Anda di halaman 1dari 7

A.

Pendahuluan fisiologi penyelaman

 Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau

tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.   Kegiatan yang

dilakukan di perairan laut ini memungkinkan terjadinya kecelakaan akibat berbedaan

lingkukan dengan tempat hidup manusia. Salah satu kecelakaan akibat penyelaman

adalah barotrauma yang disebabkan oleh pengaruh perbedaan tekanan di sekitar tubuh

akibt perubahan tekanan yang sangat cepat. Untuk meminimalkan hal tersebut

diperlukan pembelajaran fungsifungsi  tubuh  serta  bagaimana reaksi  tubuh terhadap 

lingkungan perairan Sehingga penyelam mampu beradapt asi  pada lingkungan

tersebut. Oleh karena itu pembelajaran fisiologi Penyelaman penting dipelajari guna

melaksakan penyelaman sesuai tujuan secara aman dan terkendali.

B. Respirasi

Respirasi atau pernafas merupakan proses pertukaran O2 dan CO2 antara

darah dan udara yang  dihasilkan  oleh  jaringan dari  darah melalui  paruparu. Proses

respirasi diawali dengan masuknya udara  ke  paruparu  melalui bronkus  dan 

bronkiolus  (berupa  pipa  yang  makin  menyempit). Udara tersebut nantinya akan

masuk pada alveoli  (gelembunggelembung  paruparu)  yang

merupakan  kantong udara tempat pertukaran O2  dan  CO2. Paru-paru ditutupi oleh 

selaput   pleura yang berfungsi melindungi bagian permukaan paru paru.

C. Inspirasi

Tahap inspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma berkontraksi. Volume

rongga dada dan paru-paru meningkat ketika diafragma bergerak turun ke bawah dan

sangkar tulang rusuk membesar. Tekanan udara dalam paru-paru akan turun di bawah

tekanan udara atmosfer, dan udara akan mengalir ke dalam paru-paru.  


D. Ekspirasi

Tahap ekspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma berelaksasi. Volume

rongga dada dan     paru-paru mengecil ketika diafragma bergerak naik dan sangkar

tulang rusuk mengecil. Tekanan udara dalam paru-paru akan naik melebihi tekanan

udara atmosfer, dan udara akan mengalir keluar dari paru-paru.

Pengukuran  fungsi  pernapasan  yang berhubungan dengan  penyelaman, khususnya

mengenai  volume  udara  paruparu antara lain:

a. Total Lung Capacity=TLC (Kapasitas total paru-paru) yaitu jumlah volume gas

yang dapat ditampung oleh paru-paru apabila terisi penuh. Umumnya + 5-6 liter.

b. Vital Capacity=VC (Kapasitas vital) yaitu volume gas maksimal yang dapat

dihembuskan keluar setelah dihirup secara maksimal. Umumnya + 4-5 liter.

Kondisi ini juga disebut Forced Vital Capacity=FVC (daya tampung vital yang

dipaksakan)

c. Residual Volume=RV (Volume tersisa) adalah jumlah gas yang tertinggal di

dalam paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal. Umumnya + 1,5 liter.

Residual volume dapat diketahui melalui perhitungan sebagai berikut :


d. Tidal Volume (TV)yaitu volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-

paru selagi suatu putaran pernafasan sedang istirahat secara normal. Ini biasanya

kurang lebih 0,5 liter.

e. Respiration Minute Volume=RMV (Volume pernafasan semenit) yaitu jumlah

gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit yaitu TV x

frekuensi pernafasan = RMV. Umumnya + 6 liter/menit dalam keadaan istirahat

(0,5 liter12kali), tetapi dapat melebihi 100 liter saat melakukan latihan yang berat.

Kondisi tertentu RMV juga disebut Pulmonary Ventilation (ventilasi paru-paru)

f. Timed Vital Capacity (Kapasitas vital sewaktu): adalah bagian dari VC yang

dapat dihembuskan dalam waktu tertentu, umumnya dalam 1 detik dan sering

disebut Forced Expiratory Volume=FEV (volume ekspirasi yang dipaksakan).

E. KARDIOVASKULER

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,

komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan

suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Sinus  adalah  rongga  udara  yang  terdapat   pada  tulangtulang 

tengkorak. Mesti fungsi sinus belum jelas diketahui namun keberadaan sinus

berkaitan erat dengan  terjadinya  proses  warna suara serta  jalanya  pernapasan.  

Sinus terdiri atas 4 macam yang terdapat dibagaian kepala, antara lain:

a. Sinus  Front alis  t erdapat   di  kening.

b. Sinus  Et hmoidalis  t erdapat   diant ara  kening  dan  hidung.

c. Sinus Maksilaris  t erdapat   di  pipi  kanan  dan  kiri.

d. Sinus  Sphenoidalis  t erdapat   pada  pelipis  kanan  dan  kiri.

Sinus dapat mengalami gangguan saat saluran  yang  sinus normal  tersumbat

sehingga udara yang masuk melalui hidung da n tengkorak tidak dapat masuk dalam

rongga tersebut, akibatnya terjadi ketidakseimbangan tekanan yang menimbulkan

pembengkakan  dan  pendarahan  pada sinus. Penyumbatan pada sinus dapat terjadi

akibat pembengkakan jaringan hidung ajibat infeksi/alergi (Sinusitis), pertumbuhan

jaringan kecil yang dikenal dengan polip sehinng menutupi saluran sinus (Rhinis),

serta sumbatan  akibat lendir  yang sudah kering. Adapun aspek medis dalam

penyelaman antara lain :

1. Kekurangan Oksigen (Hypoksia)

Hypoksia dapat terjadi apabila seorang penyelam skin terlalu lama menahan

nafas sehingga penyelam tersebut mengalami kekurangan oksigen (anoksia)

akibatnya jaringan t ubuh t idak mendapat O2.

