Kimor Percobaan 1 (Imitasi Perbandingan Genetis) 2
Kimor Percobaan 1 (Imitasi Perbandingan Genetis) 2
Genetika
PERCOBAAN I
NIM : H041211049
KELOMPOK : IV (EMPAT) A
LABOLATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada tahap awal, genetika hanya sebatas persilangan tanaman yang dilakukan oleh
bapak gentika, George Mendel pada tahun 1800-an. Proses awal tersebut disebut
dan Hukum Mendel II. Saat ini, genetika telah memasuki tahap genetika modern.
Genetika modern diawali dengan penemuan struktur rantai ganda pada DNA oleh
Watson dan Crick. Selanjutnya, genetika modern berorientasi pada injeksi asam
Apabila kita menghadapi suatu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat
hasil ujian tentunya menghadapi kemungkinan apakah ia lulus atau tidak. Seorang
apakah ia akan menang ataukah kalah. Jika seseorang melempar mata uang logam
ke atas, maka kemungkinan yang dihadapinya ialah apakah uang itu akan jatuh
membuktikan teori Mendel dengan rasio fenotip F2 yang diperoleh 9:3:3:1 melalui
kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 30 Maret 2022 pukul
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan individu yang lain dalam pewarisan sifat dari orang tua kepada
keturunannya yang akan menghasilkan perbandingan yang signifikan. Hal ini bisa
juga disebut dengan adanya variasi genetik. Variasi genetik ini ditandai dengan
makhluk lainnya. Adanya DNA sebagai cetak biru yang memastikan karakteristik
biologis seorang individu, sangat dipengaruhi oleh urutan nukleotida yang disandi
dengan seorang individu lain atau kelompok individu di suatu wilayah dengan
wilayah lain, bisa berupa suatu politipisme dan polimorfisme, maka tingkat
persamaan informasi genetiknya akan tinggi pula. Variasi ini tentu saja sangat
ditentukan oleh mutasi, rekombinasi dan migrasi gen dari satu lokasi ke lokasi
Hukum Mendel I berusaha menjelaskan pemisahan pasangan alel secara bebas pada
saat pembelahan meiosis pada saat pembentukkan gamet. Segregasi diikuti dengan
(Wahyuningsih, 2019).
Hukum mendel I menyatakan bahwa pewarisan sifat dari kedua gen induk
yang berupa pasangan alel yang akan mengalami pemisahan. Pemisahan tersebut
akan diterima oleh setiap gamet dengan jumlah satu gen induk yang diterimanya.
Hukum Mendel I dapat disebut dengan hukum segregasi bebas yang menyatakan
adalah persilangan antar dua individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki
monohibrid mempunyai fenotip yang serupa dengan induknya yang dominan jika
dominansi tampak sepenuhnya. Pemisahan alel terjadi saat keturunan pertama (F1)
mengikuti satu karakter, seperti warna bunga. Semua keturunan F1 yang dihasilkan
dalam persilangan dari orang tua yang benar-benar berkembang biak adalah
monohibrid, yang berarti bahwa mereka heterozigot untuk satu karakter tertentu
yang diikuti dalam salib. Mendel kemudian menyusun hukum waris kedua dengan
menyilangkan dua karakter sacara bersamaan, seperti warna biji dan bentuk biji.
Biji (kacang polong) bisa berwarna kuning atau hijau dan biji berbentuk bulat
(halus) atau berkerut. Dari persilangan karakter tunggal, Mendel tahu bahwa alel
untuk biji kuning dominan (Y), dan alel untuk biji hijau resesif (y). Untuk karakter
berbentuk biji, alel untuk bulat dominan (R), dan alel untuk keriput bersifat resesif
hasilnya dekat dengan rasio fenotip 9:3:3:1 yang diprediksi, mendukung hipotesis
bahwa alel untuk satu gen mengendalikan warna benih, misalnya memisahkan
menjadi gamet sacara terpisah dari alel gen lain, seperti bentuk biji. Mendel
menguji tujuh karakter kacang polongnya dalam berbagai kombinasi dihibrid dan
selalu mengamati rasio fenotip 9:3:3:1 pada generasi F2. Hasil percobaan dihibrid
Mendel adalah dasar untuk apa yang sekarang kita sebut hukum Asortasi bebas atau
Hukum ini hanya berlaku untuk gen (pasangan alel) yang terletak pada
kromosom yang berbeda yaitu, kromosom yang tidak homolog atau alternatif,
untuk gen yang sangat berjauhan pada kromosom yang sama. Situasi ini sangat
contoh yang di pertimbangkan melibatkan gen yang terletak pada kromosom yang
perbandingan Mendel, melainkan sesuatu yang ada kalanya tidak dapat diterangkan
secara teori. Berhubungan dengan itu, adanya penyimpangan antara hasil yang
didapat dengan hasil yang diharapkan secara teoritis sangat perlu untuk dilakukan
evaluasi. Suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu adalah dengan melakukan tes
𝑑2
𝒳 2= ∑ ………………………….(2.1)
𝑒
Keterangan:
diramal.
o = Observasi
∑ = Sigma
kebebasan, yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi dengan satu.
perbandingan fenotip 3:1 (ada dominasi penuh), berarti ada 2 kelas fenotip sehingga
Square nilai kemungkinan 0,05, itu berarti bahwa data yang diperoleh dari
percobaan itu buruk. Ini disebabkan karena penyimpangan sangat berarti dan ada
faktor lain di luar faktor kemungkinan berperanan di situ. Kalau nilai X2 yang
didapat berada di dalam kolom nilai kemungkinan 0,01 berarti data yang diperoleh
dari percobaan buruk sekali. Nilai X2 itu disebut sangat berarti highly significant.
Ini disebabkan karena penyimpangan sangat berarti dan faktor di luar faktor
kemungkinan besar peranannya. Jadi, data hasil percobaan dapat dianggap baik
apabila nilai X2 yang didapat berada di dalam kolom nilai kemungkinan 0,05 atau
bapak genetika dunia. Istilah penyimpangan ini berawal dari ditemukannya sifat-
semu hukum Mendel, sedangkan hasil persilangan yang jauh berbeda dengan hasil
perbandingan Mendel disebut sebagai penyimpangan hukum Mendel. Tapi,
yang dapat menghasilkan rasio fenotip yang berbeda dengan dasar dihibrid
bisa diamati dari suatu organisme yang dapat diatur oleh genotip dengan lingkungan
struktural, perilaku, dan fisiologis serta dari berbagai tingkat gen dari suatu
berlaku dalam pola pewarisan tersebut, hanya terdapat sedikit kelainan akibat sifat
gen-gen yang unik. Penyimpangan semu hukum mendel dapat diamati pada kasus
gen atau lebih yang saling memengaruhi. Gen akan memberikan fenotip pada suatu
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tulis menulis dan
kalkulator (handphone).
III.1.2 Bahan
Bahan yang diperlukan untuk percobaan ini adalah biji genetik dari berbagai
warna.
masing-masing kantong berisi 20 biji genetik. Terdiri dari 5 kuning merah, 5 kuning
hitam, 5 putih merah, 5 putih hitam. Lalu diambil 1 biji genetik dari kantong kanan
dengan tangan kanan dan satu biji genetik dari kantong kiri dengan tangan kiri
dengan waktu yang bersamaan dan akan dihasilkan sebuah kombinasi genetik.
Dicatat hasil yang diperoleh, setelah dicatat hasilnya, kembalikan kombinasi biji
genetik itu ke kantong asalnya dan kocoklah supaya teracak kembali. Kemudian,
diulangi pengambilan biji genetik sampai 16 kali dan dibuat tabel dari hasil
percobaan.
BAB IV
IV.1 Hasil
a) Data Kelompok
K_B_ K_bb kkB_ Kkbb
Ke (Kuning (Kuning (Putih
(Putih Kisut)
Bernas) Kisut) Bernas)
1 ✓
2 ✓
3 ✓
4 ✓
5 ✓
6 ✓
7 ✓
8 ✓
9 ✓
10 ✓
11 ✓
12 ✓
13 ✓
14 ✓
15 ✓
16 ✓
Σ 10 3 2 1
Keterangan: K=Kuning, k=Putih, B=Bernas, b=Kisut
𝑑2 1 0 1 0
𝑒 9 3 3 1
𝑥2 0,444
Keterangan:
𝑑 = Penyimpangan
a)Data Kelas
K_B_ K_bb kkB_ Kkbb
Kelp. (Kuning (Kuning (Putih
(Putih Kisut)
Bernas) Kisut) Bernas)
10 3 2 1
II 11 3 2 0
III 10 3 3 0
IV 10 3 2 1
V 10 4 2 0
∑ 51 16 11 2
Keterangan: K=Kuning, k=Putih, B=Bernas, b=Kisut
𝑑 = Penyimpangan
dilakukan pengambilan secara acak dari 40 biji genetik berbagai warna. Untuk
Dalam tabel data kelompok, diperoleh nisbah O untuk genotip KB, K-bb,
kk-B, dan kk-bb adalah 10:3:2:1, sedangkan untuk 𝑒, yakni nisbah teoritis
berdasarkan Hukum Mendel II, memiliki perbandingan 9:3:3:1. Dari kedua nisbah,
maka nisbah O dikurangkan dengan nisbah 𝑒 untuk mendapatkan nilai dari 𝑑. Dari
nilai 𝑑 yang diperoleh, disubsitusikan ke rumus 𝑑 2/𝑒. Untuk mendapatkan nilai chi-
dengan derajat kebebasan 3, maka nilai tersebut berada diantara 0,90 − 0,99.
