Anda di halaman 1dari 3

Nama : Luh Putu Listya Dewi Anindhita

NIM : 2017051067
Kelas : 4C
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Corporate social responsibility merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara
etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat
secara lebih luas (Sankat, Clement K, 2002). CSR merupakan salah satu bagian dari strategi
bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Tanggung jawab sosial atau corporate social
responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah
memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas
dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan seperti terhadap masalah-masalah
yang berdampak pada lingkungan seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja.
CSR tidak hanya terbatas pada konsep pemberian bantuan dana kepada lingkungan sosial,
namun juga bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya dengan tidak
diskriminatif, menjaga hubungan baik dengan pemasok.
Tujuan dari CSR adalah (Saputri, 2011) :

1. Untuk meningkatkan citra perusahaan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa


perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.

2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial
di antara organisasi dan masyarakat.

3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah


untuk memberikan informasi kepada investor.

Seiring dengan perkembangan isu lingkungan global, konsep dan aplikasi CSR semakin
berkembang, termasuk di Indonesia. CSR tidak semata menjadi kewajiban sosial perusahaan,
namun juga dikaitkan sebagai konsep pengembangan yang berkelanjutan (sustainable
development) dan sudah udah banyak perusahaan mengimplementasikan CSR. Perusahaan
semakin banyak menerapkan CSR baik dalam bentuk amal (charity) maupun pembedayaan
(enpowerment). Setidaknya bisa dilihat dari gencarnya publikasi berkait dengan implementasi
CSR di media cetak dan elektronik. Perkembangan CSR di Indonesia dapat dilihat dari
beragam upaya Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk menerbitkan peraturan
perundang-undangan terkait dengan pelaksanaan CSR di wilayah Propinsi, Kabupaten dan
Kota bersangkutan. Dikarenakan belum adanya aturan baku dan pemahaman yang sama
tentang pemberdayaan masyarakat, sebagian besar korporasi di Indonesia belum menjalankan
prinsip-prinsip CSR yang sesungguhnya. Fakta lain dari penerapan CSR oleh perusahaan-
perusahaan di Indonesia ternyata sebagian besar masih dilatarbelakangi oleh upaya untuk
meredam konflik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Penerapan CSR oleh
beberapa perusahaan membuktikan bahwa CSR apabila dilakukan secara sungguh-sungguh,
terencana dan terimplementasi dengan baik akan berimbas pada bukan hanya pada
citra/image perusahaan dimata masyarakat, akan tetapi lebih daripada itu, juga merupakan
simbiosis mutualisme antara perusahaan dengan masyarakat.
CSR sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT) ialah sebagai berikut :
Pasal 1 Angka 3 UUPT
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
Pasal 74 ayat (2) UUPT
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Ketentuan mengenai CSR ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang
serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat (Penjelasan Pasal 74 ayat (1) UUPT). Dengan demikian, meninjau dari Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan yang diatur dalam UUPT, CSR merupakan tanggung jawab
sosial perusahaan khusus yang bidang usahanya adalah mengelola atau berkaitan dengan
SDA, yang untuk itu harus menganggarkan dan memperhitungkan pelaksanaan CSR sebagai
biaya perusahaan. Hal ini dikhususkan bagi perusahaan yang kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan SDA karena erat kaitannya dengan hak konstitusional masyarakat,
sebagaimana diatur dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 (Putusan
Mahkamah Konstitusi 53/PUU-VI/2008).
Meskipun secara sempit dapat dilihat bahwa CSR hanya untuk perusahaan yang bidang
usahanya mengelola atau berkaitan dengan SDA, sebenarnya pengertian CSR dapat dilihat
secara lebih luas. Adanya CSR ini berlandaskan pada prinsip bahwa setiap perseroan selaku
subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan, sebagaimana dinyatakan
dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan Perseroan Terbatas (PP TJSL). Berarti bahwa secara umum, perseroan
sebagai subjek hukum memang memiliki tanggung jawab atas sosial dan lingkungan, namun
secara khusus diatur bagi perseroan bidang usaha mengelola atau berkaitan dengan SDA,
kewajiban untuk melaksanakan CSR, karena bersinggungan dengan konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai