Anda di halaman 1dari 83

Berat Bayi

Lahir Rendah
Oleh:
Syahid Alhakim Marzali
712020054
Pembimbing:
dr. Ridhayani, Sp.A
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan suatu kelahiran dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram.

BBLR lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan di negara


maju

BBLR dibagi menjadi 3 kelompok,


•Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
•Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
•Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR)
Maksud dan Tujuan
01

Dapat memahami setiap kasus kasus berat


bayi lahir rendah
03
Dapat mengaplikasikan pemahaman yang
didapat mengenai kasus berat bayi lahir
02
rendah selama menjalani kepaniteraan klinik
dan seterusnya.
Adanya pola berpikir kritis setelah
dilakukannya diskusi
Manfaat

Teoritis Praktis
Meningkatkan pengetahuan Dapat mengaplikasikan ilmu yang
dan menambah wawasan ilmu diperoleh dalam kegiatan kepaniteraan
tentang kasus berat bayi lahir klinik senior (KKS) dan diterapkan di
rendah kemudian hari dalam praktik klinik
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : By. Ny. E


Tanggal lahir : 05-08-2021
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 1800 gr
Panjang Badan : 41 cm
Agama : Islam

Alamat : Lr. Terusan 1 RT.43 RW.09, Kec. 5


Ulu Palembang
Kebangsaan : Indonesia
No. Med. Reg : 60. 90. 55
MRS : 05-08-2021
ANAMNESIS

(Alloanamnesis dengan ibu penderita)

Keluhan utama : Sesak


Keluhan Tambahan : Berat Bayi Lahir Rendah
Riwayat Perjalanan Penyakit

Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan lahir sectio


ceasarea dari ibu G3P1A1 hamil preterm 34-35 minggu
dengan HAP ec solutio plasenta dan leukosit ibu 18.400
mg/dl
Riwayat Perjalanan Penyakit

Bayi lahir langsung menangis, refleks hisap kuat (+), tangis


merintih (+), retraksi minimal (+), down score 5, apgar score
8/5/9
Riwayat Penyakit Dahulu (Pada Ibu)

Keputihan selama masa Demam selama kehamilan Sakit gigi selama kehamilan
kehamilan (+) (-) (-)

Darah tinggi selama Kencing manis saat Konsumsi obat-obatan


kehamilan (-) kehamilan (-) selama kehamilan (-)
Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita adalah anak kedua dari pernikahan kedua ibu.


Ibu penderita berusia 21 tahun, yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga.

Ayah penderita berusia 26 tahun dan bekerja sebagai


buruh. Penghasilan per bulan sebesar ± 2-3 juta rupiah per
bulan.
Riwayat Kehamilan

Paritas HPHT Periksa Kehamilan


G3P1A1 07-12-20 Tidak Pernah

Minum Alkohol Merokok Konsumsi Obat Tertentu


Disangkal Disangkal Disangkal
Riwayat Persalinan

Masa Kehamilan Presentasi Cara Persalinan


Preterm (34-35 minggu) Kepala Sectio ceasarea atas
indikasi HAP ec solutio
plasenta

KPSW Riwayat Demam Saat Riwayat Ketuban kental,


Tidak ada Persalinan hijau berbau
Tidak ada Tidak ada
Riwayat Persalinan

Keadaan Bayi Saat Lahir


Langsung menangis, BB 1800 Jenis Kelamin
gram, PBL 41 cm
Perempuan

Apgar Score
8/5/9
Pemeriksaan Fisik
Pada tanggal 05 agustus 2021
● Keadaan umum : Tampak sakit sedang
● Kesadaran : Compos mentis
● Berat badan : 1,8 kg
● Panjang badan : 46 cm
● Lingkar kepala : 27 cm
● Lingkar dada : 26 cm
● Suhu : 36,5oc
Pemeriksaan Fisik
Pada tanggal 05 agustus 2021
● Aktivitas : Hipotoni
● Refleks hisap :+
● Tangis : Merintih
● Anemis :-
● Sianosis :-
● Ikterus :-
● Dispnea :+
● HR : 172 x/m
● RR : 62 x/m
● Suhu : 36,5oC
Pemeriksaan Spesifik
Pada tanggal 05 agustus 2021

