KEPERAWATAN JIWA
Dosen Pengajar:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Syukur Alhamdulillah kami dapat
mengerjakan tugas makalah dari mata kuliah Keperawatan Jiwa yang berjudul
“SPTK DEFISIT PERAWATAN DIRI”. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa yang telah memberikan tugas
ini.Dengan ini kami bisa belajar memahami lebih dalam terkait judul yang ditugaskan
untuk kelompok kami.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya kepada pembaca.
Bengkulu,19 Januari 2022
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................2
C. Tujuan masalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii
DS: klien mengatakan tubuhnya gatal dan bau, belum mandi sejak 2 hari yang
lalu
DO: klien tampak kotor, penampilan klien tidak rapid an tercium aroma tak
sedap dari tubuh klien
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri: Kebersihan diri
2. Fase Kerja:
SP 1: Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri (pengkajian dan
melatih cara menjaga kebersihan diri: mandi
a. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri
P: Bapak berapa kali biasanya mandi?
P: Kenapa jadi seperti itu, pak?
b. Evaluasi Objektif
P: Bapak masih ingat apa yang kita lakukan tadi?
c. Tindak Lanjut
P: Bapak Donny, tadi kan sudah dibuat jadwal kapan pak Donny mau
melakukannya, besok suster cek ya sudah dilakukan apa belum. Kalau
pak Donny sudah melakukan sendiri tanpa diingatkan, nanti dijadwal
suster tulis M ya, kalau masih perlu diingatkan nanti suster tulis B ya.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri: Berdandan
b. Validasi Pasien
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
“Iya bapak, bapak tampak segar dan wangi, bapak sudah mandi ya”
c. Kontrak kerja
“Nah bapak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan
kegiatan merias diri atau berdandan, tempatnya disini saja pak, waktunya
kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?”
2. Fase Kerja
SP 2: Melatih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
a. Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
“ Bapak Donny, suster liat kancing baju Bapak Donny tidak pas.”
“Terus, Bapak Donny tadi setelah mandi sudah sisiran.”
“Bapak, jenggotnya kapan terakhir dicukur?
b. Evaluasi Objektif
“Nah Bapak… Bapak masih ingat kita tadi belajar apa?”
“Coba sebutkan pak.”
“Bagus bapak, bapak bisa mengingatnya dengan tepat.”
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri: makan dan minum
b. Validasi Pasien
“Bapak siang ini masih terlihat rapi ya.”
c. Kontrak kerja
“Nah Bapak sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan melakukan
kegiatan latihan makan dan minum yang baik, tempatnya disini,
waktunya kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?”
2. Fase Kerja
SP 3: Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan minum
yang baik).
a. Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
“Bapak biasanya makan dimana?”
b. Evaluasi Objektif
“Nah Bapak… Bapak masih ingat kita tadi belajar apa?”
“Coba sebutkan Bapak..”
“Bagus bapak, bapak bisa mengingatnya dengan tepat. “
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri: BAK/BAB
b. Validasi Pasien
“Bapak tampak segar dan wangi, bapak sudah mandi ya”
“Bapak pagi ini terlihat rapi ya.”
c. Kontrak kerja
“Nah bapak sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan melakukan
kegiatan latihan BAB/BAK secara mandiri tempatnya disini, waktunya
kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?”
2. Fase Kerja
SP 4 : Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
“Bapak, biasanya BAB dan BAK dimana?”
“Setelah selesai BAB atau BAK apa yang Bapak Donny lakukan?”
b. Validasi Keluarga
“Apakah Ibu keluarga Bapak Donny?”
“Kalau boleh tau, apa Bapak dan Ibu tau apa yang sedang dialami pasien
saat ini”
“Ya, itu salah satu penyebabnya. Bapak Donny sekarang sedang
mengalami penurunan motivasi untuk merawat diri sendiri.
c. Kontrak kerja
“Kalau begitu, Bagaimana kita berbicara tentang merawat dan
membimbing pasien terhadap kebersihan dirinya. Bapak dan Ibu maunya
kapan?”
“Kalau, tempatnya Bapak dan Ibu maunya dimana?”
“Baiklah Ibu, kita akan mendiskusikan tentang merawat dan membimbing
pasien terhadap kebersihan dirinya di ruang perawat. Kira-kira waktunya
15 menit. Bagaimana Bu?”
2. Fase Kerja
SP 1 K : Melatih cara merawat dan membimbing pasien: kebersihan diri
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
“Apa masalah yang Bapak dan Ibu rasakan saat merawat bapak Donny?”
