BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
1.1 Konsep TB paru
1.1.1 Definisi
a. Demam
a. Batuk
Kapreomisin, Amikasin).
e. Resisten Rifampisin (TBRR): resisten terhadap Rifampisin
dengan atautanparesistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi.
4. Klasifikasi penderita TB berdasarkan status HIV:
1.1.5 Patofisiologi
1.1.6 Penularan TB
4. Insufisiensikardiopulmonal(ChardioPulmonaryInsufficiency).
5. Hemoptisisberat(pendarahanpadasalurannafasbawah)yangmengaki
batkan kematian karena terjadinya syok hipovolemik
atautersumbatnya jalan pernafasan.
2.1.8 PemeriksaanPenunjang
a. Untukdiagnosisdilakukanpemeriksaandahakmikroskopislangsun
g,penderitaTBdiperiksacontohujidahakSPS(sewaktu-pagi-
sewaktu).
b. DitetapkansebagaipenderitaTBapabilaminimalsatudaripemeriksa
anhasilnyaBTA positif.
2. Pemeriksaandahak
a. Pemeriksaandahakmikroskopislangsung
P(pagi):Dahakditampungpasienpadaharikedua,setelahbanguntid
ur.Potdibawadandiserahkankepadapetugaspelayanankesehatan.
S (sewaktu) : Dahak ditampung pada hari kedua setelah
saatmenyerahkandahak pagi.
b. Pemeriksaanbiakan
Pemeriksaaninidilakukanuntukmengidentifikasimycbacteriumtu
berculosis.
3. Pemeriksaanujikepekaanobat
Pemeriksaaninibertujuanuntukmenentukanadatidaknyaresistensimy
cobacteriumtuberculosisterhadapOAT.Pemeriksaanujikepekaan
obat harus dilakukan oleh laboratorium yang telah
lulusujipemantapanmutu atau qualityassurance.(Kemenkes,2014).
4. SedangkanmenurutNurafif&Kusuma(2015)pemeriksaanpenunjangp
adaTBparumeliputi :
a. Laboratoriumdarahrutin
LEDnormal/meningkat, limfositosis
b. PemeriksaansputumBTA
c. TesPAP(PeroksidaseAntiPeroksidase)
8
Yaituujiserologiimunosperoksidasememakaialathistogenstaining
untuk menentukan adanya IgG spesifik terhadap basilTB.
d. TesMantoux/Tuberkulin
GambaranfotothorakyangmenunjangdidiagnostisTBparuyaitu:
1) Bayanganlesiterletakdilapanganparuatassatusegmenapicallob
us bawah.
2) Bayanganberwarna (patchy)ataubercaknodular.
3) Kelainanbilateralterutamadilapanganatasparu.
2.1.9 Penatalaksanaan
1. PengobatanTBparumenurutKemenkes RI(2014):
a. Tujuanpengobatan
Pengobatanyangdilakukanharusmemenuhiprinsipsebagaiberikut:
OAT yang diberikan mengandung minimal 4
macamobatuntukmencegahresistensi,diberikandalamdosisyangte
pat,obatditelansecarateraturdandiawasiolehPMO sampai selesai.
c. Tahapanpengobatan
pengobatanTBdiberikandalamduatahapyaitutahapawal(intensif)d
an tahap lanjutan.
1) Tahapawal
1) Isoniazid(H)
1
Etambutolbertujuanuntukmencegahresistensiterhadapobatyan
glain.
4) Pirazinamid(Z)
Obatinibersifatbakterisiddanmemilikiefeksampingrasamualya
ngdisertai nyeriulu hatidan muntah.
5) Streptomisin
Efeksampingdariobatstreptomisinyaiturasakesemutandidaera
hmulut dan muka setelah obat disuntikan.
2. PanduanOATdi Indonesia
a. Kategori1:2(HRZE)/4H3R3
1
Obatdiberikanselamaduabulan2(HRZE).Kemudiandilanjutkan
pada tahap lanjutan yang diberikan tiga kali
dalamsemingguselama4 bulan(4H3R3).
Tabel2.1PanduandosisOATuntukkategori1:2(HRZE)/4H3R3
Tahap lanjutan
3kali
Tahap intensif tiap
Berat semingguselama1
hariselama 50 hari
badan 6mingguRH
RHZE(150mg/75mg/400mg/
275mg) (150mg/150mg)
Sumber :
Kemenkes,2014Keteranga
n:H=Isoniasid
R =
RifampisinZ =
PirasinamidE=
Etambutol
S=Streptomisin
b. Kategori2:2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Tahap lanjutan
TahapintensiftiaphariRHZE(1
Berat 3kali seminggu
50/75/400/275)+S
Badan RH(150/150)+E(40
0)
56hari 28hari 20minggu
Sumber: Kemenkes,2014
c. Obatsisipan(HRZE)
PaketsisipanKDTmerupakanpaduanpakettahapintensifataukateg
ori1yangdiberikanselama28hari(Kemenkes,2011).
Tabel2.3KDTsisipan
Tahapintensif
tiaphariselama28hariRHZE
Beratbadan
(150/75/400/275)
71 kg 5tablet 4KDT
Sumber: KemenkesRI,2011
3. HasilpengobatanTBparu.
a. Sembuh
1
Penderitatelahmenyelesaikanpengobatandanpemeriksaandahak
ulang hasilnya negatif pada AP ( akhir pengobatan )
danpadasatu pemeriksaan sebelumnya.
b. Pengobatanlengkap
Penderitayangmenyelesaikanpengobatannyasecaralengkaptapitid
akadahasilpadapemeriksaandahakulangdiakhirpengobatan.
c. Meninggal
Penderitayangmeninggalsaatmasa pengobatan.
d. Pindah
penderitayang
dipindahkeunitpencatatan&pelaporanlaindanhasilpengobatannya
tidak diketahui.
e. Putusberobat
penderitaTByangtidakberobatselama2bulanataulebihsebelumma
sapengobatan selesai.
f. Gagal
Penderitayangsembuhdansudahmenyelesaikanpengobatanlengka
p.
4. PenatalaksanaanNonFarmakologi
a. FisioterapiDada
1
nafas.Penghisapanlendirbertujuanuntukmempertahankanjalannaf
astetap paten.
2.1.10 Pathway
BakteriMycrobacterium tuberulosis
Daya
tahantubuhl
Masuk ke paru-paru
emah
melaluiudara
Imuntidakadekuat,menjadile
bihparah Bakteri
akanmenyeba
Reaksi bkanhistosis
inflamasi/peradangan,danme
Metabolismemeningkat
rusakparenkimparu
Suhutubuhmeningkat
Produksis Kerusakanmem Reaksisi
ekretmeni Perubahan
branealveolar,k stematis Demam
ngkat cairanintrapleura
apilar
merusakpleura,
atelaktasis Anoreksia
Sesak,
Batukpro
sianosis,penggu Hipertermia
duktif/
naan
berdarah Sesaknafas ototbantunafas
Ketidakefektifa Ketidakefektifan
polanafas Ketidaksei
nbersihan mbangann
jalannafas utrisikuran
g
Gangguan darikebutu
pertukara hantubuh
ngas
Gambar2.1PathwayTB parusumber(Somantri,2012).
1
1.2 KonsepMasalahHipertermia
2.2.1 PengertianHipertermia
Hipertermiaadalahmeningkatnyasuhutubuhdiatasrentangnormal(SD
KI PPNI,2016). Hipertermia (demam) adalah peningkatan
suhutubuhdarivariasisuhunormal.Suhutubuhnormalberkisarantara36,5s
ampai37,2̊C.Dikatakanhipertermiayaiturectaltemperatursuhukurang
atau lebih 38̊C atau oral temperature kurang lebih 37,5̊C atauaxillary
temperature kurang lebih 37,2̊C (Hermayudi &
Ariani,2017).Hiperpireksia merupakan suatu keadaan demam degan
suhu lebih dari41,5̊C yang dapat terjadi pada klien dengan infeksi
parah atau
padakliendenganperdarahansistemsarafpusat(Hermayudi&Ariani2017)
.
