Anda di halaman 1dari 7

RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO

Pada bab sebelumnya telah dipalajari terkait dengan return dan risiko aktiva
tunggal, dan dalam pekembangan ilmu pengetahuan terkait dengan Teori Pasar Modal,
Harry M. Markowitz mengembangkan suatu teori yang disebut dengan Teori Portofolio
Markowitz pada tahun 1950-an. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan
risiko dalam suatu investasi, unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan
mengkombinasikan berbagai instrument investasi dalam portofolio. Teori Portofolio
Markowitz juga disebut sebgai Mean-Variance Model yang menekankan pada usaha
memaksimalkan return ekspektasi (mean) dan meminimumkan ketidakpastian/risiko
(varian) untuk memilih dan menyusun portofolio optimal. Markowitz mengembangkan
Index Model sebagai penyederhanaan dari Mean-Variance Model yang berusaha untuk
menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio dengan banyak
komobinasi aktiva berisiko. Kemudian setelah terjadi perkembangan-perkembangan
seiring dengan berjalannya waktu, William F. Sharpe pada tahun 1963 mengembangkan
Single Index Model yang menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas
individual dengan return indeks pasar.

1. RETURN PORTOFOLIO
Dalam suatu aktivitas investasi, setiap investor pasti mengharapkankeuntungan atas
investasinya tersebut. Tujuannya pun tidak hanya sekedar mendapatkan keuntungan namun
juga memaksimalkan keuntungan tersebut. Namun dalam memaksimalkan keuntungan, tidak
dapat ditinggalkan pula faktor-faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return
merupakan faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas
keberanian menanggung risiko atas interaksi yang dilakukannya. Sumber return investasi
terdiri dari dua komponen, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen
return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi. Sedangkan capital gain (loss) sebagai komponen return yang merupakan
kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (saham maupun obligasi), yang dapat
memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Capital gain (loss) bisa diartikan sebagai
perubahan harga sekuritas.
Portofolio merupakan sekumpulan investasi atau gabungan dari dua atau lebih surat
berharga pada beberapa alat investasi, bisa sejenis dan juga tidak sejenis yang tujuannya
untuk menghindari risiko dan menghasilkan return sesuai tujuan yang diharapkan.

1
Return realisasi portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-
masing sekuritas tunggal dalam portofolio tersebut. Secara matematis, return realisasi
portofolio dapat ditulis:

Sedangkan return ekspektasi portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return-return


ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal dalam portofolio. Dirumuskan :

Rp : return realisasi portofolio n : jumlah sekuritas tunggal

Wi : porsi dari sekuritas i terhadap seluruh E(Rp) : return ekspektasi dari portofolio
sekuritas di portofolio
E(Ri) : return ekspektasi dari sekuritas ke-i
Ri : return realisasi dari sekuritas ke-i

2. RISIKO PORTOFOLIO
Risiko portofolio bukan marupakan rata-rata tertimbang dari seluruh sekuritas
tunggal. Konsep risiko portofolio diperkenalkan pertama kali oleh Harry M. Markowits
(1950-an). Harry M. Markowits menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat
dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk
portofolio. Risiko bisa juga diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda
dengan return yang diharapkan. Investor yang mempunyai sikap enggan terhadap risiko
disebut dengan risk averse investor. Investor ini tidak mau mengambil risiko suatu
investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak sebagai
kompensasi terhadap risiko yang ditanggung investor tersebut. Sikap investor terhadap
risiko akan tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang lebih
berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti dengan harapan
tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau
menanggung risiko yang tinggi tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return
yang tinggi pula.

2
Konsep risiko portofolio yang dikemukakan oleh Harry M. Markowitz (1952)
bahwa risiko portofolio dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas
tunggal ke dalam portofolio. Syaratnya, return masing-masing sekuritas tidak
berkorelasi secara positif dan sempurna. Terdapat tiga hal yang perlu ditentukan untuk
menghitung risiko portofolio, yaitu varians setiap sekuritas, kovarians antara satu
sekuritas dengan sekuritas lainnya, dan bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.

2.1. Portofolio dengan dua aktiva


Return realisasi portofolio dirumuskan Rp = a . RA + b . RB
Return portofolio ekpektasi dirumuskan E(Rp) = E(a . RA) + E(b . RB)
Risiko portofolio dapat diukur dengan besarnya standar deviasi atau varian dari
nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada didalamnya. Dengan demikian
varian return portofolio yang merupakan risiko portofolio dirumuskan :

Nilai kovarian positif menunjukkan nilai dari 2 variabel bergerak ke arah yang
sama, sedangkan kovarian negatif menunjukkan nilai dari 2 variabel bergerak
berlawaban arah.
Menghitung kovarian dengan cara probabilitas:

Menghitung kovarian dengan cara probabilitas:

Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk koreasi. Koefisien korelasi
menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara 2 variabel relatif terhadap
masing-masing deviasinya. Dirumuskan:

Nilai koefisien korelasi +1 menunjukkan korelasi positif sempurna, nilai


koefisien korelasi 0 menunjukkan tidak ada korelasi, nilai koefisien korelasi -1
menunjukkan korelasi negatif sempurna.

3
Cov(RA,RB) : Kovarian pi : probabilitas terjadinya
return antara saham A dan B masa depan untuk kondisi
ke-i
RAi dan RBi : return masa
depan saham A dan B n : jumlah kondisi masa
kondisi ke-i depan

E(RA) dan E(RB) : return


ekspektasi saham A dan B

2.2. Portofolio dengan banyak aktiva


Misalkan dengan 3 buah sekuritas. Dirumuskan :

= [proporsi varian] + [proporsi kovarian]


Jika lebih banyak sekuritas, dirumuskan :

3. RISIKO TOTAL
Dalam konteks portofolio, risiko dari suatu aset dibagi menjadi dua komponen,
sehingga risiko total (total risk) merupakan penjumlahan dari diversifiable dan non
diversifiable risks sebagai berikut:
Risiko Total = Risiko dapat didiversifikasi + Risiko tak dapat didiversifikasi
= Risiko perusahaan + Risiko Pasar
= Risiko tidak sistematik + Risiko sistematik

Diversifiable Risk

Risiko yang pertama adlah risiko yang dapat terjadi dan dapat ditanggulangi
dengan diversifikasi. Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan
membentuk portofolio yang well-diversifiable yang dapat didiversifikasi. Karena risiko
ini unik untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat
diimbangi dengan hal yang baik terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat di-
diversifikasi di dalam portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan
buruh, tuntutan oleh pihak lain penelitian yang tidak berhasil.

4
Non Diversifiable Risk

Risiko ini adalah risiko yang bisa terjadi di luar dari tindakan diversifikasi. Atau
tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio. Risiko ini terjadi karena kejadian-
kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, naiknya harga bbm, perang
dan lain sebagainya.

4. DIVERSIFIKASI
Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham, dengan harapan jika terjadi
penurunan pengembalian satu saham akan ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang
lain. Risiko yang dapat didiversifikasi adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik
dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena
dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor dapat
melakukan diversifikasi dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:
4.1 Diversifikasi dengan Banyak Aktiva
Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat nilai rata-
rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Asumsi yang digunakan disini adalah
bahwa tingkat hasil (rate of return) untuk masing-masing sekuritas secara statistik adalah
independen. Artinya bahwa rate of return untuk satu sekuritas tidak terpengaruh oleh rate of
return sekuritas yang lainnya. Dengan asumsi ini, deviasi standar yang mewakili risiko dari
portofolio dapat dituliskan sebagai berikut:

Dari rumus tersebut dapat terlihat bahwa risiko dari portofolio akan menurun dengan
cepat dengan semakin besarnya jumalh sekuritas (n). Semakin banyak sekuritas yang
dimasukkan ke portofolio, semakin kecil risiko portofolionya. Faktanya, asumsi rate of return
yang independen untuk masing-masing sekuritas adalah kurang realistis, karena pada
umumnya return sekuritas berkorelasi satu dengan lainnya.
4.2 Diversifikasi secara Random
Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih
sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan
seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara
acak.

5
4.3 Diversifikasi secara Markowitz
Metode mean-variance dari Markowitz juga dapat digunakan selain dari metode
sebelumnya, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan
menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam
portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Diversifikasi dapat ditunjukkan dengan jumlah
aktiva yang besar didalam portofolio. Jumlah aktiva yang besar ini dapat ditunjukkan dengan
nilai n yang mendekati (limit) tak berhingga. Untuk nilai varian yang besar (mendekati tak
berhingga) akan sama dengan nol, sehingga untuk diversifikasi dengan banyak aktiva nilai
varian portofolio akan hilang. Dengan demikian, diversifikasi akan menghilangkan efek dari
varian, tetapi efek kovarian masih tetap ada, yaitu sebesar nilai rata-rata semua kovarian atau
dengan kata lain, untuk portofolio yang didiversifikasikan dengan baik yang terjadi dari
banyak aktiva efek dari kovarian menjadi lebih penting dibandingkan efek dari varian masing-
masing aktiva. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan ukuran koefisien
korelasi dala konsep diversifikasi, diantaranya:

 Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna tidak akan


memberikan manfaat pengurangan risiko.
 Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol akan mengurangi risiko portofolio
secara signitifikan. Semakin banyak jumlah saham yang tidak berkorelasi
dimasukkan dalam portofolio semakin besar manfaat pengurangan risikio diperoleh.
 Pengabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna akan
menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip
strategi lindung nilai (bedging) terhadap risiko.
 Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrim tersebut sangat jarang terjadi.
Sekuritas biasannya akan mempunyai korelasi positif terhadap sekuritas lainya,
meskipun tidak sempurna. Oleh karena itu investor tidak bisa menghilangkan sama
sekali risiko portofolio tetapi hanya mengurangi.

6
Referensi

Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kesebelas.
BPFE:Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai