Anda di halaman 1dari 5

FORMULIR MESO

KASUS :
Bapak Sumarno 78 tahun datang ke Puskesmas Parahiangan dengan keluhan DM dan
vulgaris (gatal pada seluruh tubuh hingga mengeluarkan air dan meninggalkan bekas),
dan ada luka di bibir. Dari hasil wawancara, keluarga pasien menjelaskan bahwa sudah
mempunyai riwayat penyakit DM 7 tahun yang lalu, namun untuk gatal yang dirasakan
baru sekitar 1 bulan setelah dokter mengganti obat metformin dengan glimepiride 3 mg.
Setelah itu pasien langsung dirawat inap di Puskesmas Parahiangan. Pada saat pasien
berada di Puskesmas Parahiangan, pasien diberikan terapi diantaranya: Salep Gentamisin
3x1, Gom 3x1, Glimepirid 3 mg 1x1 (Diminum segera sebelum makan), Loratadine 1x1,
Infus NaCl, Paracetamol 3x1 (prn).
Dari kasus tersebut dilakukan analisis dengan algoritma naranjo dan kemungkinan
terjadi efek samping obat.
ASSESSMENT MESO
NARANJO TOOL ASSESSMENT
Scale
No
Pertanyaan Tidak
. Ya Tidak
Diketahui
1. Apakah ada laporan
efek samping obat yang +1 0 0
serupa?
Jawaban: (Skor = 1)
Berdasarkan data dari RegisSCAR/EuroSCAR, obat dengan risiko Steven
Johnson Syndrome (SJS)/Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) diantaranya
adalah beta-blockers, diuretik thiazid (dengan struktur sulfonamida),
antidiabetik sulfonilurea (dengan struktur sulfonamida), insulin, dan
NSAID (golongan propionic acid, contohnya ibuprofen) (Thong, 2013).

2. Apakah efek samping


obat terjadi setelah
+2 -1 0
pemberian obat yang
dicurigai?
Jawaban: (Skor = 2)
Ya, efek samping obat yang terjadi berupa kulit menjadi kemerahan dan
gatal hingga mengeluarkan air, dan setelah mengeluarkan air pecahan air
membekas dan menyebabkan kulit menjadi kering dan bewarna hitam.
3. Apakah efek samping
obat membaik setelah
obat dihentikan/obat +1 0 0
antagonis khusus
diberikan?
Jawaban: (Skor = 1)
Ketika efek samping obat terjadi, saat pasien masuk Puskesmas dan setelah
dicek, obat yang dicurigai langsung dihentikan oleh pihak puskesmas dan
efek samping mulai berkurang saat obat tersebut dihentikan. Pasien
diberikan salep gentamisin dan gom (luka pada bibir) untuk mengatasi efek
samping obat yang muncul.
4. Apakah efek samping
obat terjadi berulang
+2 -1 0
setelah obat diberikan
kembali?
Jawaban: (Skor = 0)
Ya, pada kasus ini efek samping obat berulang lagi terhadap obat yang
dicurigai, sehingga diketahui efek samping obat muncul kembali setelah
pemberian obat yang dicurigai.
5. Apakah ada alternatif
penyebab yang dapat
menjelaskan -1 +2 0
kemungkinan terjadinya
efek samping obat?
Jawaban: (Skor = 2)
Tidak ada, karena saat efek samping obat terjadi ketika pasien
mengkonsumsi obat yang dicurigai. Namun saat itu pasien dan keluarga
belum sadar jika efek samping terjadi setelah mengkonsumsi obat yang
dicurigai tersebut, dan setelah dirawat inap di Puskesmas pasien dan
keluarga baru mengetahuinya.
6. Apakah efek samping -1 +1 0
obat muncul kembali
ketika plasebo
diberikan?
Jawaban: (Skor = 1)
Pada kasus ini tidak dilakukan pemberian plasebo pada pasien, sehingga
tidak diketahui apakah efek samping obat muncul kembali setelah
pemberian obat yang dicurigai.
7. Apakah obat yang
dicurigai terdeteksi di
dalam darah atau cairan
+1 0 0
tubuh lainnya dengan
konsentrasi yang
toksik?
Jawaban: (Skor = 0)
Pada kasus ini tidak dilakukan pengecekan kadar obat (Therapeutic Drug
Monitoring) dalam darah, sehingga tidak diketahui apakah obat yang
dicurigai terdeteksi di dalam darah atau cairan tubuh lainnya dengan
konsentrasi yang toksik.
8. Apakah efek samping
obat bertambah parah
ketika dosis obat
ditingkatkan atau +1 0 0
bertambah ringan ketika
obat diturunkan
dosisnya?
Jawaban: (Skor = 0)
Pada kasus ini tidak dilakukan pemberian dosis obat yang ditingkatkan
atau diturunkan kepada pasien untuk melihat apakah keadaan bertambah
ringan atau tidak.
9. Apakah pasien pernah
mengalami efek
samping obat yang sama +1 0 0
atau dengan obat
yang mirip sebelumnya?
Jawaban: (Skor = 0)
Ya, sebelum dibawa ke Puskesmas Parahiangan pasien pernah
mengalami efek samping obat yang serupa atau mengkonsumsi obat yang
dicurigai. Namun pasien tidak mengetahui bahwa pasien mengalami efek
samping obat dari obat yang dicurigai.
TOTAL SCORE = 6

Total Score:
>9 = definite ADR
5-8 = probable ADR
1-4 = possible ADR
0 = doubtful ADR

KESIMPULAN
Obat antidiabetik golongan sulfonilurea merupakan terapi yang dapat
menyebabkan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN).

REKOMENDASI
Disarankan untuk menghentikan terapi antidiabetik golongan sulfonilurea
(glimepirid) dan melanjutkan terapi antidiabetik Metformin 500 mg 3x1

Anda mungkin juga menyukai