Disusun Oleh :
Riana : 2108101128
Kami menyadari selaku manusia biasa yang tak luput dari kesalahan,
karena memang salah datangnya dari saya manusia dan kebenaran hanya milik-
Nya Allah SWT. Maka dari itu kami sangat mohon maaf apabila ada kekurangan
dalam makalah ini, kami juga menerima apabila ada kritik dan saran dari bapak
dan teman – teman . Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
Latar Belakang................................................................................................................. 4
Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
Pengertian Progresivisme ............................................................................................... 6
Sejarah Progresivisme ..................................................................................................... 7
Aliran Progresivisme Dalam Pendidikan Di Indonesia .................................................... 8
Pengertian Filsafat Pragmatisme .................................................................................. 10
Sejarah Pragmatisme .................................................................................................... 11
Tokoh – Tokoh Pragmatisme ........................................................................................ 12
PENUTUP ........................................................................................................................... 14
Kesimpulan.................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai hasil dari pemikiran para filsuf, filsafat telah melahirkan
berbagai macam pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-
pandangan filsuf itu ada kalanya saling menguatkan dan ada juga yang
saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh pendekatan yang
mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang
sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang
didapat juga akan berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga
terjadi dalam pemikiran filsafat pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran
filsafat pendidikan.
Filsafat diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan
dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Dalam pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis,
harmonis, dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat
pendidikan, dan yang akan penulis uraikandisini adalah filsafat pendidikan
progresivisme. Dalam pandangannya progresivisme berpendapat tidak ada
teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat
dinamis dan temporal, menyela tidak pernah sampai pada yang paling
ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus
karena adanya pengalaman - pengalaman baru antara individu dengan
nilai yang telah tersimpan dalam kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Progresivisme ?
2. Bagaimana Sejarah Progresivisme ?
3. Bagaimana Progresivisme dalam Pendidikan di Indonesia ?
4. Apa pengertian Pragmatisme ?
5. Bagaimana Sejarah Pragmatisme ?
6. Siapa Tokoh-tokoh Pragmatisme ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Progresivisme
Menurut bahasa istilah progresivisme berasal dari kata progresif
yang artinya bergerak maju. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa kata progresif diartikan sebagai ke arah kemajuan;
berhaluan ke arah perbaikan sekarang; dan bertingkat-tingkat naik. Dengan
demikian, secara singkat progresif dapat dimaknai sebagai suatu gerakan
perubahan menuju perbaikan. Sering pula istilah progresivisme dikaitkan
dengan kata progres, yaitu kemajuan. Artinya progesivisme merupakan
salah satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan, yang mana kemajuan
ini akan membawa sebuah perubahan. Pendapat lain menyebutkan bahwa
progresivisme sebuah aliran yang mengingikan kemajuan-kemajuan secara
cepat.
Menurut Gutek (1974:138) progresivisme modern menekankan
pada konsep progress yang menyatakan bahwa manusia memiliki
kemampuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan lingkungannya
dengan menerapkan kecerdasan yang dimilikinya dan metode ilmiah untuk
menyelesaikan permasalahan yang timbul baik dalam kehidupan personal
manusia itu sendiri maupun kehidupan sosial. Dalam konteks ini,
pendidikan akan dapat berhasil manakala mampu melibatkan secara aktif
peserta didik dalam pembelajaran, sehingga mereka mendapatkan banyak
pengalaman untuk bekal kehidupannya.
Berkaitan dengan pengertian tersebut, progresivisme selalu
dihubungkan dengan istilah the liberal road to cultural, yakni liberal
bersifat fleksibel (lentur dan idak kaku), toleran dan bersikap terbuka,
sering ingin mengetahui dan menyelidiki demi pengembangan pengelaman
(Djumransjah, 2006:176). Maksudnya aliran progresivisme sangat
menghargai kemampuan-kemampuan seseorang dalam upaya pemecahan
masalah melalui pengamalaman yang dimiliki oleh masing-masing
individu.
B. Sejarah Progresivisme
Awal mula lahirnya aliran progresivisme ialah dilatar belakangi
ketidak puasan terhadap pelaksanaan pendidikan yang sangat tradisional,
cenderung otoriter dan peserta didik hanya dijadikan sebagai objek
pembelajaran. Menurut Gutek (1974:139) Aliran ini berakar dari semangat
pembaharuan sosial pada awal abad ke 20 yakni gerakan pembaharuan
politik Amerika. Adapun aliran progresif pendidikan Amerika mengacu
pada pembaharuan pendidikan di Eropa barat.
Pendapat lain menyebutkan bahwa aliran progresivisme secara
historis telah muncul pada abad ke-19, namun perkembangannya secara
pesat baru terlihat pada awal abad ke-20, khususnya di negara Amerika
Serikat Kedua pendapat tersebut meskipun sedikit berbeda pandangan,
namun dapat ditarik benang merahnya yaitu perkembangan aliran
progresivisme ini secara pesat terjadi pada abad ke-20.
