Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS

MATA KULIAH DETEKSI DINI MASALAH GIZI MAKRO & MIKRO

OLEH:

NI PUTU EMI
NIM: P07131219029
SEMESTER: V
KELAS: A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DENPASAR JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
GIZI DAN DIETETIKA
2020/2021
Kasus :
 50% atau 1 diantara 2 bumil di Indonesia menderita anemia, bahkan di
daerah NTT dan papua prevalensi anemia pada bumil mencapai lebih dari
80%.(Prof Hamam hadi,2005). Ibu hamil anemia memiliki risiko
meninggal dlm proses partus 3,6 x lebih besar daripada ibu yang tidak
anemia ( Chi et all.1981).
 Jelaskan bagaimana penanganannya menggunakan 5 tingkat pencegahan
penyakit.

Jawaban :

1. Promosi Kesehatan (health promotion) :


 Melakukan sosialisasi tentang makanan bergizi seimbang,
khususnya nutrisi pada ibu hamil dan pentingnya mencegah
anemia kepada ibu hamil sebagai bentuk edukasi kesehatan.
 Melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu
hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK). Karena KEK
pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi, salah
satunya adalah anemia.
 Menyediakan dan memberikan tablet Fe kepada ibu hamil,
diharapkan ibu hamil dapat mengonsumsi tablet Fe minimal
sebanyak 60 tablet selama kehamilannya agar terhindar dari
anemia.
 Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) secara berkala pada ibu hamil
untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil
secara optimal.
2. Perlindungan khusus (specific protection)
 Imunisasi pada ibu hamil untuk menghindari ternyajinya penularan
virus pada ibu dan mengurangi resiko kematian bayi. Contohnya,
imuniasis Tetanus Toxoid (TT) untuk ibu hamil diberikan pada
imunisasi rutin saat pelayanan antenatal, vaksin Hepatitis A untuk
menghindari penularan virus melalui makanan dan minuman
tercemar, dan vaksin Hepatitis B.
 Menghindari konsumsi makanan yang dapat menyebabkan alergi
pada ibu hamil.
 Menjaga hygiene dan sanitasi lingkungan ibu hamil.
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment) :
 Melakukan skrining dan assessment pada ibu hamil. Meliputi data
antropometri, fisik/klinis, dan biokimia. Terutama pemeriksaan
kadar Hb darah pada ibu hamil pada pemeriksaan pertama
kehamilan dan beberapa kali pemerksiaan berikutnya untuk
mendiagnosis apakah ibu mengalami anemia atau beresiko
mengalami anemia.
 Apabila ibu hamil beresiko/mengalami anemia makan diberikan
penanganan segera untuk hal tersebut. Adapun beberapa cara yang
dapat dilakukan yaitu :
 Konsumsi makanan bernutrisi khususnya zat besi dan asam
folat. Contohnya daging, ikan, cumi, telur, sayuran hijau,
produk susu yang telah dipasteurisasi, kentang, buah
alpukat, papaya, pisang.
 Konsumsi lebih banyak vitamin C, vitamin C membantu
tubuh menyerap zat besi dari makanan secara lebih efisien.
Dapat dengan mengonsumsi seperti buah jeruk, stroberi,
kiwi, jambu, brokoli, tomat, atau paprika.
 Meminum suplemen seperti suplemen Fe, vitamin B12 dan
asam folat sebagai tambahan vitamin prenatal.
4. Membatasi ketidakmampuan (disability limitation)
 Ibu yang mengalami anemia harus menjalani pengobtaan hingga
tuntas. Konsumsi makanan dan tablet Fe secara rutin hingga kadar
Hb ibu hamil dapat meningkat dan mencapai standar normal.
 Monitoring dan evaluasi diet dan kadar Hb pada ibu hamil secara
kontinyu. Apabila ibu hamil anemia disertai KEK maka harus
dipantau perkembangan BB.
5. Rehabilitasi (rehabilitation)
 Ibu hamil setelah pulih dari anemia harus tetap konsisten
mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan zat-zat gizi
esensial untuk kehamilan, serta melakukan aktivitas fisik atau
berolahraga ringan. Untuk menjaga kondisi tetap dalam keadaan
sehat dan bugar.
 Ibu hamil kembali diberikan edukasi atau konsultasi gizi terkait
dampak anemia dan pencegahannya, agar kedepannya tidak sampai
mengalami anemia kembali. Serta diharapkan ibu juga dapat
mengedukasi anggota keluarga lainnya agar terhindar dari bahaya
anemia.

Anda mungkin juga menyukai