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri
“Nah, seperti yang suster katakana tadi, bapak Donny mengalami Defisit
Perawatan Diri. Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias,
makan, toileting). Tanda dan gejalanya meliputi malas mandi, tidak mau
menyisir rambut, tidak mau menggosok gigi, tidak mau memotong kuku,
tidak mau berhias, tidak manggunakan alat mandi, tidak menggunakan
alat makan dan minum saat makan dan minum, BAB dan BAK
sembarangan, tidak mengetahui cara perawatan dir yang benar, badan
bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang, tidak
menggunakan alat-alat mandi, tidak mandi dengan benar, rambut kusut,
berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,pakaian tidak rapi, tidak
mampu berdandan. Proses terjadinya defist perawatan diri ini bisa terjadi
karena mempunyai penyakit fisik, gangguan psikologis, dan kurangnya
dukungan sosial”
b. Evaluasi Obyektif
“Iya bapak, nah kita sudah membahas tentang kebersihan diri. Apa Bapak
dan Ibu masih ingat apa yang kita bahas tadi?”
c. Kontrak kerja
“Nah Bapak, Ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melatih cara
merawat dan membimbing pasien: berdandan tempatnya disini saja pak,
Bu di ruang perawat, waktunya kurang lebih 20 menit. Bagaimana, Pak,
Bu.”
2. Fase Kerja
SP 2 K : Melatih cara merawat dan membimbing pasien: berdandan
a. Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala defisit
perawatan diri
“Bapak, Ibu, apakah saja yang ibu dan bapak ketahui mengenai tanda dan
gejala kalau bapak Donny mengalami kesulitan dalam perawatan diri
sendiri?”
“Bagus, pak, bu.”
b. Validasi Pasien
“Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu hari ini?”
c. Kontrak kerja
“Nah Bapak, Ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melatih cara
merawat dan membimbing pasien: makan dan minum yang baik
tempatnya. Sesuai kesepakan kemarin kita melakukannya di ruang
perawat, waktunya kira-kira 15 menit. Bagaimana, Pak, Bu.”
2. Fase Kerja
SP 3 K : Membimbing cara makan dan minum pasien
“Apa Bapak dan Ibu selalu memberikan pujian saat Bapak Donny
berhasil melaksanakan jadwalnya?”
b. Evaluasi Obyektif
“Iya bapak, nah kita sudah membahas tentang latihan makan dan
minum yang baik. Apa Bapak dan Ibu masih ingat apa yang kita bahas
tadi?”
“Sekarang coba Bapak dan Ibu sebutkan lagi.”
“Bagus, Pak, Bu.
b. Validasi Pasien
“Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu hari ini?”
c. Kontrak kerja
“Nah Bapak, Ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
membicarakan merawat & membimbing BAB dan BAK pasien, follow
up ke PKM, tanda kambuh, dan rujukan. Sesuai kesepakan kemarin kita
melakukannya disini, di ruang perawat, waktunya kira-kira 15 menit.
Bagaimana, Pak, Bu.”
2. Fase Kerja
SP 4 K : Melatih merawat dan membimbing BAB dan BAK pasien, follow
up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
“Apa Bapak dan Ibu selalu memberikan pujian saat Bapak Donny
berhasil melaksanakan jadwalnya?”
“Terus, apa yang Bapak dan Ibu rasakan setelah membimbing Bapak
Donny?”
e. Bersama keluarga melatih pasien cara BAK dan BAB yang benar
“Sekarang bapak, ibu kita langsung praktekkan ke bapak Donny ya, saya
juga akan menemani dan mengawasi Bapak dan Ibu ”
b. Evaluasi Subyektif
“Iya bapak, nah kita sudah membahas tentang merawat & membimbing
BAB dan BAK pasien, follow up ke PKM, tanda kambuh, dan rujukan.
Apa Bapak dan Ibu masih ingat apa yang kita bahas tadi?”
“Sekarang coba Bapak dan Ibu sebutkan lagi.”
b. Evaluasi Obyektif
“Bapak Donny masih ingat apa saja yang telah kita pelajari selama
seminggu Bapak di rawat di sini, coba Bapak sebutkan”
“Bapak, Ibu, apakah bapak dan ibu masih ingat apa yang kita pelajari
selama seminggu ini, coba Bapak dan Ibu sebutkan”
d. Eksplorasi Perasaan
“Bapak Donny tidak perlu sedih, kalau bapak merasa kesulitan bapak
Donny bisa bercerita kepada orang terdekat bapak, baik itu keluarga atau
teman dekat bapak.”
“Bapak dan ibu juga bisa menemani dan sering mengajak bapak Donny
bicara agar Bapak Donny tidak merasa kesepian”
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Elvara, Tiara. 2017. Defisit Perawatan Diri. Tersedia di: www.academia.edu (Diakses
pada: 3 September 2017).
Keliat, Anna dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Tim Pokja SDKI
DPP PPNI.
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.