Anda di halaman 1dari 4

Nama : Agustina Mardianti

Nim : 121811026

Prodi : S1 Keperawatan Tingkat 3

1. Apakah (what) Covid 19 ?


Jawaban….
Mengutip World Health Organization (WHO), COVID-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus
COVID-19 akan mengalami penyakit pernafasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa
memerlukan memerlukan perawatan khusus.

2. Siapa (who) yang beresiko mengalami covid 19 ?


Jawaban...
Manusia (human) . Orang lanjut usia (lansia) yang berusia di atas 60 tahun dan yang
memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit
pernafasan kronis, dan kanker, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah hingga
kematian.
3. Kapan ( when ) Covid19 dapat terjadi pada manusia (individu,keluarga, dan masyarakat) ?
Jawaban….
Adanya ledakan jumlah kasus di Wuhan, China menunjukkan bahwa corona virus dapat
ditularkan dari manusia ke manusia. Virus bisa ditularkan lewat droplet, yaitu ketika partikel air
yang berukuran sangat kecil dan biasanya keluar saat batuk atau bersin, Apabila droplet
tersebut terhirup atau mengenai lapisan kornea mata, seseorang berisiko untuk tertular
penyakit covid19.
4. Dimana (where) tempat terjadinya covid19 ?
Jawaban…
Terjadi di Wuhan, China Menurut data Pemerintah China yang dilihat South China
Morning Post, seorang penduduk Provinsi Hubei berusia 55 tahun kemungkinan menjadi orang
pertama yang terjangkit Covid-19 pada 17 November 2019. Sejak tanggal itu dan seterusnya,
satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari.
5. Mengapa (why) dapat terjadi penyakit covid 19 pada manusia ?
Jawaban…
Karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protocol kesehatan. Tidak menjaga
jarak, masih banyak yang tidak memakai masker dan berpergian ke luar kota. Karena sudah
dijelaskan seseorang dapat terinfeksi covid19 lewat droplet atau air liur penderita yang keluar
ketika batuk atau bersin dan terhirup kepada manusia sehat.
6. Bagaimana (how) covid 19 terjadi pada manusia ?
Jawaban…
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet
tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh
benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata,
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga
seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah
sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang
yang sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan
sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi yang akurat
dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.
7. Berapa angka kejadian covid19 ?
Jawaban…

8. Mengapa angka kejadian tidak sama (merata) dikota atau kabupaten di kepri ?
Jawaban…
Ada beberapa kota atau kabupaten memiliki kasus Corona Covid-19 penambahan
dengan jumlah tinggi. Namun, ada juga beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya
penambahan kasus positif. Sehingga angka kejadian tidak sama merata, angka kejadian dikepri
yang tertinggi adalah kota batam. Bisa jadi kurangnya kesadaran masyarakat untuk tetap safety
dan jaga jarak serta berada di rumah saja.
9. Bagaimana upaya pencegahan covid19 di kepri ?
Jawaban…
BATAM - Plt Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Isdianto mengatakan Pemprov Kepri
mengalokasikan anggaran hingga Rp40 miliar untuk penanganan dan pencegahan wabah COVID-
19. Untuk memenuhi angka itu, sejumlah kegiatan akan dialihkan, salah satunya memotong
anggaran perjalanan dinas, beberapa rapat koordinasi, pelatihan-pelatihan dan sejumlah
kegiatan yang bisa ditangguhkan. “Berapapun kebutuhan untuk penanggulangan dan
pencegahan wabah COVID-19 akan kita penuhi. Sementara ini kita alokasikan Rp40 miliar untuk
seluruh Kepri,” kata Isdianto. Isdianto sudah memerintahkan Sekdaprov H TS Arif Fadillah untuk
melakukan pergeseran untuk dialokasikan bagi penanggulangan dan pencegahan COVID-19.
Pilihan pertama adalah memangkas perjalanan dinas seluruh OPD, beberapa acara yang bisa
ditunda. Setelah itu pada kegiatan kegiatan yang bisa ditangguhkan. TAPD Pemprov pun sudah
melalukan rapat dengan Banggar DPRD Kepri.
10. Mengapa trend (kecenderungan) kasus covid19 meningkat ?
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan pada 7
Maret 2020, jumlah kasus terkonfirmasi virus corona atau Covid-19 sudah melampaui angka 100
ribu orang. Kendati demikian, WHO meyakini penyebaran Covid-19 bisa menurun signifikan atau
bisa dikendalikan melalui kebijakan pencegahan dan kontrol yang ketat. Tiongkok sebagai
negara episentrum utama virus corona telah menunjukkan kemampuan mereka mengendalikan
wabah. Sampai pukul 18.00, Senin (09/03/2020), jumlah kasus positif Covid-19 mencapai
111.229 orang di 102 negara termasuk Tiongkok. Namun, sejak Desember 2019 jumlah yang
sembuh di Tiongkok tercatat 58.697 atau 72,4 persen dari total jumlah kasus terkonfirmasi di
Tiongkok Daratan. Angka kematian sekitar 3,9 persen. Adapun negara lain seperti Iran, Belanda
dan Jepang juga dilaporkan mengalami tren pemulihan yang meningkat.
Tantangan berbeda dihadapi oleh Indonesia. Dalam waktu dua hari, pasien yang
terkonfirmasi penyakit saluran pernafasan akibat Covid-19 melonjak menjadi 19 orang,
bertambah 13 orang dari sebelumnya enam orang. Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan Covid-19 Achmad
Yurianto, sebagian pasien merupakan pengembangan dari kontak kasus 1 dan 2. Sedangkan
lainnya merupakan kasus imported case atau diduga tertular sewaktu di luar negeri. Dua orang
dari 13 kasus baru ini tercatat warga negara asing (WNA). Mereka kini dirawat di rumah sakit
Jakarta dan luar Jakarta. Menyikapi perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air, Achmad
Yurianto meminta masyarakat untuk tetap tenang. "Karena kecenderungan penyakit ini
sekarang secara klinis tidak seperti yang kita bayangkan di Wuhan. Karena kami sudah
melaporkan tentang kasus positif yang ada di rumah sakit seluruhnya mandiri di dalam kaitan
dengan layanan keperluan dia," ujar Dirjen P2P Kemenkes, Senin (09/03/2020). Menurut Juru
Bicara penanganan Covid-19, para pasien saat ini tidak ada yang menggunakan oksigen, tidak
ada yang menggunakan infus, dan bisa melakukan pelayanan perawatan sendiri. Achmad
Yurianto menambahkan bahwa gejala klinis yang didapatkan pada kelompok yang tanpa
penyakit pendahulu, tanpa ada penyakit kronis yang mendahului, semuanya baik. ”Kalau pun
ada demam juga tidak terlalu tinggi demannya, kemudian batuk juga tidak terlalu berat
batuknya. Artinya secara keseluruhan nampak sebagai pasien dengan sakit ringan sedang, tidak
ada yang sakit berat. Namun, ada 1-2 yang menggunakan peralatan, diinfus, pasang oksigen,
karena memang ada faktor penyakit-penyakit yang mendahului," ungkapnya. Untuk memastikan
pergerakan kasus Covid-19, pemerintah akan terus mengevaluasi hasil laboratorium yang
terakhir sebagai kelanjutan dari pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) beberapa hari
sebelumnya. Hasil PCR ini lalu dikonfirmasi lagi dengan menggunakan pemeriksaan Genome
Sequencing untuk memastikan apakah positif ada virus corona. Kementerian Kesehatan sejak 30
Desember 2019 sampai Selasa (10/03/2020) sudah memeriksa 694 sampel terduga pasien
Covid-19 dari sejumlah rumah sakit di 25 provinsi, 648 dinyatakan negatif, 19 orang positif dan
27 masih proses pemeriksaan.
11. Apakah sudah efektif strategi pencegahan yang dilakukan saat ini , jelaskan..
Jawaban…
BELUM..
Karena kurangnya kesadaran di masyarakat Indonesia tentang penularan covid19 ini,
berbagai langkah diambil pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus ini , tetapi jiwa
masyarakat tidak mematuhi nya pasti sulit untuk mengurangi penyebarannya. Contohnya
banyak yang tidak memakai msaker, banyak masyarakat berpergian keluar kota, dan banyak
yang tidak menjaga jarak bila berada diluar rumah.
"Ada beberapa negara yang berhasil mengambil langkah untuk mengendalikan wabah
ini, dan menurut saya kita bisa belajar dari mereka," kata ahli penyakit menular Tolbert
Nyenswah, Profesor di Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health. "Di China
kasus sudah berkurang, tapi langkah sangat agresif yang mereka lakukan tak mudah ditiru oleh
negara-negara demokratis. Di beberapa negara lain telah melakukan langkah berbeda yang
sama agresifnya, dan mereka berhasil," tambahnya. Taiwan, misalnya, dengan jumlah penduduk
23,6 juta dan bertetangga dengan China, hingga hari Senin (16/03), melaporkan 67 kasus dan
satu kematian selama lebih dari dua bulan mereka melawan virus corona. Sementara itu Hong
Kong (dihuni 7,5 juta penduduk dan berbatasan langsung dengan China) mencatat adanya 155
infeksi dan empat kematian selama dua bulan. Jepang yang populasinya 120 juta, kasusnya tak
melebihi 800, sedangkan Korea Selatan melaporkan 8.000 kasus, tetapi mereka berhasil
menekan infeksi baru dan jumlah kematian turun drastis dalam minggu-minggu terakhir. Jepang
berhasil menekan tingkat infeksi di tengah tekanan jadwal pelaksanaan Olimpiade yang sudah
dekat, Jepang berhasil menekan tingkat infeksi di tengah tekanan jadwal pelaksanaan Olimpiade
yang sudah dekat.
Menurut Prof Nyenswah, hasil-hasil di negara-negara ini tidak hanya tergantung dari
lokasi geografis atau jumlah penduduk (sekalipun itu memainkan faktor besar dan bisa sangat
berpengaruh), tetapi lebih banyak dari kebijakan yang inovatif, kesiapan dan respons yang
cepat.

Anda mungkin juga menyukai