Anda di halaman 1dari 16

g

t
f
m
l
i
s
u
n
a
M
Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disebarkan kepada umat manusia agar
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Turunnya agama ke dunia dibarengi bersamaan dengan kitab-kitabnya sebagai sumber agama mengalami proses
yang panjang hingga kitab terakhir yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW,yaitu Al-Quran. Datangnya agama ke
dunia sebagai petunjuk manusia untuk mengamalkan dirinya secara benar dan sesuai syariat-syariat islam, di dunia dan
akhirat.

A. ISI
1. Pengertian kaidah agama.
Kaidah atau norma adalah pedoman atau ukuran berperilaku atau bersikap dalam kehidupan bermasyarakat. Ada
kaidah kepercayaan/agama, kaidah kesusilaan, kaidah kesopanan/adat dan kaidah hukum. Kaidah kepercayaan/agama
menyangkut hubungan antara manusia dengan tuhannya, yang didasarkan pada ajaran agama berupa perintah dan
larangan serta bertujuan untuk menyempurnakan hidup di dunia. Kaidah kesusilaan berhubungan dengan manusia
sebagai makhluk individu, berasal dari manusia juga dan bertujuan untuk mejaga akhlak pribadi. Kadiah kesopanan
ukurannya kebiasaan, kepatutan atau kepantasan dan mempunyai tujuan untuk pencapaian ketertiban masyarakat.
Kaidah Hukum Berasal Dari Hukum Positif yg ada di suatu negara. hukum Ini bersifat Memaksa bagi Semua Individu yg
tercakup dlm negara,dan hukum dikenalkan pada umum melalui sosialisasi Thd Hukum itu.
Kaidah agama itu bertujuan untuk membimbing, mengatur dan mengarahkan hidup dan kehidupan manusia demi
keselamatan, kebahagian dan kesejahteraan ummat manusia dalam kehidupan di dunia menuju kehidupan akhirat.
Kaidah itu termaktub dalam Kitab Suci yang berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Rasul yang disampaikan
kepada seluruh ummat manusia. Rasul yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW dan Kitab Suci yang terakhir adalah
Al Quran yang merupakan kompilasi dan penyempurnaan dari Kitab-Kitab Suci yang otentik yang telah diturunkan
kepada para Nabi dan Rasul sebelumnya.
Sumber kedua dari kaidah agama adalah Sunnah Rasul, yaitu segala ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.
Sikap diam (tidak melarang) dari Nabi Muhammad SAW terhadap suatu tradisi, termasuk pula dalam sumber kedua dari
kaidah agama.

Komponen utama agama islam atau unsur utama ajaran agama islam ( akidah, syariah, dan akhlak ) dikembangkan
dengan ra’yu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya.
• Ilmu pengetahuan , adl hasil pemahaman manusia yg disusun dari satu sistem mengenai kenyataan, struktur,
pembagian yg dapat dijangkau pikiran manusia dgn dibantu penginderaannya dan diuji secara empiris dan
eksperimen.
• Filsafat, adl “ilmu istimewa” yg mencoba menjawab berbagai masalah yg tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan
biasa.
• Agama , pada umumnya adalah:
a. sistem credo (tata keimanan)
b. sistem ritus (tata peribadatan)
c. sistem norma (tata kaidah)
Kaidah agama mengatur dua aspek kehidupan, kehidupan dalam skala hubungan antara manusia dengan Allah
yang bersifat pribadi dan kehidupan dalam skala hubungan antar-manusia ataupun antar-komunitas. Kedua aspek itu
berturut-turut termasuk dalam kategori ibadah langsung dan ibadah yang tak langsung. Yang pertama disebut ibadah
yang ubudiyah dan yang kedua disebut dengan ibadah yang muamalah. Kedua aspek iu hanya dibedakan dalam
klasifikasi, akan tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan, tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Keduanya merupakan satu
sistem, berjalan seiring dan seirama secara seimbang dan harmonis, pengaruh mempengaruhi. Kedua aspek kaidah
agama itu mengandung dua unsur yaitu niat dan prosedur, serta menyangkut sanksinya ialah di dunia dan akhirat.
2. Ruang lingkup kaidah agama.
Ruang lingkup prinsip kaidah agama yang dibahas meliputi falsafah agama, fungsi agama bagi kehidupan, prinsip-
prinsip kehidupan dan sumber ajaran agama. Pada aspek umum dikemukakan dengan pendalaman pengertian dari
aspek khusus agama yang ada di Indonesia.
3. Pengertian falsafah agama.
Istilah filsafat berasal dari kata philein/philos + sophos/sophia= cinta/teman + bijaksana/kebijaksanaan. Filsafat
berarti mencintai kebijaksanaan. Belajar filsafat berarti belajar untuk, minimal, mencintai hal-hal yang bijaksana, atau
kalau mungkin untuk menjadi bijaksana. Bijaksana atau kebijaksanaan adalah karakteristik tertentu dari suatu
sikap/perilaku. Sikap/perilaku bijaksana adalah yang mengindikasikan adanya motivasi sinergis dari berbagai unsur
ruhaniah manusia. Apabila unsur ruhaniah manusia itu, minimal, meliputi akal-emosi-keinginan, maka motivasi sinergis
ratio-emosi-kehendak, akan memunculkan sikap perilaku lahir yang bijaksana. Belajar filsafat berarti belajar olah akal-
emosi-kehendak, yakni belajar untuk mensinergika potensi ratio-emosi-keinginan dalam rangka menentukan pilihan
sikap/perilaku.
Filsafat agama adalah filsafat yang membuat agama menjadi obyek pemikirannya. Dalam hal ini, filsafat agama
dibedakan dari beberapa ilmu yang juga mempelajari agama, seperti antropologi budaya, sosiologi agama dan psikologi
agama. Kekhasan ilmu-ilmu itu adalah bahwa mereka bersifat deskriptif.
Antropologi budaya meneliti pola kehidupan sebuah masyarakat dan kerangka spiritual hidup. Dalam rangka itu,
bentuk-bentuk penghayatan agama dalam masyarakat itu diteliti. Antropologi mengamati dan berusaha ikut menghayati
bagaimana masyarakat yang diteliti menghayati Yang ilahi. Antropologi adalah ilmu deskiptif. la tidak menilai apakah
penghayatan itu baik atau buruk dan tidak berusaha untuk mengubah penghayatan itu, melainkan berusaha untuk
memahami apa yang merupakan kenyataan keagamaan dalam masyarakat.
Sosiologi agama meneliti hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat, khususnya pengaruh agama
terhadap kelakuan manusia dalam masyarakat. Sosiologi agama dapat memberi petunjuk yang berharga untuk
mengetahui, apa sebenarnya kedudukan agama dalam sebuah masyarakat, apakah agama itu masih berpengaruh,
apakah masyarakat masih mentaatinya, apakah sikap-sikap masyarakat masih dipengaruhi oleh agama.
Psikologi agama meneliti hakekat, bentuk-bentuk dan perkembangan pengalaman religius pada individu-individu
dan kelompok-kelompok. Psikologi agama meneliti perasaan religius dalam hati, pertobatan, semangat kenabian, dan
perbedaan penghayatan keagamaan dalam masyarakat-masyarakat sederhana dan dalam kebudayaan-kebudayaan
tinggi. Segala bentuk penghayatan keagamaan serta fungsinya dalam perkembangan kepribadian diselidiki.
Filsafat agama mengembangkan logika, teori pengetahuan dan metafisika agama. Filsafat agama dapat dijalankan
oleh orang-orang beragama sendiri yang ingin memahami dengan lebih mendalam arti, makna dan segi-segi hakiki
agama-agama. Masalah-masalah yang dipertanyakan antara lain: hubungan antara Allah, dunia dan manusia, antara
akal budi dan wahyu, pengetahuan dan iman, baik dan jahat, sosok pengalaman Yang Kudus dan Yang Syaitani, apriori
religius, faham-faham seperti mitos dan lambang, dan akhrinya cara-cara untuk membuktikan kerasionalan iman kepada
Allah serta masalah "theodicea" yang telah saya sebutkan.
Tema-tema pokok atau fundamental agama adalah juga merupakan objek kajian dalam teologi. Sementara, teologi
adalah kajian yang sungguh-sungguh berbeda dengan filsafat agama. Terdapat dua perbedaan pokok antara Filsafat
agama dengan teologi (Harun Nasution, 1973: 4). Pertama,filsafat agama tidak membahas dasar-dasar ajaran dari
agama tertentu, tetapi dasar-dasar agama pada umumnya. Sementara, teologi membahas dasar-dasar ajaran agama
tertentu. Kedua, filsafat agama tidak terikat pada dasar-dasar agama tertentu, filsafat agama bermaksud menyatakan
kebenaran atau ketidakbenaran dasar-dasar agama. Sementara, teologi sudah menerima dasar ajaran agama sebagai
kebenaran. Teologi hanyalah sebatas upaya memberikan penjelasan atau interpretasi tentang dasar-dasar agama, atau
upaya mencari legalitas rasional atas ajaran agama tertentu.
FUNGSI AGAMA
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi
kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama
mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah: Memberi pandangan dunia kepada satu-satu
budaya manusia, Menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia, Memberi rasa kekitaan
kepada sesuatu kelompok manusia, Memainkan fungsi peranan sosial. Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan
kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh
penganutnya.
Adapun fungsi agama dalam kehidupan, mencakup beberapa hal yaitu Sebagai penyidik : Yakni dalam agama
mengajarkan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mengerjakan yang baik meninggalkan yang buruk, amar
ma’ruf nahi munkar. Sebagai penyelamat : Yakni agama juga sebagai penyelamat bagi manusia baik di dunia maupun
di akhierat, di dunia terhindar dari melakukan perbuatan maksiat sedangkan di akherat jaminan surga atas amal ibadah
yang telah dilakukan sejak berada di dunia. Menjadi meditasi konflik dimasyarakat : yakni agama sebagai media
pemersatu ummat dalam menyelesaikan suatu konflik yang dihadapi masyarakat. Kontrol sosial : Agama juga menjadi
kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat sehingga dapat berjalan dnegan semestinya, adil dan penuh tanggung
jawab. Serta agama menjadi pemupuk tali solidaritas : yakni saling berbagai, menjaga bersilaturahmi, perekat
persaudaraan sesama ummat manusia.

