Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG PENDIDIKAN

DAN PROMOSI KESEHATAN

Disusun oleh :

Didi Rustandi (08210100197)

Dosen Pembimbing : Ns Yeni Koto, S.Kep, M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata kuliah
Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa
bantuan dari berbagai pihak.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa
mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Depok 08 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3 Tujuan.........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Promosi Kesehatan........................................................................................6

2.2 Peran Promosi Kesehatan...........................................................................................9

2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan...........................................................................9

2.4 Kebijakan Nasional Terkait Promosi Kesehatan......................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................13

3.2 Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan
kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman
hidup.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup


sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah
dan swasta bersama-sama. Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan
masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat
adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat
dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis.

Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka
(Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to
improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah
kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka
sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan
diri mereka.Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
maupun sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal serta mewujudkan
aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya dan agar mampu mengubah
atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya).
Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada
pribadi dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi
kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi

4
jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO,1986).
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai
strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat
kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari
pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha
individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Promosi Kesehatan?

2. Apa Peran Promosi Kesehatan?

3. Apa saja yang menjadi Ruang Lingkup Promosi Kesehatan?

4. Apa Kebijakan Nasional terkait Promosi Kesehatan?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah tentang Pendidikan dan Promosi Kesehatan, bertujuan untuk :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui Sejarah Promosi Kesehatan.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui Peran Promosi Kesehatan.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui Ruang Lingkup Promosi Kesehatan.

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui Kebijakan Nasional terkait Promosi


Kesehatan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Promosi Kesehatan

Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah


Kesehatan Masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan
Promosi Kesehatan International yaitu dimulainya program Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975 dan tingkat Internasional
tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang Primary Health Care tersebut sebagai
tonggak sejarah cikal bakal Promosi Kesehatan (Departemen Kesehatan, 1994).
Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai dicetuskan
setidaknya pada tahun 1986, ketika Promosi Kesehatan diselenggarakannya
Konferensi Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada
tahun 1986. Pada waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya
memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar Promosi kesehatan. Namun istilah
tersebut pada waktu itu di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada
masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah Penyuluhan Kesehatan, selain itu
muncul pula istilah-istilah populer lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial) dan Mobilisasi Sosial. Selanjutnya
perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia adalah seperti uraian berikut ini:

a. Sebelum Tahun 1965

Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan. Dalam program-program


kesehatan, Pendidikan Kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan kesehatan,
terutama pada saat terjadi keadaan kritis seperti wabah penyakit, bencana, dsb.
Sasarannya perseorangan (individu), supaya sasaran program lebih kepada
perubahan pengetahuan seseorang.

b. Periode Tahun 1965-1975

Pada periode ini sasaran program mulai perhatian kepada masyarakat. Saat itu
juga dimulainya peningkatan tenaga profesional melalui program Health
Educational Service (HES). Tetapi intervensi program masih banyak yang

6
bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran program
adalah perubahan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

c. Periode Tahun 1975-1985

Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluhan Kesehatan. Di tingkat Departemen


Kesehatan ada Direktorat PKM. PKMD menjadi andalan program sebagai
pendekatan Community Development. Saat itu mulai diperkenalkannya Dokter
Kecil pada program UKS di SD. Departemen Kesehatan sudah mulai aktif
membina dan memberdayakan masyarakat. Saat itulah Posyandu lahir sebagai
pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat. Sasaran program adalah
perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan. Pendidikan kesehatan pada era
tahun 80-an menekankan pada pemberian informasi kesehatan melalui media dan
teknologi pendidikan kepada masyarakat dengan harapan masyarakat mau
melakukan perilaku hidup sehat. Namun kenyataannya, perubahan tersebut
sangat lamban sehingga dampaknya terhadap perbaikan kesehatan sangat kecil.
Dengan kata lain, peningkatan pengetahuan yang tinggi tidak diikuti dengan
perubahan perilaku. Seperti yang diungkap hasil penelitian, 80% masyarakat tahu
cara mencegah demam berdarah dengan melakukan 3M (menguras, menutup dan
mengubur) tetapi hanya 35% dari masyarakat yang benar-benar melakukan 3M
tersebut. Oleh sebab itu, agar pendidikan kesehatan tidak terkesan ‘tanpa arti’,
maka para ahli pendidikan kesehatan global yang dimotori oleh WHO, pada
tahun 1984 merevitalisasi Promosi Kesehatan pendidikan kesehatan tersebut
dengan menggunakan istilah promosi kesehatan. Promosi kesehatan tidak hanya
mengupayakan perubahan perilaku saja tetapi juga perubahan lingkungan yang
menfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Disamping itu promosi kesehatan lebih
menekankan pada peningkatan kemampuan hidup sehat bukan sekedar
berperilaku sehat.

d. Periode Tahun 1985-1995

Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi tugas


memberdayakan masyarakat. Direktoral PKM berubah menjadi Pusat PKM, yang
tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial
bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan

7
PSM saat itu adalah perubahan perilaku. Pandangan (visi) mulai dipengaruhi oleh
’Ottawa Charter’ tentang Promosi Kesehatan.

e. Periode Tahun 1995-Sekarang

Periode Tahun 1995-Sekarang Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan. Bukan


saja pemberdayaan kearah mobilisasi massa yang menjadi tujuan, tetapi juga
kemitraan dan politik kesehatan (termasuk advokasi). Sehingga sasaran Promosi
Kesehatan tidak hanya perubahan perilaku tetapi perubahan kebijakan atau
perubahan menuju perubahan sistem atau faktor lingkungan kesehatan. Pada
Tahun 1997 diadakan konvensi Internasional Promosi Kesehatan dengan tema
”Health Promotion Towards The 21’st Century, Indonesian Policy for The
Future” dengan melahirkan ‘The Jakarta Declaration’. Berdasarkan Piagam
Ottawa (Ottawa Charter, 1986) sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional
Promosi Kesehatan Di Ottawa-Canada, menyatakan bahwa Promosi Kesehatan
adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan
promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.
Sehingga tujuan dari Promosi Kesehatan itu sendiri adalah memampukan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka dan
menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan. Dengan demikian penggunaan istilah Promosi Kesehatan di Indonesia
tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health
Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO India, juga
sudah berubah menjadi unit Health Promotion. Nama organisasi profesi
Internasional juga mengalami perubahan menjadi International Union For Health
Promotion and Education (IUHPE). Istilah Promosi Kesehatan tersebut juga
ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia
sendiri yang mengacu pada paradigma sehat. Salah satu tonggak promosi
kesehatan ialah Deklarasi Jakarta, yang lahir dari Konferensi Internasional
Promosi Kesehatan ke IV.

Promosi Kesehatan Deklarasi Jakarta Merumuskan bahwa :

8
a. Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak pada
determinan kesehatan, dan juga memberikan kesehatan terbesar pada
masyarakat.

b. Promosi kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda dibandingkan


upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan.

c. Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi tanggung jawab


lintas sektor.

Deklarasi juga merumuskan prioritas-prioritas promosi kesehatan di abad 21


yaitu: meningkatkan tanggung jawab dalam kesehatan, meningkatkan investasi
untuk pembangunan kesehatan, meningkatkan kemampuan masyarakat dan
pemberdayaan individu serta menjamin infrastruktur promosi kesehatan.

2.2 Peran Promosi Kesehatan

1. Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para penentu


kebijakan dari berbagai pihak.

2. Meningkatkan kerjasama antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga


dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan.

3. Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau


penyelenggara upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

4. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang


efektif dengan mempertimbangan kearifan lokal.

5. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya promosi kesehatan dan


pemberdayaan masyarakat dengan seluruh program dan sektor terkait, di pusat,
provinsi dan kabupaten/kota dengan mengacu kepada rencana strategis
kementerian kesehatan.

2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

`Ruang lingkup sasaran promosi kesehatan adalah keempat determinan kesehatan


dan kesejahteran seperti terlihat dalam model klasik dari Bloom (Forcefield
Paradigm of Health and Wellbeing), yaitu:

9
1. Lingkungan,

2. Perilaku.

3. Pelayanan kesehatan, dan

4. Faktor genetik (atau diperluas menjadi faktor kependudukan).

Dalam paradigma ini diungkapkan pula bahwa antara keempat faktor tadi terjadi
saling mempengaruhi. Perilaku mempengaruhi lingkungan dan lingkungan
mempengaruhi perilaku. Faktor pelayanan kesehatan, akan berperan dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat bila pelayanan yang
disediakan digunakan (perilaku) oleh masyarakat. Faktor genetik yang tidak
menguntungkan akan berkurang resikonya bila seseorang berada dalam lingkungan
yang sehat dan berperilaku sehat. Dengan demikian, perilaku memainkan peran
yang penting bagi kesehatan. Oleh karena itu, ruang lingkup utama sasaran promosi
kesehatan adalah perilaku dan akar-akarnya serta lingkungan, khususnya lingkungan
yang berpengaruh terhadap perilaku. Green mengkategorikan akar-akar perilaku ke
dalam 3 kelompok faktor, yaitu faktor-faktor predisposisi (yang merupakan
prasyarat terjadinya perilaku secara sukarela), pemungkin (enabling, yang
memungkinkan faktor predisposisi yang sudah kondusif menjelma menjadi
perilaku), dan faktor penguat (reinforcing, yang akan memperkuat perilaku atau
mengurangi hambatan psikologis dalam berperilaku yang diinginkan). Menurut
bagan teori Green, diketahui bahwa factor perilaku kesehatan ditentukan oleh 3
faktor, yaitu : Pertama, faktor predisposisi (predisposing factor), yaitu faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain:
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dsb. fasilitasi
perilaku atau tindakan, antara lain: prasarana, sarana, ketersediaan sdm. Contoh
konkritnya, ketersediaan puskesmas, ketersediaan tong sampah, adanya tempat olah
raga, dsb. Ketiga, faktor penguat (reinforcing factor), yaitu faktor yang mendorong
atau memperkuat terjadinya perilaku, antara lain: sikap petugas kesehatan, sikap
tokoh masyarakat, dukungan suami, dukungan keluarga, tokoh adat, dsb. Hal
tersebut sesuai dengan tujuan dari promosi kesehatan yaitu tercapainya derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggi, dengan dijalankannya perilaku
yang menguntungkan kesehatan. Untuk itu upaya-upaya promosi kesehatan adalah

10
penciptaan kondisi yang memungkinkan masyarakat berperilaku sehat dan membuat
perilaku sehat sebagai pilihan yang mudah dijalankan

2.4 Kebijakan Nasional terkait Promosi Kesehatan

1. Promosi kesehatan diselenggarakan dalam kerangka desentralisasi untuk


mewujudkan otonomi daerah dibidang kesehatan guna mencapai visi desa sehat,
kecamatan sehat, kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan Indonesia sehat.

2. Promosi kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan


terdepan yang harus terpadu dengan kegiatan-kegiatan program kesehatan.

3. Sebagai perwujudan paradigma sehat, promosi kesehatan harus mengutamakan


terciptanya perilaku masyarakat untuk mencegah timbulnya masalah masalah
kesehatan melalui upaya-upaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan
terciptanya perilaku masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang terjadi melalui upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif.

4. Upaya mengubah dan / menciptakan perilaku sehat melalui promosi kesehatan


harus didukung oleh upaya-upaya lain yang berkaitan seperti pemberlakuan
kebijakan dan peraturan perundang-undangan, peningkatan keterjangkauan dan
mutu pelayanan kesehatan, pengembangan system jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat, subsidi bagi masyarakat miskin, penyediaan sarana-
sarana umum untuk kesehatan lingkungan dan lain-lain.

5. Strategi dasar utama promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat, yang


diperkuat dengan bina suasana dan advokasi. Dengan demikian pemberdayaan
masyarakat harus mendapatkan perhatian memadai sebagai ujung tombak
keberhasilan promosi kesehatan.

6. Dinas kesehatan kabupaten/ kota merupakan penanggungjawab promosi


kesehatan ditingkat kabupaten/kota. Dinas kabupaten /kota bertugas
mengkoordinasikan meningkatkan dan membina pemberdayaan masyarakat
yang diselenggarakan oleh puskesmas, rumah sakit, dan sarana-sarana kesehatan
lain diwilayahnya.

7. Dinas kesehatan provinsi merupakan penanggung jawab promosi kesehatan


ditingkat provinai. Dinas kesehatan provinsi kesehatan bertugas

11
mengkoordinasikan, mengembangkan dan memfasilitasi dinas kesehatan
kabupaten/ kota dibidang promosi kesehatan.

8. Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan merupakan penanggungjawab


promosi kesehatan secara nasional. Pusat promosi kesehatan bertugas
mengembangkan kebijakan, pedoman, dan standart dibidang promosi kesehatan
termasuk pedoman integrasi promosi kesehatan kedalam program-program
kesehatan, pedoman penyelenggaraan promosi kesehatan didaerah dll.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif
dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi
promosi kesehatan.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan
dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan kita sebagai perawat dapat mencegah berbagai penyakit

13
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka


Cipta.

14

Anda mungkin juga menyukai