Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan

I. Kasus (masalah utama)


Gangguan citra tubuh

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Definisi
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara
internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang
ditunjukkan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi
tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan persepsi dari pandangan orang
lain (Potter&Perry, 2006). Sedangkan citra tubuh menurut Honigman dan
Castle, body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan
ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsikan dan memberikan
penilaian atas apa yang dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya, dan bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya
(Sitorus, 2011)
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan makna
dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Gangguan tersebut diakibatkan
kegagalan dalam penerimaan diri akibat adanya persepsi yang negatif
terhadap tubuhnya secara fisik. Persepsi tubuh secara fisik berkaitan dengan
bagaimana kita mempersepsikan diri kita secara fisik (Muhith A, 2015).
Gangguan citra tubuh ini mencankup perasaan yang tidak puas terhadap
perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
diinginkan (Lestari, 2015).

B. Faktor Predisposisi
Adanya riwayat :
1. Biologis
Penyakit genetik dalam keluarga, pertumbuhan dan
perkembangan masa bayi, anak dan remaja, anoreksia, bumilia, atau
berat badan kurang atau berlebih dari berat badan ideal, perubahan
fisiologi pada kehamilan dan penuaan, pembedahan elektif atau
operasi, trauma, penyakit atau gangguan organ dan fungsi tubuh lain
seperti stroke, kusta, asma, pengobatan dan kemoterapi,
penyalahgunaan obat atau zat.
2. Psikologis
Gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai masyarakat,
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal dan tidak
realistis.
3. Sosial budaya
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya
bertentangan dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak
menyenangkan, kegagalan dalam peran sosial.

C. Faktor Presipitasi
1. Trauma
2. Penyakit, kelainan hormonal
3. Operasi atau pembedahan
4. Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan : maturasi
5. Perubahan fisiologis tubuh : kehamilan dan penuaan.

D. Fase-fase

E. Rentang Respon
Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomok, kemampuan
penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress
dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.

F. Mekanisme Koping
Ketika mengalami gangguan citra tubuh individu menggunakan berbagai 17
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan
mengatasi citra tubuh secara konstruktif merupakan penyebab utama
terjadinya perilaku patologis. Ansietas tingkat ringan sering ditanggulangi
tanpa yang serius.

III. A. Pohon Masalah

Psikopatologi

Isolasi sosial: menarik diri dari lingkungan


Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

Menolak keadaan yang terjadi pada


dirinya Memahami dan
(marah, malu, takut,putus asa menghargai keadaan tubuhnya
persepsi negative terus-terusan)

Koping tdk berhasil koping berhasil

Rasa sedih dan duka cita (rasa shock, kesangsian, pengingkaran,


kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan)

Gangguan Citra Tubuh

Perubahan bentuk, ukuran, fungsi, keterbatasan tubuh yang


membuat individu merasakan ada nilai negative dalam tubuhnya

Faktor Predisposisi (biologis seperti penyakit genetik, psikologis


seperti gangguan kemampuan verbal, sosial budaya seperti pendidikan yang
rendah)dan Presipitasi (trauma, penyakit, operasi, penuaan, efek
kemoterapi)

B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


Mayor
Subjektif:
1. Menolak perubahan/kehilangan tubuh
2. Perasaan negatif tentang tubuh
Objektif:

1. Kehilangan bagian tubuh


2. Fungsi dan stuktur tubuh berubah
3. Menghindari melihat dan/ atau menyentuh tubuh yang berubah
4. Menyembunyikan bagian tubuh yang berubah

Minor

Subjektif:

1. Pandangan pada tubuh berubah (mis., penampilan, struktur, fungsi)


2. Takut pada reaksi orang lain
3. Preokupasi pada perubahan/ kehilangan

Objektif:

1. Hubungan sosial berubah (menarik diri)


2. Respons nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh
3. Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi

Adapun masalah keperawatan yang biasanya muncul adalah :

1. Gangguan Citra Tubuh


2. Koping Individu Tidak Efektif
3. Harga Diri Rendah
4. Ketidakberdayaan
5. Perubahan Proses Berfikir

IV. Diagnosa Keperawatan


Gangguan citra tubuh berhubungan dengan cedera, perseptual, psikososial,
pembedahan, trauma, terapi penyakit ditandai dengan mengungkapkan perasaan
yang mencerminkan perubahan pandangan tentang tubuh individu (misal,
penampilan, struktur, dan fungsi).

V. Rencana Tindakan Keperawatan


Tindakan keperawatan
A. Kaji
1. Bagian tubuh yang terganggu dan bagian tubuh yang sehat.
2. Tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan kemampuan klien dalam
mengatasi gangguan citra tubuh.
B. Jelaskan proses terjadinya gangguan citra tubuh.
C. Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien terhadap citra tubuhnya.
D. Latih klien menggunakan bagian tubuh yang sehat.
1. Diskusikan bagian tubuh yang sehat.
2. Latih menggunakan tubuh yang sehat.
3. Latih afirmasi bagian tubuh yang sehat.
E. Latih klien merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu.
1. Diskusikan dengan klien manfaat yang telah dirasakan dari bagian tubuh
yang terganggu pada saat sehat.
2. Motivasi klien melihat dan mengatur bagian tubuh yang terganggu.
3. Latih pasien meningkatkan citra tubuh bagian tubuh yang terganggu :
Menyesuaikan pakaian, pakai alat bantu, kosmetik, dan rencana protesa.
F. Motivasi klien melakukan latihan sesuai jadwal dan beri pujian.
G. Motivasi klien melakukan kegiatan sosial.

VI. Sumber
Keliat, Budi Anna, Dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Edi.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai