuan pembelajaran. Salah satu
jenis sekala sikap yang banyak digunakan adalah skala Likert.

3. Aspek Keterampilan

8
Evluasi atau penilaian hasil belajar penampilan (keterampilan) berkenaan dengan hasil
pembelajaran yang berkaitan dengan aspek keterampilan. Seperti halnya dengan jenis penilaian
yang lain, hakekat penilaian penampilan terutama ditentukan oleh karakteristik hasil belajar yang
akan diukur. Penilaian penampilan mengacu kepada prosedur melakukan suatu kegiatan dan atau
mengacu kepada hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Dengan kata lain, mengukur tingkat
kemahiran tingkat keterampilan seseorang tentang suatu kegiatan bisa dilihat pada saat seseorang
sedang melakukan kegiatan atau dilihat dari hasil/ produk dari kegiatan tersebut.14

II.5. Ruang lingkup program pembelajaran, kegiatan/proses pembelajaran dan hasil


pembelajaran
1. Evaluasi Program Pembelajaran

Program pembelajaran meliputi; program tahunan yang merupakan program umum setiap
mata pelajaran; prgoram semester mencakup gambaran umum mengenai hal-hal yang hendak
dilakasanakan dan dicapai dalam semester tersebut; program modul yang biasa disebut dengan
program pokok bahasan; program mingguan dan harian yang merupakan penjabaran dari
program semester dan program modul. Dalam mengevaluasi program pembelajaran, ada tiga hal
yang sangat esensi untuk dijadikan obyek evaluasi, yakni evaluasi terhadap tujuan pengajaran;
evaluasi terhadap isi program pengajaran; dan evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.

2. Evaluasi Program Pembelajaran

Program pembelajaran meliputi; program tahunan yang merupakan program umum setiap
mata pelajaran; prgoram semester mencakup gambaran umum mengenai hal-hal yang hendak
dilakasanakan dan dicapai dalam semester tersebut; program modul yang biasa disebut dengan
program pokok bahasan; program mingguan dan harian yang merupakan penjabaran dari
program semester dan program modul.20 Dalam mengevaluasi program pembelajaran, ada tiga
hal yang sangat esensi untuk dijadikan obyek evaluasi, yakni evaluasi terhadap tujuan
pengajaran; evaluasi terhadap isi program pengajaran; dan evaluasi terhadap strategi belajar
mengajar.

3. Evaluasi Kegiatan/Proses Pembelajaran

14
Nur Irwantoro, Kopetensi Padagogik (Surabaya: Genta Group Production), 462-463.

9
Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran mencakup beberapa hal diantarnya: (a)
kesesuaian antara proses belajar mengajar yang ber-langsung dengan GBPP; (b) kesiapan guru
dalam melaksanakan progam pengajaran; (c) kesiapan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran; (d) minat atau perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran; (e) keaktifan siswa atau
partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung; (f) peranan peranan bimbingan
penyuluhan terhadap siswa yang memer-lukannya; (g) komunikasi dua arah antara guru dan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung; (h) pemberian dorongan atau motivasi terhadap
siswa; (i) pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang
diperoleh di dalam kelas; dan (j) upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul akibat dari
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah

4. Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup : (a) evaluasi mengenai tingkat
penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit
program pengajaran yang bersifat terbatas; (b) evaluasi mengenai tingkat pencapaian siswa
terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran itu sendiri.15

Dari keempat ruang lingkup evaluasi pembelajaran yang telah diuraikan, maka dipahami
bahwa evaluasi pendidikan bukan hanya sekedar kumpulan teknikteknik yang diperlukan oleh
guru dalam mengukur hasil belajar siswa, melainkan merupakan suatu proses kontinyu yang
mendasari seluruh proses pendidikan terutama dalam bentuk pengajarannya yang baik.

II.6. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Domain Hasil Belajar

Menurut Benyamin S. Bloom, dkk. (1956) hasil belajar dpat dikelompokan ke dlam ketiga
domain, yaitu kognitif, afektif dan pskimotor. Setiap domain di susun menjadi beberpa jenjang
kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal
yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal
yang abstrak. Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut:

a. Domain Kognitif (cognitive domain).

Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu:

15
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), 29.

10
1. Pengetahuan (knowledge)

Yaitu jenjang kemamapuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau
mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta dan istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menggunkannya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya mendefinisikan,
memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokan, menyebutkan,
membuat garis besar, menyataka kmbali, memilih.

2. Pemahaman (comprehension)

Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti
tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memnafaatkannya tanoa tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal yang lain. Kemampuan ini jabarkan lagi menjadi tiga, yakni
menerjemah, menafsirkan dan mengekstrpolasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan,
diantaranya mengubah, mempertahankan, membedakan, mempraktikan, menjelaskan,
menyatakan secara luas, menyimpulkan, memberi contih, melukis kata-kata sendiri,
maralmalkan, menuliskan kembali, meningkatkan.

3. Penerpan (application)

Yaitu jenjang kemampuan untuk menuntut peserta didik untuk menggunkan ide - ide
umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata
kerja operasional yang digunakan, diantaranya mengubah menghitung,
mendemonstrasikan,mengungkapkan,mengerjakan dengan teliti, menjalankan, memanipulasikan
dan menghubungkan, menunjukan, memecahkan dan menggunkan.

4. Analis (analysis)

Yaitu jenjang kemampuan yang menuntu peserta didik untuk menguraikan situasi atau
keadaan tertentu kedalam unsur-unsur ataupun komponen pembentukannya. Kemampuan analisi
dikelompok menjadi tiga yaitu, analis unsur, analisis hubungan analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi. Kata kerja operasional yang dapat digunkan diantaranya mengurai, membuat
diagram, memisah-misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar,
menghubungkan dan merinci.16

16
Ahmad Suryadi, eEvaluasi Pembelajaran Jilid 1 (Jakarta IKAPI, 2020), 27.

11
5. Sintesis (synthesis)

Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang
baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan,
rencana ataupun mekanisme. Kata kerja operasional yang dapat di gunkankan diantaranya,
menggolongkan, menggabungkan, memodifikasi, menhimpun, menciptkan, merencankan,
merekonstruksikan, menyusun, membangkitkan mengorganisasi, merevisi, menyimpulkan
menceritakan.

6. Evaluasi (evaluation)

Yaitu jenjang kemampuan yang menuntu peserta didik untuk mengevaluasi suatu
evaluasi suatu situasi, kadaan pernyataan atau konsep bedasarkan kriteria tertentu. Hal penting
dalam evaluasi ini adalah menciptkan kondisi sedemikian kondisi sedemikian rupa sehingga
peserta didik mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk megevaluasi sesuatu. Kata
kerja operasional yang dpat digunakan, diantaranya menilai, membandingkan, mengkritik,
mebeda-bedakan, mempertimbangkan kebeneran, menyokong, menafsirkan dan menduga.17

b. Domain Efektif (affective domain)

yaitu internalisasi sikap yang menunjukan ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi apabila
peserta didik dapat menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap
sehinga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku.
Domai afktif tediri dari beberapa jenjang kemampuan, yaitu:

1) Kemampuan menerima (receiving) yaitu jenjang kemampuanyang menuntut peserta didik


untuk peka terhadapa eksistensi penomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan diawali dengan
penyadaran kemapuan untuk menrima dan memperhatikan kata kerja operasina yang dapat
digunakan, diantarnya menanyakan, memilih, menggambarkan,mengikuti, memberikan,
berpegang teguh, menajwab, menggunakan.

2) Kemauan menanggapi/ menjawab (responding), yaitu jenjang kemampuan yang


menuntut peserta didik untuk tidak hanya peka suatu fenimena, tetapi juga bereaksi terhadap
salah satu cara, penekanannya pada kemauan eserta didik untuk menjawab secara sukarela,

17
Ngalim Purwanto, Perinsip-perinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT. Rosdakarya, 2008), 30.

12
membaca tanpa di tugaskan. Kata kerja operasional yang dapat digunkan, diantaranya,
menjawab, membantu, memperbincagkan, mebri nama, menunjukan.