Menurut sejarah munculnya aliran progresivisme ini sangat
dipengaruhi oleh tokoh-tokoh filsafat pragmatisme sebagaima telah
disebutkan di atas, seperti Charles S. Peirce, William James dan John
Dewey, serta aliran ekspereimentalisme Francis Bacom. Selain itu, adalah
John Locke yang merupakan tokoh filsafat kebebasan politik dan J.J.
Rousseu dengan ajarannya tentang kebaikan manusia telah dibawa sejak
lahir. Adapun pemikiran-pemikiran yang berpengaruh terhadap
perkembangan aliran progresivisme adalah pemikiran Johan Heinrich
Pestalozzi, Sigmund Freud, dan John Dewey. Pemikiran ketiga tokoh
tersebut merupakan inspirasi bagi aliran progresivisme.
Johann Heinrich Pestalozzi, seorang pembaharu pendidikan Swiss
pada abad 19, menyatakan bahwa pendidikan seharusnya lebih dari
pembelajaran buku, dimana merangkul kesuluruhan bagian pada
anakemosi, kecerdasan, dan tubuh anak. Pendidikan lama, menurut
Pestalozzi, seharusnya dilakukan di sebuah lingkungan yang terikat secara
emosional dengan anak dan memberi keamanan pada anak. Pendidikan
tersebut seharusnya juga dimulai di lingkungan anak sejak dini dan
melibatkan indera anak pada benda-benda di sekililingnya.
Pengaruh pemikiran Sigmund Freud terhadap pendidik progresif
ialah melalui kajian kasus Histeria (gangguan pada syaraf), Freud
mengusut pada asal usul penyakit mental ini dari masa kanak-kanak.
Orang tua yang otoriter dan lingkungan tempat tinggal anak sangat
memengaruhi kasus tersebut. Kekerasan/penindasan, khususnya pada
masalah seksual dapat menjadi penyebab penyakit syaraf yang dapat
menganggu perkembangan anak bahkan sampai mereka dewassa.
E. Sejarah Pragmatisme
Pragmatisme adalah filsafat Amerika yang berasal dari tahun 1870-
an tetapi menjadi populer pada awal abad ke-20. Menurut pragmatisme,
kebenaran atau makna suatu ide atau proposisi terletak pada konsekuensi
praktis yang dapat diamati daripada dalam atribut metafisik apa pun.
Pragmatisme dapat dirangkum dengan frasa "apa pun yang berhasil,
mungkin benar." Karena realitas berubah, "apa pun yang berhasil" juga
akan berubah - dengan demikian, kebenaran juga harus dianggap dapat
diubah, yang berarti bahwa tidak seorang pun dapat mengklaim memiliki
akhir atau kebenaran tertinggi. Pragmatis percaya bahwa semua konsep
filosofis harus dinilai berdasarkan kegunaan praktis dan keberhasilannya,
bukan atas dasar abstraksi.
F. Tokoh – Tokoh Pragmatisme
Dalam filsafat pendidikan juga tidak lepas dari tokoh yang melatar
belakangi lainnya gagasan tersebut. Tak terkecuali dengan filsafat
pragmatisme dalam pendidikan . Adapun tokoh – tokoh utama lahirnya
pragmatisme adalah sebagai berikut :
a) Charles Sandre Peirce (1839-1914)
Peirce dikenal sebagai tokoh central filsafat pragmatisme. Oleh
karena itu terdapat istilah “Piercian” untuk menyebut pemikir
pragmatisme. Peirce membedakan pandangan-pandangannya dari pada
pragmatis lainnya. Dia merupakan seorang ahli teori logika, bahasa,
komunikasi dan teori umum tanda-tanda yang oleh Peirce disebut sebagai
semiotika. Perice lahir dari keluar kelas menengah yang terpelajar.
Ayahnya bahkan seorang profesor Matematikan di Universitas Harvard.
Peirce mulanya seseorang yang tertarik persoalan kimia dan
goedasi dengan antusiasme yang cukup berlebih. Di sepanjang usianya, ia
bahkan tidak selalu terlibat dalam berbagai penelitian-penelitian kimia.
Dari tahun 1860-an sampai kematiannya pada 1914, ia melahirkan
berbagai karya logika. Pemikirannya bahkan menjadi dasar pijakan utama
Scroeder dalam melahirkan karya Vorlesungen ueber die Algebra der
Logik. Peirce dianggap sebagai ahli logika terbesar di zamannya.
b) John Dewey (1859)
John Dewey menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan
pengarahan bagi perbuatan nyata (sesuatu yang realitas),filsafat tidak
boleh larut dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang kurang praktis,
tidak ada faedahnya. Oleh karena itu filsafat harus berpijak pada
pengalama dan mengolahnya secara kritis.
Menurut Dewey, kita ini hidup dalam dunia yang belum selesai
penciptaannya. Sikap Dewey dapat dipahami dengan sebaik-baiknya
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah. 20017. “ Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran “ vol. 5 No.1 18 -21.
Sarah, Siti 2018 “ Pandangan Filsafat Pragmatis Jhon Dewy Dan Implikasinya
Dalam Pendidikan “ Vol. 1 No. 1 68-70.
https://id.lifehackk.com/24-what-is-pragmatism-250583-9726.