Anda di halaman 1dari 9

http://radyman.wordpress.

com/2011/03/17/anatomi-mata-dan-fisiologi-mata/

Anatomi mata dan Fisiologi Mata

March 17, 2011 Leave a comment

Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk ringkasnya
fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari :
1)Palpebra
Dari luar ke dalam terdiri dari : kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia dan konjungtiva.
Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai jendela memberi jalan
masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata.
2) Rongga mata

Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai piramida kwadrilateral
dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian besar dari rongga ini diisi oleh lemak, yang
merupakan bantalan dari bola mata dan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot
penggerak bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah
3) Bola mata

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari
luar ke dalam adalah sebagai berikut.

Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping

a. Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya),
kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang
melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah
yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk
mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut
ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata).
Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur
sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi
dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

c. Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf
yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat
saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian
depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di
belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam
bentuk yang benar.

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang
melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi.
Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata
(kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.

Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat
pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

Umumnya mata dilukiskan sebagai bola,tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat seperti bola. Bola
mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 sentimeter, bagian depannya bening, serta terdiri atas tiga
lapisan :

a) Lapisan luar, fibrus, yang merupakan merupakan lapisan penyangga,


b) Lapisan tengah, vaskuler.
c) Lapisan dalam, lapisan saraf
Ada enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara dua yang lain agak
serong. Otot-otot ini terletak di sebelah dalam orbita, dan bergerak dari dinding tulang orbita
untuk dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri
atas otot rektus mata superior, inferior, medial, dan lateral. Otot-otot ini menggerakkan mata ke
atas, ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luar bergantian.
Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior menggerakan mata ke bawah
dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar.
Mata bergerak serentak, dalam arti kedua bergerak bersamaan ke kanan atau ke kiri, ke atas
atau ke bawah, dan seterusnya. Serabut-serabut saraf yang melayani otot-otot ini adalah nervi
motores okuli, yaitu saraf cranial ketiga, keempat, dan keenam.

4) Sistem kelenjar bola mata


Terbagi menjadi dua bagian:
o Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata
o Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke dalam rongga hidung

Sumber2

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0087%20Bio%202-
10a.htm

(Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis oleh Evelyn C. Pearce cetakan ke 33 : Desember 2009, 34: 2010
penerbit PT Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI, Jakarta)

http://radyman.wordpress.com/2011/03/17/anatomi-mata-dan-fisiologi-mata/

http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/05/217/
ANATOMI FISIOLOGI TELINGA

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga
Anatominya juga sangat rumit . Indera pende¬ngaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara,
dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan
mendengar.
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka yang dapat
membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli otolaringologi, pediatrisian,
internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam
spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat raemperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi
leher dan kepala (CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).

Anatomi Telinga Luar

Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari
telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga).
Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh
kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga.
Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius
eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput
mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka
dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral
mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas
tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam
kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang
disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian
luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
Anatomi Telinga Tengah
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di
sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran
kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis
normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara
merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring
berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan
pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil
(jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam.
Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat
memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki
stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela
oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga
tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke
nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika
melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk
sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.

Anatomi Telinga Dalam


Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan
keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea
vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis
bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan
keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan
seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran
spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin,
namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan
perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus
koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus
koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dina¬makan endolimfe.
Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak
kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan
gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin
membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus
kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut
utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis
VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung
dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi
nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius
internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus
tersebut dan asupan darah ke batang otak

Keseimbangan dan Pusing


Kelainan sisten keseimbangan dan vestibuler mengenai lebih dari 30juta orang Amerika yang berusia 17
tahun ke atas dan mengakibatkan lebih dari 100.000 patah tulang panggul pada populasi lansia setiap
tahun.
Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh (sistem proprioseptif), mata
(sistem visual), dan labirin (sistem vestibuler). Ketiganya membawa informasi me¬ngenai keseimbangan,
ke otak (sistem serebelar) untuk koordinasi dan persepsi korteks serebelar. Otak, tentu saja,
mendapatkan asupan darah dari jantung dan sistem arteri. Satu gangguan pada salah satu dari daerah
ini seperti arteriosklerosis atau gangguan penglihatan, dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan.
Aparatus vestibularis telinga tengah memberi unipan balik menge¬nai gerakan dan posisi kepala,
mengkoordinasikan semua otot tubuh, dan posisi mata selama gerakan cepat gerakan kepala.