II.7. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif sistem pembelajaran


Jika tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui keefektifan sistem pembelajaran, maka ruang
lingkup evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut.
a Program pembelajaran yang meliputi:
1. Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar
Yaitu target yang harus di kuasia peserta didik dalam setiap pokok bahasan atau topik kriteria
yang digunakan untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar ini
adalah keterkaitannya dengan tujuan kurikuler atau setandar kompetensi dari setiap bidang
studi atau mata pelajaran dan tujuan kelembagaan, kejelasan rumusan kompetensi dasar
kesesuaiannnya dengan tingkat perkembangan peserta didik prengembangannya dalam
bentuk hasil belajar dan indikator, penggunaan kata kerja operasional dalam indikator, dan
unsur-unsur penting dalam kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator .
2.   Isi atau materi pembelajaran
Yaitu isi kurikulum yang berupa topik/ pokok bahasan dan sub topik atau sub pokok
bahasan serta rinciannya dalam setiap bidang atau mata pelajaran. Isi kurikulum tersebut
memiliki tiga unsur, yaitu logika (pengetahuan benar salah, berdasarkan prosedur keilmuan),
etika (baik-buruk), dan estetika (keindahan). 18
3.     Metode pembelajaran,
Yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab,
diskusi, pemecahan masalah, dan sebagainya.
4. Media pembelajaran,
Yaitu alat-ayat yang membantu untuk mempermudah guru dalam menyampaikan
isi/materi pelajaran.
5.     Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.
6.     Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.
7.     Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunakan tes maupun nontes.
b.     Proses pelaksanaan pembelajaran meliputi :
1.     Kegiatan
18
Ahmad Suryadi, Evaluasi Pembelajaran , (Jakarta IKAPI, 2020), 27

13
2.     Guru
3.     Peserta didik
c.      Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek (sesuai dengan pencapaian indikator),
jangka menengah (sesuai dengan target untuk setiap bidang/mata pelajaran), dan jangka
panjang (setelah peserta didik terjun ke masyarakat).
II.8. Ruang lingkup  evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilain proses dan
hasil belajar
a.     Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat, yang meliputi : bagaimana sikap peserta
didik terhadap guru, mata pelajaran, orang tua, suasana sekolah, lingkungan, metode dan
lain-lain.
b.     Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran, yang meliputi :
apakah peserta didk sudah memahami tugas-tugasnya sebagai warga negara, warga
masyarakat, warga sekolah dan sebagainya.
c.      Kecerdasan peserta didik, yang meliputi : apakah peserta didik sampai pada taraf tertentu
sudah dapat memecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
d.     Perkembangan jasmani/kesehatan, yang meliputi : apakah jasmani peserta didik sudah
berkembang secara harmonis? Apakah peserta didik sudah mampu menggunakan anggota-
anggota badannya dengan ceketan? Dan lain-lain.
e.      Keterampilan, yang meliputi : apakah peserta didik sudah terampil membaca, menulis dan
berhitung? Apakah peserta didik sudah terampil menggunakan tanganna untuk
menggambar,olah raga, dan sebagainya?.
Dalam komponen kurikulum dan hasil belajar, setiap mata pelajaran terdapat tiga
komponen penting, yaitu komponen dasar, hasil belajar, dan indikator pencapain hasil
belajar.
Komponen belajar merupakan pernyataan minimal tentang pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
setelah peserta didik menyelesaikan suatu pokok bahasan atau topik mata pelajaran tertentu.
Kompetensi menentukan apa yang harus dilakukan peseta didik untuk mengerti,
menggunakan, meramalkan, menjelaskan, mengapresiasi atau menghargai. Kompetensi
adalah gambaran umum tentang apa yang dilakukan peserta didik. Cara menilai peserta didik
sudah meraih kompetensi tertentu secara tidak langsung digambarkan di dalam pernyataan