2. Shal low Water Bl ackout

Shal low Water Bl ackout atau dikenal dengan Pingsan di air dangkal adalah

keadaan dimana penyalam hipervent ilasi berlebih. Hiperventilasi adalah

upaya untuk memperpanjang tahan napas pada skin diving dengan

mengambil bernapas berlebihan untuk bert ahan napas lebih lama dengan
mengurangi/membuang gas CO2, akibatnya kadar karbondioksida menurun

tajam. Menurunnya kadar co2 secara drastis berbahaya karena tidak akan

terjadi perangsangan unt uk bernapas ke permukaan. Apabila penyelam

terus melakukan hiperventilasi sehingga melewat i bat as dimana CO2 t

elah memberikan peringat an unt uk muncul maka CO2 akan menumpuk

hingga batasnya dan penyelam akan muncul ke permukan. Sesampainya

di permukaan, peredaran darah menurun dan O2 menjadi nol sehingga

penyelam akan pingsan dekat permukaan. Biasanya penyelam pingsan

karena anoxia (kehabisan O2).

3. Squeeze Paru

Squeeze paru dapat terjadi ket ika penyelam turun ke kedalaman

dimana Volume Tot al Paru (TLV) berkurang, kurang dari Volume Residu

(RV), akibatnya tekanan transpulmonal melebihi tekanan alveoli yng

menyebabkan keluarnya cairan dan darah sehingga penyelam merasa sesak

napas.

4. Efek Langsung Tekanan

Efek langsung tekanan pada tubuh manusia pada saat menyelam dapat

dirasa pada ronggaronga udara di tubuh. Rongga tersebut yaitu kulit

(jika memakai dry suit ), lubang telinga dan telinga tengah, sinus, gigi,

paruparu, dan saluran pencernaan.

5. Squeeze Sinus (Barosi nusitis)

sinus squueze terjadi akibat aadnya sumbatan2 pada saluran. Sumbatan

tersebut dapat disebabkan oleh adanya pembengkakan jaringan karena

infeksi/alrgi (Sinusitis), atau pertumbuhan jaringan kecil (polip) pada

saluran sinus (inf eksi/ Rhinitis).


6. Barotrauma Telinga Dalam

Barotrauma Telinga Dalam terjadi akibat perbedaan tekanan antara telinga

tengah dan telinga dalam. Hal ini disebabkan terlalu kuat nya manuver

Valsava atau turun ke dalam terlalu cepat .

7. Alternobaric Vertigo

Alternobaric Vertigo merupakan penyakit yang terjadi akibat

penyelam naik ke permukaan secara cepat sehingga perubahan tekanan

tibatiba pada telinga tengah menyebabkan perangsangan ke t elinga dalam

dan menyebabkan vertigo.

8. Mediastinal Ephysema

mediastinal emphysema merupakan suatu keadaan mengembangnya

paru melewati batas yang paling sering, akibatnya gelembung dari paru-

paru yang pecah, masuk ke rongga ant ara paruparu didekat jantung

dan tenggorokan.

9. Pneumothorax

Pneumothorax merupakan keadaan meletusnya gelembung udara yang

memenuhi rongga udara antara paruparu dan selaput paru (pleura),

dengan kata lain kondisi pecahnya paru-paru.

10. Emboli Udara

Emboli Udara merupakan suatu kondisi pecahnya dinding alveoli

yang menyebabkan udara masuk dalam peredaran darah, akibat nya t

erjadi penyumbat an peredaran darah oleh gelembunggelembung udara

langsung dari paruparu. Emboli udara dapat terjadi misalnya pada penyelam

yang naik ke permukaan dari 100 FSW, udara dalam paru mengembang

4 kali volume awal, karena penyelam tersebut tidak mengeluarkan udaranya


tidak dikeluarkan, maka udara tersebut akan menekan paru dan alveoli

pecah bersaamaan dengan pecahnya pembuluh darah. Emboli udara dapat

dicegah dengan melakukan bernapas wajarnya pada saat memakai peralatan

scuba serta tidak menahan napas saat muncul ke permukaan. Napas harus

dikeluarkan minimal 10 feet terakhir dari permukaan.

11. Penyakit Dekompresi (Decompressi on Sickness)

Decompression sickness merupakan keadaan dimana gelembung

udara di dalam darah terbentuk tanpa mengalami pecahnya alveoli paru.

Apabila gelembung ini terbentuk di pembuluh darah maka menyebabkan

mat inya selsel di jaringan secara perlahan. Untuk mencegah terjadinya

penyakit dekompresi penyelam menggunakan tabel dekompressi. Tabel

dekompressi yang dipakai umumnya adalah U. S. Navy Standard Air

Decompressi on Tabl es.

12 Narcose (Pembiusan oleh Nitrogen)

Nitrogen merupakan bagian terbesar dari udara yang dihirup oleh

manusia. Di permukaan nitrogen merupakan gas lambat (inert gas) dan

secara kimia tidak bercampur dalam darah. Nitrogen melarut kan oksigen

dalam campuran udara dan menjadikan udara aman untuk bernapas.

Nitrogen memiliki efek euforia (suasana senang berlebihan) yang

meningkatkan kepercayaan diri, dan mengurangi kognisi dan penilaian sit

uasi sehingga menyebabkan t eknik menyelam kacau yang bisa fatal bagi

penyelam. Biasanya terjadi mulai kedalaman 70 100 feet tapi setelah

kedalaman 100 f eet semua penyelam akan mengalami keracunan. Gejala

memburuk jika semakin dalam.

Anda mungkin juga menyukai