Gagasan awal berbagai sekolah, khususnya pembukaan lembaga pendidikan tinggi oleh
pemerintah kolonial adalah sebuah kebijakan pendidikan yang “melayani kepentingannya
sendiri.” Dengan kebijakan ini maka tercipta pemisahan sosial dan kesenjangan budaya
antara minoritas kecil pemuda Indonesia dengan latar belakang keluarga papan atas atau
keluarga aristokrat dan sebagian besar pemuda Indonesia dengan latar belakang keluarga
biasa.
Dengan dinamika dan warna-warni yang selama ini disumbangkan oleh dunia pendidikan
terhadap kehidupan bangsa, masih belum bisa dikatakan bahwa dunia pendidikan berprestasi
mungkin juga perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dapat dikatakan standart.
Meskipun dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003 telah dinyatakann
bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Dan untuk sekarang industry di Indonesia juga dituntut untuk membantu mengembangkan
sumber daya manusia melalui program vokasi. Hal itu membantu pendidikan Indonesia akan
semakin lebih baik. Karena mahasiswa umumnya milenial mereka akan tertarik untuk hal-hal
yang sifatnya baru yang menantang, dinamis. Bahkan dengan perkembangan teknologi saat
ini bisa belajar dan mengakses secara daring.