Kepala : Normocephali, caput succedaneum (-), trauma lahir (-)

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung : Napas cuping hidung (+)

Leher : Pembesaran KGB (-), benjolan (-)


Pemeriksaan Fisik
Pada tanggal 05 agustus 2021

Thorax : Simetris, retraksi (+) pada ke 2 paru

Cor : Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)


Pemeriksaan Fisik
Pada tanggal 05 agustus 2021

Abdomen : Simetris, retraksi (+) pada ke 2 paru

Genitalia : Perempuan, vagina (+)

Ekstremitas : Akral hangat, CRT <3” (+/+)


Refleks Primitif
Pada tanggal 05 agustus 2021

Oral : (+) Withdrawl : (+)

Moro : (+) Plantar Grasp : (+)

Tonic Neck : (+) Palmar Grasp : (+)


Pemeriksaan Penunjang

 Darah rutin (Hb, Ht, trombosit, leukosit, diff count)


 LED
 CRP
 Glukosa darah
 Golongan darah
 Rontgen thorax
Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 05 Agustus 2021
Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 05 Agustus 2021
Rontgen thorax
Pada tanggal 05 Agustus 2021

 CTR < 50 % cor tak membesar


 Pulmo streaky pattern
 Diafragma kanan dan kiri licin
 Sinus costofrenikus kanan dan kiri lancip
 Tulang-tulang intak
 Soft tissue baik

Kesan HMD grade 1


Resume

Bayi perempuan lahir preterm sesuai masa kehamilan


dari ibu G3P1A1 dengan sectio ceasarea atas indikasi HAP ec
solutio plasenta dan leukosit ibu 18.400 mg/dl.
Resume

BB lahir 1800 gr, PB lahir 41 cm. Bayi lahir langsung


menangis, refleks hisap kuat (+), tangis merintih (+), retraksi
minimal (+), down score 5, apgar score 8/5/9.
Diagnosa

Neonatus : Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan


Ibu : G3P1A1 hamil 34-35 minggu jth preskep
Lahir : SC atas indikasi HAP ec solutio plasenta
Anak : BBLR + tersangka infeksi + RDS ec HMD
Penatalaksanaan
Pada tanggal 05 Agustus 2021

Non Farmakologi

-  Rawat di inkubator
- Pasang OGT
- CPAP FiO2 30% PEEP 7 SpO2 88-92%
- Perawatan tali pusat
- Stop oral
- Cegah hipotermi dan hipoglikemi
Penatalaksanaan
Pada tanggal 05 Agustus 2021

Farmakologi

-   Injeksi vit K1 1mg (IM) - Injeksi Ampicillin 2x 45 mg (IV)


- Zalf mata kloramfenikol - Injeksi Gentamicin 2 x 4,5 mg (IV)
- IVFD D 10% 100 cc + D40% 8 cc + - Injeksi Aminophilin loading dose 14 mg/ 24 jam,
Ca kemudian maintenance dose 3 x 3,6 mg
glukonas 10% 6 cc
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Follow up
Follow up
Follow up
Follow up
Follow up
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari
2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan.

Berat lahir adalah bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir

5
Epidemiologi

• Prevalensi (BBLR) 15% dari seluruh kelahiran di


dunia

• Lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau


sosio-ekonomi rendah

• Angka kematian 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi


dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.
Klasifikasi BBLR

Berdasarkan berat
lahir

1. Bayi berat lahir amat sangat


rendah : Berat lahir <1000 gr
2. Bayi berat lahir sangat
rendah : Berat lahir 1000 -
<1500 gr

3. Bayi berat lahir rendah :


Berat lahir 1500 - <2500 gr
Klasifikasi BBLR

Berdasarkan usia Berdasarkan berat


gestasi lahir dan usia gestasi

1. Kurang bulan : usia


1. SMK (sesuai masa
gestasi <37 minggu
kehamilan)
2. Cukup bulan : usia
2. KMK (kecil masa
gestasi ≥37 minggu atau
kehamilan)
lebih
3. BMK (besar masa
kehamilan)
Dampak BBLR

• Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada masa


anak-anak
• Meningkatkan risiko penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit
kardiovaskuler dan diabetes mellitus tipe 2
• Pada anak perempuan akan berisiko melahirkan BBLR ketika mereka
menjadi ibu
Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR

Kedua penyebab tersebut


dipengaruhi oleh faktor risiko seperti:
Bayi berat lahir rendah (BBLR) disebabkan • Faktor ibu
oleh prematuritas dan pertumbuhan janin • Plasenta
terhambat (PJT) atau keduanya. • Janin
Faktor ibu yaitu:

• Riwayat kelahiran BBLR sebelumnya


• Status sosial ekonomi rendah
• Rendahnya tingkat pendidikan ibu
• Tidak ada perawatan antenatal
• Penggunaan alkohol dan narkoba
• BB sebelum hamil rendah (<45 kg)
• Kenaikan BB selama hamil kurang (<10 kg).
Faktor janin yaitu:

• Kelainan kromosom
• Infeksi janin kronik seperti inklusi sitomegali dan rubella
• Gawat janin
• Kehamilan kembar
Faktor Plasenta yaitu:

• Hidroamnion
• Plasenta previa
• Solutio plasenta
• Sindrom tranfusi bayi kembar
• Ketuban pecah dini
DIAGNOSIS

ANAMNE PEMERIKS
SIS AAN FISIK

PEMERIKSAA
N
PENUNJANG
Anamnesis

• Usia gestasi
• Keadaan ibu selama hamil
• Perawatan antenatal
• BB sebelum hamil dan kenaikan BB selama hamil
• Riwayat kelahiran BBLR sebelumnya

• Riwayat penyakit ibu (perdarahan antepartum, DM)


• Penggunaan alkohol dan narkoba
• Tingkat pendidikan ibu
• Status sosial ekonomi

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Pemeriksaan Fisik

A. Pemeriksaan fisis lengkap bayi baru lahir


• Timbang berat bayi
• Ukur panjang badan
• Lingkar kepala
• Lingkar dada

A. Tentukan Masa Gestasi


• Hari pertama haid terakhir
• Ballard Score

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Usia
Nilai Kehamilan
(minggu)

5 26
10 28
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40
45 42
50 44

Pemeriksaan skor Ballard


Pemeriksaan skor Ballard
• Kecil masa kehamilan
(KMK) : bila berat
lahir <P10 menurut
masa gestasi
• Sesuai masa
kehamilan (SMK) :
bila berat lahir
berada P10 dan P90
menurut masa gestasi
• Besar masa
kehamilan (BMK) :
bila berat lahir >P90
menurut masa gestasi

Kurva Lubchenco
Pemeriksaan Penunjang

• Glukosa darah
• Hb
• Leukosit
• Diff. Count
• Serta pemeriksaan lain atas indikasi
(foto thoraks, ECG, USG)

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Tatalaksana

Indikasi rawat

• Semua bayi berat lahir <1.500


gram
• Usia gestasi ≤35 minggu
• Bayi dengan komplikasi

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Tatalaksana
Perawatan rutin

• Dalam inkubator, jaga jangan sampai hipotermi, suhu bayi 36,5-37,5oC

Bayi dengan RDS


• Tentukan usia gestasi
• Bayi BB>1.500 gram, tanpa asfiksia dan tak ada tanda distres pernapasan
dirawat gabung

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Tatalaksana

• Bila bayi <1.500 gram, pindah rawat bagian IKA dan beri ASI/LLM

• Bayi-bayi KMK diberi minum lebih dini (2 jam setelah lahir)