14
tentang kompetensi, sedangkan rincian tentang apa yang diharapkan dari peserta didik
digambarkan dalam hasil belajar dan indikator. Dengan demikian, hasil belajar merupakan
gambaran tentang apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan peserta didik. Hasil
belajar ini merefleksikan keluasan, kedalaman, kerumitan dan harus digambarkan secara jelas
serta dapat diukur teknik-teknik penilain tertentu. Perbedaan antara kompetensi dengan hasil
belajar terdapat pada batasan dan patokan-patokan kinerja peserta didik yang dapat diukur.
Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik
dalam mencapai pembelajaran dan kinerja yang diharapkan. Indikator hasil belajar
merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam berkomunikasi secara
spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Peserta
didik diberi kesempatan untuk menggunakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
yang sudah mereka kembangkan selama pembelajaran dan dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang sudah ditentukan. Selama proses ini, guru dapat menilai apakah peserta didik telah
mencapai suatu hasil belajar yang ditunukan dengan pencapaian beberapa indikator dari hasil
belajar tersebut. Apabila hasil belajar peserta didik telah direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak, maka peserta didik tersebut telah mencapai suatu kompetensi. Dengan
demikian, penilaian harus mengacu pada ketercapaian standar nasional yang didasarkan pada
hasil belajar dan indikator hasil belajar. 19
Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dan penilaian hasil belajar di atas merupakan
aspek-aspek minimal yang harus dievaluasi oleh guru dalam pembelajaran. Aspek-aspek
tersebut masih bersifat umum dan global. Oleh karena itu, perlu diperinci lagi sampai pada
tingkat operasional dan speifik sehingga aspek-aspek itu betul-betul dapat dikukur ( measur-
able) dan dapat diamati observable. Untuk mengukur aspek-aspek tersebut, guru harus
membuat instrumen evaluasi atau penilaian secara bervariasi, baik tes maupun non-tes.
II.9. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas
Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang
dikeluarkan oleh departemen pendidikan nasional (2004), maka ruang lingkup penilaian
berbasis kelas adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi dasar mata pelajaran

19
Diakses di : https://bustomipls.blogspot.com/2018/04/konsep-dan-ruang-lingkup-evaluasi_8.html?m=1
pada tanggal 03 Maret 2022 pukul 18:23 wib.

15
Kompetensi dasar pada hakikatnya dalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik
menyelesaikan suatu aspek atau sibjek mata pelajarn tertentu. Kompetensi dasar ini
merupakan standar kompetensi minimal mata pelajaran. Kompetensi dasar merupakan
bagian dari kompetensi tamatan. Untuk mencapai kompetensi dasar, pelu adanya materi
pembelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Bertitik tolak dari materi
pembelajaran inilah dikembangkan alat penilaian.
b. Kompetnsi rumpun pembelajaran
Kompetensi pelajaran merupakan kumplan dari mata pelajaran atau disiplin ilmu yang
lebih spesifik. Misalnya, rumpun mata pelajaran sains merupakan kumpulan dari disiplin
ilmu fisika, kimia, dan biologi. Penilaian kompetensi rumpun pelajaran dilakukan dengan
mengukur kompetensi rumpun tamatan. 20
c. Kompetensi lintas kurikulum
Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetnsi yang harus dikuasai peserta didik
melalui seluruh rumpun pelajaran dalam kurikulum. Penilaian tingkat penguasaan
kompetensi lintas kurikulum ini dilakukan terhadap hasil belajar dari setiap rumpun
pelajaran dalm kurikulum. Kompetensi lintas kurikulum diharapakan dikuasai peserta didik
adalah
1. Menjalankan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab terutama dalam menjamin
perasaan aman dan menghargai sesama,
2. Menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain,
3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep dan teknik numerik dan spesial,
mencari dan menyusun pola, struktur dan hubungan,
4. Menemukan pemecahan masalh baru,
5. Berfikir kritis dan bertindak sistematis dalam setiap pengambilan keputusan,
6. Berwawasan kebangsaan dan global,
7. Beradab, berbudaya, bersikap religius, bercitarasa seni, susila, kreatif,
8. Berfikir terarah/terfokus,
9. Percaya diri dan komitmen dalam bekerja.
d. Kompetensi tamatan
20
Diakses di : https://bustomipls.blogspot.com/2018/04/konsep-dan-ruang-lingkup-evaluasi_8.html?m=1
pada tanggal 03 Maret 2022 pukul 20:23 wib.

16
Kompetensi tamatan ini merupakan batas dan arah kompetensi yang harus dimiliki
peserta didik setelah mengikuti berbagai mata pelajaran tertentu. Singkatnya, untuk
meluluskan atau menamatkan peserta didik pada jejang pendididkan tertentu, diperlukan
kompetensi tamatan.
e. Penyampaian keterampilan hidup
Penguasaan berbagai kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi
rumpun pelajaran dan kompetnsi tamatan melalui berbagai pengalaman belajar dapat
memberikan efek positif dalam bentuk kecakapan hidup. Jenis-jenis kecakapan hidup yang
perlu dinilai, antara lain:
1.     Keterampilan pribadi,
2.     Keterampilan sosial,
3.     Keterampilan akademik,
4.     Keterampilan vokasional. 21
III. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Ruang lingkup evaluasi pembelajaran
adalah suatu proses kegiatan yang sistematis yang bersifat interaktif dan komunikatif antara
pendidik Guru dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu
kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik dikelas maupun
diluar kelas dihaidir guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang dientukan.
Maka Ruang lingkup evaluasi pembelajaran berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri.
Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran.

IV. Daftar Pustaka

Arifin Zainal, Evaluasi Pembelajaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016.


Hairun Yahya Evaluasi dan Penilaian dalam pembelajaran, Yogyakarta: Budi Utama, 2020.
Indrawan Irjus, Manajemen Personalia dan Kearsipan Sekolah ,Yogyakarta:IKAPI, 2019.
Irwantoro Nur, Kopetensi Padagogik, Surabaya: Genta Group Production, 2019.
Komarudin, Kurikulum Berbasis Sekolah, Jakarta Timur: UNJ PRESS, 2020.

21
Diakses di : https://bustomipls.blogspot.com/2018/04/konsep-dan-ruang-lingkup-evaluasi_8.html?m=1
pada tanggal 03 Maret 2022 pukul 23:34 wib.

17
Rohmah Noer, Psikologi Pendidikan, Surabaya: CV. Jakad Media Publishing, 2020.
Suryadi Ahmad, Evaluasi Pembelajaran Jilid 1 Jakarta IKAPI, 2020.
Yusuf Suryana Nur Irwantoro, Kompetensi Pedagogik Genta Group Production,2006.
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
Indrawan Irjus Manajemen Personalia dan Kearsipan Sekolah Yogyakarta:IKAPI, 2019.
V. Sumber Lain
Akhmad Fauzi, Manajemen Kinerja ( Surabaya: Airlangga University Press, 2020 ) 67. Diakses
di:https://books.google.co.id?books?
id=hMjjDwAAQBAJ&pg=PA677dq=defenisi+evaluasi+menurut+para+ahli&hl=id&sa. Pada
tanggal Rabu 02 Maret 2022 pukul 11:54 WIB
Diakses di : https://bustomipls.blogspot.com/2018/04/konsep-dan-ruang-lingkup-
evaluasi_8.html?m=1 pada tanggal 03 Maret 2022 pukul 18:20 WIB.
Diakseshttps://books.google.co.id?books?
id=1Pr3DwAAQBAJ&pg=PA62&dq=Pengertian+evaluasi+menurut+beberapa+ahli&hl=id&sa=
X&ved. Pada tanggal Rabu 02 Maret 2022 pukul 09:34 WIB
Diakseshttps://books.google.co.id?books?
id=1Pr3DwAAQBAJ&pg=PA62&dq=Pengertian+evaluasi+menurut+beberapa+ahli&hl=id&sa=
X&ved. Pada tanggal Kamis 03 Maret 2022 pukul 12:10 WIB
https://books.google.co.id/books?
id=NsfZDwAAQBAJ&pg=PT210&dq=Pengertian+Evaluasi+Secara+terminologi&hl=id&sa=x
&ved. Pada tanggal Rabu 02 Maret 2022 pukul 08.30 WIB.
https://www.tripven.com/ruang-lingkup/Diakses pada 01 Maret 2022 Pukul 14:20 WIB.
Irjus Indrawan, Manajemen Personalia dan Kearsipan Sekolah (Yogyakarta:IKAPI, 2019), 62.
Diakses di: https://books.google.co.id?books?
id=1Pr3DwAAQBAJ&pg=PA62&dq=Pengertian+evaluasi+menurut+beberapa+ahli&hl=id&sa=
X&ved. Pada tanggal Kamis 03 Maret 2022 pukul 15:30 WIB
Link Google Book: https://books.google.co.id/books?id=w4bgDwAAQBAJ&pg=PA24-
IA1&dq=Pengertian+evaluasi+secara+etimologi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjxiYy-
t6nuAhUl7nMBHWz_Dp4Q6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=Pengertian%20evaluasi
%20secara%20etimologi&f=false, diakses pada senin 01 Maret 2022 pukul 12:20 WIB

18
19

Anda mungkin juga menyukai