2.2.2 EtiologiHipertermia
yangmenimbulkandemamyaitucriptococcosis,coccidioides,danlain-
lain. Faktor non infeksi yang mengakibatkan demam yaitu
lingkunganesksternal,keadaantumbuhgigi,pemakaianobat-
obatandanlain-lain.
2.2.3 KondisiKlinisTerkait
2. Hipertiroid(kondisidimanajumlahhormontiroiddalamtubuhtinggi)
3. Stroke
4. Dehidrasi(kondisiketikatubuhkehilanganbanyakcairandaripadayang
didapatkan).
5. Trauma
6. Prematuritas(SDKIDPPPPNI,2016).
2.2.4 TandaDanGejala
Tandadangejalahipertermiadibagimenjadiduaantaralain:
1. Tandamayor:
a. Suhutubuhdiatasnilainormal
Suhutubuhdiatasnormalyaitu>37,8̊C(100̊F)peroralatau38,8̊C(101̊
F)perrektaldandiatas37,2̊Csuhuaxillaatauketiak.
2. Tandaminor:
a. Kulitmerah
Kulitmerahdanterdapat bintik-bintikmerah(ptikie).
b. Kejang
1
Takikardiaadalahdenyutjantunglebihcepatdaridenyutjantungnor
mal.
d. Takipneu
Takipneuadalahpernafasanlebihcepatdandangkal.
e. Kulitterasahangat
Demamterjadikarenaadanyasuatuzatyangdikenaldenganpirogen.
Pirogen dibagi menjadi 2 yaitu pirogen eksogen dan pirogenendogen.
Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuhpasien.
Pirogen endogen adalah pirogen yang berasal dari dalam
tubuhpasien(Hermayudi & Ariani,2017).
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel darah
putih(monosit, limfosit dan neutrofil) oleh pirogen eksogen yang
berupatoksin,mediatorinflamasiataureaksiimun.Seldarahputihakanmen
geluarkanzatkimiayangdikenalpirogenendogen.Pirogeneksogendanend
ogenakanmerangsangmembentukprostaglandin.Kemudian
prostaglandin yang terbentuk akan meningkatkan
patokantermostatdipusattermoregulasihipotalamus.Hipotalamusakanm
enganggapsuhusekaranglebihrendahdari suhuyangbaru sehingga
1
memicumekanismesepertimenggigil,danmekanismevoluntersepertime
makai selimut. Sehingga terjadi peningkatan produksi panas
danpenurunanpenguranganpanas(Hermayudi&Ariani,2017).
1.2.6 BatasanKarakteristik
2. Apnea
3. Koma
4. Kulitkemerahan
5. Hipotensi
6. Bayitidakdapatmempertahankanmenyusu
7. Gelisah
8. Letargi
9. Kejang
10. Kulitterasahangat
11. Stupor
12. Takikardia
13. Takipnea
14. Vasodilatasi
2.3 KonsepKompresHangat
2.3.1 Definisi
2
Kompresmerupakanmetodepemeliharaansuhutubuhdenganmengg
unakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat atau
dinginpadabagian tubuhyangmemerlukan(Ayu,2015).
Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain
atauhanduk yang telah dicelupkan air hangat dan ditempelkan pada
bagiantubuh tertentu sehingga memberikan rasa nyaman dan
menurunkansuhutubuh (Maharani dalam Wardiyah,2016).
Pemberian kompres hangat pada aksila lebih efektif karena
daerahtersebut lebih banyak pembuluh darah yang besar dan banyak
terdapatkelenjar keringat apokrinyang memilikibanyak vaskuler
sehinggamemperluas daerah yang mengalami vasodilatasi yang
memungkinkanpercepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit
hingga delapan kalilipatlebih banyak (Ayu,2015).
