Anda di halaman 1dari 10

SONANG VERONIKA BUTARBUTAR

2106679513
MAGISTER PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Terapi Medikasi Diabetes Mellitus


Terapi Insulin
Tujuan pemberian terapi insulin:
 Insulin menurunkan produksi keton dengan menurukan suplai asam lemak bebas yang
berasal dari jaringan adiposa. Insulin menghambat gluconeogenesis hati. Hal ini
menghambat penambahan glukosa lebih lanjut ke dalam CES.
 Insulin juga memulihkan sintesis protein selular.
 Pemberian insulin dalam jumlah yang cukup memungkinkan metabolisme karbohidrat
penderita normal.
Insulin
Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM adalah:
 DM dengan berat badan menurun cepat/kurus.
 Ketoasidosis, asidosis laktat dan koma hiperosmolar.
 DM yang mengalami stres berat.
 DM dengan kehamilan.
 DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau
kontraindikasi obat tersebut.
Jenis Kerja Preparat
Kerja pendek Actrapid human 40/humulin
Actrapid human 100
Kerja sedang Monotard human 100
Insulatard
NPH
Kerja panjang PZL
Campuran kerja pendek dan sedang/panjang Mextard
Table Preparat insulin yang tersedia

Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah, lalu dinaikkan perlahan-
lahan sesuai dengan hasil glukosa darah pasien. Jika pasien sudah diberikan sulfonylurea
dan metformin sampai dosis maksimal namun kadar glukosa dengan metformin. Jika cara
ini tidak berhasil juga, dipakai kombinasi sulfonilaria dan metformin.
Obat anti diabetes
Golongan Nama Generik Nama Dagang Dosis
Sulfonylurea Chlorpropamide Diabenese 250-500
Glibenclamid Daonil, euglucon mg
Gliquidone Glurenorm 2,5-15 mg
Gliclazide Diamicron 30-120 mg
Glipmepride Minidiab, Glicotrol 20-320 mg
Amary 2,5-20 mg
1-8 mg
Biguanides Metformin Glucophage, Diabex 0,5-3 mg
Alpha Glucosidase Acarbose Glucobay 50-600 mg
inhibitor
Meglitinides Nateglinides Starlix 180-540
Repaglinides Novonorm mg
0,5-16 mg
Tiazolidinediones Pioglitazone Actos 15-30 mg
Rosiglitazone Avandia 4-8 Mg

Mekanisme Kerja Obat Anti Diabetes


1. Sulfonyluera
Obat golongan ini digunakan untuk menurunkan glukosa darah, obat ini merangsang
sel beta dari pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Jadi syarat
pemakaian obat ini adalah apabila pankreas masih baik untuk membentuk insulin,
sehingga obat ini hanya bisa dipakai pada diabetes tipe 2.
Efek Samping: sulfonylurea bisa menyebabkan hipoglikemia, terutama bila dipakai
dalam 3-4 bulan pertama pengobatan akibat perubahan diet dan pasien mulai sadar
berolahraga serta minum obat. Apabila ada gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis
perlu diperhatikan karena lebih mudah timbul hipoglikemia. Namun secara umum obat
ini baik untuk menurunkan glukosa darah.
2. Biguanides
Obat biguanides memperbaiki kerja insulin dalam tubuh, dengan cara mengurangi
resistensi insulin. Pada diabetes tipe 2, terjadi pembentukan glukosa oleh hati yang
melebihi normal. Biguanides menghambat proses ini, sehingga kebutuhan insulin
untuk mengangkat glukosa dari darah masuk ke sel berkurang, dan glukosa darah
menjadi turun.
Efek Samping: Metformin biasanya jarang memberikan efek samping. Tetapi pada
beberapa orang bisa timbul keluhan terutama pada saluran cerna, misalnya:
a. Gangguan pengecapan.
b. Nafsu makan menurun.
c. Mual, muntah.
3. Alpha-Glucosidase Inhibitors
Obat golongan ini bekerja di usus, menghambat enzim di saluran cerna, sehingga
pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat di usus menjadi
berkurang. Hasil akhir dari pemakaian obat ini adalah penyerapan glukosa ke darah
menjadi lambat, dan glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik.
Efek Samping: Obat ini umumnya aman dan efektif, namun ada efek samping yang
kadang mengganggu, yaitu perut kembung, terasa banyak gas, banyak kentut, bahkan
diare. Keluhan ini biasanya timbul pada awal pemakaian obat, yang kemudian
berangsur bisa berkurang.
4. Meglitinides
Golongan obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas secara cepat dan
dalam waktu singkat. Termasuk golongan obat ini adalah Repaglinide (Novonorm) dan
Nateglinide (Stariix). Efek samping meskipun sama seperti sulfonylurea, efek samping
hipoglikemia boleh dikatakan jarang terjadi. hal ini disebabkan oleh efek rangsangan
pelepasan insulin hanya terjadi pada saat glukosa darah tinggi.
5. Thiazolidinediones
Obat ini baik bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi insulin, karena bekerja
dengan merangsang jaringan tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, sehingga
insulin bisa bekerja dengan lebih baik, glukosa darah pun akan lebih banyak diangkut
masuk ke dalam sel, dan kadar glukosa darah akan turun. Selain itu, obat
thiazolidinediones juga menjaga hati agar tidak banyak memproduksi glukosa. Efek
menguntungkan lainnya adalah obat ini bisa menurunakn trigliserida darah.
Efek Samping: Beberapa efek merugikan yang timbul adalah bengkak, berat badan
naik, dan rasa capai. Efek serius yang jarang terjadi adalah gangguan hati.
Penatalaksanaan Komplikasi Diabetes Mellitus
Apa Bahaya DM yang tidak terkontrol
1. Komplikasi akut (dalam waktu cepat) dan dapat berakhir dengan kematian.
a. Hipoglikemia (kadar glukosa darah terlalu rendah < 70 mg/dl).
 Terjadi bila diabetesi minum obat tablet atau menggunakan obat suntik
(insulin) disertai mengonsumsi makanan terlalu sedikit dan atau latihan fisik
terlalu berat sehingga kadar glukosa darahnya turun terlalu rendah.
 Mengonsumsi obat anti diabetes tidak sesuai petunjuk dokter.
 Respon diabetesi terhadap obat anti diabetes berlebihan.
 Gejala Hipoglikemia: Badan terasa lemas, lapar, pusing, gemetar, penglihatan
kabur, keringat berlebih, kejangkejang, kebingungan dan detak jantung yang
cepat, bisa menyebabkan pingsan.
Gula Darah Rendah atau Hipoglikemi:
 Adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah
berada di bawah kadar normal dan merupakan komplikasi yang paling umum
terjadi pada individu dengan diabetes.
 Dapat terjadi karena berbagai alasan termasuk aktifitas fisik berlebihan,
penggunaan dosis insulin/obat antidiabetes atau tidak cukup makan/terlambat
makan.

Tips Untuk Mengatasi Gula Darah Rendah :


1. Mengonsumsi larutan air gula atau makanan tinggi gula seperti permen.
Larutan air gula dapat dibuat dengan cara melarutkan 2 sdm gula pasir ke
dalam satu gelas air putih.
2. Jika setelah 15 menit keluhan hipoglikemia masih tetap ada, minum kembali
larutan air gula atau makanan tinggi gula.
3. Jika hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sudah mencapai normal, maka
segera mengonsumsi makanan utama atau selingan.
4. Segera berkonsultasi dengan dokter.
b. Hiperglikemia (Kadar glukosa darah sangat tinggi > 300 mg/dl).
 Dapat menyebabkan gangguan penurunan kesadaran, mengalami infeksi yang
berulang dan Penurunan Berat Badan.
 Gejala : Sering merasa kehausan, mulut terasa kering, buang air kecil
meningkat, kulit terasa kering, penglihatan menjadi buram/kabur, pusing, nafas
terengah-engah dan bau nafas tak sedap.

2. Komplikasi kronis (dalam waktu lama)


a. Gangguan ginjal: nefropati
b. Gangguan mata/penglihatan: retinopati diabetic
c. Gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada kaki: neuropati
diabetes.
d. Penyakit jantung dan pembuluh darah: arteri coroner

Penatalaksanaan Kegawatan Diabetes Mellitus


Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan untuk pasien yang mengalami DKA antara lain sebagai berikut:
 Meningkatkan volume sirkulasi dan perfusi jaringan
 Mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit
 Menurunkan glukosa serum
 Mengoreksi ketoasidosis
 Menentukan kejadian pencetus
Penatalaksanaan Kegawatan Diabetes Mellitus

Evaluasi awal lengkap. Mulai pemberian cairan IV 1,01 NaCl 0,9% setiap jam pada permulaan (15-20 ml kg*jam)

Cairan IV Insulin Kalium Kaji Kebutuhan Terhadap Bikarbonat

Jalur IV Jalur SC/IM pH <6,9 pH 6,9-7 pH >7,0


Penentuan status hidrasi Jika K* serum <3,3 Eq/l
tahan insulin dan
Insulin: Regular Insulin: Regular berikan 40 mEq K NaHCO2 cair NaHCO2 cair
Syok Hipotensi Syok
0,15 unit/kg 0,4 unit/kg ½ setiap jam (2/3 KCL dan (100 mmol) (50 mmol) Tidak
hipovolemik ringan kardiogenik
secara bolus IV bolus IV, ½ 1/3 KPO4) sampai K* dalam 400 ml dalam 200 ml diberikan
IM/SC ≥3,3 mEq/l H2O infusi H2O infusi NaHCO2
dengan kece- dengan kece-
Pemberian NaCl Pemantauan
patan 200 patan 200
0,9% (1,0 L/jam) hemodinamik
0,1 unit*kg-1 0,1 unit*kg-1 Jika K* serum ≥5,0 ml/jam ml/jam
dan/atau
ekspander *jam-1 infusi *jam-1 insulin mEq/l jangan berikan
plasma insulin IV regular SC/IM K* tetapi periksa K*
setiap 2 jam Setiap pemberian NaHCO2 setiap 2
Evaluasi koreksi Na serum
jam sampai pH >7,0. Pantau K*
Jika glukosa serum tidak turun mencapai serum
Na Na Na 50-70 mg/dl pada jam pertama
Jika K* serum <3,3 Eq/l
serum tinggi serum normal serum rendah
tetapi <5,0 mEq/l,
Infusi insulin Berikan insulin IV
ganda setiap jam bolus setiap jam berikan 20-30 mEq K*
NaCl 0,45% NaCl 9% sampai kadar (10 unit) sampai pada setiap liter cairan
(4-14ml *kg-1 jam-1) (4-14ml *kg-1 jam-1) glukosa turun kadar glukosa IV (2/3 sebagai KPO4)
bergantung pada bergantung pada mencapai 50-70 turun mencapai
status hidrasi status hidrasi untuk menjaga K*
mg/dl 50-70 mg/dl serum pada nilai 4-5
mEq/l
Ketika kadar glukosa serum mencapai 250 mg/dl

Ganti dekstrosa 5% dengan NaCl 0,45% dengan kecepatan 150-250 ml/jam disertai Periksa elektrolit, BUN, kreatinin, dan glukosa setiap 2-4 jam sampai stabil. Setelah resolusi DKA,
insulin yang adekuat (0,05-0,1 unit*kg*jam -1 infusi IV atau 5-10 unit SC setiap 2 jam) jika pasien puasa, lanjutkan insulin IV dan berikan tambahan dengan insulin teratur SC sesuai
untuk menjaga kadar glukosa serum antara 150 dan 200 mg/dl sampai tercapai kebutuhan. Jika pasien dapat makan, mulai terapi insulin mutidosis dan berikan sesuai
pengendalian metabolik. kebutuhan. Lanjutkan infuse insulin IV selama 1-2 jam setelah insulin SC dimulai untuk
memastikan kadar insulin plasma yang adekuat. Lanjutkan untuk mencari faktor pencentus.
Pengaturan Diet Penderita Diabetes Mellitus
Tujuan utama pengaturan diet penderita Diabetes Mellitus
 Menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
 Mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya hipoglikemia pada pola
aktivitas penderita.

Cara Pengaturan Makanan


Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan
aktivitas. Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti: nasi, lontong, ketan, kentang
dan lain-lain. Dikurangi jumlahnya dari kebiasaan sehari-hari.

Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana/mudah diserap seperti: gula pasir,


gula jawa, sirup selesai, manisan, buah-buahan, susu kental manis, minuman botol ringan,
dodol, es krim, kue-kue manis, bolu, abon, dendeng dan sarden.

Bahan makanan yang diperbolehkan:


 Lauk hewani dan nabati dalam jumlah yang cukup sesuai yang dianjurkan.
 Buah-buahan dalam jumlah cukup.
 Aneka ragam sayuran untuk memberikan rasa kenyang dan kandungan serat tinggi.
 Minyak dan garam dalam jumlah yang tidak berlebihan.

Jumlah makanan yang dimakan dalam satu hari dibagi dan diatur dengan baik terutama
bagi penderita yang menggunakan obat dan suntikan insulin.

Untuk mengganti gula dapat digunakan sakarin dengan perbandingan 1 gelas minuman
digunakan 2 tablet sakarin atau 1/4 sendok teh sakarin kristal. Bila menggunakan sakarin
jangan dipanaskan karena dapat memberikan rasa pahit.