PRINSIP-PRINSIP KEHIDUPAN
Para ahli sains sedunia setuju bahwa prinsip-prinsip sejagat yang mengatur tindak-tanduk segala sesuatu dalam
alam semesta ini. Dengan cara yang sama, ada pula prinsip-prinsip ruhaniah yang dikongsi bersama dalam agama
Islam, Kristian dan Yahudi yang mengatur perhubungan seorang manusia dengan Allah. Dengan mengkaji kitab-kitab
tiga agama ini, saya pasti kita boleh memahami prinsip-prinsip ini yang berkuasa mengubah hidup kita.
Prinsip dasar kehidupan diantaranya adalah Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari, Kejujuran
dan integritas, Bertanggung jawab, Hormat pada aturan & hukum masyarakat, Hormat pada hak orang/warga lain, Cinta
pada pekerjaan, Berusaha keras untuk 8.menabung & investasi, Mau bekerja keras,dan Tepat waktu.

SUMBER AJARAN AGAMA


MEMBANDINGKAN SUMBER AJARAN TIAP AGAMA
(Aspek theologis)
Kebenaran suatu ajaran bisa direlatifkan dengan mudah bila hanya didasari oleh suatu asumsi. Dan kenyataan,
hampir setiap pengertian buatan manusia adalah relatif. Para filosof mengatakan, bahwa suatu definisi hanyalah
konsensus dari beberapa orang pada saat tertentu di tempat tertentu yang memiliki pengalaman yang mirip.

Untuk menghindari ajaran yang salah, manusia pertama-tama harus melihat sumber ajaran itu. Apakah ajaran itu
bersumber dari dasar-dasar yang rapuh?

Dalam hal ini tentu saja kita harus bertolak dari ajaran yang murni (ajaran Das Sollen), yakni yang ada di
sumber-sumber ajaran itu sendiri (kitab-kitab suci), dan bukan ajaran yang sedang dipraktekkan oleh pemeluknya, yang
mungkin saja tidak mempraktekkan ajarannya dengan benar (ajaran Das Sein).

Suatu ajaran bisa dianggap benar, bila ia:

 stabil intern - ajarannya harmoni, tidak bertentangan satu dengan yang lain.
 stabil extern - ajarannya tidak bisa disalahkan dengan bukti-bukti dari luar (misalnya dengan fakta-fakta ilmu
alam).

Pada prinsipnya mereka menganggap semua agama baik dan benar, dan karena itu tidak perlu dipersoalkan.
Memang kita tidak akan debat kusir soal agama. Namun kita tentu akan menjaga, minimal keluarga kita, agar menganut
ajaran yang benar.
Sementara itu, beberapa ajaran agama yang klasik (seperti Hindu, Budha, Yahudi, Nasrani dll) bisa jadi memang
berasal dari seorang utusan Tuhan di zaman dulu. Kondisi dan situasi yang berbeda saat ajaran itu diturunkan,
membuat ajaran yang diperlukan juga berbeda. Sedang kebudayaan manusia mengalami perkembangan (evolusi).
Akhirnya evolusi itu sampai pada satu titik, di mana suatu ajaran yang bersifat universal (sesuai untuk seluruh
manusia) dan komprehensif (sesuai untuk seluruh masa) tiba saatnya. Ibarat sungai, ajaran berbagai agama yang ada
di dunia ini laksana anak-anak sungai yang mengalir ke sebuah sungai yang besar.
Agama-agama selain Islam sesungguhnya hanya diperuntukkan untuk suatu kaum tertentu, di daerah tertentu
dan pada masa tertentu. Hal ini disebutkan oleh kitab-kitab mereka, yang merupakan tanda-tanda dari Tuhan yang
sampai pada saat ini - di luar soal bahwa banyak kitab-kitab itu kini tidak lagi teruji autentitasnya.
IBADAH
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara', ibadah mempunyai banyak
definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
 Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para rasulNya.
 Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu tingkatan tunduk yang paling
tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecin-taan) yang paling tinggi.
 Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala ,
baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang batin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap.
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja' (mengharap),
mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang
berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta
masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan badan.
Ibadah adalah perkara tauqifiyah . Artinya tidak ada suatu bentuk ibadah pun yang disyari'atkan kecuali
berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Apa yang tidak disyari'atkan berarti bid'ah mardudah (bid'ah yang ditolak),
sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Barangsiapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami, maka ia ditolak." [Hadits Riwayat.
Al-Bukhari dan Muslim]
Ada Dua Golongan Yang Saling Bertentangan Dalam Soal Ibadah. Golongan Pertama. Yang mengurangi makna
ibadah serta meremehkan pelaksanaannya. Mereka meniadakan berbagai macam ibadah dan hanya melaksanakan
ibadah-ibadah yang terbatas pada syi'ar-syi'ar tertentu dan sedikit, yang hanya diadakan di masjid-masjid saja.
Golongan Kedua. Yang bersikap berlebih-lebihan dalam praktek ibadah sampai pada batas ekstrim; yang
sunnah mereka angkat sampai menjadi wajib, sebagaimana yang mubah mereka angkat menjadi haram. Mereka
menghukumi sesat dan salah orang yang menyalahi manhaj mereka, serta menyalahkan pemahaman-pemahaman
lainnya.
Agar bisa diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak benar kecuali dengan ada syarat.
 Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
 Sesuai dengan tuntunan Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam.

AKHLAK TERPUJI DAN TERCELA


Akhlak berasal dari kata khilqun, yang mengandung segi-segi persesuaian kata khaliq dan makhluq. Dalam
Bahasa Indonesia yang lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalah budi pekerti.
Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan
kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak lanjut yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-hari.
Menurut definisi yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pertimbangan dan
pemikiran yang lama.
Suatu perbuatan baru dapat disebut sebagai cerminan akhlak, jika memenuhi syarat : Dilakukan berulang-
ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan, Timbul dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan di pikir-pikir
terlebih dahulu. Perkataan akhlak sering juga disamakan dengan kesusilaan atau sopan santun. Bahkan, supaya
kedengarannya lebih modern dan mendunia, perkataan akhlak kini sering diganti dengan kata moral atau etika. Akhlak
Islami berbeda dengan moral dan etika.

Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma
agama; nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama serta
nilai dan norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri.

Dalam bukunya Drs. Barmawie menguraikan tentang 2 macam akhlak yaitu:

 Al Akhlaaqul Mahmudah( Terpuji)

1. Amanah : dapat dipercaya

2. Aliefah : Disenangi

3. Al 'afwu : pema'af

4. Aniesatun : manis muka

5. Alkhairu : Baik

6.Al Khusyuu' : Tekun sambil menundukan hati

7. Ad Dhiyafah : menghormati tamu

8. Al Ghufraan : Suka memberi maaf

9. Al Hayaau : Malu perbuat tercela

10. Al Hilmu: menahan diri dari berbuat maksiat

Al Akhlakul Madzmuumah (Tercela)

1. Anaaniah : Egoistis

2. Al baghyu : lacur

3. Al bukhlu ; kikir

4. Al Buhtan : Mengada-adakan seustau yang tidak ada

5. Al Khamru : Peminum khamr

6. Al Khiyanah : Khianat

7. Adh Dhulmu : Aniaya

8. Al Jubun : pengecut

9. AL fawaahisy : Berbuat dosa besar & 10. Al Gadhab : pemarah


AKHLAK KEPADA PENCIPTA
Akhlak menurut Imam Al-Gozali adalah Ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan tidak memerlukan pertimbangan atau pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khalaqa-yahluqu, artinya menciptakan, dari akar kata ini pula ada kata
makhluk (yang diciptakan) dan kata khalik (pencipta), maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang
datang dari pencipta (Allah swt).
Dan Rasulullah saw di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia sebagaimana sabdanya dalam hadist dari Abu
Khurairah,
“Sesungguhnya aku diutus Allah semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia.”
Akhlak Kepada Allah Yaitu untuk beriman dan bertakwa kepada Allah swt dengan melaksanakan semua perintah-Nya
dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya, serta memurnikan keimanan dengan tidak menyekutukan Allah swt dengan
sesuatu apapun.
Aisyah Radhiallahu ‘Anh , salah satu istri Nabi mengungkapkan bahwa : “Akhlak Rasulullah SAW adalah Qur’an.” (HR.
Bukhari)
Akhlak Nabi SAW tersebut adalah akhlak yang sangat mulia yang sangat sulit untuk ditiru. Namun dmeikian selaku umat
Rasulullah SAW, umat manusia harus meraih dan mengamalkan akhlak tersebut yang sangat mulia. Beberapa cakupan
akhlak mulia tersebut antara lain :
1. Akhlak kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan mencintai-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, takut akan adzab-Nya, ,
malu kepada-Nya untuk berbuat maksiat, selalu bertaubat, bertawakkal, dan senantiasa berharap untuk
mendapatkan rahmat-Nya.
2. Akhlak kepada Rasulullah SAW, dapat dilakukan dengan cara mentaati dan mencintai beliau, bershalawat untuknya,
banyak menyebut nama beliau, mentaati dan menghidupkan ajaran beliau yang terkandung dalam sunnah-sunnah
beliau dan lebih mencintai beliau daripada diri kita sendiri, maupun keluarga kita dll.
3. Akhlak terhadap Al Qur`an, yaitu dengan cara membacanya dengan khusyuk, tartil dan sesempurna mungkin sambil
memahaminya, menghapalnya dan mengamalkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun dalam
masyarakat.
4. Akhlak kepada makhluk Allah SWT, Akhlak ini haruslah dimulai dari diri sendiri, orangtua, keluarga, kerabat,
handaitaulan, tetangga dan sesama mukmin sesuai dengan tuntunan Islam, Sedangkan akhlak kepada orang kafir
yaitu mengajak mereka kepada islam, membenci sifat kekafiran mereka, dan berbuat baik kepada mereka secara
manusiawi selagi tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Sebagaimana Allah jelaskan dalam Al-Quran: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang menyekutukan
Allah, maka sungguh la telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa [4]: 48).
Seorang muslim harus menjaga akhlaknya terhadap Allah swt, tidak mengotorinya dengan perbuatan syirik kepada-Nya.
Sahabat Ismail bin Umayah pernah meminta nasihat kepada Rasulullah saw, lalu Rasulyllah memberinya nasihat
singkat dengan mengingatkan, “Janganlah kamu menjadi manusia musyrik, menyekutukan Allah swt dengan sesuatupun,
meski kamu harus menerima resiko kematian dengan cara dibakar hidup-hidup atau tubuh kamu dibelah menjadi dua “. (HR.
Ibnu Majah).
Yang termasuk dalam bentuk akhlak kepada Allah SWT adalah :
1. Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya.
Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
2. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut
maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
3. Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan
pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah
terhadap segala sesuatu. Kekuatan do’a dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus
kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdo’a merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang
bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdo’a adalah orang yang tidak
menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong ; suatu perilaku
yang tidak disukai Allah.
4. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti
akibat dari suatu keadaan.
5. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan
Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau
memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

AKHLAK KEPADA SESAMA MANUSIA


Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Quran berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia.
Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti
badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan
menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta
izin dan memberi salam kepada penghuninya (QS An-Nur [24]:27).”
Setiap ucapan haruslah ucapan yang baik, Al-Quran memerintahkan. Bahkan lebih tepat jika kita berbicara sesuai
dengan keadaan dan kedudukan mitra bicara, serta harus berisi perkataan yang benar.
Di dunia Barat, sering dinyatakan, bahwa "Anda boleh melakukan perbuatan apa pun selama tidak bertentangan
dengan hak orang lain", tetapi dalam Al-Quran ditemukan anjuran, "Anda hendaknya mendahulukan kepentingan
orang lain daripada kepentingan Anda sendiri."
“Mereka mengutamakan orang lain daripada diri mereka sendiri, walaupun mereka amat membutuhkan” (QS Al-Hasyr
[59]: 9).
Akhlak kepada sesama manusia terdiri dari akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada orang tua, dan akhlak kepada
keluarga.
Ahklak kepada diri sendiri haruslah diwujudkan dalam bentuk sabar (prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri
sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya), syukur (sikap berterima kasih atas
pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya), dan tawaduk (rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya).
Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik
kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai
bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta
menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan
dalam bentuk komunikasi.

AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI


Seorang muslim adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Siapapun dia, seorang muslim tentu akan dimintai
pertanggung jawaban atas apa yang telah diperbuat terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itulah, Islam memandang bahwa
setiap muslim harus menunaikan etika dan akhlak yang baik terhadap dirinya sendiri, sebelum ia berakhlak yang baik
terhadap orang lain.
Secara garis besar, akhlak seorang muslim terhadap dirinya dibagi menjadi tiga bagian; terhadap fisiknya, terhadap
akalnya dan terhadap hatinya. Karena memang setiap insan memiliki tiga komponen tersebut, dan kita dituntut untuk
memberikan hak kita terhadap diri kita sendiri dalam ketiga unsur yang terdapat dalam dirinya tersebut:
1. Terhadap Fisiknya
Setiap insan, Allah berikan anugerah berupa fisik yang sempurna. Kesempurnaan fisik manusia ini, Allah katakan
sendiri dalam Al-Qur'an (QS. 95:4)
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya.”
Kesempurnaan fisik ini, merupakan sesuatu yang harus disyukuri. Karena Allah hanya memberikannya pada
manusia. Adapun salah satu cara dalam mensyukurinya adalah dengan menunaikan hak yang harus diberikan
pada fisik kita tersebut, yang sekaligus merefleksikan etika kita terhadap fisik kita sendiri. Diantara hal tersebut
adalah Seimbang dalam mengkonsumsi makanan, Membiasakan diri untuk berolah raga & hidup teratur, Tidak
melakukan hal-hal yang memberikan madharat bagi fisik dan kesehatannya, dan Bersih fisik dan pakaian.
2. Terhadap Akalnya.   
Sebagaimana fisik, akal memiliki hak yang harus kita tunaikan. Akal juga membutuhkan 'makanan', sebagaimana
fisik membutuhkannya. Namun kebutuhan tersebut jelas berbeda dengan kebutuhan fisik.
3. Terhadap Hatinya
Beberapa hal yang patut direalisasikan seorang muslim terhadap hatinya, yaitu dengan mengisi hatinya dengan
ibadah, Mengikatkan diri dengan tempat-tempat dan teman yang menambah keimanan, Memperbanyak dzikir
AGAMA DAN KESEHATAN

Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk selalu berbuat baik. Untuk itu semua
penganut agama yang mempercayaai ajaran dan melaksanakan ajarannya mereka akan senantiasa melaksanakan
segala hal yang ada dalam ajaran tersebut.
Manusia adalah makhluk yang tidak bisa dipisahkan dari orang lain oleh karena itu kita membutuhkan mereka
untuk melangsungkan kehidupan kita dengan lancar. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja keras
sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi baik kebutuhan primer maupun sekunder. Ketika kebutuhan mereka tidak
terpenuhi secara wajar, maka akan timbul konflik dlam dirinya sehingga mengakibatkan jiwa mereka akan tergoncang
dan memerlukan penanganan secepatnya.
Manusia tidak bisa dilepaskan dengan agama, oleh karena itu agama dan manusia berhubungan sangat erat
sekal. Ketika manusia jauh dari agama. Maka akan ada kekosongan dalam jiwanya. Walaupun mungkin kebutuhan
materialnya mereka terpenuhi. Akan tetapi kebutuhan batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah terkena
penyakit hati.
Penyakit hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa menghantui mereka sehinga mereka
akan mudah putus asa. Oleh karena itu orang yang tidak beragama ketika mendapatkan persolan hidup mereka akan
mudah putus asa dan akhirnya mereka akan melakukan penyimpangan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan
norma atau ajaran agama.
Berbeda dengan seseorang yang beragama. Mereka akan senantiasa melakukan segala sesuatunya sesuai
dengan ajaran. Dan ketika mereka lupa tidak melaksanakan rutinitas mereka dalam beribadah, mereka akan cenderung
merasa bersalah sehingga mereka akan mengembalikan segala macam permasalahan dalam kehidupannya ke dalam
ajaran agama.
Hal ini membuktikan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang ber-Tuhan dan akan kembali ke-
Tuhan pada suatu saat. Sehingga ketika mereka terhimpit permasalahan batin mereka akan lari kepada agama dan
menemukan jawaban dari permasalahan yang mereka hadapi.
Al-Quran berfungsi sebagai As-Syifa atau obat untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun rohani. Dalam Al-
Quran banyak sekali yang menjelaskan tentang kesehatan. Ketenangan jiwa dapat dicapai dengan zikir (mengingat)
Allah. Rasa taqwa dan perbuatan baik adalah metode pencegahan dari rasa takut dan sedih. Dan ketika seseorang
mengalami permasalahan dalam kehidupannya maka hadapilah dengan sabar dan sholat sebagai jalan keluar dari
segala macam permasalahan dan ketika segala macam usaha telah dilakukan secara maksimal maka serahkanlah
segala macam urusan kita, hidup mati kita, sehat sakit kita hanya kepada Allah semata karena hanya Dia – lah segala
macam urusan dikembalikan. Dan barang siapa yang menyerahkan segala urusan dunia dan akhiratnya hanya kepada
Allah, maka Allah akan memberikan hati mereka rasa aman, tenang dan tentram sehingga mereka dapat beraktivitas
dengan maksimal sehingga mencapai hasil yang diinginkan.
KELUARGA SAKINAH SEJAHTERA
Keluarga adalah institusi terkecil dalam suatu negara namun keluarga adalah lembaga yang sangat strategis
dalam membangun negara bahkan peradaban. Di dalam keluargalah tempat pencetak pertama generasi yang akan
dibentuk yang akan menentukan negara bahkan menentukan corak peradaban bangsa. Keluarga minimal terdiri dari
suami istri dan anak anak.
Keluarga Sakinah adalah keluarga yang memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga,
baik yang bersifat batiniah maupun lahiriah, dengan mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki. Sejahtera adalah
terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga baik secara lahir maupun batin.
Hal-hal yang harus dilakukan agar menjadi keluarga sakinah sejahtera adalah :
1. Landasan Berkeluarga harus karena Allah
2. Jadikan Allah menjadi pegangan utama dalam keluarga
3. Akhlak yang baik
4. Musyawarah
5. Mencari nafkah yang halal

PRANIKAH
1. PERJANJIAN PRANIKAH
Adalah perjanjian yang diadakan sebelum perkawinan dilangsungkan. Undang-undang perkawinan mengatur
masalah perjanjian perkawinan pada Pasal 29. Biasanya perjanjian dibuat untuk kepentingan perlindungan hukum
terhadap harta bawaan masing-masing, suami ataupun istri. Sedangkan perjanjian perkawinan mulai berlaku sejak
perkawinan dilangsungkan.
Mengenai kemungkinan dirubahnya isi perjanjian perkawinan menurut Kitab Undang undang Hukum Perdata:
Perubahan sama sekali tidak dimungkinkan walaupun atas dasar kesepakatan selam berlangsungnya perkawinan.
Sedangkan dalam Undang-undang Perkawinan, perubahan dimungkinkan asal tidak merugikan pihak ketiga.
Perjanjian perkawinan harus dibuat secara tertulis dan disahkan pegawai pencatat perkawinan. Sedangkan isinya
tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, hukum dan agama.
Kenapa sih pemeriksaan pranikah itu diperlukan?
a. Jika ada masalah, dapat dideteksi dini dan dicarikan solusinya sebelum anda keburu menikah dan ingin punya
anak namun tak bisa apa-apa karena masalah kesehatan anda menghalangi dari punya anak.
b. Anda dapat mengetahui rupa lain dari pasangan anda.
c. Menentukan apa yang perlu anda lakukan.
d. Supaya lebih sadar diri.
e. Supaya mengenali diri sendiri.
f. Kondisi setiap perempuan tidak sama.
g. Membuat anda menyadari bahwa anda (eh, saya ding) sok tahu.
h. Memberi anda kesempatan bertanya sebelum anda menyesal karena tidak bertanya sebelum menjalani malam
pertama.
Mengenai masalah waktu, tidak ada batasan dalam menjalankan pemeriksaan kesehatan pra nikah. Anda bisa
melakukannya kapan saja, selama pernikahan belum berlangsung.

2. PERNIKAHAN
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan
maksud meresmi suatu ikatan secara hukum agama, hukum negara, dan hukum adat. Upacara pernikahan memiliki
banyak ragam dan variasi anatar bangsa, suku satu dan yang lain pada satu bangsa, agama, budaya, maupun kelas
sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu
pula.
Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan
pernikahan ditanda-tangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk
mmelakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman
dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah
upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri.
Dasar Pemikiran
Dari Al Quran dan Al Hadits :
1. "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
mengkayaknnya dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An
Nuur (24) : 32).
2. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang
tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).

Tujuan Pernikahan
1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina
lainnya).
6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan


1. Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
2. Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
3. Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang
yang menikah.
4. Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan
RasulNya tetapkan terpenuhi.
5. Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
1. Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
2. Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di
selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi
semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari? manusia
(sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita
akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
3. Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
4. Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih
terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.
Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan
mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan
mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor
kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu
harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya
dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir
Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.

3. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI, ISTRI DAN ANAK


Keluarga merupakan instituti terkecil dalam masrakat yg memiliki pungsi strategis dan fundamental .Adanya
masrakat ,bangsa dan negara itu timbul sesungguhnya karena adanya keluarga. Karena itu dalam ilmu sosial disebut
sebagai sendi dasar masyarakat.
Bangunan keluarga terbentuk berdasarkan proses perkawinan (pernikahan)antara seorang laki-laki dengan
perempuan yg mengikat kepada keduanya baik lahir maupun batin (perasaannya)sebagai suami istri yg syah dengan
tujuan membentuk keluarga bahagia sejahtera dan kekal sampai akhir hayat.
Implementasi bahagia sejahtera dalam keluarga adalah ketenangan ,ketentraman dan kenyamanan dalam
mengarungi bahtera rumah tangga yg dalm bahasa al Qur'an disebut sakinah(taskunu) sebagaimana firman Allah surat
Ar Rum 21.
Artinya:
“Dan diantara tanda -tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikannya diantra mu rasa kasih dan sayang . sesungguhnya pada
yg demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yg berfikir.”
Keluarga yg dalam mengarungi bahtera rumah tangga nya penuh dengan kenyaman , ketentraman dan
ketenangan yg dibubuhi dengan rasa cinta kasih tentu men jadi harapan setiap orang yg berkeluarga , untuk itu kita
mesti sadari bahwa pernikahan sebagai pintu gerbang keluarga memiliki konsekwensi logis sebagai suami - istri akan
adanya hak kewajiban dalam mengayuh kan bahtera rumah tangga .

A. Hak -hak istri


Hak mengenai harta, yakni hak untuk mendapatkan mahar (mas kawin) dan nafkah berupa kebutuhan sandang, pangan,
dan papan. Dalam surat An-Nisa
ayat 4 sbb:
Artinya :
"Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yg kamu nikahi) sebagai pemberian dg penuh kerelaan. Kemudian jika
mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dg senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu
(sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya".
1. Hak untuk mendapatkan perlakuan yg baik dari suami, karena isteri Bukanlah pembantu, pelengkap atau pemuas
(objek) tetapi sebagai mitra dalam melaksanakan rumah tangga, Firman Allah surat An- nisa ayat 19.
2. Hak mendapat perlindungan, pendidikan dan bimbingan untuk senantiasa menjalankan perintah Allah. Firman
dalam surat At-Tahrim ayat. 6
B. Hak Suami
Suami mendapatkan hak mutlak utk ditaati oleh istrinya dalam melaksanakan urusan rumah tangga termasuk
didalamnya memelihara dan mendidik anak, selama suami berada dan sejalan dengan ketentuan-2 Allah yg
berhubungan dengan kehidupan suami isteri.

C. Kewajiban Isteri
1. Hormat dan patuh pada suami dalam batas yg sejalan dg norma agama dan susila.
2. Mengatur dan mengurus rumah tangga, menjaga keselamatan dan mewujudkan kesejahteraan keluarga.
3. Memelihara dan mendidik anak sebagai amanah Allah.
4. Memelihara dan menjaga kehormatan serta melindungi harta benda keluarga.
5. Menerima dan menghormati pemberian suami serta mencukupkan nafkah yg diberikannya dengan baik, hemat,
cermat dan bijaksana.

D. Kewajiban suami
1. Memelihara, memimpin dan membimbing keluarga lahir dan batin, serta menjaga dan bertanggung jawab atas
keselamatan dan kesejahteraannya.
2. Memberi nafkah sesuai dengan kemampuan serta mengusahakan keperluan keluarga terutama sandang,
pangan dan papan.
3. Memberi kebebasan berfikir dan bertindak kepada isteri sesuai ajaran agama, tidak mempersulit apalagi
membuat isteri menderita lahir-batin yg dapat mendorong istri berbuat salah.
Setelah mengetahui dan memahami hak dan kewajiban suami-isteri diatas, kedua belah pihak juga harus saling
menghormati orang tua dan keluarga. Memupuk rasa cinta dan kasih sayang, hormat menghormati, sopan santun, penuh
pengertian serta bergaul dengan baik. Ketika menghadapi persoalanbsuami isteri hendaknya matang dalam berbuat dan
berfikir serta tidak bersikap emosional dalam persoalan yang dihadapi. Memelihara kepercayaan dan tidak saling
membuka rahasia pribadi. Sabar dan rela atas kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan masing-2.

E. HAK BERSAMA SUAMI ISTRI


1. Suami istri mempunyai hak seimbang dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat.
2. Masing-masing suami istri dapat melakukan perbuatan hukum.
3. Halalnya hubungan sebagai suami istri.
4. Menjalankan kekuasaan orang tua terhadap anak-anak yang belum berumur 18 tahun atau belum pernah kawin.
5. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan.
6. Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.
7. Apabila cukup alasan hukum tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri, suami dapat mengajukan
permohonan talak, sedang istri dapat melakukan gugatan cerai pada Pengadilan.

F. KEWAJIBAN BERSAMA SUAMI ISTRI


1. Menegakkan rumah tangga.
2. Harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.
3. Saling mencintai, menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin.
4. Saling memelihara kepercayaan dan tidak saling membuka rahasia pribadi.
5. Sabar dan rela atas kekurangan dan kelemahan masing-masing.
6. Selalu bermusyawarah untuk kepentingan bersama.
7. Memelihara dan mendidik anak penuh tanggung jawab.
8. Menghormati orang tua dan keluarga kedua belah pihak.
9. Menjaga hubungan baik bertetangga dan bermasyarakat.
Keluarga merupakan instituti terkecil dalam masrakat yg memiliki pungsi strategis dan fundamental .Adanya
masrakat ,bangsa dan negara itu timbul sesungguhnya karena adanya keluarga. Karena itu dalam ilmu sosial disebut
sebagai sendi dasar masyarakat.
Bangunan keluarga terbentuk berdasarkan proses perkawinan (pernikahan)antara seorang laki-laki dengan
perempuan yg mengikat kepada keduanya baik lahir maupun batin (perasaannya)sebagai suami istri yg syah dengan
tujuan membentuk keluarga bahagia sejahtera dan kekal sampai akhir hayat.
Implementasi bahagia sejahtera dalam keluarga adalah ketenangan ,ketentraman dan kenyamanan dalam
mengarungi bahtera rumah tangga yg dalm bahasa al Qur'an disebut sakinah(taskunu).
Pembangunan keluarga sejahtera diarahkan kepada terwujudnya kehidupan keluarga sebagai wahana
persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. Perlu ditumbuh-kembangkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab,
kesukarelaan, nilai-nilai agama, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Gerakan keluarga berencana nasional sebagai salah satu kegiatan pokok dalam upaya mencapai keluarga
sejahtera diarahkan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan cara penurunan angka kelahiran untuk
mencapai keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi sehingga terwujud peningkatan
kesejahteraan keluarga.

Gerakan keluarga berencana diupayakan agar makin membudaya dan makin mandiri melalui penyelenggaraan
penyuluhan keluarga berencana, disertai dengan peningkatan kualitas dan kemudahan pelayanan dengan tetap
memperhatikan kesehatan peserta keluarga berencana dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, moral, etik, dan
sosial budaya masyarakat, sehingga norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera dihayati dan dilaksanakan oleh semua
lapisan masyarakat dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab.

A. ASPEK AGAMA
Agama memiliki peran penting dalam membina keluarga sejahtera. Agama yang merupakan jawaban dan
penyelesaian terhadap fungsi kehidupan manusia adalah ajaran atau system yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya. Oleh karena itu, sebuah keluarga haruslah memiliki dan berpegang pada
suatu agama yang diyakininya agar pembinaan keluarga sejahtera dapat terwujud sejalan dengan apa yang diajarkan
oleh agama.
Dalam Islam terdapat konsep keluarga sakinah yakni keluarga yang tenteram di mana suami-istri dituntut
menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmoni antara kebutuhan fisik dan psikis. Yang dimaksud psikis adalah
menjadikan keluarga sebagai basis pendidikan sekaligus penghayatan agama anggota keluarga. Kesakinahan
merupakan kebutuhan setiap manusia. Karena keluarga sakinah yang berarti: keluarga yang terbentuk dari pasangan
suami istri yang diawali dengan memilih pasangan yang baik, kemudian menerapkan nilai-nilai Islam dalam melakukan
hak dan kewajiban rumah tangga serta mendidik anak dalam suasana mawaddah warahmah. Sebagaimana dianjurkan
Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya:
“Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ia ciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar
kamu merasa tenang kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa cinta dan kasih saying. Sesungguhnya dalam hal ini
terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang memikirkan”. (QS. Ar-Ruum:21)

B. ASPEK PENDIDIKAN
Kehidupan kita dimulai di dalam lingkungan keluarga. Kita besar dan dididik di dalam keluarga kita. Kita tumbuh
dari kecil dalam lingkungan keluarga. Orang tua mengajar bagaimana kita harus bertindak. Orang tua juga yang
membesarkan kita dengan pendidikan dan etika. Jika kita melihat seorang anak kecil sering mengucapkan kata-kata
kasar, apakah kita sadar bahwa anak tersebut tumbuh di lingkungan keluarga, sehingga terkadang kita malah
menyalahkan anak tersebut, padahal yang seharusnya disalahkan adalah pendidikan dalam keluarganya?
Pendidikan keluarga sangat penting namun seringkali dianggap tidak penting. Etika yang benar harus diajarkan
kepada anak semenjak kecil, sehingga ketika seorang anak menjadi dewasa, ia akan berperilaku baik. Tentu saja
perilaku orang tua juga harus baik dan benar sebagai contoh untuk anaknya. Jikalau semenjak kecil seorang anak
diajarkan dengan baik dan benar maka keluarga tersebut akan harmonis.

KELUARGA
(ORANG TUA)
PENDIDIKAN ETIKA

ANAK

Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menyampaikan kepada orang atau pihak lain segala hal
untuk menjadikannya mampu berkembang menjadi manusia yang lebih baik, lebih bermutu, dan dapat berperan lebih
baik pula dalam kehidupan lingkungannya dan masyarakatnya.
Keluarga merupakan wahana pertama dan utama dalam pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal
melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (sekolah)
untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya
masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memilki kesadaran bahwa karakter bangsa
sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.
Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung pada
jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara
anak dan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum, dll) dan kebutuhan psikologis
(seperti rasa aman, kasih sayang, dll), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup
selaras dengan lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam
rangka pendidikan karakter anak.

C. ASPEK EKONOMI
Jika kita cermati secara mendalam, selama ini pemerintah mengelompokkan keluarga di Indonesia ke dalam dua
tipe. Pertama, tipe keluarga pra-sejahtera. Yang kita bayangkan ketika mendengar keluarga tipe ini adalah keluarga yang
masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya berupa sandang, pangan, dan papan. Keluarga
pra-sejahtera identik dengan keluarga yang anaknya banyak, tidak dapat menempuh pendidikan secara layak, tidak
memiliki penghasilan tetap, belum memperhatikan masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyai
masalah tempat tinggal dan masih perlu mendapat bantuan sandang dan pangan.
Kedua, tipe keluarga sejahtera. Yang terbayang ketika mendengar keluarga tipe ini adalah sebuah keluarga yang
sudah tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Keluarga sejahtera identik dengan
keluarga yang anaknya dua atau tiga, mampu menempuh pendidikan secara layak, memiliki penghasilan tetap, sudah
menaruh perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyai tempat tinggal dan
tidak perlu mendapat bantuan sandang dan pangan.
Persoalannya adalah bagaimana kita mampu melakukan pembinaan terhadap keluarga agar berkembang
menjadi keluarga kreatif. Ada beberapa yang dapat dilakukan, yaitu:
- Melakukan pembinaan dan pendampingan manajemen ekonomi keluarga.
- Pembinaan kewirausahaan.
- Pemberian bantuan usaha modal usaha.
- Pendidikan kreativitas.

D. ASPEK SOSIAL BUDAYA


Perkembangan anak pada usia antara tiga-enam tahun adalah perkembangan sikap sosialnya. Konsep
perkembangan sosial mengacu pada perilaku anak dalam hubungannya dengan lingkungan sosial untuk mandiri dan
dapat berinteraksi atau untuk menjadi manusia sosial. Interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, suatu
hubungan yang menimbulkan perasaan sosial yang mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup
bermasyarakat seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan empati, rasa setia kawan dan
sebagainya.
Melalui proses interaksi sosial tersebutlah seorang anak akan memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan
perilaku-perilaku penting yang diperlukan dalam partisipasinya di masyarakat kelak; dikenal juga dengan sosialisasi. Hal
ini sejalan dengan yang dikatakan Zanden (1986) bahwa kita terlahir bukan sebagai manusia, dan baru akan menjadi
manusia hanya jika melalui proses interaksi dengan orang lain. Artinya, sosialisasi merupakan suatu cara untuk
membuat seseorang menjadi manusia (human) atau untuk menjadi mahluk sosial yang sesungguhnya (social human
being).
Terdapat tiga elemen utama dalam struktur internal keluarga, yaitu:
1)Status sosial, dimana dalam keluarga distrukturkan oleh tiga struktur utama, yaitu bapak/suami, ibu/istri dan anak-
anak. Sehingga keberadaan status sosial menjadi penting karena dapat memberikan identitas kepada individu
serta memberikan rasa memiliki, karena ia merupakan bagian dari sistem tersebut.
2)Peran sosial, yang menggambarkan peran dari masing-masing individu atau kelompok menurut status sosialnya.
3)Norma sosial, yaitu standar tingkah laku berupa sebuah peraturan yang menggambarkan sebaiknya seseorang
bertingkah laku dalam kehidupan sosial.
Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan karunia Nya kepada ummat manusia agar supaya manusia
mensyukurinya. Alloh berfirman:
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian”. (Q.S Ali Imron :185 ).
Mati adalah sesuatu yang pasti bagi kita, tentunya kita menginginkan agar mayat kita diurus dengan benar sesuai
dengan ajaran Rosul Shollallohu ‘Alaihi Wasallam.

1. MEMANDIKAN JENAZAH.
a. Orang yang berhak memandikan jenazah.
Jika mayit telah mewasiatkan kepada seseorang untuk memandikannya, maka orang itulah yang berhak. Jika
mayyit tidak mewasiatkan, maka yang berhak adalah ayahnya atau kakeknya atau anak laki-lakinya atau
cucu-cucunya yang laki-laki (kalau mayatnya laki-laki, kalau perempuan maka dari jenis putri). Jika tidak ada
yang mampu, keluarga mayyit boleh menunjuk orang yang amanah lagi terpercaya buat mengurusnya.
b. Tempat memandikan mayyit harus tertutup baik dinding maupun atapnya.
c. Dianjurkan agar yang memandikan jenazah memilih 2 orang dari keluarganya.

CARA-CARANYA :
 wajah sang mayit kita tutup
 mengucapkan basmalah
 mengangkat kepalanya hingga mendekati posisi duduk
 memijit perutnya pelan-pelan dengan sarung tangan
 kita tidak boleh menyentuh aurat jenazah yang sudah berumur 17 tahun keatas
 membersihkan gigi-gigi, dan kedua lobang hidungnya, tanpa memasukkan air ke dalam mulut atau hidung
 membersihkan gigi-gigi, dan kedua lobang hidungnya, tanpa memasukkan air ke dalam mulut atau hidung
 kita menyiapkan air yang bercampur daun bidara atau bercampur sabun pembersih.
 membersihkan kepala, serta jenggotnya dengan busa air tersebut. membasuh bagian samping kanan, lalu
samping yang kiri, dimulai dari kulit lehernya. Kemudian bahu hingga akhir telapak kakinya.

2. MENGKAFANI JENAZAH.
a.Ukuran kain kafan yang digunakan.
Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang disediakan adalah 90 cm.
1 : 3. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.
b.Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan.
c. Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan.
d.memberi parfum pada setiap lembar kain-kain tersebut.
Harum-haruman yang masih tersisa kita letakkan pada setiap lobang yang ada pada wajah dan anggota-anggota
wudhunya. Jika kita mengharumi seluruh tubuhnya, maka itu lebih baik.
e.Untuk kain kafan, kita mengutamakan membelinya terlebih dahulu dari harta pribadinya,

3. MENYOLATKAN JENAZAH.
Dari Abu Hurairoh Rodhiyallohu ‘Anhu bersabda Rosululloh S.A.W : “Barangsiapa yang menghadiri
penyelenggaraan jenazah hingga ikut menyalatkannya, maka ia memperoleh pahala satu qiroth. Adapun yang
menghadirinya sampai jenazah tersebut dikebumikan, maka ia memperoleh pahala dua qirath. Ditanyakan kepada beliau
apakah dua qirath itu. Beliau menjawab Seperti dua gunung besar. “(H.R. Bukhori Muslim).
Tata cara menyolatkan jenazah.
- Kepala jenazah berada disebelah kanan imam dengan menghadap kiblat.
- Jika jenazah laki-laki imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah
- Jika perempuan imam berdiri sejajar dengan pusar jenazah.
- Kalau jenazah lebih dari satu dan berlainan jenis kelamin, maka posisinya sebagai berikut :
• Barisan pertama dari imam adalah jenazah laki-laki, kemudian anak laki-laki kemudian jenazah wanita
kemudian anak perempuan.
- Sholat jenazah dilakukan dengan empat takbir, dan dianjurkan mengangkat tangan disetiap takbir.

4. MENGUBURKAN JENAZAH.
1) Tata cara menggali kubur
Untuk orang besar adalah panjang 200 cm, kedalaman 130 cm, lebar 75 cm, kedalaman lahat 55 cm, lebar lahat
50 cm, yang menjorok ke dalam dan keluar 25 cm.
2) Tata cara menguburkannya.
 Jenazah dibaringkan diatas tubuhnya sebelah kanan dalam posisi miring, dengan dihadapkan kearah kiblat.
 letakkan bantalan dari tanah atau potongan batu bata dibawah kepalanya, setelah itu buka tali pengikatnya dan
singkaplah kain kafan yang menutupi wajahnya.
 lahat ditutup dengan batu atau cor-coran atau sejenisnya dan usahakan kalau bisa jangan yang mudah terbakar
seperti kayu atau sejenisnya, lalu diturunkan kembali galian tanah kuburan.
 Boleh diberi sedikit gundukan, tapi tidak boleh lebih dari satu jengkal, lalu berilah tanda dari batubata pada arah
kepala dan kaki, selanjutnya taburkan batu kerikil dan perciki dengan air supaya tanah menjadi lengket dan
padat.
Semua perhiasan harus dilepaskan sebelum mayat akan dikuburkan. Jika mayat yg akan dikuburkan memiliki
gigi emas lebih baik juga dilepas kalau mudah dilepasnya, Tetapi jika dikawatirkan, seandainya gigi itu dicabut maka
mulutnya terus terbuka, atau membuat pemandangannya semakin menakutkan, maka yang paling baik adalah
menghindari pencabutan.
Apakah seorang pembunuh atau orang yg bunuh diri harus dimandikan dan dishalatkan? Seorang pembunuh
atau orang yg bunuh diri harus dimandikan , dishalatkan dan dikuburkan selama ia mati dalam keadaan muslim. Orang
yg memandikan jenazah , maka hendaklah ia mandi. Orang yg menggotong jenazah hendaklah ia wudhu.
Mengagungkan kuburan dengan mendirikan bangunan pada kuburan tersebut merupakan cikal bakal terjadinya
kesyirikan atau perbuatan syirik di alam semesta. Menghina kuburan, dengan berjalan diatasnya, menginjaknya dengan
sandal, duduk di atasnya, menjadikannya tempat sampah dan tempat buang air adalah haram hukumnya.

Pandangan dari Agama lain di Indonesia


KRISTEN KATHOLIK
Kremasi jelas semakin kian populer; sesungguhnya kremasi merupakan sesuatu yang baru dalam tradisi Kristen
Katolik. Gereja Perdana mempertahankan praktek Yahudi menguburkan jenazah dan menolak praktek kremasi yang
umum di kalangan bangsa kafir Romawi.
Dasar dari ketentuan ini adalah bahwa …”Tuhan menciptakan setiap orang seturut gambar dan citra-Nya, dan
oleh sebab itu tubuh adalah baik dan sepatutnya dikembalikan ke tanah setelah kematian “(Kej 3:19).
Pada abad 19, kremasi mulai muncul kembali di Eropa terutama sekali karena gerakan Freemasonry dan filsafat
kaum rasionalis yang menyangkal gagasan apapun mengenai adikodrati atau rohani, teristimewa kekekalan jiwa,
kehidupan sesudah mati dan kebangkitan badan. Pertimbangan akan higienis dan terbatasnya lahan juga mendorong
munculnya kembali kremasi

HINDU
Mati adalah suatu keharusan dari hidup manusia yang kemudian masing-masing bangsa, masing-masing agama,
masing-masing suku mempunyai cara-cara tersendiri untuk memberikan penghormatan terakhirnya sebagai manusia
yang memiliki peradaban budaya.
Khususnya di Bali dengan umat yang memeluk Agama Hindu yang menganut kepercayaan adanya roh masih
hidup setelah badan kasar tak bergerak dan terbentang kaku, mempunyai upacara yang khas dalam penyelenggaraan
jazad seseorang yang berpulang yang disebut Pitra Yajna dimana rangkaian dari upacara ini biasa dikenal dengan Istilah
Ngaben / Palebon / Pralina dll, dan disesuaikan dengan tingkat dan kedudukan seseorang yang bernilai “Desa-Kala-
Patra-Nista-Madya-Utama”.
Tujuan upacara ngaben adalah agar ragha sarira (badan / Tubuh) cepat dapat kembali kepada asalnya, yaitu
Panca Maha Bhuta di alam ini dan Atma dapat selamat dapat pergi kealam pitra. Ngaben tidak bias ditunda-tunda,
mestinya begitu meninggal segera harus diaben.
Jika terlalu lama orang yang meninggal tersebut, dikubur dalam tanah, hingga mencapai waktu satu tahun, tiga,
empat atau lebih, maka dosa manusia yang meninggal noda dan cemernya bersatu dengan bumi. Semua noda bumi
menempel padanya.
Bagi seorang Wiku atau Brahmana dan juga para Pandita, tidak dibenarkan untuk mengupacarai atau
memberikan doa pujaan kepada manuisa yang meninggal tersebut. Jika ingin mengupacarainya, agar rohnya
mendapatkan sebuah peningkatan, maka perlu membuat replica badan kasar(Angga Sariranya). Replica badan wadag
tersebut dibuat dari kayu-kayuan, berdasarkan warna dari orang yang meninggal tersebut.
Jika ia adalah seorang Brahmana, Ksatriya, Wesya, maka ia dapat menggunakan cendana sebagai replica.
upacaranya harus dilakukan di setra atau kuburan desa setempat. Tulangnya yang telah dikubur lama, saat dibongkar
dengan upacara penyucian, dan ditempatkan pada satu tempat dengan air kelapa bulan (Nyuh Bulan ). Lalu berikan
upacara pemanggil roh.
Jika orang yang meninggal tersebut dari sudra, maka kayu yang digunakan untuk replica badan kasarnya adalah
terbuat dari kayu majagau. Jika tidak demikian, maka akan berakibat fatal. Jika terdapat manusia yang meninggal dunia
dan dikubur, atau mati kotor, dan hendak dibuatkan upacaranya, maka tulang-belulangnya harus juga diupacarai
dengan upacara pembersihan Sawa. Namun ditak boleh diolalaikan hal ini, dan tidak boleh dilaksanakan dengan waktu
bersamaan. Jika dilanggar, maka akan memasuki alam Jenggama (Binatang).
Ada larangan hari –hari untuk melaksanakan upacara ngaben. Orang yg meninggal karena bunuh diri tidak layak
untuk langsung diupacarai oleh seorang brahmana. Bahkan dosa orang yang menempel itu akan ikut melekat pada
orang yang berani mengupacarainya.
"Masa Nifas dimana biasanya akan dirasakan pada wanita yang setelah usai melakukan persalinan, biasa nya hal ini
akan dirasakan selama 40 hari setelah usah melahirkan pada ibu hamil."
Wanita kerap kali bahagia setelah usai menjalani persalinan dan sebenarnya masih ada fase dimana akan ada
jeda waktu dimana akan ada proses pembersihan rahim hal ini sama seperti setiap wanita menjalani masa menstruasi.
Mungkin bagi beberapa wanita sering kali mendengar kata "Masa Nifas" tetapi tidak mengerti apa maksud dan mengapa
gejala tersebut terjadi setelah melahirkan. Sering kali wanita merasa was-was dalam menjalani masa nifas ini, yang
sesungguhnya memang sebuah gejala alami yang biasa terjadi pada wanita setelah selesai melahirkan.
Proses gejala masa nifas setelah usai melakukan proses persalinan ini kan berlangsung selama 6 minggu atau
berkisar 40 hari, dimana dalam hal ini ditunjukan beberapa gejala dengan mengeluarkan darah segar dari mulut rahim tak
jarang bahkan ada yang mengeluarkan darah yang berlendir dimana sel-sel darah tersebut merupakan sisa dari plasenta,
dinding rahim dan kotoran bayi selama ada didalam kandungan. Dalam hal ini bagi anda para ibu, tidak usah telalu
khawatir dengan gejala tersebut, karna gejala tersebut adalah gejala normal yang akan anda jalani.
Tidak sedikit para ibu yang kerap kali mengalami beberapa dampak dari Masa Nifas tersebut, yang biasanya
akan berdampak seperti dibawah ini:
1. Anemia, hal ini biasanya terjadi dikarenakan pendarahan yang hebat sehingga sang ibu mengalami kekurangan
darah.
2. Depresi Masa Nifas, Gejala ini timbul seperti hal nya wanita mengalami proses menstruasi, dimana perubahan
hormon mempengaruhi prilaku sang ibu. Biasanya hal ini terjadi pada kurun waktu 1 minggu setelah melahirkan
yang biasanya sang ibu akan merasakan resah, gelisah, pusing.
3. Infeksi Masa Nifas, Infeksi ini biasanya terjadi dimana sang Ibu melakukan hubungan seks atau bersetubuh
dengan pasangannya, yang sesungguh nya tidak boleh dilakukan dalam Masa Nifas ini.
Proses Masa Nifas pada Ibu Hamil tidak berhenti atau melebihi dari kurun waktu 6 minggu atau sekitar 40 hari
ada baiknya segera datang untuk diperiksa oleh dokter yang paham dalam hal tersebut.
Para ulama berbeda pendapat tentang apakah masa nifas itu ada batas minimal dan maksimalnya. Andaikata
ada seorang wanita mendapati darah lebih dari 40,60 atau 70 hari dan berhenti, maka itu adalah nifas. Namun jika
berlanjut terus maka itu darah kotor, dan bila demikian yang terjadi maka batasnya 40 hari, karena hal itu merupakan
batas umum sebagaimana dinyatakan oleh banyak hadits.
Atas dasar ini, jika darah nifasnya melebihi 40 hari, padahal menurut kebiasaannya sudah berhenti setelah masa
itu atau tampak tanda-tanda akan berhenti dalam waktu dekat, hendaklah si wanita menunggu sampai berhenti. Jika
tidak, maka ia mandi ketika sempurna 40 hari karena selama itulah masa nifas pada umumnya. Kecuali, kalau bertepatan
dengan masa haidnya maka tetap menunggu sampai habis masa haidnya. Jika berhenti setelah masa (40 hari) itu, maka
hendaklah hal tersebut dijadikan sebagai patokan kebiasaannya untuk dia pergunakan pada masa mendatang.
Namun jika darahnya terus menerus keluar berarti ia mustahadhah. Dalam hal ini,hendaklah ia kembali kepada
hukum-hukum wanita mustahadhah yang telah dijelaskan pada pasal sebelumnya. Adapun jika si wanita telah suci
dengan berhentinya darah berarti ia dalam keadaan suci, meskipun sebelum 40 hari. Untuk itu hendaklah ia mandi,
shalat, berpuasa dan boleh digauli oleh suaminya.Terkecuali, jika berhentinya darah itu kurang dari satu hari maka hal itu
tidak dihukumi suci. Demikian disebutkan dalam kitab Al-Mughni.
Nifas tidak dapat ditetapkan, kecuali jika si wanita melahirkan bayi yang sudah berbentuk manusia. Seandainya
ia mengalami keguguran dan janinnya belum jelas berbentuk manusia maka darah yang keluar itu bukanlah darah nifas,
tetapi dihukumi sebagai darah penyakit. Karena itu yang berlaku baginya adalah hukum wanita mustahadhah.