• Periksa gula darah dg dekstrostik bila ada tanda-tanda hipoglikemia

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Tatalaksana
Kebutuhan cairan setiap KgBB/24jam
Hari ke 8 : 160 cc
Hari ke 1 : 80 cc Hari ke 9 : 165 cc
Hari ke 2 : 100 cc Hari ke 10 : 170 cc
Hari ke 3 : 120 cc Hari ke 11 : 175 cc
Hari ke 4 : 130 cc Hari ke 12 : 180 cc
Hari ke 5 : 135 cc Hari ke 13 : 190 cc
Hari ke 6 : 140 cc Hari ke 14 : 200 cc
Hari ke 7 : 150 cc

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Tatalaksana

• Jenis cairan IVFD


BB>2.000 gram : dekstrose 10% 500 cc+ Ca glukonas 10%
BB<2.000 gram : dekstrose 7½% 500 cc+ Ca glukonas 10%
Kebutuhan Ca glukonas/hari: 5cc/KgBB

• Mulai hari ke-3 baru ditambahkan NaCl 15% 6cc/kolf dan KCl sesuai
kebutuhan
• Hari kedua diberikan protein 1 gr/KgBB/hari, dinaikkan perlahan
1½gr, 2gr, 2½gr, 3gr/KgBB/hari

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Tatalaksana
Pada bayi tanpa
RDS (RR<60x/mnt)

• Dapat langsung diberi minum peroral dengan menghisap


sendiri
atau dengan nasogatrik drip.

• Bila tidak mentolerir semua kebutuhan oral, maka berikan


sebanyak yang dapat ditoleransi lambung dan sisanya
diberikan dengan IVFD

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Tatalaksana
Bayi dengan masa gestasi <32
minggu diberikan:
Theophilin dapat diberikan pada
bayi dengan masa gestasi 33-34
Theophilin per oral dosis awal 6 mg dan minggu bila bayi tersebut apnu
yang disertai bradikardia dan
dilanjutkan 1,5mg/kgBB/kali tiap 8 jam sianosis
sampai masa gestasi 34 minggu

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Tatalaksana

Bila bayi belum bisa makan per oral


Dapat diberikan aminophylin IV dosis awal 7-8 mg/KgBB dilanjutkan dosis 2
mg/KgBB tiap 8 jam

PPK RSUD PALEMBANG BARI


Pencegahan
• Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali
selama kurun kehamilan.

• Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin


dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan
diri selama kehamilan.
Pencegahan

• Ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi


sehat (20-34 tahun).

• Dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam


meningkatkan pendidikan ibu terhadap pemanfaatan pelayanan
antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
Komplikasi
Komplikasi langsung

• Hipotermia
• Hipoglikemia
• Gangguan cairan dan elektrolit
• Hiperbilirubinemia
• Sindroma gawat nafas
• Paten duktus arteriosus,
• Infeksi
• Perdarahan intraventrikuler
• Apnea of prematurity
• Anemia.
Komplikasi
Jangka panjang

• Gangguan perkembangan
• Gangguan pertumbuhan
• Gangguan penglihatan (retinopati)

• Gangguan pendengaran
• Penyakit paru kronis
• Kenaikan angka kesakitan
• Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Prognosis

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad sanationa : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam

PPK RSUD PALEMBANG BARI


ANALISIS KASUS
Bayi perempuan lahir preterm sesuai masa kehamilan dari ibu G3P1A1 dengan
sectio ceasarea atas indikasi HAP ec solutio plasenta dan leukosit ibu 18.400
mg/dl. BB lahir 1800 gr, PB lahir 41 cm.

Bayi lahir langsung menangis, refleks hisap kuat (+), tangis merintih (+), retraksi
minimal (+), down score 5, apgar score 8/5/9.
Menurut data yang didapatkan usia kehamilan ibu pasien adalah kurang bulan
yaitu sekitar 34-35 minggu.

Berdasarkan data tersebut, usia kehamilan bayi ini termasuk kurang bulan karena
<37 minggu masa kehamilannya.
Hubungan usia kehamilan yaitu 34-35 minggu dan berat badan lahir 1800 gram
menandakan neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan
Keluhan utama yang dimiliki oleh bayi adalah sesak napas sesaat setelah
lahir. Bayi lahir sectio caesarea dari ibu G3P1A1 atas indikasi HAP ec
solutio plasenta. Apgar skor 8/5/9.

Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien mengalami respiratory distress


syndrome.
Menurut teori, Respiratory Distress Syndrome merupakan kumpulan dari 2
atau lebih gejala gangguan ventilasi paru yang ditandai

• Frekuensi napas > 60 kali/menit


• Merintih pada waktu ekspirasi
• Retraksi interkostal, subkostal, suprasternal, epigastrium
• Pernapasan cuping hidung
• Sianosis.
• Dari hasil pemeriksaan fisik : HR 146x/menit, RR 62x/menit, dan suhu
36,50C.
• Pada keadaan spesifik : napas cuping hidung dan retraksi pada kedua paru.

• Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 05 Agustus 2021 : hemoglobin


meningkat, hematokrit meningkat, dan leukositosis.
.

• Berdasarkan pemeriksaan rontgen tanggal 05 Agustus 2021, didapatkan


kesan HMD grade 1.

RDS yang dialami pasien disebabkan oleh defisiensi surfaktan dan


sering terjadi pada bayi kurang bulan.
Pasien merupakan tersangka infeksi dikarenakan leukosit ibu 18. 400 mg/dl

Menurut teori, bayi tersangka infeksi bila bayi baru lahir mempunyai faktor
risiko yaitu,
• Suhu ibu >38oC
• Leukosit ibu > 15.000/mm3
• Air ketuban keruh dan berbau busuk
• Ketuban pecah > 12 jam
• Partus kasep
Penatalaksanaan non-farmakologi pasien

• Monitoring tanda-tanda gawat nafas (HR, RR, Temp, SpO2)


• ASI/PASI
• Pasien dimasukan dalam inkubator,
Hal ini dilakukan untuk mencegah hipotermi pada pasien
karena lapisan adiposa yang masih minimal sehingga
rentan mengalami hipotermi.
Penatalaksanaan farmakologi pasien

• Kebutuhan cairan yang dihitung perhari berdasarkan


usia pasien
• IVFD D5% ¼ NS + D 40% 40 cc+ ca glukonas
• Aminofusin pediatri

• Inj. Aminophilin 3 x 3,6 mg


• Inj. Ampisilin 2 x 45 mg (IV)
• Inj. Gentamisin 2 x 4,5 mg (IV)
Menurut teori,

Ampisilin dan gentamisin merupakan antibiotik spectrum sempit

•Penisilin bekerja terhadap gram positif


•Gentamisin bekerja terhadap bakteri gram negatif
•Kombinasi kedua obat ini akan efektif untuk tersangka infeksi
SIMPULAN
● Kasus ini merupakan bayi perempuan lahir sectio caesarea
dari ibu G3P1A1 atas indikasi HAP ec solutio plasenta dan
leukosit ibu 18.400 mg/dl. BB lahir 1800 gr, PB lahir 41
cm. Bayi lahir langsung menangis, refleks hisap kuat (+),
tangis merintih (+), retraksi minimal (+), down score 5,
apgar score 8/5/9.

.
● Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjuang, pasien didiagnosis mengalami BBLR + tersangka
infeksi + RDS ec HMD

● Penatalaksanaan pasien meliputi penatalaksanaan non-


farmakologi yaitu monitoring tanda-tanda gawat nafas (HR,
RR, T, SpO2) , ASI/PASI dan memasukkan pasien ke
inkubator.
● Tatalaksana farmakologi meliputi kebutuhan cairan yang
dihitung perhari berdasarkan usia pasien, IVFD D5% ¼ NS +
D 40% 40 cc+ ca glukonas, aminofusin pediatri, Inj.
Aminophilin 3 x 3,6 mg, Inj. Ampisilin 2 x 45 mg (IV), Inj.
Gentamisin 2 x 4,5 mg (IV).

● Prognosis pasien adalah dubia ad bonam.


Thank you

Anda mungkin juga menyukai