Diet Diabetes Millitus (DM) dilakukan dengan pola makan sesuai dengan aturan 3J
(Jumlah, Jenis dan Jadwal Makan)
JUMLAH:
Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai yaitu BB yang dirasa
nyaman untuk seorang diabetesi. Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan
hasil konseling gizi.
JENIS
a. Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan Konsep Piring
Makan Model T, yang terdiri dari:
 KELOMPOK SAYURAN: ketimun, labu siam, tomat, wortel, bayam, dll.
 KARBOHIDRAT: nasi, kentang, jagung, ubi, singkon, dll.
 PROTEIN: ikan, telur, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, dll.
Pengelolaan sayur, karbohidrat, protein tidak menggunakan gula, garam dan
lemak yang berlebihan.
b. Jenis makanan selingan (diantara dua waktu makan) diutamakan dari kelompok buah-
buahan yang kandungan gulanya relatif aman yaitu pepaya, salak, melon, jeruk,
bengkoang, apel, dll. Hindari buah-buahan musiman dan yang diawetkan.
JADWAL:
Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3x makanan selingan mengikuti prinsip
porsi kecil.

Perencanaan Makanan (Meal Planning) Penderita Diabetes Mellitus


Standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat
(60-70%), protein (10-15%), lemak (20-25%). Apabila diperlukan santapan dengan
komposisi karbohidrat sampai 70-78% juga memberikan hasil yang baik, terutama untuk
golongan ekonomi rendah. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,
umur, stre akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah
kandungan kolestrol <30 mg/hari. Jumlah kandungan serat kurang lebih 25 g/hari,
diutamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi. Pemanis
dapat digunakan secukupnya [consensus perkumpulan endokrinologi Indonesia
(PERKENI)].

Cara menghitung kalori pasien DM.


Tentukan terlebih dahulu berat badan ideal untuk mengetahui jumlah kalori basal pasien
DM. Cara termudah adalah perhitungan menurut Bocca:
BB ideal = (TB dalam cm - 100x 1kg.
Kemudian hitung jumlah kalori yang dibutuhkan. Ada beberapa cara untuk menentukan
jumlah kalori yang dibutuhkan seseorang pasien DM.
1) Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalihkan berat badan ideal dengan 30
untuk laki-laki dan 25 untuk wanita. Kebutuhan kalori sebenarnya harus ditambah lagi
sesuai dengan kegaitan sehari-hari. (Lihat tabel).
Ringan Sedang Berat
100-200 kkal/jam 200-350 kkal/jam 400-900 kkal/jam
Mengendarai mobil Rumah tangga Aerobic
Memancing Bersepeda Bersepeda
Kerja laboratorium Bowling Memanjat
Kerja sekretaris Jalan cepat Menari
Mengajar kerja Berkebun Lari
Golf Sepak bola
Sepatu roda Tenis
Tabel daftar kalori yang dikeluarkan pada berbagai aktivitas.

2) Kebutuhan basal dihitung seperti 1, tetapi ditambah kalori berdasarkan persentase


kalori basal.
a) Kerja ringan, ditambah 10% dari kalori basal.
b) Kerja sedang, ditambah 20% dari kalori basal.
c) Kerja berat, ditambah 40-100% dari kalori basal.
d) Pasien kurus, masih tumbuh kembang, terdapat infeksi, sedang hamil atau
menyusui, ditambah 20-30%.

3) Kebutuhan kalori dihitung berdasarkan tabel.


Dewasa Kkal/BB Ideal
Kerja Santai Kerja Sedang Kerja Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50

4) Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:


a) Pasien kurus = 2300-2500 kkal.
b) Pasien normal = 1700-2100 kkal.
c) Pasien gemuk = 1300-1500 kkal
Konsumsi Alkohol
Bahaya konsumsi alkohol:
 Menyebabkan gangguan penurunan fungsi seperti penilaian yang buruk.
 Reaksi pengambilan keputusan lama.
 Kewaspadaan yang rendah.
 Penurunan tajam penglihatan.

Berikut ini adalah dampak alkohol terhadap kesehatan:


 Melemahkan otot jantung dan meningkatkan risiko serang jantung, stroke dan
hipertensi.
 Peradangan pankreas.
 Kerusakan otak.
 Infeksi paru-paru.
 Kerusakan hati.
 Kerusakan ginjal.

REFERENCE
Buku Pintar Kader. (2019). Posbindu. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Manurung, Nixson, (2018). Keperawatan Medikal Bedah. Konsep Mind Mapping dan
Nanda NIC NOC. Jilid 1. Trans Info Media, Jakarta.

Morton, P.G. (2011). Keperawatan Kritis. Vol. 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Perkeni. 2011. Empat Pilar Pengelolaan Diabetes. (online). (diupdate 11 November


2011). http:/www.smallcrab.com/. [diakses 20 November 2011].

Anda mungkin juga menyukai