Hukum-Hukum Nifas
Hukum-hukum nifas pada prinsipnya sama dengan hukum-hukum haid, kecuali dalam beberapa hal berikut ini:
1. Iddah. dihitung dengan terjadinya talak, bukan dengan nifas. Sebab, jika talak jatuh sebelum isteri melahirkan
iddahnya akan habis karena melahirkan bukan karena nifas. Sedangkan jika talak jatuh setelah melahirkan,
maka ia menunggu sampai haid lagi, sebagaimana telah dijelaskan.
2. Masa ila'. Masa haid termasuk hitungan masa ila', sedangkan masa nifas tidak. Ila' yaitu jika seorang suami
bersumpah tidak akan menggauli isterinya selama-lamanya, atau selama lebih dari empat bulan. Apabila dia
bersumpah demikian dan si isteri menuntut suami menggaulinya, maka suami diberi masa empat bulan dari saat
bersumpah. Setelah sempurna masa tersebut, suami diharuskan menggauli isterinya, atau menceraikan atas
permintaan isteri.
3. Baligh. Masa baligh terjadi denganhaid, bukan dengan nifas. Karena seorang wanita tidak mungkin bisa hamil
sebelum haid, maka masabaligh seorang wanita terjadi dengan datangnya haid yang mendahului kehamilan.
4. Darah haid jika berhenti lain kembali keluar tetapi masih dalam waktu biasanya, maka darah itu diyakini darah
haid.
5. Dalam haid,jika si wanita suci sebelum masa kebiasaannya, maka suami boleh dan tidak terlarang
menggaulinya. Adapun dalam nifas, jika ia suci sebelum empat puluh hari maka suami tidak boleh menggaulinya,
menurut yang masyhur dalam madzhab Hanbali.
Adapun darah nifas, jika berhenti sebelum empat puluh hari kemudian keluar lagi pada hari keempat puluh ,
maka darah yang kembali keluar pada masa yang dimungkinkan masih sebagai nifas maka termasuk nifas. Jika tidak,
maka darah haid. Kecuali jika darah itu keluar terus menerus maka merupakan istihadhah.
Allah tidak pernah mewajibkan seseorang berpuasa ataupun thawaf dua kali, kecuali jika ada kesalahan dalam
tindakan pertama yang tidak dapat diatasi kecuali dengan mengqadha'. Adapun jika seseorang dapat mengerjakan
kewajiban sesuai dengan kemampuannya maka ia telah terbebas dari tanggungannya. Sebagaimana firman Allah:
"Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupan.. " [Al-Baqarah: 286]
PERSETUBUHAN
(Persetubuhan Suami Isteri Cara Islam)
Bila dua insan lelaki dan wanita bersentuhan, maka secara spontan, mengikut fitrah alam semulajadi, makan
keghairahan segera akan timbul.Bila kemuncak keghairahan, dimana zakar telah tegang sepenuhnya dan si wanita telah
bersedia dengan keghairahannya dan setelah dipersetujui makan zakar dimasukkan ke dalam faraj secara pelahan-lahan
dan cermat agar tidak menimbulkan kesakitan pada wanita. Sekiranya faraj wanita kekeringan, maka gunakan sedikit air
liur, disapu pada kepala zakar dan dimasukkan pelahan-lahan dan sopan. Jika persetubuhan memuncak, dinding-dinding
otot-otot faraj dan rahim wanita akan berkembang dan mengucup sewaktu zakar berada didalam faraj. Sebaik mungkin
sewaktu melakukan hubungan seksual, pihak suami harus menarik dan menusuk zakar berulang-ulang kali sehingga si
isteri merasa puas dalam persetubuhan . Pastikan juga geseran zakar anda sewaktu tarik masuk zakar itu harus terkena
pada klitoris . Ini akan memberi keghairahan yang memuncak dipihak wanita.Jika anda tidak gopoh dan tidak gelujoh
dalam persetubuhan, anda berdua akan merasakan suatu nikmat persetubuhan yang tidak terhingga yang
dianugerahkan oleh Allah swt kepada ummatnya.
Ingat ! Persetubuhan yang gopoh-gapah, gelojoh pasti akan kecewa kerana air mani akan cepat terpancut -
pramasa. Ia akan mengecewakan anda dan juga pasangan anda. Tidak mustahil keretakan rumah-tangga juga
disebabkan oleh tidak puasnya seks pasangan.
KEBERSIHAN MANDI
Mandi adalah mencuci tubuh dengan air dengan cara menyiramkan air ke badan atau merendam badan di dalam
sungai, danau, telaga, laut, kolam, atau bak mandi.
Manusia perlu mandi untuk menghilangkan bau, debu, dan sel-sel kulit yang sudah mati. Mandi bermanfaat untuk
memelihara kesehatan, menjaga kebersihan, serta mempertahankan penampilan agar tetap rapi. Setelah mandi,
manusia biasanya merasa segar, bersih, dan santai.
Ada sebuah ucapan Rasulullah SAW yang sangat populer," Annazhofatu minal iimaan (Kebersihan merupakan
bagian dari iman). Statement ini menunjukan betapa Islam sangat memperhatikan kebersihan dan tidak menyukai hal-hal
yang kotor, baik kebersihan tubuh, kebersihan pakaian, maupun kebersihan lingkungan (sanitasi). Bahkan, Islam sangat
menganjurkan umatnya untuk menjaga kebersihan hati.
Jika membersihkan badan dapat dilakukan dengan cara taharah (mandi, wudlu, dan tayamum), maka
membersihkan hati dapat dilakukan dengan cara tazkiyah (zikir, sholat, berdoa, shaum dan tafakur). Sedangkan
membersihkan jiwa dengan cara zakat, infak dan sedekah.
Kebersihan mandi menjadi salah satu syarat bagi seorang muslim dalam menjalankan ibadah, baik ibadah
mahdhoh (seperti sholat) maupun ibadah ghoiru mahdhoh (mencari nafkah, bersilaturahmi, mencari ilmu, dll).
Jika seseorang sudah membiasakan hidup bersih, maka dapat dipastikan orang tersebut memiliki pola hidup
yang sehat . Ia dan keluarganya tidak akan pernah menyantap makanan yang tidak higienis, tidak akan menyuap dengan
tangan kiri, tidak akan makan sebelum mencuci tangan, seperti yang dianjurkan Rasulullah.
Semua agama mengajarkan umatnya untuk hidup bersih . agama mengajarkan umatnya untuk berolahraga .
Islam mengajarkan umatnya untuk membagi waktu bekerja dan istirahat (Al-Quran menyebutkan, Allah menjadikan siang
untuk bekerja dan malam untuk beristirahat). Hidup bersih, berolahraga, dan beristirahat yang cukup merupakan sebuah
rangkaian aktivitas untuk membangun tubuh yang sehat .
Dengan tubuh yang sehat, orang bisa memaksimalkan segenap kemampuan (ability) dan kecakapan (skill)-nya
yang ada pada dirinya . Seorang ahli pikir (ilmuwan) akan berpikir cepat manakala tubuhnya sehat wal afiat, namun
sebaliknya tetkala sedang sakit, apalagi stadium penderitaannya cukup tinggi, daya pikirnya akan terganggu, bahkan
bukan hal yang mustahil akan hilang sama sekali.
Oleh karena itu , kesehatan memiliki arti yang sangat penting dalam bermuamalah. Kesehatan pun memegang
peranan yang tidak kecil dalam aktivitas ubudiyah . Orang yang sakit tidak akan dapat melaksanakan ibadah shaum
meskipun dapat dibayar di akhir atau diganti dengan cara memberi makan kepada pakir miskin (yang sholeh).
Menjaga kesehatan itu wajib dan berpahala. Bahkan siapapun yang membantu seseorang untuk kembali sehat,
mengupayakan lingkungan yang sehat, mengobati dan melayani orang sakit hukumnya wajib.
Rasulullah saw bersabda, "At-Thuhûr syathru 'l-îmân." (kesucian adalah setengah dari iman). Tidakkah kita
memperhatikan betapa tinggi makna ungkapan Rasulullah di atas ? Iman adalah segala-galanya bagi orang muslim, dan
setengah dari iman itu adalah kesucian. Hal ini menunjukkan betapa istimewanya kedudukan thaharah dalam Islam .
Dan jelas bahwa kesucian yang dimaksud bukan hanya kesucian jasmani tetapi juga kesucian rohani .
Apa hikmah mengapa Rasulullah mengatakan thaharah adalah setengah dari iman? Menurut ijmâ' ulama salaf,
iman adalah ikrar hati, ungkapan lisan dan amalan anggota badan . Artinya bahwa iman mencakup amalan hati dan
amalan badan . Sedangkan amalan ini ada dua macam yaitu mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan . Dengan
demikian, ketika seseorang berupaya membersihkan hati dengan meninggalkan maksiat-maksiat hati, meninggalkan
perbuatan maksiat dan menghindari najis 'ainy, maka ia telah melakukan setengah keimanan . Karena setengah lainnya
adalah melaksanakan ibadah hati dan melakukan amal shalih dan melakukan thaharah badan .
Perbuatan yang mengharuskan kita mandi, adalah :
1. Bersetubuh, baik mengeluarkan mani atau tidak.
2. Keluar air mani baik disengaja atau tidak.
3. Meninggal dunia harus dimandikan, kecuali mati syahid
4. Sehabis masa haid / Menstruasi bagi wanita
5. . Nifas, yaitu mengeluarkan darah setelah melahirkan.
Allah mewajibkan kita wudhu paling sedikit lima kali sehari. Hal ini karena wajah, tangan, kepala, dan kaki adalah
organ-organ tubuh yang bersentuhan langsung dengan alam luar, bersentuhan dengan kotoran, debu, sinar matahari,
terpaan angin yang membawa kuman sehingga wajar saja jika diperintah untuk selalu membasuhnya sehingga selalu
bersih dan segar. Tidak kalah pentingnya adalah, bahwa dosa-dosa kita akan mengalir keluar dari akhir tetesan air
wudhu kita. Jadi ibadah wudhu bukan sekedar membersihkan anggota badan tetapi juga membersihkan diri dari dosa-
dosa kecil .
Dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh imam Bukhari tentang mandi wajib:
a. dalam seminggu Rasulullah saw mewajibkan mandi minimal sekali bagi umat Islam, yaitu ketika hendak
melaksanakan ibadah shalat jumat.
b. mewajibkan bagi setiap muslim untuk mandi wajib setiap selesai melakukan hubungan suami isteri.
c. ketika badan kita terkena najis
Mandi wajib adalah keharusan mandi sebagai suatu cara untuk bersuci bagi seseorang yang menanggung hadas
besar atau sedang junub. Firman Allah SWT. "Apabila kamu junub, maka mandilah / bersuci" (Q.S. Al-Maidah : 6)
Rasulullah saw menyabdakan bahwa ada lima hal yang merupakan fitrah manusia yaitu: memotong kuku,
mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, selalu menjaga kebersihan gigi dan memanjangkan
jenggot.
Rasulullah saw melarang umatnya membuang kotoran di sembarang tempat, sepeti di jalanan umum, tempat
tiupan angin dan tempat-tempat berteduh. Beliau juga melarang mengencingi air yang diam bahkan air yang mengalir.

IBADAH
Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab. Arti kata ini adalah:
1. perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama.
2. segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya.
3. upacara yang berhubungan dengan agama.

PANDANGAN AGAMA DI INDONESIA TENTANG IBADAH

Ibadah menurut Al Quran


Pengertian ibadah dapat ditemukan melalui pemahaman bahwa :
1. Kesadaran beragama pada manusia membawa konsekwensi manusia itu melakukan penghambhaan kepada
tuhannya. Dalam ajaran Islam manusia itu diciptakan untuk menghamba kepada Allah, atau dengan kata lain
beribadah kepada Allah (Adz-Dzaariyaat QS. 51:56).
2. Manusia yang menjalani hidup beribadah kepada Allah itu tiada lain manusia yang berada pada shiraathal
mustaqiem atau jalan yang lurus (Yaasiin QS 36:61)
3. Sedangkan manusia yang berpegang teguh kepada apa yang diwahyukan Allah, maka ia berada pada shiraathal
mustaqiem atau jalan yang lurus (Az Zukhruf QS. 43:43).
Dengan demikian apa yang disebut dengan manusia hidup beribadah kepada Allah itu ialah manusia yang dalam
menjalani hidupnya selalu berpegang teguh kepada wahyu Allah. Jadi pengertian ibadah menurut Al Quran tidak hanya
terbatas kepada apa yang disebut ibadah mahdhah atau Rukun Islam saja, tetapi cukup luas seluas aspek kehidupan
yang ada selama wahyu Allah memberikan pegangannya dalam persoalan itu.

Menurut Al-kitab (Kristen)


Ibadah adalah menjalani kehidupan ini didalam kekudusan. Ibadah adalah persembahan umat kepada Allah
melalui perendahan diri dan dengan sikap takut dan hormat.
Roma 12:1, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati”.
Hukum Allah itu tidak berubah sejak jaman purbakala, sehingga apa yang menjadi hukum dalam perjanjian lama
itu sama dengan hukum dalam perjanjian baru. Perbedaan adalah pada dalam sifat hukum tersebut , dimana tidak lagi
bersifat hurufiah yang mematikan tetapi bersifat roh yang menghidupkan.
Sehingga saat dikatakan ibadah Yesus adalah Hukum Kasih , maka perlu anda ketahui bahwa segenap isi
hukum Taurat itu adalah hukum Kasih, dan ibadah orang Yahudi itu berdasarkan hukum Taurat. Perbedaan dengan
orang Yahudi adalah Yesus mengajarkan ibadah secara Rohani dan dalam bimbingan Roh Kudus .

Anda mungkin juga menyukai