Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Perkembangan Peseta Didik
Dibina oleh Bapak Moch. Rio Pambudi, M.pd

Oleh

1. Faizannisa (2186206076)
2. Naimatul Khoiriyah (2186206108)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FEBRUARI 2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya serta menganugrahkan kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “KONSEP
DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perkembangan peserta didik . Dalam menyelesaikan pembuatan makalah
ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Moch. Rio Pambudi, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik.
2. Teman-teman prodi PGSD kelas D21 atas kerjasamanya.
3. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung demi terselesaikannya
makalah ini dengan lancar.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Blitar, 09 Februari 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Perkembangan Perkembangan .......................................................3
B. Hukum-hukum Perkembangan....................................................................5
C. Fase Perkembangan .....................................................................................8
D. Faktor Perkembangan ................................................................................11
E. Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik .................................14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..............................................................................................21
B. Saran ..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa
perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan
keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun
yang bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa perkembangan itu khususnya
perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga
aspek biologis.
Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi selama
manusia hidup. Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan
yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus
berlanjutsepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan
dan pengalaman. Studi mengenai perkembangan seseorang tidak lagi seperti dahulu
yang berhenti pada waktu seseorang mencapai kedewasaannya, melainkan
berlangsung terus menerus dan mulai konsepsi hingga orang itu mati. Pembentukan
pada masa dini ini akan bersifat tetap dan mempengaruhi sifat penyesuaian fisik,
psikologis dan sosial pada masa-masa yang kemudian.
Hal tersebut menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa
dini ini harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial
dan penyesuaian pribadi yang baik pada masa yang akan datang. Dalam proses ini
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, pendidikan, pergaulan,
lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari banyak menemui orang-
orang, yang satu baik dan aftif, yang satu terbilang nakal. Oleh karena itu perlu kita
ketahui faktor-faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan
peserta didik.
B. Rumusan masalah
1. Apa hakikat dari perkembangan?
2. Apa saja hukum-hukum perkembangan?
3. Apa saja fase perkembangan?
4. Apa saja faktor perkembangan ?
5. Bagaimana karakteristik umum dari perkembangan peserta didik?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat dari perkembangan.
2. Mengetahui hukum-hukum perkembangan.
3. Mengetahui fase perkembangan.
4. Mengetahui faktor perkembangan.
5. Mengetahui karakteristik umum dari perkembangan peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dari perkembangan


1. Pengertian Perkembangan
Pengertian dasar tentang perkembangan yaitu suatu proses perubahan
dalam diri individu yang bersifat kualitatif untuk fungsi psikologis yang
berlangsung secara terus menerus kearah yang lebih baik/progresif yang disebut
kematangan. Dari definisi diatas dapat dipahami dan mengandung arti sebagai
berikut:
a. Perubahan fungsi psikologis atau perubahan bersifat kualitatif, artinya
perubahan dapat dilihat dari kemampuan bertingkah laku lebih matang, baik
tingkah lakusosial, emosional, moral maupun intelektual.
b. Perubahan itu merupakan proses yang berkesinambungan dan terus
menerus. Ini berarti bahwa perubahan pada perkembangan bukan terjadi
secara tiba – tiba dalam waktu yang singkat tetapi perubahan yang terjadi
terus menerus dan berkelanjutan serta bertahap – tahap sepanjang hidup
manusia.
c. Perubahan yang mengarah kepada pencapaian kematangan. Kematangan
adalah tercapainya kemampuan tingkah laku secara fisik, social, emosional,
dan intelektual secara sempurna sesuai dengan tugas perkembangan pada
periode perkembangan tertentu
Pengertian secara etimologis, perkembangan berasal dari kata kembang
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kembang berarti maju, menjadi lebih
baik.
Pengertian secara termitologis, Perkembangan adalah proses kualitatif
yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri
seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “Suatu proses perubahan
dalam diri individu atau organisme, baik fisik maupun psikis menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif,

3
dan berkesinambungan.” Yang dimaksud dengan sistematis, progresif,
berkesinambungan adalah :
a. Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan
saling mempengaruhi,
b. Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat
baaik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis),
c. Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi
secara berurutan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatu pola
perubahan secara progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik
atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan
berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan,
kematangan, pengalaman, dan belajar.
Menurut Hamalik (2014:84) “Pertumbuhan dapat dipandang sebagai
pertambahan dalam ukuran badan, tetapi dalam literatur pendidikan dan psikologi
istilah pertumbuhan (growth) meliputi kematangan, perkembangan dan belajar.”
a. Kematangan menunjuk pada proses intrinsik dari pencapaian tahap-tahap
perkembangan. Kematangan lebih merupakan gejala biologis daripada gejala
psikologis atau belajar.
b. Perkembangan menunjuk kepada perubahan yang progresif dalam organisme,
bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah), melainkan juga dalam segi
fungsi misalnya kekuatan dalam koordinasi.
c. Belajar merupakan aspek dari perkembangan yang menunjuk kepada perubahan
(modifikasi) perilaku sebagai hasil dari praktik dan pengalaman.
d. Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses
pendidikan sepanjang hayat, sedangakan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang
belajar disekolah. Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa,
peserta didik adalah angota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik usia SD/MI adalah semua
anak yang berada pada rentang usia 6-12/13 tahun yang sedang berada dalam
jenjang pendidikan SD/MI. Peserta Didik merupakan subjek yang menjadi fokus
utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Penting anda pahami

4
sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik
sebagai suatu totalitas atau kesatuan.

2. Ciri-ciri perkembangan setiap individu yaitu ;


a. Terjadinya perubahan ukuran
Aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ lainnya,
Aspek psikis : bertambahnya perbendaharaan kata dan semakin matangnya
kemampuan berfikir, mengingat, dan mengajukan imajinasi kreatif.
b. Terjadinya perubahan proporsi
Aspek fisik : proporsi tubuh anak akan berubah sesuai dengan fase
perkembangannya,
Aspek psikis : perubahan imajinasi dan fantasi ke realitas, dan perubahan
perhatian yang dulunya hanya pada diri sendiri akan beralih sedikit demi sedikit
pada orang lain.
c. Lenyapnya tanda-tanda lama
Aspek fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak-anak) yang terdapat pada
dada, rambut, dan gigi susu.
Aspek psikis : lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-kanak dan
perilaku impulsif (melakukan sesuatu tanpa berfikir dahulu).
d. Munculnya tanda-tanda baru
Aspek fisik : tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual
pada usia remaja baik primer maupun skunder.
Aspek psikis : berkembangnya rasa ingin tahu terutama pada bidang ilmu
pengetahuan, lingkungan, agama, alam, nilai dan moral.

B. Hukum-hukum Perkembangan
Menurut hasil penelitian para ahli ternyata perkembangan berlangsung
menurut hukum- hukum perkembangan tertentu. Hukum-hukum perkembangan
itu terdiri dari:
1. Hukum Konvergensi.
William Stern mengungkapkan bahwa perkembangan yang dialami
anak dipengaruhi oleh unsur lingkungan dan bawaan. Proporsi dari ke dua

5
unsur itu bervariasi. Pengaruh unsur bawaan dan lingkungan bisa sama kuatnya,
atau salah satu dari unsur itu lebih kuat pengaruhnya terhadap perkembangan
dibandingkan unsur yang lainnya.
Contoh, mengajarkan konsep mengenai burung pada anak usia 5 tahun
dengan down syndrome akan membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan anak usia 5 tahun dengan taraf kecerdasan rata-rata.

2. Hukum Tempo Perkembangan.


Setiap anak/individu memiliki kecepatan perkembangan tersendiri.
Anak yang satu lebih cepat berjalan dibandingkan anak lainnya, anak yang
lainnya lebih lambat berbicara dibandingkan lainnya. Ini menunjukkan
bahwa setiap perkembangan yang dialami individu berlangsung menurut
tempo (kecepatan) masing-masing.
Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi
perkembangan berikutnya. suatu perkembangan tidak akan mungkin terjadi
berkesinambungan dengan baik bila anak didorong untuk melampaui atau
secara tergesa-gesa, menjalani tahap-tahap awal anak harus diberi waktu sesuai
dengan yang mereka butuhkan sebelum berlanjut pada tahap berikutnya

3. Hukum Masa Peka.


Tiap-tiap fungsi psikis mempunyai waktunya untuk berkembang
dengan sebaik-baiknya. Prof. Hugo de Vries memperkenalkan masa peka ini
dalam ilmu biologi, yaitu suatu masa ketika fungsi-fungsi psikis menonjolkan
diri ke luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Sebagai contoh,
anak usia 2 bulan tidak bisa diajar untuk berjalan karena anak tidak berada
dalam masa pekanya. Hal tersebut akan berbeda dengan anak usia 10 bulan
yang diajar berjalan. Masa peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh
Maria Montessori. Menurut Montessori masa peka merupakan masa
pertumbuhan ketika suatu fungsi psikis mudah sekali dipengaruhi dan
dikembangkan. Misalnya anak usia 3 sampai 5 tahun merupakan masa yang
baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa di daerahnya.

6
4. Hukum Rekapitulasi.
Stanley Hall mengungkapkan bahwa perkembangan yang dialami
seorang anak merupakan ulangan (secara cepat) sejarah kehidupan suatu
bangsa yang berlangsung dengan lambat selama berabad-abad. Seperti masa
memburu dan menyamun, masa ini dialami ketika anak berusia 8 tahun, yaitu
anak senang menangkap binatang, senang bermain kejar-kejaran, perang-
perangan. Masa menggembala, masa ini dialami anak berusia sekitar 10 tahun,
misalnya anak senang memelihara binatang. Masa bercocok tanam, masa ini
dialami anak berusia sekitar 12 tahun, misalnya senang berkebun, menyiram
tanaman. Masa berdagang, masa ini dialami anak ketika berusia sekitar 14
tahun, misalnya senang bertukar perangko, berkirim foto.
Dengan perkembangan dan kemajuan penelitian biologis jelaslah
bahwa tidak ada proses rekapitulasi sederhana pada perkembangan manusia.
selanjutnya banyak ahli psikologi Amerika yang lebih tertarik kepada pengaruh
lingkungan terhadap perkembangan. Artinya, bahwa anak memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman dan perilakunya dapat
dijelaskan dengan baik dengan proses belajar yang dialaminya. masa
berikutnya psikologis genetik lebih dikenal dengan psikologi perkembangan
yang berorientasi pada penelitian lingkungan dengan menggunakan metode
eksperimen. Hal itu mengubah arah studi tentang anak (Carins, 1983)

5. Hukum Bertahan dan mengembangkan diri.


Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri,
kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan
mempertahankan diri misalnya dorongan untuk makan bila lapar, dan
dorongan mengembangkan diri nampak pada hasrat anak untuk mengenal
lingkungannya, berusaha untuk berjalan, bermain dan lain sebagainya.

6. Hukum Irama (ritme) Perkembangan.


Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya, Irama
perkembangan mengemukakan pola perkembangan yang dialami individu.
setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing. Suatu hal

7
yang tidak mungkin dan berbahaya bila kita membandingkan individu-individu
ditinjau dari umurnya. Setiap anak mempunyai kebutuhan dan karakteristik
yang unik pada tahap tertentu, hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan dan
pilihan-pilihan. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang
kompleks, dari yang umum kepada yang khusus. Dengan memperhatikan
prinsip ini tidak mungkin anak melampaui tahap tertentu atau diburu-buru pada
perilaku tertentu bila mereka belum siap.
Anak yang sedang giat-giatnya belajar berjalan, kegiatan belajar
berbicaranya mereda untuk sementara. Bila ia sudah dapat berjalan, kegiatan
berjalan itu mereda pula untuk sementara, kemudian seluruh perhatiannya
dialihkan untuk kegiatan berbicara.

C. Fase-Fase Perkembangan
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang
waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagian manusia,
berkembang melalui tahap-tahap yang umum. Misalnya mulai belajar berjalan pada
usia satu tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada masa kanak-kanak dan
belajar mandiri pada usia remaja.
Sebagaimana pengertian di atas dalam perkembangan terdapat
pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari
beberapa proses, yaitu proses biologis, proses kognitif, dan proses sosial. Proses-
proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi
dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan
motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber mencerminkan
peranan proses-proses biologis dalam perkembangan.
Proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu
mengenai pemikiran, kecerdasan, dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi
yang digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal puisi dan
memecahkan soal-soal matematik, mencerminkan peranan proses-proses kognitif
dalam perkembangan anak.
Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan

8
perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi sebagai respon terhadap
sentuhan ibunya, sikap agresif anak laki-laki terhadap teman mainnya,
kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses
sosial dalam perkembangan anak.

1. Perkembangan Peserta Didik


Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu
biologis,kognitif, dan sosial terdapat jalinan yang erat. Anda akan mengetahui
bagaimana proses sosial membentuk proses-proses kognitif. Akan sangat
membantu dan memudahkan untuk mempelajari berbagai proses yang
mempengaruhi perkembangan anak dengan tetap mengingat bahwa Anda sedang
mempelajari perkembangan anak yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan
memiliki kesatuan jiwa dan raga. Perubahan pada perkembangan merupakan
produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi
pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan
pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase.
Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam
kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir, dan fase remaja.
Perkiraan waktu ditentukan pada setiap fase untuk memperoleh gambaran waktu
suatu fase itu dimulai dan berakhir.

a. Fase pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa
pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar
biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.

b. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18
atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua.
Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa,
koordinasi sensori motor dan sosialisasi. Di samping itu bayi dilatih pula untuk
mengetahui waktu dan tempat untuk buang air besar dan buang air kecil dengan

9
istilah “toilet training”. Adapun caranya ialah dengan melatih mereka untuk
buang air kecil sebelum tidur dan buang air kecil pula segera setelah bangun.
Hal ini akan menghindari anak “mengompol”.

c. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir
masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut Proses Kognitif,
Proses Biologis, Proses Sosial. Masa pra sekolah. Selama fase ini mereka
belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-
keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan
memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun
dengan temannya. Pada fase ini kanak-kanak berusaha pula berlatih untuk
terampil berbicara, sehingga akan didapati mereka melakukan monolog atau
berbicara sendiri yang seolah-olah sedang berbicara dengan orang lain.
Memasuki kelas satu sekolah dasar menandai berakhirnya fase ini.

d. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang


berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia
sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar
membaca, menulis, dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki
dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah
perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

e. Fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12
tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami
perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran
bagian-bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti
membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, dan
perubahan suara.
Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian
identitas diri. Pemikirannya lebih logis, abstrak, dan idealis. Semakin lama
banyak waktu dimanfaatkan di luar keluarga. Awal masa remaja pada anak laki-

10
laki dimulai dengan “mimpi” yang dalam kehidupan nyata ditandai dengan
ngompol. Pada saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bahwa
perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa
perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat. Keterjalinan
proses-proses biologis, kognitif, dan sosial menghasilkan fase-fase
perkembangan,

D. Faktor-faktor Perkembangan.
Perkembangan merupakan proses perubahan manusia terkait dengan
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh sehingga menjadi lebih
kompleks yang terus berkembang sepanjang hidup atau tidak dapat kembali ke
keadaan semula (Harahap & Sormin, 2021). Perkembangan pada manusia terletak
pada perubahan secara kualitatif yang terkait dengan kondisi psikologis, tetapi
beberapa tidak terlepas juga dari pengaruh struktur biologis.

Setiap manusia pasti mengalami perkembangan dalam hidupnya, termasuk


peserta didik. Peserta didik ini adalah individu yang sedang berproses untuk
mencapai perubahan yang lebih baik pada dirinya. Melalui proses belajar,
perkembangan pada peserta didik dapat lebih terarah dan terukur.

Perkembangan pada peserta didik tidak terlepas dari faktor-faktor yang


mempengaruhinya. Terdapat perbedaan dari beberapa ahli terkait dengan hal ini.
Ada yang mengatakan pendapat faktor herediter, faktor lingkungan, dan gabungan
dari kedua faktor tersebut (Sit, 2012).

Hurlock (1980) berpendapat bahwa faktor internal maupun eksternal


memiliki pengaruh terhadap kemampuan perkembangan individu. Namun, belum
dapat ditentukan faktor seperti apa yang lebih mempengaruhi. Berikut adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik menurut Limbong
dan Mamesah (2020):

11
1. Faktor Intenal

a. Gen dan sifat bawaan (faktor herediter)

Tidak dapat dipungkiri, kemampuan bawaan yang didapat dari orangtua


memiliki pengaruh kepada perkembangan individu secara fisik, kognitif, serta
emosi. Riwayat keluarga dengan penyakit atau gangguan tertentu dapat turun pada
individu sehingga individu kemungkinan besar memiliki penyakit atau gangguan
yang sama.nDi sisi lain, kecerdasan, sifat, kepribadian orangtua juga dapat menurun
pada peserta didik dan memberikan pengaruh yang lebih besar bagi intelegensinya
dibanding faktor lingkungan (Amini & Naimah, 2020).

b. Kecerdasan

Setiap individu pasti memiliki kecerdasan yang berbeda. Kecerdasan


merupakan kemampuan manusia yang dapat diukur dengan melihat beberapa hal
seperti kemampuan analisis, memori, pemahaman, dan abstraksi. J.J Rousseau
mengatakan bahwa anak yang cerdas dilahirkan dari orangtua yang cerdas pula
(Amini & Naimah, 2020). Sesuai dengan hasil riset ahli University of Washington
yang membuktikan kecerdasan seorang anak lebih besar bersumber dari ibunya
yang memiliki dua kromosom X, tempat dari gen kecerdasan.

c. Bakat khusus

Individu terlahir dengan bakat tertentu baik yang langsung dapat diketahui,
maupun yang masih terpendam. Bakat di sini tidak hanya terkait dengan
kemampuan akademik atau intelegensi, tetapi juga kemampuan lain terkait
kreativitas dan olah tubuh. Jika terus diasah atau mendapat media untuk
berkembang yang baik, bakat dapat menjadi media peserta didik untuk menjadi
lebih dari apa yang dia bisa saat ini, misalnya menghasilkan prestasi atau karya.

d. Kepribadian

Kepribadian adalah organisasi yang dinamis antara aspek fisiologis,


kognitif, serta afektif yang mempengaruhi perilaku individu dalam beradaptasi

12
selama hidupnya. Setiap individu sudah memiliki kepribadian yang berasal dari
faktor genetis. Seiring berjalannya waktu, mungkin akan ada penyesuaian
kepribadian, tetapi tidak akan berubah secara drastis. Kepribadian yang dimiliki
peserta didik berpengaruh terhadap bagaimana ia merespons lingkungannya,
termasuk mengatasi permasalahan yang mungkin ia hadapi.

2. Faktor Eksternal

a. Kesehatan dan nutrisi

Kondisi fisik sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam


melakukan proses belajar. Maslow dalam Hierarki Kebutuhannya menekankan
pemenuhan kebutuhan fisiologis adalah dasar sebelum individu memenuhi
kebutuhannya yang lain. Peserta didik yang sehat dapat menjalankan kegiatannya
dengan optimal. Kesehatan ini harus ditunjang oleh nutrisi yang cukup dan
seimbang. Dengan demikian secara fisik ia sudah siap untuk melakukan
kegiatannya.

b. Peran keluarga

Keluarga merupakan kelompok terkecil dan pertama yang dimiliki individu.


Sebagai “sekolah” pertama, penanaman dasar-dasar pengetahuan kepada individu
sangat mempengaruhi proses perkembangan di masa selanjutnya. Pola asuh yang
tepat serta budaya yang sehat dalam keluarga dapat membantu peserta didik untuk
berkembang sesuai dengan fase perkembangan yang harus dilewati. Selain itu,
hubungan yang harmonis serta kemampuan finansial yang stabil juga dapat
menunjang perkembangan peserta didik.

c. Lingkungan sosial

Peserta didik memiliki lingkungan sosial tempatnya berkembang yang


berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis, serta kognitif. Lingkungan di sini terkait
dengan segala hal di sekitar individu, baik itu orang lain, kondisi lingkungan,
fasilitas, bahkan media sosial yang tidak terlihat bentuknya secara fisik.

13
Lingkungan memberikan pengaruh secara positif dan negatif. Namun,
bagaimana peserta didik merespons lingkungan sangat dipengaruhi oleh
penanaman nilai dan norma sejak dini dalam keluarga. Dengan demikian
lingkungan yang kurang baik tidak menjamin individu memiliki perkembangan
yang tidak baik, begitu pula sebaliknya.

E. Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik


Suatu proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak,
sangat ditentuka noleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang
karakteristik yang dimiliki peserta didiknya. Pemahaman karakteristik peserta didik
sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan,
dan assesmen yang tepat bagi peserta didik. Atas dasar ini sebenarnya karakteristik
peserta didik harus menjadi perhatian dan pijakan pendidik dalam
melakukanseluruh aktivitas pembelajaran. Karakteristik peserta didik menurut
Smaldino(2015: 40) secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
karakteristik umum, kemampuan awal dan gaya belajar.
Melalui kegiatan belajar ini akan diuraikan karakteristik umum peserta didik
(Smaldino 2015: 40; Muhammad Yaumi (2013: 118) yang meliputi: gender,etnik,
usia, kultural, status sosial, dan minat. Agar Anda memperoleh gambaranyang lebih
jelas tentang karakteristik umum peserta didik tersebut, maka akan dijelaskan dalam
paparan berikut.
1. Gender
Perbedaan karakter laki-laki dan perempuan menurut Barreca, Gina. 21
September 2014. PsychologyToday.Com. antara lain:
a. Laki-laki sedikit peduli dengan apa yang perempuankatakan, sedangkan
perempuan lebih memperhatikan apa yang dikatakan laki-laki.
b. Laki-laki lebih peduli dengan apa yang dilihat, sedangkan perempuan
mencobauntuk peduli dengan apa yang laki-laki lihat.
c. Perempuan akan tersenyumwalaupun tidak bahagia, tapi laki-laki
tergantung sifat dasarnya.
d. Laki-lakitertawa ketika menemukan sesuatu yang lucu, tapi perempuan
tergantung situasi yang tepat.

14
Lebih lanjut Suprayekti dan Agustyarini (2015: 24) menjelaskan
bahwa anak laki-laki dan perempuan pada dasarnya memiliki pesamaan dan
perbedaan. Perbedaannya pada fisiologis dan biologis, peran, perilaku,
kegiatan dan atribut di masyarakat. Sedangkan kesamaan peran dalam hak
dan kewajiban sesuai denganadat istiadat, budaya masyarakat. Seperti
kesetaraan dalam memperoleh pekerjaan, peningkatan ilmu dan takwa,
mencapai cita-cita menjadi guru, dokter, dan lain-lain. Atas dasar
karakteristik yang demikian tentunya akan berimplikasi terhadap
pengelolaan kelas, pengelompokan peserta didik, dan pemberian tugas yang
dilakukan pendidik. Kelas yang peserta didiknya homogen tentunya tidak
sesulit kelas yang peserta didiknya heterogen.

2. Etnik
Negara Indonesia merupakan Negara yang luas wilayahnya dan
kaya akanetniknya. Namun berkat perkembangan alat transpotasi yang
semakin modern,maka seolah tidak ada batas antar daerah/suku dan juga
tidak ada kesulitan menujudaerah lain untuk bersekolah, sehingga dalam
sekolah dan kelas tertentu terdapatmulti etnik/suku bangsa, seperti dalam
satu kelas kadang terdiri dari peserta didiketnik Jawa, Sunda, Madura,
Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya. Seorang pendidik tentunya dalam
melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan kondisi etnik dalam
kelasnya. Seorang pendidik yang menghadapi peserta didik hanya satu etnik
di kelasnya.
Contoh Pak Ardi seorang pendidik di kelas 6 Sekolah Dasar yang
peserta didiknya terdiri dari etnik Jawa semua atau Sunda semua,tentunya
tidak sesulit ketika menghadapi peserta didik dalam satu kelas yang
multietnik. Jika Pak Ardi melakukan proses pembelajaran dengan peserta
didik yangmulti etnik maka dalam melakukan interaksi dengan peserta didik
di kelas tersebut perlu menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh
semua peserta didiknya.Kemudian ketika Pak Ardi memberikan contoh-
contoh untuk memperjelas tema yang sedang dibahasnya juga contoh yang
dapat dimengerti dan dipahami oleh semuanya.

15
3. Usia
Usia yang dimiliki peserta didik akan berkonsekuensi terhadap
pendekatan pembelajaran, motode, media, dan jenis evaluasi yang
digunakan pendidik. Ketika pendidki menghadapi peserta didik Taman
Kanak-kanak pada umumnya berusia 5-6 tahun, sudah tentu akan berbeda
pendekatan, metode, dan media yangdigunakan ketika menghadapi peserta
didik Sekolah Dasar yang umumnya berusia 7-11 tahun, dan peserta didik
Sekolah Menengah Pertama yang usianya berkisar 12-14 tahun dan juga
peserta didik Sekolah Menengah Atas atau SekolahMenengah Kejuruan ,
yang umumnya berusia 15-17 tahun, karena dilihat dari perkembangan
intelektualnya saja jelas berbeda. Menurut Piaget, Jean perkembangan
intelektual anak usia Taman Kanak-Kanak pada taraf pra operasional
konkrit sedangkan peserta didik Sekolah Dasar berada pada tahap
operasional konkrit, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas serta Sekolah Menengah Kejuruan pada tahap
operasional formal.
4. Kultural
Setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan tentunya
menjadi pendukung kebudayaan tertentu. Begitu juga peserta didik kita
sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah tentu
menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita
sangatlah beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan
adat istiadat. Hal ini sangat dimungkinkan karena Indonesia merupakan
Negara kepulauan yang masing-masing memiliki budaya, bahasa, dan etnis
masing-masing. Peserta didikyang kita hadapi mungkin berasal dari
berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda
sehingga kelas yang kita hadapi kelas yang multikultural. Pendidikan
multikultural sebagaimana diungkapkan Muhaemin el Ma’hady (dalam
Choirul Mahfud, 2016: 176) didefinisikan sebagai pendidikan tentang
keberagaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan
kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara

16
keseluruhan (global). Pendidikan multikultural menurut Choirul Mahfud
(2016: 187) memiliki ciri-ciri:
a. Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan manusia
berbudaya (berperadaban).
b. Materinya mangajarkan nilai-nilai luhurkemanusiaan, nilai-nilai bangsa,
dan nilai-nilai kelompok etnis (kultural).
c. Metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan
dankeberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme).
d. Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik
yangmeliputi aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya
lainnya.
Atas dasar definisi dan ciri-ciri pendidikan multikultural tersebut di
atas, seorang pendidik dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu
mensikapi keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya. Misalnya
Pak Irwan seorang pendidik disalah satu SMA ketika menjelaskan materi
pelajaran dan dalam memberikan contoh-contoh perlu mempertimbangkan
keberagaman budaya tersebut, sehingga apa yang disampaikan dapat
diterima oleh semua peserta didik, atau tidak hanya berlaku untuk budaya
tertentu saja.
5. Status Sosial
Manusia diciptakan Tuhan dengan diberi rizki seperti berupa
pekerjaan, kesehatan, kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbeda-
beda. Kondisi seperti ini juga melatar belakangi peserta didik yang ada pada
suatu kelas atau sekolah kita. Peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal
dari berbagai status sosial-ekonomi masyarakat, dilihat dari latar belakang
pekerjaan orang tua, dikelas kita terdapat peserta didik yang orang tuanya
wira usahawan, pegawai negeri, pedagang, petani, dan buruh. Dilihat dari
sisi jabatan orang tua, ada peserta didikyang orang tuanya menjadi pejabat
seperti presiden, menteri, gubernur, bupati, camat, kepala desa, kepala
kantor atau kepala perusahaan, disamping itu ada peserta didik yang berasal
dari keluarga ekonomi mampu, ada yang berasal dari keluarga yang cukup
mampu, dan ada juga peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang

17
mampu. Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya
menyatu untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses
pembelajaran. Perbedaan ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam
melakukan proses pembelajaran. Namun tidak dipungkiri kadang dijumpai
status sosial ekonomi ini menjadi penghambat dalam belajar secara
kelompok. Oleh karena itu pendidik dituntut untuk mampu mengakomodasi
hal-hal seperti ini. Misal dalam proses pembelajaran pendidik jangan
sampai membeda-bedakan atau diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada peserta didiknya. Dan juga dalam memberikan tugas-tugas juga
yang sekiranya mampu diselesaikan oleh semua peserta didik dengan latar
belakang ekonomi sosial yang sangat beragam.
6. Minat
Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada
suatu halatau aktivitas. Hurlock, E. (1990: 114) menyatakan bahwa minat
merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk
melakukan kegiatan yang dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu
yang memberikan manfaat, maka dirinya akan memperoleh kepuasan dan
akan berminat pada hal tersebut. Lebih lanjut Sardiman, (2011: 76)
menjelaskan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh
karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitka
nminatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingan orang tersebut. Atas dasar hal tersebut sebenarnya minat
seseorang khususnya minat belajar peserta didik memegang peran yang
sangat penting. Oleh karena itu hendaknya terus ditumbuh kembangkan
agar selalu tinggi. Namun sebagaimana kita ketahui bahwa minat belajar
peserta didik tidaklah sama, ada peserta didikyang memiliki minat
belajarnya tinggi, ada yang sedang, dan bahkan rendah. Untuk melihat
peserta didik memiliki minat belajarnya tinggi atau tidak sebenarnya dapat
dilihat dari indikator minat itu sendiri. Indikator yang dimaksud meliputi:

18
perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam belajar,
keterlibatan siswa, manfaat dan fungsi mata pelajaran.
a. Perasaan senang
Seseorang peserta didik yang memiliki perasaan senang ata suka
terhadap mata pelajarantertentu, misal mata pelajaran matematika, maka
siswa tersebut akan terus belajarilmu yang berkaiatan dengan matematika,
tanpa ada perasaan terpaksa dalam belajar matematika tersebut
b. Ketertarikan peserta didik
Ini berkaitan dengan dayagerak yang mendorong peserta didik untuk
cenderung mersa tertarik pada orang, benda, kegiatan, dapat berupa
pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itusendiri,
c. Perhatian dalam belajar
Perhatian atau konsentrasi dapat diartikan terpusatnya mental
seseorang terhadap suatu objek. Peserta didik yang memiliki minat terhadap
objek tertentu, maka peserta didik tersebut dengan sendirinya peserta didik
tersebut akan memperhatikan objek tersebut. Misal peserta didik memiliki
minat pada seni musik maka peserta didik tersebut akan memperhatikan
ketika terdengar bunyi musik, bahkan mendatangi konser-konser musik,
d. Keterlibatan belajar
Keterlibatan atau partisipasi peserta didik dalam belajarsangat penting,
karena apabila peserta didik terlibat aktif dalam belajar makahasilnya
tentunya akan baik. Ketelibatan belajar akan muncul manakala tertarik pada
objek yang dipelajari yang kemudian merasa senang dan tertarik
untukmelakukan kegiatan dari objek tersebut.
e. Manfaat dan fungsi mata pelajaran
Jika manfaat dari apa yang dipelajari peserta didik dapat diketahui dan
dipahami secara jelas, maka akan menumbuhkan motivasi peserta didik.
Manfaat dari mata pelajaran tertentu sebenarnya tidak hanya untuk sekarang
tapi bisa manfaat untuk masa mendatang, atau manfaat bukan hanya saat di
sekolah tetapi bisa manfaat ketika sudah bekerja atau dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, minat belajar
merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, dan perlu untuk

19
selalu ditingkatkan. Berbagai upaya perludi lakukan pendidik untuk
menumbuhkan minat belajar peserta didiknya diantaranya pendidik
menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata pelajaran,
menggunakan media pembelajaran, dan menggunakan model pembelajaran
inovatif. Contoh aplikasi dalam pembelajaran, Pak Ardi seorang pendidik
dari salah satu sekolah A, hari itu sudah disepakti membahas tema H, Pada
saat melakukan proses pembelajaran, di awal pembelajaran terlebih dahulu
mengemukakan tema yang akan dipelajrinya, menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan dimiliki, dan manfaat yang peserta didik
setelah mempelajari tema H. Kemudian untuk melihat kemampuan awal
peserta didiknya dilakukan pre tes terlebih dahulu. Setelah tahap-tahap
tersebut dilakukan kemudian Pak Ardi melakukan tahap inti yaitu
membahas tema H melalui media permainan ular tangga yang menjadi
kesukaannya tentang materi H yang telah disiapkan (Belajar melalui media
permainan Ular Tangga). Suasana kelas tampak antusias, aktif, dan
menyenangkan. Setelah materi dipahami dan waktunya cukup maka Pak
Ardi mengakhiri pelajaran dengan kegiatan penutup. Berdasarkan ilustrasi
apa yang dilakukan Pak Ardi tersebut peserta didik tumbuh minatnya untuk
belajar. Dengan dimilikinya minat belajar yang tinggi oleh peserta didik
maka hasilnya tentunya akan baik.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara progresif
organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung
sejak masa konsepsi sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan,
kematangan, pengalaman, dan belajar.
Menurut hasil penelitian para ahli ternyata perkembangan
berlangsung menurut hukum-hukum perkembangan tertentu. Hukum-
hukum perkembangan itu terdiri dari : Hukum Konvergensi, Hukum tempo
perkembangan, Hukum masa peka, Hukum rekapitulasi, Hukum bertahan
dan mengembangkan diri dan Hukum irama (ritme) perkembangan.
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir
sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing.
Sebagian manusia, berkembang melalui tahap-tahap yang umum. Misalnya
mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, tenggelam pada permainan
fantasi pada masa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja.
Sebagaimana pengertian di atas dalam perkembangan terdapat
pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk)
dari beberapa proses, yaitu proses biologis, proses kognitif, dan proses
sosial.
Perkembangan pada peserta didik tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Terdapat perbedaan dari beberapa ahli terkait
dengan hal ini. Ada yang mengatakan pendapat faktor herediter, faktor
lingkungan, dan gabungan dari kedua faktor tersebut (Sit, 2012). Hurlock
(1980) berpendapat bahwa faktor internal maupun eksternal memiliki
pengaruh terhadap kemampuan perkembangan individu. Namun, belum
dapat ditentukan faktor seperti apa yang lebih mempengaruhi.
Suatu proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif
atau tidak, sangat ditentuka noleh seberapa tinggi tingkat pemahaman
pendidik tentang karakteristik yang dimiliki peserta didiknya. Pemahaman

21
karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar yang akan
dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan assesmen yang tepat bagi
peserta didik. Karakteristik peserta didik menurut Smaldino(2015: 40)
secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu karakteristik
umum, kemampuan awal dan gaya belajar.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2014. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Sholeh Munawar, Abu Ahmadi. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Siti Nur Kholifah dkk. 2019. Hukum dan Prinsip Perkembangan. Malang:
Universitas Negeri Malang

Smaldino, S. E. (2015). Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta:


Kencana.

Yaumi, Muhammad, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, Cet. II; Jakarta: Fajar


Interpratama Mandiri, 2013.

Sumber dari artikel yang ditulis oleh Gendis Hanum Gumintang

Sumber: modul 1 perkembangan dan pertumbuhan anak, Prof. Dr.Mulyani


Sumantri, M. Sc.

Kegiatan Belajar 1 PDF | PDF (scribd.com)

23

Anda mungkin juga menyukai