Anda di halaman 1dari 27

Teknologi Kesehatan

Di Indonesia
Teknologi Kesehatan
Teknologi kesehatan adalah semua jenis intervensi yang digunakan
dalam bidang kedokteran/kesehatan guna tujuan promosi, prevensi,
skrining, penegakan diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan perawatan
jangka panjang. Teknologi kesehatan mencakup obat, bahan biologis,
prosedur medis maupun bedah, sistem penunjang, serta sistem
organisasi dan manajerial.
Dampak Perkembangan Teknologi Untuk Perkembangan Kesehatan

Telemedicine: Layanan kesehatan jarak jauh semakin populer di Indonesia,


terutama selama pandemi COVID-19. Platform telemedicine memungkinkan
pasien untuk berkonsultasi dengan dokter secara online, mengakses
informasi kesehatan, dan bahkan memesan obat-obatan secara daring.
Aplikasi Kesehatan: Berbagai aplikasi kesehatan telah dikembangkan untuk
membantu pengguna melacak kondisi kesehatan, mengelola pola makan,
dan menyediakan informasi medis yang mudah diakses. Aplikasi ini dapat
membantu dalam pencegahan penyakit dan pemantauan kondisi kronis.
Sistem Informasi Kesehatan: Peningkatan dalam pengelolaan data
kesehatan dan rekam medis elektronik membantu penyedia layanan
kesehatan untuk mengakses informasi pasien dengan lebih mudah dan
memfasilitasi koordinasi perawatan di antara berbagai fasilitas kesehatan.
Lanjutan….
Pemantauan Kesehatan Digital: Penggunaan perangkat wearable dan sensor kesehatan
semakin umum di Indonesia. Perangkat ini dapat digunakan untuk memantau aktivitas
fisik, denyut jantung, tingkat stres, dan parameter kesehatan lainnya.
Robotika di Bidang Kesehatan: Beberapa rumah sakit di Indonesia telah mulai
menggunakan robot untuk tugas-tugas tertentu, seperti pembersihan dan pengiriman
obat-obatan. Penggunaan robot ini dapat membantu mengurangi risiko penyebaran
infeksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
Teknologi Genomik: Pengembangan teknologi genomik memungkinkan identifikasi
risiko genetik terhadap penyakit tertentu dan membantu dalam diagnosis yang lebih
akurat. Meskipun belum sepenuhnya tersebar luas, penggunaan teknologi ini
diharapkan terus berkembang di masa mendatang.
Menurut Anbar (1984) teknologi kesehatan dipandang dari perspektif
peralatan secara praktis melibatkan semua jenis teknologi : akustik,
mekanik, elektrik dan elektronik; kimiawi, fisikokimiawi, elektromagnit
dan optik
Menurut Feeny (1986), teknologi kesehatan didefinisikan sebagai
seperangkat teknik- teknik, obat-obatan, prosedur yang digunakan oleh
profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan medis kepada
perorangan dan pelayanan kesehatan di masyarakat
Menurut UU RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan yang tercantum
dalam pasal 42 dinyatakan bahwa : Ayat 1. Teknologi dan produk
teknologi kesehatan diadakan diteliti, diedarkan dan dikembangkan dan
dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat. Ayat 2. Teknologi kesehatan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) mencakup segala metode
dan yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi
adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit,
menyembuhkan, memperkecil komplikasi dan memulihkan kesehatan
setelah sakit.
Teknologi kesehatan dapat
diklasifikasikan:
Berdasarkan pada jenis teknologi yang digunakan
Berdasarkan pada tujuan atau manfaat penggunaan teknologi
Berdasarkan pada perkembangan dan pemanfaatannya
Berdasarkan pada jenis teknologi yang digunakan

Obat, misalnya antibiotik, aspirin, statin


Zat biologis, seperti vaksin, produk darah, terapi sel
Alat, misal pacu jantung, kit uji diagnostik
Tata laksana medis dan bedah, misal penutupan defek jantung
bawaan, apendektomi, minimally invasive surgery
Sistem penunjang, misalnya sistem rekam medis elektronik, sistem
telemedicine, formularium obat, bank darah
Sistem organisasi dan manajerial: misal sistem asuransi, diagnostic
related group (DRG)
Berdasarkan pada tujuan atau manfaat penggunaan teknologi

Promotif yakni semua kegiatan dalam bidang kesehatan yang


mengutamakan pengenalan aspek kesehatan, anjuran hidup sehat dan
sebagainya
Preventif, yakni kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit atau
mengurangi risiko, atau membatasi gejala sisa, misalnya program
imunisasi, program pengendalian infeksi di rumah sakit
Skrining adalah prosedur deteksi dini penyakit pada subyek tanpa
keluhan, misalnya: Pap smear, mamografi, uji tuberculin
Diagnostik yakni proses untuk menentukan penyakit atau kondisi
kesehatan pada subyek dengan gejala atau tanda klinis, misalnya EKG,
MRI, kateterisasi jantung
Lanjutan….
Kuratif yakni kegiatan untuk menyembuhkan, atau mengurangi penderitaan
akibat penyakit, mengendalikan penyakit atau cacat yang dapat terjadi akibat
penyakit
Rehabilitatif adalah kegiatan untuk mengembalikan, memperta- hankan atau
meningkatkan kapasitas fisis atau mental pasien agar dapat berfungsi
kembali, misalnya program latihan untuk pasien pasca-stroke, olah raga
pasca-serangan jantung
Perawatan paliatif yang berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
dan keluarga akibat penyakit yang mengancam jiwa, melalui pengurangan
dan pencegahan penderitaan, dengan cara identifikasi dini dan kajian
paripurna serta penanganan nyeri dan masalah lain, secara fisis, psikis, dan
spiritual
Berdasarkan pada perkembangan dan pemanfaatannya

Teknologi mendatang: masih dalam konsep, antisipasi, atau dalam


tahapan awal pengembangan
Teknologi dalam tahapan eksperimental: dalam pengujian pada binatang
atau model lain
Teknologi dalam tahap evaluasi pada penggunaannya terhadap manusia
untuk kondisi tertentu
Teknologi terbukti, telah digunakan oleh pemberi jasa dalam tata laksana
penyakit atau kondisi kesehatan tertentu
Teknologi kuno atau tertinggal – teknologi telah digantikan oleh teknologi
lain, atau teknologi yang terbukti tidak efektif atau bahkan berbahaya
Dampak sosial, legal, etika, politik, dan
agama
Penggunaan teknologi juga jelas berdampak pada banyak aspek lain dalam
kehidupan orang banyak, termasuk aspek sosial, legal, etika, bahkan juga
agama. Aspek terakhir ini jarang disebutkan dalam literatur Barat; namun
untuk masyarakat Indonesia perlu perhatian khusus, mengingat mayoritas
penduduk Indonesia beragama Islam.
Sebagai contoh vaksin yang dalam proses pengolahannya menggunakan
minyak babi mungkin akan ditolak oleh sebagian penduduk. Persoalan juga
mungkin timbul pada penggunaan teknologi yang dari hari ke hari makin
berkembang, seperti transplantasi organ baik dengan donor hidup maupun
mayat, bank air susu ibu, bank sperma, pengakhiran kehamilan bila pada
janin telah dipastikan terdapat cacat bawaan yang berat, dan lain-lain, yang
harus dikaji secara memadai.
Telenursing
Telenursing adalah penggunaan teknologi untuk memberikan asuhan
keperawatan dan praktek keperawatan jarak jauh kepada pasien yang
bertujuan untuk memperbaiki perawatan kesehatan (Asiri et al, 2016).
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak
secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa
perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan
aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan
telemonitoring (http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing)
Menurut American Nurse Association (ANA), telenursing adalah bagian dari
telehealth yang fokusnya pada praktek keperawatan (Asiri, 2016) yang terjadi
ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar klien dengan menggunakan
teknologi informasi komunikasi dan sistem berbasis web (Schlachta et al,
2007).
Keuntungan Telenursing (Britton et all (1999)
Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit
dan nursing home).
Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah
sakit.
Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring
yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat
meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi
Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses
untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber
• Perawat semakin dituntut untuk profesional dan mengedepankan
perkembangan teknologi, termasuk dalam pemanfaatan teknologi
informasi dibidang pelayanan keperawatan, dimana pasien yang
membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai
kalangan dalam dunia maya yang dapat diakses melalui pelayanan
keperawatan jarak jauh dimanapun ia berada (Schlachta et al, 2007).
• Teknologi yang dapat digunakan dalam telenursing sangat bervariasi
meliputi: telepon, personal digital assistants, smartphone, mesin
faksimili, tablet, komputer, internet, video dan audio conferencing
dan system informasi komputer (Scotia, 2017).
• Walaupun terdapat sedikit perubahan dalam pemberian asuhan
keperawatan melalui telenursing tetapi hal tersebut tidak merubah
prinsip pemberian asuhan keperawatan secara fundamental (Asiri,
2016).
• Seorang perawat yang melakukan telenursing tetap menggunakan
proses keperawatan untuk mengkaji, merencanakan,
mengimplementasikan, mengevaluasi dan mendokumentasikan
asuhan keperawatan (Sanderson, 2018).
• Telenursing juga melibatkan proses pemberian pendidikan kesehatan
kepada klien, serta adanya sistem rujukan. Selain itu telenursing juga
tetap mengharuskan adanya hubungan terapeutik antara perawat dan
klien, dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina melalui
penggunaan telepon, internet atau alat komunikasi yang lainnya
(Scotia, 2017).
• Prinsip yang harus dilakukan dalam menerapkan telenursing antara
lain meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan, mendefinisikan peran dan tanggung
jawab secara fleksibel dan mengurangi penyampaian informasi yang
tidak perlu serta melindungi privasi dan keamanan informasi yang
berkaitan dengan klien (Scotia, 2017).
Menurut Ghai & Kalyan (2013) manfaat
telenursing bagi perawat yaitu:
meningkatkan penghasilan,
 jam kerja yang fleksibel,
 menurunkan biaya perjalanan perawatan karena perawat
memberikan pelayanan dari rumah,
pelayanan yang diberikan hanya dari jarak jauh,
meningkatkan kepuasan kerja dan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan,
menjadi pilihan pekerjaan baru,
bisa berbagi data serta respon waktu yang cepat.
Sedangkan keuntungan telenursing bagi
pasien adalah:
penduduk yang tinggal di daerah terpencil dapat memperoleh
perawatan kesehatan jika mereka memiliki fasilitas internet di telepon
atau komputer mereka, dan akses yang mudah untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan biaya yang
rendah karena mereka tidak harus melakukan perjalanan ke lokasi
yang jauh.
• Masalah yang berhubungan dengan telenursing yaitu kesulitan dalam
menggunakan teknologi karena kurangnya petunjuk, kurangnya
pendidikan, dan kurangnya bantuan dan dukungan bagi perawat dan
pasien. Kita bisa menghadapi kegagalan teknologi, ancaman terhadap
keselamatan pasien dan malpraktek (George, 2009).
• Dengan telenursing pasien bisa berobat dirumah tanpa harus hadir di
pusat kesehatan. Teknologi telepon video memungkinkan komunikasi
tatap muka dengan mudah antara pasien diabetes mellitus dengan
petugas kesehatan, memantau kadar gula darah dan memberikan
umpan balik, serta memberikan motivasi kepada pasien (Kotsani,
2018; Tavsanli, Karadakovan, & Saygili, 2013).
• Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telenursing dalam
bidang keperawatan banyak sekali tantangan dan hambatannya
seperti faktor biaya, sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku
(Sudaryanto & Purwanti, 2008)
• Tujuan dari telenursing tidak untuk membentuk diagnosis medis
melainkan lebih fokus pada informasi, dukungan, dan meningkatkan
pengetahuan.
• Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring,
memberikan pendidikan kesehatan, follow up, pengkajian dan
pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan dukungan
pada keluarga serta perawatan yang inovatif dan kolaborasi.
• Selain itu dalam penerapan telenursing, perawat melakukan
pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi terhadap
hasil perawatan.
Untuk menerapkan telenursing di Indonesia secara maksimal tentu saja ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain sumber daya manusia
kesehatan yang mengerti teknologi, sarana dan prasarana teknologi
informasi yang memadai, tersedianya panduan dan standar praktek, adanya
kode etik dan suatu badan yang akan mengatur praktek telenursing dengan
profesi kesehatan yang lain sebagai bagian dari praktek telehealth.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat sesuai untuk
pengaplikasian telenursing sebagai jawaban atas permasalahan kurang
meratanya pelayanan kesehatan di wilayah Indonesia, tetapi tentu saja
pemerintah dan organisasi profesi harus membuat regulasi yang akan
mengatur praktek telenursing, yaitu membuat standar praktek, kode etik,
protokol dan panduan telenursing di Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai