Laporan Kasus
Partus Prematurus Imminens
Pembimbing :
Dr. Musrah Muzakkar, Sp.OG
Oleh :
Angga Wahyu Pratama
(21504101041)
Identitas
• Nama : Ny.S
• Usia : 31 tahun
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Dusun Tuliskriyo 1/1 Sanankulon, Blitar
• Pendidikan : SMA
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Status Perkawinan : Menikah
• Tanggal Periksa : 10 Mei 2017
Tidak haid sejak ± 7 bulan yang lalu Pasien datang sendiri lewat IGD
HPHT : Lupa RSD Mardi Waluyo pada tanggal
UPL : 18-07-2017 (USG) 10 Mei 2017 dengan G2P1001
Riwayat Menstruasi : Menarche usia UK 30-31 minggu tunggal hidup
12 tahun, lamanya 4-5 hari, teratur dengan bekas SC 7 tahun dan
1x1 bulan, 2-3 x ganti pembalut /hari, ante partum bleeding.
nyeri (-) Pasien mengeluh keluar darah
pervaginam sejak tanggal 10 Mei
2017 pukul 02.00 WIB.
Riwayat obstetri:
G2 P1001
7 th / Aterm / SC a/i sungsang
+ PRM / Perempuan / BB :
♀ 31 th
3200 gram
RPS
RPD
Riwayat KB : Pil ± 6 tahun Mengeluh kenceng-kenceng
sejak 2 minggu yang lalu. Hari ini
RHM,ANC, keluar darah yang banyak dari
RM kemaluan (+)
RHM : Mual (+) Muntah (-) Perdarahan (-) Keluar air yang banyak dari
ANC : Kontrol ke bidan dan dokter kemaluan (-)
kandungan selama hamil. Gerak anak dirasakan sejak usia
Riwayat Menikah: Pasien menikah 1 kali usia kehamilan ± 3-4 bulan
23 tahun, suami 24 tahun R. Alergi obat metoclopramide
Pemeriksaan fisik umum
Keadaan Kesadaran:
umum: tampak compos mentis
cukup kooperatif
BB : 61,7 kg
Tekanan darah: Nadi:
110/70 mmHg 92x/menit
TB : 155,5 cm
Pernapasan:
Suhu : 36,40C
20x/menit
Normal, tidak kering, tidak
ada sianosis dan ikterik
Konjungtiva
anemis (-/-),
Kulit sclera ikterik
Mata (-/-)
Mulut
Bentuk normal,
mukosa bibir Berwarna hitam
kering, lidah tidak mudah
terlihat kotor, dicabut
tidak ada gusi Rambut
berdarah,
Normochepal
Kepala
Abdomen
Jantung
Membesar
sesuai usia
Paru kehamilan, BU
I: Ictus cordis (+)normal,
KGB tidak terlihat meteotismus (-)
Pal: Ictus cordis
I: simetris kiri = tidak teraba
kanan pada medial
Leher, Axilla: Pal: fremitus RIC V
tidak ada kanan = kiri Per : Batas
pembesaran Per : sonor jantung DBN
KGB A: vesikuler, Auskultasi :
ronki (-/-), reguler, gallop
wheezing (-/-) (-),bising (-)
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Luar
• Leopold I : Tinggi fundus uteri 23 cm. Bagian teratas teraba
lunak, kesan bokong.
• Leopold II : Bagian kanan teraba punggung janin
• Leopold III : Bagian terbawah dari janin teraba bulat, keras,
terkesan kepala.
• Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP.
Pemeriksaan Dalam
tidak dilakukan
Diagnosis kerja
1. Sumardi, Cunningham M.D, et all. 2005. Preterm Birth. In: Williams Obstetrics. 23nd ed.McGraw- Hill.
2. Goepfert A.R. 2001. Preterm Delivery. In: Obstetrics and Gynecology Principle for Practise. McGraw-Hill.
Etiologi
Perdarahan desidua
Distensi uterus berlebih
Inkompetensi serviks
Distorsi uterus
Partus Prematurus Imminens
Demam/inflamasi maternal
Perubahan hormonal
Insufisiensi uteroplasenta
Aktivasi aksis hypothalamic–
pituitary–adrenal (HPA) janin
atau ibu: stres
Patogenesis
Stres yang didefinisikan sebagai tantangan baik
Psikologis atau fisik, yang mengancam atau yg
dianggap mengancam homeostasis pasien,
akan mengakibatkan akitivasi prematur
hypothalamic–pituitary–adrenal (HPA)
janin atau ibu.
Infeksi dan inflamasi
Patogenesis
2
Pembukaan lebih dari 2 cm
3
Pendataran serviks sebesar 75% atau lebih.
Penatalaksanaan
langkah yang dapat dilakukan pada PPI, terutama
untuk mencegah morbiditas dan mortalitas neonatus
preterm ialah
yang akhirnya
menurunkan kematian
neonatus
Cara persalinan pasien PPI
calcium
Magnesium channel
sulfat
blockers
prostaglandin
synthetase
inhibitor
Insufisiensi serviks
Patogenesis
• Mengkonsumsi suplemen
Pencegahan nutrisi
primer • Melakukan asuhan prenatal
Sebelum konsepsi
pemberian progesteron Modifikasi aktivitas ibu
profilaksis, mengontrol , Pemberian suplemen
penyakit-penyakit nutrisi, Peningkatan
seperti diabetes, perawatan bagi wanita
seizures, asma atau yang berisiko , Terapi
hipertensi antibiotik , Pemberian
Setelah konsepsi
progesteron
Pencegahan Tersier
Beberapa intervensi yang dapat dilakukan sebagai pencegahan
tersier diantaranya ialah pengiriman ibu dengan PPI ke rumah sakit
yang dilengkapi perawatan bayi preterm dalam sistem regionalisasi,
yang memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan dan
perawatan fasilitas, pemberian terapi tokolisis, kortikosteroid antenatal,
antibiotik dan PPI atas indikasi pada waktu yang tepat.