Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aprili Dayana

Nim : 2004101019

Prodi : PGSD UNIT 3

MK : Pengembangan Kurikulum

RESUME KURIKULUM MERDEKA DAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

A. KURIKULUM MERDEKA

Nadiem menjelaskan, Kurikulum Merdeka dibuat sebagai pemulihan dari ketertinggalam pembelajaran
atau recovery dari learning loss akibat pandemi Covid-19.

Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut
sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus
berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik, serta peserta
didik yang lebih aktif. Kurikulum ini akan mulai digunakan pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK,
SD, SMP, hingga SMA.

Karakteristik kurikulum merdeka diantaranya :

1. IPA-IPS digabung, Informatika jadi mapel wajib SMP

Pada penerapan kurikulum Merdeka, pelajaran IPA dan IPS digabung di jenjang pendidikan sekolah
dasar (SD). Alasan penggabungan kedua mata pelajaran tersebut lantaran anak usia SD cenderung
melihat segala sesuatu secara utuh dan terpadu.

"Selain itu, mereka masih dalam tahap berpikir konkret/sederhana, holisitik, dan komprehensif, namun
tidak detail. Penggabungan pelajaran IPA dan IPS diharapkan dapat memicu anak untuk dapat mengelola
lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan," demikian bunyi buku saku tersebut.

Pelajaran IPA dan IPS yang kemudian akan digabung menjadi IPAS tersebut baru mulai diajarkan di kelas
III. Tujuannya untuk menguatkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, baik dari
aspek alam maupun sosial. Selain itu, di tingkat SD, mata pelajaran keterampilan ditiadakan karena telah
terwadahi melalui mata pelajaran seni. Di tingkat SMP, perubahan yang terjadi pada Kurikulum Merdeka
Belajar yakni mata pelajaran informatika yang menjadi mata pelajaran wajib. "Sedangkan mata pelajaran
prakarya menjadi salah satu pilihan bersama mata pelajaran seni (seni musik, seni tari, seni rupa, seni
teater)," tulis buku saku tersebut.

2. Tidak ada penjurusan di SMA

Siswa-siswi SMA tidak mengalami penjurusan bila sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka. Untuk itu di
jenjang kelas X, tidak dilakukan peminatan jurusan bagi peserta didik.

Kemendikbudristek pun mengungkapkan beberapa alasan atas penghapusan peminatan.


a. Pada kelas X, peserta didik perlu menguatkan kembali kompetensi dasar/pondasi sebelum emreka
mengambil keputusan tentang arah minat dan bakat akademik yang ingin dikembangkan.

b. Keputusan untuk menentukan pilihan akademik sebaiknya dilakukan saat peserta didik sudah lebih
matang secara psikologis, ketika mereka sudah di SMA, bukan di SMP.

c. Peserta didik dapat menggunakan satu tahun masa di SMA untuk mengenal pilihan-pilihan yang
disediakan satuan pendidikan tersebut, sebelum mengambil keputusan terkait pelajaran yang ingin
mereka alami.

d. Memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta didik untuk berdiskusi dnegan orang tua/wali
dan guru Bimbingan Konseling tentang minat dan bakatnya serta rencana masa depan.

3. Capaian Pembelajaran

Penilaian ketuntasan belajar pada Kurikulum Merdeka disebut dengan Capaian Pembelajaran (CP).
Capaian Pembelajaran merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirangkaikan sebagai
satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga siswa dapat membangun kompetensi yang utuh dari
suatu mata pelajaran. Misalnya, Capaian Pembelajaran di PAUD didesain untuk membangun kesenangan
belajar dan kesiapan bersekolah anak.

Kompetensi yang dimaksud yakni rangkaian dari pengetahuan, keterampilan, sikap tentang ilmu
pengetahuan, dan sikap terhadap proses belajar. Dengan demikian, keterampilan, pengetahuan, dan
sikap tidak sepatutnya dipisahkan. Untuk diketahui, penyusunan CP dilakukan per fase.
Kemendikbudristek melakukan upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat memiliki waktu
yang memadai dalam menguasai kompetensi.

4. Penyusunan

CP per fase ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat
pencapaian (Teaching at the Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka.

Hal ini karena CP disusun dengan memperhatikan fase-fase perkembangan anak. Selain itu, penyusunan
CP per fase berguna bagi guru dan satuan pendidikan. Guru dan satuan pendidikan dapat memperoleh
keleluasaan dalam menyesuaikan pembelajaran sehingga selaras dengan kondisi dan karakteristik
peserta didik.

Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

a. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar
Pancasila

b. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
c. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan
peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

B. PROFIL PELAJAR PANCASILA

Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan
enam dimensi profil pelajar Pancasila. Melalui projek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk
mempelajari secara mendalam tema-tema atau isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi,
kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Projek ini melatih
peserta didik untuk melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tahapan belajar mereka. Projek penguatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi
peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai