Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Telenursing N-SMSI (Ners - Short Message Service Intervention) Dalam

Perawatan Pasien CHF Rawat Jalan

Lalu Ahmad Habib Khairussyar’i

Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Email : sakuratrider@gmail.com

Abstrak
Pasien dengan CHF seringkali mengalami perburukan kondisi diakibatkan sering terlambat
minum obat. Penggunaan teknologi komunikasi informasi dalam penyediaan perawatan untuk
pasien dengan penyakit jantung terbukti menjadi strategi yang berguna untuk mengatasi masalah
ini. Keberhasilan manajemen pasien CHF tergantung pada telemonitoring, kepatuhan terhadap
pengobatan, pemberian pedoman, dan komunikasi sehari-hari. Berbagai faktor yang dapat
menyebabkan pasien lupa minum obat adalah perilaku pasien, petugas pengawas minum obat
yang tidak telaten, maupun program atau sistem layanan kesehatan yang tidak sesuai dengan
standar dan mutu yang telah ditetapkan, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan gagal jantug
kronis yang lebih parah. Ners-Short Message Service Intervention (N-SMSI) merupakan sistem
informasi yang dapat dikembangkan untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi. Tujuan
artikel ini adalah menganalisa penerapan telenursing N-SMSI sebagai sarana informasi dan
pemantauan perawatan pasien CHF yang dapat membantu pasien CHF mempertahankan kondisi
jantung tetap stabil. Metode Penulisan artikel ini adalah studi literature dengan menggunakan
berbagai literature terkait penerapan N-SMSI terutama dalam kepatuhan minum obat sehingga
mencegah terjadinya perburukan kondisi. Hasilnya adalah N-SMSI ini dapat dimanfaatkan
dalam pemantauan kepatuhan pasien dalam konsumsi obat-obat yang umum diberikan pada
pasien CHF yakni ACE Inhibitor, Diuretik, Beta Bloker dan obat tambahan untuk penyakit
penyerta. Selain itu juga, N-SMSI dapat direkomendasikan tidak hanya diterapkan pada pasien
CHF tetapi pada kasus penyakit lain yang membutuhkan pemantauan perawatan yang
berkelanjutan.

Kata Kunci :Telenursing, Ners - Short Message Service Intervention, Perawatan Pasien
CHF.

Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure adalah suatu

Penyakit Congestive Heart Failure keadaan dimana jantung tidak dapat

(CHF) merupakan masalah yang menjadi memompa darah yang mencukupi untuk

perhatian dunia saat ini dimana Congestive kebutuhan tubuh yang dapat disebabkan oleh

Heart Failure (CHF) merupakan salah satu gangguan kemampuan otot jantung

penyebab kematian tertinggi di dunia. berkontraksi atau meningkatnya beban kerja


dari jantung. Gagal jantung kongestif diikuti diperlukan program penanggulangan CHF
oleh peningkatan volume darah yang melalui telenursing.
abnormal dan cairan intertisial jantung. Telenursing adalah penggunaan
(Fajriansyah, 2016) telekomunikasi dan teknologi informasi
Pasien CHF pada umumnya harus untuk menyediakan pelayanan keperawatan
diberikan sedikitnya empat jenis pengobatan dari jarak jauh dengan teknologi informasi,
yakni ACE Inhibitor, Diuretik, Beta Bloker komunikasi dan computer (Mar’ah Has,
dan obat tambahan untuk penyakit penyerta. 2015). Pengembangan model dalam
. Dalam laporan World Health telenursing ini yang tidak mengeluarkan
Organization (WHO) menyebutkan 17,3 juta biaya yang tinggi adalah melalui N-SMSI
orang meninggal akibat penyakit (Ners- Short Message Services).
kardiovaskular pada tahun 2008 mewakili Pemantauan yang efisien terhadap
30% dari semua kematian global. Prevelensi kepatuhan minum obat pasien CHF melalui
penyakit kardiovaskular di Indonesia telah telenursing N-SMSI ini dapat dijadikan
menjadi pembunuh nomor satu dan contoh yang penting untuk diterapkan serta
prevalensi penyakit jantung di Indonesia dari dikembangkan oleh tenaga kesehatan di
tahun ke tahun semakin meningkat. Provinsi Indonesia khususnya. Dalam pemaparan dan
dengan prevalensi penyakit jantung koroner analisis pada penerapan dan pengembangan
≥ 15 tahun ialah provinsi Kalimantan Timur N-SMSI sebagai pencegahan peningkatan
(22%), Nusa Tenggara Timur (4,4%), prevalensi penyakit jantung di Indonesia,
Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan diharapkan dapat menjadikan alternatif
(2,9%). Sedangkan prevalensi terendah rujukan dalam penulisan artikel selanjutnya
terdapat di Provinsi Riau (0,3%), Lampung maupun menjadi referensi dalam penelitian
(0,4%), Jambi (0,5%), dan Banten (0,2%) yang berhubungan dengan telenursing
(Riskesdas, 2013). terhadap pasien CHF.
Dari data tersebut memberikan
informasi bahwa masalah Congestive Heart Kajian Literatur
Failure perlu mendapatkan perhatian dan Rumah sakit sebagai salah satu
penanganan yang baik. Mengingat pemberi layanan kesehatan rujukan utama
prevalensi yang tinggi dan dampak yang harus memiliki sarana dan prasarana yang
ditimbulkan cukup berat, maka dari itu dapat menunjang kesembuhan pasien.
Pemanfaatan telenursing di rumah sakit dibangun berbasis website, menginduk pada
menjadi salah satu indikator mutu pelayanan suatu provider email, sehingga metode ini
dari suatu penyedia layanan kesehatan. tidak memerlukan biaya yang besar.
Selain itu, ini merupakan tantangan dari (Anggana & Ikasari, 2019)
tenaga kesehatan dalam pemanfaatan Dalam artikel tersebut dapat
pelayanannya yang lebih luas lagi. disimpulkan bahwa Telenursing merupakan
Penggunaan teknologi informasi dan salah satu pengembangan teknologi yang
komunikasi secara elektronik sangat berguna untuk memberikan informasi serta
membantu, baik petugas kesehatan maupun pelayanan keperawatan dari jarak jauh.
pasien dalam meningkatkan status kesehatan Sejalan dengan perkembangan jaman dan
pasien yang lebih baik lagi, selain itu majunya teknologi, sistem informasi dan
menjadikan program pemerintah dapat teknologi semakin berkembang pesat dan
berjalan efektif, efisien, dan tepat guna lebih variatif dalam pemanfaatannya, salah
dalam pelaksanaannya. (Anggana & Ikasari, satunya adalah perkembangan telenursing
2019) keperawatan melalui pemanfaatan SMS
Telenursing merupakan salah satu yang digunakan sebagai upaya dalam
pemanfaatan dari perkembangan teknologi peningkatan status kesehatan pasien CHF di
dalam dunia keperawatan. Waktu demi rumah atau telah diperbolehkan rawat jalan.
waktu teknologi ini semakin berkembang Hal tersebut diterapkan guna memantau
dan lebih variatf dalam pemanfaatannya. N- kepatuhan pasien dalam minum obat serta
SMSI merupakan salah satu bentuk dimonitor sehingga dapat membantu pasien
telenursing yang digunakan sebagai minum obat.
intervensi dalam hal dokumentasi dan
pemantauan pasien CHF dalam kepatuhan
minum obat. N-SMSI dilakukan oleh tenaga
kesehatan dengan cara mengirimkan Short
Message Service (SMS) kepada pasien CHF
atau keluarga. SMS berisi pesan pengingat
minum obat dan nutrisi, dikirim setiap hari,
dengan frekuensi yang disesuaikan dengan .
jadwal minum obat pasien CHF. SMS yang
Daftar Pustaka

Badan penelitian dan pengembangan


kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
(2013). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas).
Badan penelitian dan pengembangan
kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
(2018). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas).
Fiya Diniarti, Epina Felizita, and H. (2019).
The Influence of Household Density
With the Event of Lung Tb in
Bengkulu. Journal of Nursing and
Public Health, 7(2), 1–7.
Kementrian Kesehatan RI. (2014).
Peraturan pemerintah Republik
Indonesia nomor 46 tahun 2014
tentang system informasi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai