Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI DASAR KEPERAWATAN

KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEJAWAT

Dosen Pengampu :
Dr.Ns.Wahyudi Kirana,M.Kep.Sp.Jiwa

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

AMANDA CHAIRUL NISA (821211049)

HANIFAH RIDHA AMALIA (821211058)

MUHAMMAD RIZKI ABDULLAH (821211031)

RESSY ROSNAWATI (821211014)

SITI WASILAH (821211015)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUNAN AJARAN 2021/2022
Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan


memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Nursalam (2007) menyatakan, komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun
dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti
dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan. Adapun prinsip-prinsip komunikasi
terapeutik menurut Carl Rogers yaitu :

1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri

2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,percaya,dan menghargai

3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien

4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun mental

5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi pasien

6. Kejujuran dan terbuka

7. Mampu sebagai role model

8. Bertanggung jawab

Komponen-komponen dalam Komunikasi :

1. Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan.


2. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk pesan
yang diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan.
3. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan akan
efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si pengirim pesan.
4. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara ditulis,
diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat adalah kata; bau badan atau
cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain.
5. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada
pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan
proses yang kontinue karena memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan
berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan.

Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi :

a. Situasi/suasana Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisingan akan


mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima
komunikan saat proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan
sulit diterima. Oleh karena itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman. Komunikasi yang berlangsung dan
dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula.
Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang tua tentang cara menjaga
kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu saja pesan tersebut kurang diterima
dengan baik oleh orang tua karena perhatian orang tua tidak berfokus pada pesan yang
disampaikan perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.

b. Kejelasan pesan Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi.


Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara
komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal
ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena
itu, komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas. Pentingnya
komunikasi dalam pelayanan kesehata yaitu manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu
memerlukan orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya.
Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi
diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu
dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi.
Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap
manusia sebagai bagian dari sistem sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual
maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya
hubungan antar individu atau kelompok.

Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari
kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi. Komunikasi
di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga
menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal
melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di lingkungan rumah
sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu
konsumen internal an konsumen eksternal.

Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah
sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang
terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur
adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan
konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik
secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah
sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi
penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem
tersebut. Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres,
pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang
buruk.Keperawatan yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan pelayanan dalam hal
ini perawat berperan sebagai provider. Fokus perhatian terhadap buruknya komunikasi juga
terjadi pada tim keperawatan.

Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah :

1. Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat


melakukan intraksi dengan klien.
2. Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua
arah secara terapeutik.
3. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang
berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal


yang mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan
untuk meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh tim
keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan adalah
melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar ilmiah
dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan komunikasi
dengan menggunakan pendekatan model konseptual proses interpersonal yang
dikembangkan oleh Hildegard E.Peplau.

Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan


suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian yang
dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sam yaitu
mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung
gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didenifisikan untuk menggambarkan apa yang
sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National Joint
Practice Commision(1977) yang dikutip Siegler dan Whitney(2000) bahwa tidak ada definisi
yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya kolaborasi dalam kontek
perawatan kesehatan. Pada saat sekarang dihadapkan pada paradigma baru dalam pemberian
pelayanan kesehatan yang menuntut peran perawat yang lebih sejajar untuk berkolaborasi
dengan bidan.

Pada kenyataannya profesi keperawatan masih kurang berkembang dibandingkan


dengan profesi yang berdampingan erat dan sejalan yaitu profesi kedokteran. Kerjasam dan
kolaborasi dengan bidan perlu pengetahuan, kemauan, dan keterampilan, maupun sikap yang
professional mulai dari komunikasi, cara kerjasama dengan pasien, Maupin dengan mitra
kerjanya, sampai pada keterampilan dalam mengambil keputusan. Salah satu syarat yang
paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu. Suatau pelayanan
dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan pada pasien.

Kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa


dimensi. Salah satunya adalah dimensi kelancaran komunikasi antaran petugas kesehatan
(termasuk dokter) dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya
berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga berorientasi pada
komunikasi karena pelayanan melalui komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien,
serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan.

Anggota Tim Interdisiplin

Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang


mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik
jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan
terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial,
ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki
komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota
tim.

Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam interdisiplin tim.
Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari
praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien
dan pemberi pelayanan kesehatan. Bidan memiliki peran utama dalam mendiagnosis,
mengobati dan mencegah penyakit. Pada siuasi ini bidan menggunakan modalitas
pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan
anggota tim lainnya sebagai membuat refelan pembarian pengobatan.

Kerjasama adalaha menghargai pendapat orang lain dan bersedia memeriksa


beberapa alterntif pendapat dan perubaha pelayanan. Asertifitas penting ketika individu
dalam tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin
bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan konsesus untuk dicapai. Tanggung jawab,
mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsesus dan harus terlibat dalam
pelaksanaannya. Komunikasi artinya bahwa etiap anggota bertanggung jawab untuk
membagi informasi penting mengenai perawatan pasien dan issu yang relevan untuk
membuat keputusan klinis.

Otonomi mencakup kemandirian anggot tim dalam batas kompetensinya. Kordinasi


adalah efisiensi organisasi yng dibutuhkan dalam perawatan pasien, mengurangi duplikasi
dan menjamin orang yang berkualifikasi dalammenyelesaikan permaslahan. Kolaborasi
didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktis profesional, kolegalitas,
komunikasi dan praktek yang difokuskan pada pasien.

Kolegasilitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk


masalah-masalah dalam tim dari pada menyalahkanseseorang atau menghindari tanggung
jawab. Hensen menyarankan konsep dengan ari yang sama: mutualitas,dimana dia
mengartikan sebagai sutu hubungan yang menfalitasi suatu proses dinamis antar orang-orang
ditandai oleh keinginan maju mencapai tujuan dan kepuasan setiap anggota. Kepercayaan
adlah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi.

Tanpa rasa percaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindari
dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi. Otonom akan ditekan dan koordinasi tidak
kan terjadi. Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat digunakan
untuk mencapai tujuan kolaborasi team:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian


unik professional.
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohensifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami orang lain.

Berkaitan dengan issue kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan bidan, perawat
perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi professional. Status
yuridis seiring perubahan perwat dari perpanjangan tangan bidan menjadi mitra bidan yang
sangat kompleks. Tanggung jawab hokum juga akan terpisah untuk masing-masing
kesalahan atau kelalaian. Yaitu, malpraktek medis, dan mal praktek keperwatan. Perlu ada
kejelasan dari pemerintah maupun para pihak yang terkait mengeni tanggung jawab hukum
dari perawat, bidan maupun rumah sakit.

Organisasi profesi perawat juga harus berbenah dan memperluas sruktur organisasi agar
dapat mengantisipasi perubahan. Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi
yang efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh saran komunikasi yang dapat menyatukan data
kesehatan pasien secara komfrenhensif sehingga menjadi sumber informasi bagi semua
anggota team dalam pengambilan keputusan.
Oleh karena itu perlu dikembangkan catatan status kesehatan pasien yang memunkinkan
komunikasi dokter dan perawat terjadi secara efektif. Pendidikan perawat perlu terus
ditingkatkan untuk meminimalkan kesenjangan professional dengan dokter melalui
pendidikan berkelanjutan. Peningkatan pengatahuan dan keterampilan dapat dilakukan
melalui pendidikan formal sampai kejenjang spesialis atau minimal melalui pelatihan-
pelatihan yang dapat meningkatkan keahlian perawat.

Komunikasi Antar Teman Sejawat Memiliki Sahabat atau teman sejawat yang kita
sayangi dan cintai sangat menyenangkan untuk dijalani. Selama masa satau institusi dalam
pekerjaan pasti akan ada berbagai dinamika masalah yang datang silih berganti. Jika anda
berhasil menjalani itu semua, maka kesuksesan anda akan menjadi kenyataan. Di bawah ini
adalah beberapa hal yang perlu anda lakukan agar hubungan anda tetap menyenangkan dan
lancar dengan kepada teman sejawat.

1. Komunikasi Yang Intensif Dengan teknologi yang sudah maju anda bisa sering
menelpon dan mengirim sms ke dia dengan obrolan yang segar dan tidak
membosankan.
2. Beri Perhatian Lebih Perlakukan si dia berbeda dan lebih baik dari orang lain.
3. Ungkapan Cinta Yang Tulus Dan Wajar Jangan memberi ungkapan gombal yang
berlebihan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
4. Pelajari Sifat Dan Perilaku Amati dan pelajari apa-apa yang ia sukai dan apa-apa
yang tidak disukainya. Jika anda sudah tahu, jangan lakukan hal-hal yang tidak ia
sukai dan lakukanlah apa yang ia sukai selama tidak melanggar aturan hukum,
norma dan agama serta
5. Perjelas jaga Komitmen Berikan pemahaman lebih kepada teman sejawat kita
agar dapat saling menjaga komitmen.
Kewajiban perawat Terhadap Teman Kesehatan Sejawat

1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk


menciptakansuasana kerja yang serasi
2. Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non pemerintah, jika
adasejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling menggantikan, sehingga tugas
pelayanan tetap berjalan
3. Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan mengadakan arisan,
piknik bersama, mengunjungi teman yang sakit, memenuhi undangan
perkawinankeluarga, khitanan 4. Apabila ada masalah pribadi tidak di bawa ke
tempat kerja bisa saling bertukar pikiran dalam menjalankan tugas
4. Saling membantu teman sejawat apabila membutuhkan pertolongan
5. perawat dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadapsejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya
6. Dalam menetapkan lokasi, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi yang sudah ada
7. Jika mengalami kesulitan, bidan dapat saling membantu dengan
mengkonsultasikankesulitan kepada sejawat
8. Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan
mendadakhendaknya melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan bersama.
9. Tidak menjatuhkan teman sejawat ketika bekerja.
10. Tidak merebut pasien teman sejawat lainnya.
11. Tidak menjatuhkan nama baik teman sejawat lainnya di depan pasien atau klien,
misalkan tidak menjelek'jelekkan teman sejawat lain di depan pasien.
Komunikasi efektif SBAR saat transfer pasien

Pengertian komunikasi SBAR

Komunikasi SBAR (Situation, Background, Assassement, Recomendation) adalah metode


komunikasi yang digunakan untuk anggota tim medis kesehatan dalam melaporkan kondisi
pasien. SBAR digunakan sebagai acuan dalam pelaporan kondisi pasien saat transfer pasien6.
Teknik SBAR (Situation, Background, Assassement, Recomendation) menyediakan
kerangka kerja untuk komunikasi antara anggota tim kesehatan tentang kondisi pasien.
SBAR merupakan mekanisme komunikasi yang mudah diingat, merupakan cara yang mudah
untuk berkomunikasi dengan anggota tim, mengembangkan kerja anggota tim dan
meningkatkan keselamatan pasien

situation
Tanggal: Waktu:
Nama Pasien: Umur:
Nomer NHS: Nomer Rumah Sakit:
Datang dari ruangan: Tujuan ruang:
Terdapat Keluarga : Berapa kali sudah transfer?
Ya/Tidak
Perawat yang menerima: Perawat yang melakukan transfer:
Background assesment
Diagnosa dan perawatan yang sudah Skor nyeri:
Resiko Indeksi?
dilakukan dan kebutuhan perawatan yang
Jika iya memgapa?
diperlukan. Termasuk penyesuian keadaan Deteksi MRSA
Peralatan Invasif
yang terjadi saat ini
Kanula IV
Kateter Urin
Tindakan lainnya:
...................................................................
Terjadi VTE? Ya/Tidak
Skor Waterlow( kulit )................................
Intergrutas Kulit (jika terdapat ulkus,
sebutkan lokasi dan tingkatan ulkus)
...................................................................
...................................................................
Butuh tempat tidur khusus ulkus
Ya/Tidak
Skor MUST..................................................
Status Oral..................................................
Resiko Jatuh Ya/ Tidak
Mobilitas Pasien.........................................
....................................................................
Alergi..........................................................

Recommendations (Perencanaan perawatan )

Tanda Tangan Nama Terang No.Indentitas


SP KOMUNIKASI ANTARA TEMAN SEJAWAT

Di Rumah sakit Sudarso pada hari kamis jam 08.00 terjadi percakapan antara perawat
Perawat resi dan Perawat Amanda yang berkupul di ners station untuk melakukan
operan shift kerja antar teman sejawat

Perawat Amanda ( malam) : Selamat pagi perawat resi , karena jadwal shift kerja saya sudah
selesai saya ingin pamit untuk pulang ya sus.sekarang saya serahkan asuhan keperawatan
selanjutnya kepada suster resi ya dan saya juga akan melaporkan keadaan dan perkembangan
pasien selama shift kerja saya

• identitas pasien : Ny. Siti wasilah umur 39 Tahun

• Dx Medis: perawatan diri

• Data Subjektif: Keluhan bau badan dan kulit terasa kusam dan kering

• Data Objektif: klien tampak tidak rapi,rambut kotor dan berketombe

• Dx Keperawatan: Masalah keperawatan:mandi

• Rencana yg sudah dilakukan: memberikan kebutuhan dasar manusia berupa mandi

Demikian laporan dari saya sus , di sini ada yang perlu dipertanyakan lagi sus.?

Perawat resi (pagi) : saya ingin bertanya sus? kondisi Ny Siti masalah keperawatanya hanya
mandi saja ya sus ?

Perawat amanda (malam): baik, untuk pasien Ny D dia mengalami kurang mandi aja sus,

Apakah ada lagi yang ingin di tanyakan sus ?

Perawat resi (pagi): Baik cukup sus


Perawat amanda (malam): baiklah kalau tidak ada saya izin untuk pulang ya sus.

Perawat resi (pagi): Baik sus, , Terimakasih sus

Anda mungkin juga menyukai