pusing
sering digunakan pada pasien dan pemberi perawatan kesehatan untuk menggambarkan stiap gangguan
sensasi orientasi ruang, namun tidak spesifik dan tidak bisa menggambarkan dengan jelas. Karena
gangguan keseimbangan adalah sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh pasien, penting untuk
menentukan apa gejala yang sebenrnya dirasakan oleh pasien.
Vertigo
didefinisikan sebagaihalusinasi atau ilusi gerakan gerakan seseorang lingkungan seseorang yang
dirasakan. Kebanyakan orang yang menderita vertigo menggambarkan rasa berputar putar atau merasa
seolah-olah benda berputar mengitari. Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika te disfungsi yang
cukup cepat dan asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam).

Ataksia
adalah kegagalan koordinasi muskuler dan dapat terjadi pada pasien dengan penyakit vestibuler.
Sinkope, pingsan, dan kehilangan kesadaran bukan merupakan bentuk vertigo, juga merupakan
karakteristik masalah telinga biasanyaji menunjukkan adanya penyakit sistem kardiovaskuler.

Prinsip Fisiologi yang Mendasari Konduksi Bunyi


Bunyi memasuki telinga melalui kanalis auditorius ekternus dan menyebabkan membrana timpani
bergetar Getaran menghantarkan suara, dalam bentukm energi mekanis, melalui gerakan pengungkit
osikulus oval. Energi mekanis ini kemudian dihantarkan cairan telinga dalam ke koklea, di mana akani
menjadi energi elektris. Energi elektris ini berjalan melalui nervus vestibulokoklearis ke nervus sentral, di
mana akan dianalisis dan diterjemahkan dalam bentuk akhir sebagai suara.
Selama proses penghantaran,gelombang suara menghadapi masa yang jauh lebih kecil, dari aurikulus
yang berukuran sampai jendela oval yang sangat kecil, yang meng batkan peningkatan amplitudo bunyi.

Fisiologi fungsional jendela oval dan bulat


Memegang peran yang penting. Jendela oval dibatasi olehj anulare fieksibel dari stapes dan membran
yang sangat lentur, memungkinkan gerakan penting,dan berlawanan selama stimulasi bunyi, getaran
stapes menerima impuls dari membrana timpani bulat yang membuka pada sisi berlawanan duktus
koklearis dilindungi dari gelombang bunyi oleh menbran timpani yang utuh, jadi memungkinkan gerakan
cairan telinga dalam oleh stimulasi gelombang suara. pada membran timpani utuh yang normal, suara
merangsang jendela oval dulu, dan terjadi jedai sebelum efek terminal stimulasi mencapai jendela bulat.
namun waktu jeda akan berubah bila ada perforasi pada membran timpani yang cukup besar yang
memungkinkan gelombang bunyi merangsang kedua jendela oval dan bulat bersamaan. Ini
mengakibatkan hilangnya jeda dan menghambat gerakan maksimal motilitas cairan telinga dalam dan
rangsangan terhadap sel-sel rambut pada organ Corti. Akibatnya terjadi penurunan kemampuan
pendengaran.

Gelombang bunyi dihantarkan oleh membrana timpani ke osikuius telinga tengah yang akan dipindahkan
ke koklea, organ pendengaran, yang terletak dalam labirin di telinga dalam. Osikel yang penting, stapes,
yang menggo dan memulai getaran (gelombang) dalam cairan yang berada dalam telinga dalam.
Gelombang cairan ini, pada gilirannya, mengakibatkan terjadinya gerakan mem¬brana basilaris yang
akan merangsang sel-sel rambut or¬gan Corti, dalam koklea, bergerak seperti gelombang
. Gerakan membrana akan menimbulkan arus listrik yang akan merangsang berbagai daerah koklea. Sel
rambut akan memulai impuls saraf yang telah dikode dan kemudian dihantarkan ke korteks auditorius
dalam otak, dan kernudian didekode menjadi pesan bunyi.

Pendengaran dapat terjadi dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan melalui telinga luar dan tengah yang
terisi udara berjalan melalui konduksi udara. Suara yang dihantararkan melalui tulang secara langsung ke
telinga dalam dengan cara konduksi tulang. Normalnya, konduksi udara merupakan jalur yang lebih
efisien; namun adanya defek pada membrana timpani atau terputusnya rantai osikulus akan memutuskan
konduksi udara normal dan mengaki¬batkan hilangnya rasio tekanan-suara dan kehilangan pendengaran
konduktif.

Anda mungkin juga menyukai