Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEBIJAKAN DALAM PELAYANANA KEBIDANAN

(EVALUASI PELAYANAN BIDAN DALAM MULTIPERSPEKTIF)

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 2 :

Cendy Peronika (P05140421004)

Fhiyonita Oktarianie S (P05140421010)

Hetty Yusvita (P05140421012)

Monica Julianti (P05140421019)

Dosen Pembimbing :

Wewet Savitri, M. Keb

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANANALIH JENJANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan


Rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa kami selesaikan. Makalah ini membahas
tentang “Evaluasi Pelayanan Bidan Dalam Multiperspektif “. Mengingat
keterbatasan pengertian yang ada pada makalah ini, maka dalam penulisan
makalah ini tentu terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam isi maupun
sistematikanya. Kami sadar dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.

Dalam penyusunan makalah ini kami tidak mungkin dapat


menyelesaikannya tanpa memperoleh bantuan dari berbagai pihak terutama dari
dosen pembimbing. Akhir kata kami berharap semoga makalah kami dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bengkulu, 28 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Dfatar Isi............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Evaluasi Pelayanan Kebidanan Dalam Multi Perspektif.........................6


B. Pelayanan Kebidanan Dari Multi Perspektif……………………….......8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................10
B. Saran........................................................................................................11

Daftar Pustaka...................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua
di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai
wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang
melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,
membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan
sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Keberadaan bidan di Indonesia sangat diperlukan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan ibu dan janinnya, salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah adalah mendekatkan pelayanan kebidanan
kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Pada tahun 1993 WHO
merekomendasikan agar bidan dibekali pengetahuan dan ketrampilan
penanganan kegawatdaruratan kebidanan yang relevan. Untuk itu pada
tahun 1996 Depkes telah menerbitkan Permenkes No.572/PER/Menkes
/VI/96 yang memberikan wewenang dan perlindungan bagi bidan dalam
melaksanakan tindakan penyelamatan jiwa ibu dan bayi baru lahir.
Pada pertemuan pengelola program Safe Mother Hood dari negara-
negara di wilayah Asia Tenggara pada tahun 1995, disepakati bahwa
kualitas pelayanan kebidanan diupayakan agar dapat memenuhi standar
tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya WHO
mengembangkan Standar Pelayanan Kebidanan. Standar ini kemudian
diadaptasikan untuk pemakaian di Indonesia, khususnya untuk tingkat
pelayanan dasar, sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat
Dengan adanya standar pelayanan, masyarakat akan memiliki rasa
kepercayaan yang lebih baik terhadap pelaksana pelayanan. Suatu standar
akan lebih efektif apabila dapat diobservasi dan diukur, realistis, mudah
dilakukan dan dibutuhkan. Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan

4
profesional yang menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan
sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya,
bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode
kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian Evaluasi Pelayanan Kebidanan Dalam Multi
Perspektif?
2. Apa sajakah bagian dari Evaluasi Pelayanan Kebidanan Dalam Multi
Perspektif ?
3. Apa pengertian dari Pelayanan Kebidanan Dari Multi Perspektif?
4. Apa sajakah bagian dari Apa sajakah bagian dari Evaluasi Pelayanan
Kebidanan Dalam Multi Perspektif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian Evaluasi Pelayanan Kebidanan
Dalam Multi Perspektif
2. Untuk mengetahui apa pengertian Evaluasi Pelayanan Kebidanan
Dalam Multi Perspektif

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Pelayanan Kebidanan Dalam Multi Perspektif.


Mutu pelayanan kebidanan adalah mutu jasa yang bersifat
multidimensi. Dimensi mutu pelayanan kebidanan berdasarkan L.D.
Brown meliputi (Wiyono DJ. 2012):
1. Kompetensi teknis
Kompetensi teknis pelayanan kebidanan meliputi ketrampilan,
kemampuan dan penampilan atau kinerja provider. Dimensi ini
menitiberatkan pada kepatuhan provider dalam melaksanakan
kinerja berdasarkan standar pelayanan kebidanan yang telah
ditentukan profesi. Tidak terpenuhinya dimensi ini akan berakibat
terhadap mutu pelayanan kebidanan
2. Keterjangkauan atau akses
Ini mempunyai arti bahwa pelayanan kebidanan harus dapat
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat tanpa terhambat faktor
geografi, ekonomi dan sosial. Pelayanan kebidanan saat ini sudah
mencapai tempat terdekat dengan masyarakat, yaitu dengan
penempatan bidan di desa semenjak tahun 1998 dan adanya program
pemerintah dalam jaminan kehamilan, persalinan dan keluarga
berencana (KB).
3. Efektifitas
Pelayanan kebidanan harus efektif, artinya asuha kebidaan yang
diberikan harus mampu menangani kasus fisiologis kebidanan dan
mampu mendeteksi geala patologis kebidanan dengan tepat. Efektifitas
pelayanan kebidanan ini tergantung dari penggunaan standar
pelayanan kebidanan dengan tepat, konsisten dan sesuai dengan
situasi setempat.
4. Efisiensi

6
Pelayanan kebidanan yang efisien dapat melayani lebih
banyak klien. Pelayanan kebidanan yang memenuhi standar
peayanan umumnya tidak mahal, nyaman bagi klien, waktu efektif
dan menimbulkan risiko minimal bagi klien.
5. Kesinambungan
Kesinambungan pelayanan kebidanan artinya klien dapat dilayani
sesuai kebutuhannya, termasuk kebutuhan rujukan jika diperlukan.
Klien mempunyai akses ke pelayanan lanjutan jika diperlukan,
termasuk riwayat pelayanan kebidanan sebagai rujukan untuk pelayanan
lan jutan.
6. Keamanan
Keamanan artinya pelayanan kebidanan harus aman, baik
bagi provider maupun klien maupun masyarakat sekitarnya. Pelayanan
kebidanan yang bermutu harus aman dari risiko cedera, infeksi, efek
samping, atau bahaya lain. Misalnya asuhan persalinan, pasien maupun
provider harus aman dari asuhan yang dilaksanakan. Bagi klien harus
aman ketika melahirkan baik ibu maupun bayinya, sedangkan
provider juga harus aman dari risiko yang diakibatkan oleh karena
pelayanan kebidanan.
7. Kenyamanan
Ini berhubungan dengan kepuasan klien sehingga mendorong
klien datang kembali ke tempat pelayanan kebidanan tersebut.
Kenyamanan atau kenikmatan dapat menimbulkan kepercayaan klien.
Kenyamanan juga terkait dengan penampilan fisik pelayanan kebidanan,
provider, peralatan medis dan nonmedis. Misalnya, tersedianya tempat
tertutup pada saat pemeriksaan, AC, kebersihan daat menimbulkan
kenyamanan bagi kien.
8. Informasi
Pelayanan kebidanan yang bermutu harus dapat memberikan
informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan ba
gaimana pela yanan kebidanan itu akan/telah dilaksanakan.
9. Ketepatan waktu

7
Pelayanan kebidanan yang bermutu harus memperhatikan
ketepatan waktu dalam pelayanan serta efiektif dan efisien.
10. Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan
kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga
rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian dan lain-lain.
Hubungan antar manusia ini merupakan interaksi yang positif
antara provider dan klien. Dimensi pelayanan kebidanan merupakan
suatu kerangka pikir yang dapat digunakan dalam menganalisis
masalah mutu pelayanan kebidanan yang sedang dihadapi dan
kemudian mencari solusi yang diperlukan untuk dapat mengatasinya.
Jika terdapat ketidakpuasan klien, maka analisis dilakukan pada
setiap dimensi pelayanan kebidanan. Peran utama sistem
pelayanan kebidanan adalah selalu menjamin mutu pelayanan dan
selalu menngkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Semakin
meningkatnya perhatian terhadap peningkatan mutu pelayanan
kebidanan, pemahaman pendekatan jaminanmutu pelayanan menjadi
semakin penting.

B. Pelayanan Kebidanan Dari Multi Perspektif


Setiap orang akan menilai mutu pelayanan kebidanan
berdasarkan standar atau karakteristik yang berbeda-beda, hal ini karena
dipengaruhi oleh subjektivitas orang-orang yang berkepentingan dalam
pelayanan kebidanan (Anggoro, Bagous. 2016).
1. Bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan
Klien/masyarakat (konsumen) melihat pelayanan kebidanan yang
bermutu sebagai suatu pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan
dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu,
tanggap dan mampu mengatasi permasalahannya. Persepsi
klien/masyarakat yang merasa puas akan berpengaruh dalam
kepatuhan dan kunjungan ulang dalam pelayanan kebidanan.
Provider harus memahami status dan kebutuhan pelayanan

8
kebidanan klien, mendidik dan melibatkan masyarakat dalam
menentukan cara efektif penyelenggaraan pelayanan kebidanan,
sehingga diperlukan suatu hubungan yang saling percaya antara provider
dengan klien/masyarakat.
2. Bagi pemberi pelayanan kebidanan
Pemberi layanan kebidanan (provider) mengaitkan pelayanan
kebidanan yang bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur
kerja atau protokol, kebebasan profesi dalam melakukan setiap
pelayanan kebidanan sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir, dan
bagaimana keluaran (outcome) atau hasil pelayanan kebidanan
tersebut. Komitmen dan motivasi provider bergantung pada¬
kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan cara yang
optimal.
3. Bagi penyandang dana pelayanan kebidanan
Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap
bahwa layanan kebidanan yang bermutu sebagai suatu layanan
kesehatan yang efektif dan efisien. Klien diharapkan dapat pulih
dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga biaya pengobatan
dapat menjadi efisien. Upaya promosi dan preventif lebih
ditingkatkan agar layanan kesehatan penyembuhan semakin berkurang.
4. Bagi pemilik sarana pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan yang bermutu merupakan pelayanan yang
menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya op erasional
dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif yang masih terjangkau oleh
klien/masyarakat, yaitu pada tingkat biaya yang tidak mendapat keluhan
dari pasien dan masyarakat.
5. Bagi administrator pelayanan kebidanan
Administrator dapat menyusun prioritas dalam menyediakan
apa yang menjadi kebutuhan dan harapan klien/masyaraat serta
pemberi layanan kebidanan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi pelayanan kebidanan dalam multi perspektif terdapat
pada mutu pelayanan kebidanan adalah mutu jasa yang bersifat
multidimensi. Dimensi mutu pelayanan kebidanan berdasarkan L.D.
Brown meliputi:

a. Kompetensi teknis
b. Keterjangkauan atau akses
c. Efektifitas
d. Efisiensi
e. Kesinambungan
f. Keamanan
g. Kenyamanan
h. Informasi
i. Ketepatan waktu
j. Hubungan antar manusia

Pelayanan kebidanan dari multi perspektif setiap orang akan


menilai mutu pelayanan kebidanan berdasarkan standar atau
karakteristik yang berbeda-beda, hal ini karena dipengaruhi oleh
subjektivitas orang- orang yang berkepentingan dalam pelayanan
kebidanan :

a. Bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan


b. Bagi pemberi pelayanan kebidanan
c. Bagi penyandang dana pelayanan kebidanan
d. Bagi pemilik sarana pelayanan kebidanan
e. Bagi administrator pelayanan kebidanan

10
B. Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan
kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi
yang lain yang relevan dengan materi, serta dapat bertanya kepada ahlinya

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Bagous. 2016. Konsep Dasar Mutu Pelayanan


Kesehatan.https://www.academia.edu/9792807/BAB_I_KONSEP_DASAR_MUT
U_PE LAYANAN_KESEHATAN. Diakses tanggal 29 September 2019

Wiyono DJ. 2012. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan : Teori,


Strategi danAplikasi, Universitas Airlangga, Surabaya

12
13

Anda mungkin juga menyukai