2.3.2 ManfaatdanTujuan
b. Memperlancarsirkulasidarah
c. Mengurangirasasakit
d. Memberirasahangatdan nyaman
e. Memperlancarpengeluaraneksudat
2.3.3 Indikasi
Kompreshangatdiberikanpadakliendenganindikasi :
a. Kliendenganhipertermia
2
b. Klien yangmengalamiradang
c. Kliendenganperutkembung
d. Adanyaabses
1.4 KonsepAsuhanKeperawatan
1.4.1 Pengkajian
1. Identitaspasienmenurut(Gusti,2013).
Identitaspasienmeliputi:nama,umur,jeniskelamin,alamat,agama,
pendidikan, status perkawinan, suku bangsa, no.
register,tanggalMRS, dan diagnosakeperawatan
a. Umur
PadapenderitaTBparuditemukanpadausiaproduktifsekitar15-50
tahun. Usia lebih dari 55 tahun sistem imunologis
menurunsehingga membuat rentan terhadap berbagai penyakit
termasukTBparu.
b. Jeniskelamin
Faktorsosialekonomiberkaitandengantempattinggal,lingkunganr
umahdansanitasitempatkerjayangburukmemudahkanpenularanT
Bparu.
d. Sukubangsa
2. Keluhanutama
Keluhansesaknafasditemukanapabilakerusakanparenkimsudahlu
asatauadahal-hallainnyasepertiefusipleura,pneumothoraksdan
lain-lain.
d. Nyeridada
Demambiasanyatimbulpadasoreataumalamharimiripdemamataui
nfluenzayanghilangtimbul.
f. Keluhansistemislainnya
Keluhanyangmunculbiasanyakeringatmalam,anoreksia,malaise,p
enurunan berat badan.
2
3. Riwayatpenyakitsekarang
PerawatmenanyakanapakahsebelumnyapernahmenderitaTBparu,kel
uhanbatuklamasaatmasihkecil,TBdarioranglain,atau
2
Pengkajianpsikologismeliputibeberapadimensiyangmemungkinkan
perawatuntukmemperolehpersepsimengenaistatus emosi,status
kongnitif, dan perilaku pasien. Data ini
pentinguntukmenentukantingkatperlunyapengkajianpsiko-sosio-
spiritualyangseksama(Muttaqin,2012).
a. Persepsidanharapanklienterhadapmasalahnya
GejalakliendenganTBparuakanmembatasiklienuntukmenjalanka
nkehidupan secaranormal.
c. Polanilaidankepercayaan
Kedekatanklienpadasesuatuyangdiyakinidipercayadapatmeningk
atkan kekuatan klien. Karena sesak nafas, nyeri
dada,danbatukmenyebabkanterganggunyaaktivitasibadahnya.
2
d. Polapersepsidankonsepdiri
a. Polanutrisi
PadapenderitaTBparuakanmengeluhtidaknafsumakankarenamen
urunnyanafsumakan,disertaibatukyangakhirnyaberakibatmengal
amipenurunan berat badan(Somantri,2012).
b. Polaeliminasi
PenderitaTBparuurineberwarnajinggapekatdanberbausebagaieks
kresikarenameminumOATterutamaRifampisin(Muttaqin,2012).
c. Polaistirahatdantidur
8. Pemeriksaanfisik
a. Keadaanumumpasien dantanda-tandavital
KeadaanumumpadapenderitaTBparuperludilakukanseperti
kesadaran klien yang terdiri dari
composmentis,somnolen,apatis,sopor,soporokomaataukoma(Mut
taqin,2012).Pada pemeriksaan tanda-tanda vital klien
biasanyadidapatkanpeningkatansuhutubuhsecarasignifikan.Frek
uensinafasmeningkatapabiladisertaisesaknafas,denyutnadimenin
gkatseiringdenganpeningkatansuhutubuh,frekuensipernafasanda
ntekanandarahbilaadariwayathipertensi
(Muttaqin,2012).
b. Pemeriksaankepaladanmuka
Simetris,tidakadanyeritekan,tidakadalesi,warnarambuthitamatau
putihbiasanyapada kliendenganasmamuka tampakpucat.
c. Pemeriksaantelinga
Simetris,tidakadabenjolan,tidakadanyeritekan,terdapatserumenat
au tidak.
d. Pemeriksaanmata
Simetris,konjungtivamerahmuda,skleraputih,tidakadabenjolan,ti
dak adanyeritekan.
e. Pemeriksaanhidung
2
Mukosabibirlembab,tidakadalesi,tidakadanyeritekan,adakahkesu
litanuntuk menelan.
g. Pemeriksaanleher
1) Inspeksi
Pemeriksaandenganmelihatkeadaanumumsistempernafasanse
rtamenilaiadanyatanda-
tandaabnormalmisalnyaadanyasianosis,pucat,kelelahan,sesak
nafas,batukdanmenilai adanyasputum(Djojodibroto,2016).
2) Palpasi
Pemeriksaandenganpalpasibertujuanuntukmendeteksikelaina
n seperti peradangan di daerah setempat. Cara
palpasidapatdilakukandaribelakangdenganmeletakkankeduata
ngandi kedua sisi tulang belakang. Jika di daerah
puncakparuterdapatfibrosissepertiprosesTBparu,tidakakan
2
ditemukanpengembangandibagianatasthorak.
(Muttaqin,2012).
3) Perkusi
Perkusiataupengetukandadaakanmenghasilkanvibrasipadadin
ding dada dan organ paru di bawahnya akan diterima
olehpendengaran pemeriksa. Perkusi yang dilakukan diatas
organyang padat atau yang berisi cairan akan menimbulkan
bunyiyang memiliki amplitudo rendah dan frekuensi tinggi
yangdisebutsuarapekak. (Djojodibroto,2016).
4) Auskultasi
Inspeksi:ictuscordistidaktampak
k. Pemeriksaanabdomen
2
1) Inspeksi
Kajiabdomenapakahmembuncitataudatar,amatiapakahadamas
saatau tidak, amati apakah adalesiatau tidak.
2) Auskultasi
Perkusidilakukanuntukmendengarkanadanyacairan,gasatauma
ssadalamperut.Bunyiperkusiyangnormaladalahtimpani,tetapib
unyi ini dapat berubah padakeadaan tertentu.
l. Pemeriksaanintegumen
Yangperludiperhatikandalammelakukanpemeriksaanekstremitas
yaitu : nyeri, odem pada kaki atau terdapat
fraktur,pergerakandan tandainjury.
1.4.2 DiagnosaKeperawatan
1. Hipertermiaberhubungandenganprosespenyakit
2. Ketidakefektifanbersihanjalannafasberhubungandenganobstruksisp
utum.
3. Ketidakefektifanpolanafasberhubungandengankelelahanototpernafa
san
4. Gangguanpertukarangasberhubungandengankongestiparu,hipertens
ipulmonal,penurunanperiferyangmengakibatkanasidosislaktat dan
penurunan curah jantung.
5. Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungand
engan ketidakadekuatan intakenutrisi.
Diagnosa keperawatan yang menjadi fokus pada studi literatur
yangakandilakukan oleh penulis adalah hipertermia.
2.4.3 IntervensiKeperawatan
Intervensikeperawatanmerupakanbentukpenangananyangdilakukanole
hperawatberdasarkanpertimbangandanpengetahuanklinisyangbertujua
n meningkatkan hasil perawatan klien. (Dermawan,
2012)Intervensikeperawatanmencakup:
1. Perawatan Langsung
Tabel2.4Intervensikeperawatan
Tujuan& Intervensi
Diagnosak
No KriteriaHasil NIC
eperawatan
NOC
1. Hipertermia Thermoregulation Fevertreatment:
Definisi: 1 Tingkatper
Suhu inti napasan 1. Pantausuhudantanda-
tubuhdiatas 2 Berkeringatsaat tandavital lainnya.
kisaran panas 2. Monitor warna kulit
normaldiurnalkaren 3 Denyutnadi dansuhu
akegagalantermore KriteriaHasil: 3. Beri obat atau cairan
gulasi. IV(misalnyaantipiretik,a
1. Suhutubuhdala
Batasankara genantibakteri)
mrentangnormal
kteristik: 4. Tutuppasiendenganselim
2. NadidanRRdala
1. Postur utataupakaianringan
mrentangnormal
abnormal. 5. Berikanoksigenyangsesu
3. 3Tidak
2. Apnea ai
3. Koma 6. Dorongkonsumsicairan
adaperubahanw
4. Takipnea 7. Kompreshangatpasienpa
arnakulit
5. Kulit dalipatpahadanaksila
VitalsignStatus
kemerahan Temperatureregulation:
6. Hipotensi 1. TekananDarah
1 Monitorsuhupalingtidaks
7. Gelisah 2. TekananNadi
etiap2jam,sesuaikebutuh
8. Letargi 3. TingkatPe
an
9. Kejang rnafasan
2 Monitortekanandarah,na
10. Kulit 4. Suhu
di dan respirasi,
terasahang TubuhKriteria
sesuaikebutuhan
at Hasil:
3 Monitor suhu dan
11. Stupor 1.Tanda-
warnakulit
12. Takikardia TandaVital
4 Tingkatkan intake
13. Vasodilatasi
cairandannutrisi adekuat
Faktor- dalamrentangno
5 Berikanpengobatanantipi
faktoryangberh rmal(tekanandar
retik,
ubungan: ah,
1. Dehidrasi nadi,pernaf sesuaikebutuhan
2. Pakaian asan)
yangtidakses Monitorvitalsigns :
uai 1 Monitortekanandarah,na
3. Aktivitas didanstatuspernafasan
berlebihan 2 Monitorwarnakulit,suhu
Populasiberisiko: dan kelembaban
3 Monitorsuaraparu-paru
1.Pemajanansuhuli
4 Pertahankan
ngkungantinggi
pemantauansuhutubuhse
Kondisiterkait:
caraterusmenerusdengant
1.
epat
3
Penuruna
nperspiras
i.
3
2. Penyakit.
3. Peningkatanl
ajumetabolis
me
4. Iskemia
5. Agens
farmaseutika
6. Sepsis
7. Trauma
Sumber:HerdmandanKamitsuru(2018-
2020);Bulechek,GloriaMdkk(2018);Moorhead,Suedkk(2016).
2.4.4 Hasil-hasilpenelitian
1. Kompresairhangatpadadaerahaksiladandahiterhadappenurunansuhu
tubuh pada pasien demam di PKU Muhammadiyah
KutoarjoolehEnyIndaAyu, WindaIrwanti,Mulyanti (2015)
Pada penelitian ini menggunakan metode true eksperimen : two-
group pre-post test design . populasi seluruh pasien yang dirawat
diruang rawat inap KRIPMD PKU Muhammadiyah Kutoarjo
yangmengalamidemam≥38°Cberjumlah40orang.Subjekdibagi
3
menjadiduayaitukelompokkompreshangatpadadahidankelompok
kompres hangat pada aksila selama 15-30 menit denganpengukuran
2-3 menit sebelum pemberian kompres. Analisis datamenggunakan
uji-t. Menunjukkan hasil rata-rata sebelum diberikankompres pada
daerah aksila adalah 39,02°C dan rerata suhu
padadaerahdahisebesar38,68°C.Setelahdilakukanpemberiankompre
spada daerah aksila mengalami penurunan suhu 0,247°C
menjadi38,77°Csedangkanpadadaerahdahimengalamipenurunan0,1
11°Cmenjadi38,57°Cdandiperolehthitungsebesar5,879denganp=0,0
00yangartinyaterdapatperbedaansecarasignifikanpadarata-
ratapenurunansuhuyangdiberikankompresairhangatpadadaerahaksil
adengan kompres hangat padadaerahdahi.
2. Efektitivitas kompres hangat dengan tepid water sponge
terhadappenurunan demam pada pasien yang mengalami kejadian
demam diruangan ICU RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon
oleh LiliekPratiwi, Rizki YeniWulandari,Mariah(2016).
Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment
denganrancanganpenelitianyangdigunakanyaituOneGroupPretestP
osttest. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien
yangmengalami kejadian demam di ICU RSUD Arjawinangun
dengansampelpenelitian30orang.Kriteriainklusipenelitianiniyaitupa
sien yang dirawat di ruangan ICU RSUD Arjawinangun,
pasienyang yang mengalami demam ≥ 38°C, dan pasien yang
demamsetelah4-
5jamsetelahdiberiantipiretik.Kriteriaeklusiyaitupasien
3
menjadibersihkembali.Demikianpulademam,akanberdampaksepertiituj
ugabagidirimanusiayaitumembersihkandosadankesalahan”.(Syarh
Riyadhus Shalihin,1:2049).
2.4.6 Implementasikeperawatan
2. Berdasarkanilmupengetahuan,hasilpenelitiankeperawatan,standarpe
layananprofesionalhukum dankodeetikkeperawatan.
3. Berdasarkanpenggunaan sumber-sumberyangtersedia.
4. Sesuaidengantanggungjawabdantanggunggugatprofesikeperawatan.
5. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam
rencanakeperawatan.
6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai
individudalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri
sendiri(selfcare).
7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan
statuskesehatan.
3
8. Dapatmenjagarasaaman,hargadiridanmelindungiklien.
9. Memberikanpendidikan, dukungandanbantuan.
10. Bersifatholistik.
11. Kerjasamadenganprofesilain.
12. Melakukandokumentasi.
Pedomanimplementasisebagaiberikut:
Selamamelaksanakanimplementasi,keamananfisikdanpsikol
ogisdipastikandenganmempersiapkankliensecaraadekuat,
3
melakukanasuhankeperawatandenganterampildanefisien,menerapk
anprinsipyangbaik,mengindividualisasikantindakandanmendukung
klien selamatindakan tersebut.
4. Dokumentasi tindakan dan respon klien dicantumkan dalam
catatanperawatankesehatan danrencanaasuhan.
Dokumentasidalamcatatanperawatankesehatanterdiriatasdes
kripsitindakanyangdiimplementasikandanresponklienterhadap
tindakan tersebut. Tindakan yang tidak
diimplementasikanjugadicatatdisertaialasan.Dokumentasirencanaas
uhanuntukmeningkatkankesinambunganasuhandanuntukmencatatp
erkembangankliengunamencapai kriteriahasil.
2.4.7 Evaluasi
Evaluasimerupakantindakanuntukmelengkapiproseskeperawatanya
ng menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan,
intervensidanimplementasi yang sudah dilakukan. Evaluasi diperlukan
padatahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan dari intervensi
dapatdicapaisecaraefektif(Budiono&Pertami,2016).Menurut(Dermawa
n,2012)Langkah-
langkahpentingyangharusdilakukandalampencatatanevaluasi sebagai
berikut:
1. Pengumpulandatadanpembentukanpernyataankesimpulan.
4. Melaksanakantindakanyangsesuaiberdasarkankesimpulan.
4
Mengukurpencapaiantujuan,meliputi:
1. Kognitif:meliputipengetahuanklienterhadappenyakitnya,mengontr
olgejala,pengobatan,diet,aktifitas,persediaanalat,resikokomplikasi
,gejalayangharusdilaporkan,pencegahan,pengukurandan lainnya.
a. Interview:recallknowledge(mengingat),komprehensif(menyata
kaninformasidengankata-
katakliensendiri),danaplikasifakta(menanyakantindakanapayan
gakanklienambilterkaitdengan status kesehatannya).
b. Kertasdanpensil.
2. Affektif:meliputitukar-
menukarperasaan,cemasyangberkurang,kemauanberkomunikasi,
dan sebagainya.
a. Observasisecaralangsung.
b. Feedbackdaristafkesehatanyanglainnya.
2.5 HubunganAntarKonsep
Bakterimycobacteriumtuberculosis
masukkeparu
Imuntidakadekuat,menjadilebihparah
Peradangan/ reaksiinflamasi
hipertermia
Keterangan
:Konseputamaditelaah
:Tidakditelaah
:Berhubungan
:Berpengaruh
Gambar2.2KerangkaKonseptualPadaPenderitaTBParuDenganMasalahKeperawatan
Hipertermia.
4