Dalam tabel data kelas, diperoleh nisbah O untuk genotip yang sama adalah
51:16:11:2. Nisbah O merupakan hasil akumulasi nilai yang didapatkan dari kelima
kebebasan 3, maka tampak bahwa nilai tersebut berada diantara nilai kemungkinan
0,20 − 0,30.
Menurut teori, jika nilai X2 yang diperoleh berada dibawah kolom nilai
kemungkinan 0,05, maka data yang diperoleh dari percobaan itu buruk. Sedangkan
apabila X2 yang diperoleh dalam kolom nilai kemungkinan 0,01 berarti data yang
diperoleh buruk sekali. Data hasil percobaan dapat dianggap baik apabilanilai X2
yang didapat berada didalam kolom nilai kemungkinan 0,05 atau didalam kolom
sebelah kirinya. Dari percobaan, diperoleh nilai kemungkinan data kelompok antara
0,90 − 0,99 sementara nilai kemungkinan data kelas adalah diantara 0,20 − 0,30.
Kedua data tersebut lebih besar daripada nilai 0,55 sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil yang diperoleh sudah baik atau signifikan. Deviasi yang didapatkan dari
nisbah merupakan angka tidak berarti, maka nisbah teoritis 9:3:3:1 telah terpenuhi.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Genetis adalah bahwa nisbah yang diperoleh, yakni 10:3:2:1 untuk data kelompok
dengan probabilitas 0,90 − 0,99 dan 45:15:15:5 untuk data kelas dengan
probabilitas 0,20 − 0,30. Karena kedua nilai probabilitas yang didapatkan berada
V.2 Saran
praktikan dari jangkauan papan tulis agar praktikan bisa memperhatikan penjelasan
Effendi, Y. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Pustaka Rumah Clnta. Magelang,
Jawa Tengah.
Koesbardiati, T., Yudianto, A., Murti, B, D., Suriyanto, R, A., 2013. Loci Str Codis
(Tho1,Tpox) Genetic Variation On Gilimanuk Man (Bali Islands).
Jurnal Berkala Arkeologi. 34(2): 135.
Reece, J. B. et al. 2017. Campbell biology. 11th edn, Campbell Biology. 11th edn.
New York: Pearson, doi.
Freedom 0,95 0,90 0,80 0,70 0,50 0,30 0,20 0,10 0,05 0,01 0,001
1 0,004 0,02 0,06 0,015 0,46 1,07 1,64 2,71 3,84 6,64 10,83
2 0,10 0,21 0,45 0,71 1,39 2,41 3,22 4,60 5,99 9,21 13,82
3 0,35 0,58 1,10 1,42 2,37 3,66 4,64 6,25 7,82 11,34 16,27
4 0,71 1,06 1,65 2,20 3,36 4,88 5,99 7,78 9,49 13,28 18,47
5 1,14 1,61 2,34 3,00 4,35 6,06 7,29 9,24 11,07 15,09 20,52
6 1,63 2,20 3,07 3,83 5,53 7,23 8,56 10,64 12,59 16,81 22,46
7 2,17 2,83 3,82 4,67 6,35 8,38 9,80 12,02 14,07 18,48 24,32
8 2,73 3’49 4,59 5,53 7,34 9,52 11,03 13,36 15,51 20,09 26,12
9 3,32 4,17 5,38 6,39 8,34 10,66 12,24 14,68 16,92 21,67 27,88
10 3,94 4,86 6,18 7,27 9,34 11,78 13,44 15,99 18,31 23,21 29,59
Lampiran 2. Referensi