Anda di halaman 1dari 9

Bed Side Teaching

NEKROSIS DIGITI I, II DAN III PEDIS DEXTRA

Oleh :
Amalia Chairunnisa
NIM: 71 2019 058

Pembimbing
dr. H. Gunawan Tohir, Sp.B., MM.

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
BST

1.1. Identifikasi Pasien


Nama : Tn. Jumakir din Junaidi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 11 April 1975
Pekerjaan : Tukang Becak
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Jl. Panca Usaha no. 512, Palembang
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Status : Menikah
MRS : 27 Desember 2021
No. RM : 60.93.01
Pembiayaan : BPJS

1.2. Anamnesis (Auto anamnesis, Selasa, 27 Desember 2021)


Keluhan Utama
Luka pada jari kaki kanan yang tidak sembuh sejak 1 bulan SMRS

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke Poli bedah RSUD Palembang BARI dengan
keluhan luka pada jari kaki kanan. Keluhan ini sudah dialami sejak 1 bulan
SMRS. Hal ini diawali saat pasien menggunakan sepatu dengan ukuran
yang lebih kecil dari ukuran kakinya, sehingga timbul luka pada jempol kaki
kanan pasien. Awalnya, luka muncul sebesar uang logam, lalu luka
membengkak, meluas ke jari telunjuk dan jari tengah sehingga luka menjadi
kehitaman. Luka awalnya terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk namun, sejak
luka menjadi kehitaman, jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah kaki kanan
mulai tidak terasa dan tidak bisa digerakkan lagi. Pasien menyangkal luka
bertambah nyeri dimalam hari daat istirahat atau saat cuaca dingin. Pasien
juga menyangkal memiliki keluhan timbul bercak berwarna putih pada kulit

1
tangan dan kaki seperti panu yang mati rada ataupun penebalan kulit
berwarna merah yang mati rasa. Pasien juga tidak merokok.
1 hari SMRS, pasien berobat ke puskesmas mengeluh luka pada
jari kaki kanan semakin melebar dan pasien menjadi sulit berjalan. Pasien
baru mengetahui bahwa Ia menderita kencing manis dan pada saat diperiksa
gula darahnya mencapai 400 mg/dl. Pasien diberikan obat DM sedangkan
luka pasien hanya dibersihkan dan kemudian dibuat rujukan ke Poli Bedah
RSUD Palembang BARI.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien menyangkal memiliki: alergi makanan, alergi obat, maupun
penyakit jantung, kencing manis, darah tinggi, dan asma. Pasien juga
menyangkal memiliki riwayat operasi dan trauma sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Ayah pasien memiliki riwayat kencing manis. Tidak ada anggota
keluarga yang memiliki riwayat hipertensi, penyakit ginjal, penyakit paru-
paru, alergi dan kusta.

1.3. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
KU : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis (GCS: E4, V5, M6)
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR : 21 x/menit
Suhu : 36,60C
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 168 cm
IMT : 19,4 (BB normal)

2
Keadaan Spesifik
Kepala:
a. Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera kuning (-/-), refleks cahaya
(+/+), pupil isokor kanan kiri, oedem palpebral (-/-),
eksoftalmus (-/-)
b. Hidung : napas cuping hidung (-), epistaksis (-)
c. Telinga : tidak ada kelainan
d. Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
e. Leher : tidak terlihat benjolan, vena jugularis datar (tidak
distansi),
trakea di tengah, pembesaran KGB (-/-), massa (-), JVP 5-
2 cmH2O
Thoraks :
a. Bentuk : datar, barrel chest (-), simetris saat statis dan dinamis.
b. Kulit : pucat (-), ikterik (-), dan spider nevi (-)

1. Paru
Pemeriksaan ANTERIOR POSTERIOR

Inspeksi Kiri Pengembangan dada saat Simetris saat statis dan


statis maupun dinamis dinamis
tampak simetris. Retraksi iga:
Supra sternal (-/-),
Intercostae (-/-)

Kanan Pengembangan dada saat Simetris saat statis dan


statis maupun dinamis dinamis
tampak simetris. Retraksi iga:
Supra sternal (-/-),
Intercostae (-/-)

Palpasi Kiri a. Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris


b. Tidak tertinggal saat -Tidak tertinggal saat
bernapas bernapas

3
c. Tidak teraba masa - Tidak teraba masa

Kanan d. Vocal fremitus simetris g. Vocal fremitus simetris


e. Tidak tertinggal saat h. Tidak tertinggal saat
bernapas bernapas
f. Teraba massa, bentuk i.Tidak teraba massa
bulat, ukuran 3x2 cm
Perkusi Kiri Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang
paru paru

Kanan Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang


paru paru

Auskul Kiri Suara Nafas vesikular Suara Nafas vesikular


tasi normal, Ronkhi (-/-), normal, Ronkhi (-/-),
wheezing (-/-) wheezing (-/-)

Kanan Suara Nafas vesikular Suara Nafas vesikular


normal, Ronkhi (-/-), normal, Ronkhi (-/-),
wheezing (-/-) wheezing (-/-)

2. Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi
a. Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra
b. Batas kiri : ICS V, midklavikularis sinistra
c. Batas atas : ICS II, línea parasternalis sinistra
Auskultasi
a. Suara dasar : S1-S2 reguler, irama teratur, frekuensi 84x/menit
b. Suara tambahan : murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
a. Inspeksi : Datar, venektasi (-), scar (-), distensi abdomen (-), caput
medusae (-), jejas (-)

4
b. Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), nyeri tekan CVA (-), nyeri tekan
supra pubis (-). Ballotement (-), nyeri tekan McBurney (-) Hepar
dan Lien: tidak teraba
c. Perkusi : timpani di semua kuadran abdomen, Shifting dullness (-)
undulasi (-)
d. Auskultasi: bising usus (+) normal, metallic sound (-)

Genitalia Eksterna : Dalam batas normal

Ekstremitas
- Superior : sianosis (-), pucat (-), deformitas (-), akral hangat, edema
(-), CRT <2detik
- Inferior : sianosis (-), pucat (-), deformitas (-), akral hangat, edema
(-), CRT <2detik

Status Lokalis
Regio Pedis Dextra
a. Inspeksi : Pada regio dorsum pedis dextra terdapat nekrotik pada
digiti I, II dan III, nyeri (-). Tampak ulkus pada dorsum pedis sekitar jaringan
nekrotik, dengan tepi ulkus meninggi, dinding ulkus bergaung, warna kulit
sekitar ulkus kemerahan, bengkak (+), bentuk tidak teratur, bau busuk (+), isi
ulkus berupa jaringan granulasi, pus (+) dan darah (-),

b. Palpasi : Pada pedis dextra terdapat nekrotik pada digiti I, II dan


III, nyeri tekan (-). Teraba jaringan nekrosis pada seluruh jari I, II dan III pedis
dextra. Terdapat ulkus pada dorsum pedis sekitar jaringan nekrotik, berukuran
10 cm x 7 cm x 0,5 cm dengan tepi ulkus meninggi, nyeri pada penekanan,
keluar pus saat ditekan, darah (-) suhu teraba hangat dibanding kulit sekitar,
sensibilitas (-), krepitasi (+), CRT sulit dinilai, pulsasi a. dorsalis pedis dextra
dan a tibialis posterior dextra teraba lemah, pulsasi arteri popliteal (+)

5
1.4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin ( 27 Desember 2021)
Hematologi
Hematologi Lengkap Hasil Nilai normal
Hemoglobin 12.6 g/dL 12.0-14.0
Leukosit 16.500 /mm3 5.000 – 10.000
Eritrosit 4.6 juta/uL 3.6-5.8
Trombosit 320 ribu/mm3 150-450
Hematokrit 41 % 35-47
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 % 0.1-1
Eosinofil 1 % 1-6
Batang 2 % 3-5
Segmen 57 % 40-70
Limfosit 36 % 30-45
Monosit 7 % 2-10
Urin Rutin
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Epitel Negatif Negatif
Eritrosit 0 0-1/lpb
Protein Negatif Negatif
Sedimen Negatif Negatif

6
Silinder Negatif Negatif
Leukosit 5 0-5/lpb
Glukosa +++ Negatif

Kimia Klinik
GDS 421 mg/dl <200 mg/dl
GDP 299 mg/dl 70-110 mg/dl
G2PP 243 mg/dl <140 mg/dl
HbA1C 13,7% <6%

1.5. Diagnosis Banding


1. Nekrosis Digiti I, II Dan III Pedis Dextra ec DM tipe II
2. Nekrosis Digiti I, II Dan III Pedis Dextra ec Tromboangitis Obliterans
(Buerger’s disease)
3. Nekrosis Digiti I, II Dan III Pedis Dextra ec Peripheral Arterial Disease
(PAD)

1.6. Diagnosis Kerja


Nekrosis Digiti I, II Dan III Pedis Dextra ec DM tipe II

1.7. Penatalaksanaan
a. Non-Farmakologi
1. Tirah baring
2. Edukasi mengenai penyakit DM bahwa penyakit yang diderita tidak
dapat disembuhkan tetapi bisa dikontrol agar pasien tetap taat minum
obat.
3. Kontrol kadar gula darah dengan diet DM, dan atau obat anti
hiperglikemia
4. Edukasi mengenai perawatan luka kaki diabetik

b. Farmakologis
- IVFD NaCl 0,9% gtt 20x/m
- Inj. Ceftriaxone 2x1gr

7
- Inf. Ketorolac 3x30mg
- Inj. Levemir 1x12 IU
- Inj Novorapid 3x1

c. Operatif
- Pro amputasi

1.8. Komplikasi
Gangren diabetikum :
a. Sindrom kompartemen
b. Sepsis
c. Osteomielitis

DM
Makrovaskular:
a. Coronary artery disease
b. Cerebro vascular disease
c. Peripheral artery disease
Mikrovaskular:
a. Retinopati DM
b. Nefropati DM

1.10 Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai